Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN

(MENYUSUN MENARA DONAT) DI RUANG BAJI MINASA

DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 1A KELOMPOK 1D
 ESI JONAFIA UREN  YAKOBA KOCE ANGGANOIS
 NELY ILINTAMON  DINI AMINARTI
 FERA METEKOHI  MANSYE F SOLISSA
 NURULFITRAH  SRY CORNELIA BUARLELY
 WELMINCI RENATA SABONO  YULIANA YULIET WELIKIN
 MARTAVINA YAWAR

CI LAHAN CI INSTITUSI

[ ] [ ]

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA MAKASSAR

2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN
PADA ANAK BATITA

Topik : Terapi Bermain


Sub Topik : Menyusun Menara Donat
Sasaran : Anak Usia 1-3 Tahun
Tempat : RSUD Labuang Baji Makassar Di Ruang Baji Minasa
Waktu : 25 Menit
Ruangan : Kamar 5
Umur : 1-3 Tahun
Hari/Tanggal :Kamis 12 Januari 2023
Jam : 10.00 – WITA selesai
Penyuluh : Mahasiswa NERS STIK FAMIKA

1. Tujuan
a. TIU (tujuan instruksional umum)
Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh
kembangnya, mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya melalui pengalaman
bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan di rawat.
Memperbaikifungsi organ tubuh tertentu yang menyimpang agar mampu
melaksanakan kegiatan sehari-hari seoptimal mungkin.

b. TIK (tujuan instruksional khusus)


Setelah diajak bermain selama 30 menit, anak diharapkan :
1. Melatih koordinasi mata dan tangan
2. Berkembang kognitifnya
3. Anak dapat menyusun Menara Donat
4. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan
5. Mengalihkan pemusatan pikiran atau perhatian anak yang selalu tertuju pada
dirinya agar anak senang
6. Menunjang unsure psikologis fisik/ social /komunikasi
2. Perencanaan
a. Jenis progam bermain
Menyusun Menara Donat
b. Karakteristik bermain
1. Melatih motorik halus dan kasar
2. Melatih kesabaran, emosi dan ketelitian
c. Karakteristik peserta
1. Usia 1-3 Tahun
2. Jumlah peserta yang ada di Kamar 5 (Baji Minasa) dan didampingi orang tua
3. Keadaan umum baik
4. Peserta kooperatif
d. Metode
Demonstrasi
e. Alat-alat yang digunakan (media)
1. Tempat tidur
2. Mainan susun menara donat
3. Kegiatan
1. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Nurul Fitrah & Martafina Yawar
Moderator : Dini Aminarti & Mansye F Solissa
Observer : Yuliana Yuliet Welikin & Nely Ilintamon
Pemimpin bermain : Fera Metekohi & Esi jonafia uren
Fasilitator : Yakoba koce angganois & Welminci renata sabono & Sri cornelia Buarlely
 Setting tempat (gambar / denah ruangan)

Keterangan :
Pemimpin bermain

Moderator

Observer ?

fasilitator

Anak

3. Kegiatan bermain
NO Waktu Kegiatan Peserta
1 5 Pembukaan :  Menjawab salam
Menit  Membuka kegiatan dengan  Mendengarkan
mengucapkan salam  Memperhatikan
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari terapi bermain
 Kontrak waktu

2 10 Pelaksanaan :  Memperhatikan
Menit  Menjelaskan tata cara pelaksananan  Bertanya
terapi bermain menara donat pada anak  Antusias saat
 Memberikan kesempatan kepada anak menerima
untuk bertanya jika belum jelas peralatan memulai
 Memberikan alat/permainan menara untuk menyusun
donat menara donat
 Fasilitator mendampingi anak dan  Menjawab
memberikan motivasi kepada anak pertanyaan
 Menanyakan kepada anak apakah telah  Mendengarkan
selesai menyusun menara donat  Memperhatikan
 Memberitahu anak bahwa waktu yang
di berikan telah selesai
 Memberikan pujian terhadap anak yang
mampu menyusun menara donat
sampai selesai
3 5 Evaluasi :  Menceritakan
Menit  Melatih koordinasi mata dan tangan  Gembira
 Anak dapat mengembangkan
kognitifnya
 Anak dapat menyusun menara donat
 Orang tua dapat mendampingi kegiatan
anak sampai selesai
 Anak dapat belajar berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan lingkungan
 Anak merasa senang


4 5 Terminasi :  Memperhatikan
Menit  Memberikan motivasi dan pujian  Gembira
kepada seluruh anak yang telah  Mendengarkan
mengikuti program terapi bermain  Menjawab salam
 Mengucapkan terima kasih kepada
anak yang mengikuti terapi
 Mengucapkan salam penutup
KRITERIA EVALUASI
1. Pembagian tugas
2. Proses
 Dievaluasi apakah anak mau berkenalan dan bersalaman dengan perawat tanpa rasa takut.
 Apakah anak mau menyusun menara donat
3. Evaluasi struktur
 Anak hadir di rungan minimal 5 orang
 Penyelenggara terapi bermain di lakukan di ruangan Baji Minasa
 Pengorganisasian penyelenggara terapi di lakukan sebelumnya
4. Kriteria hasil
 Anak terlihat senang dan gembira
 Kecemasan anak berkurang
 Menyusun menara donat sesuai dengan contoh
 Anak dapat menyusun donat yang besar sampai dengan yang kecil
PERKIRAAN HAMBATAN
 Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
 Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
ANTISIPASI HAMBATAN / MASALAH
 Jadwal terapi bermain di sesuaikan (tidak pada waktu terapi)
 Melakukan kerjasama dengan perawat di Baji Minasa untuk mendampingi anak didiknya
selama program terapi.

TERAPI BERMAIN
A. PENGERTIAN BERMAIN
 Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak
disadari
 Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh
kesenangan
 Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
 Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan
melalui bio-psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy Smith).
 Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam
mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau kegembiraan
timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain pasif/hiburan
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat),
kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan support, menonton televisi.
C. JENIS PERMAINAN
1. Permainan bayi
Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun. Contoh: petak umpet,
dakon, kejar-kejaran.
2. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan prasekolah. Contoh:
menendang bola.
3. Permainan tetangga
Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi dan penjahat.
4. Permainan tim
Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah dan remaja. Contoh:
sepakbola, kasti, lari.
5. Permainan dalam ruang
Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan. Contoh: main
kartu, tebak-tebakan, teka-teki.
D. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi
3. Selalu dinamis, berkembang
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu.
E. KLASIFIKASI BERMAIN
a. Menurut Isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon yang
diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan
anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya, dengan bermain
dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir, mengenal rasa, bau.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan tertentu dan anak
melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai sepeda roda tiga.
d. Dramatika play (Role play)
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2. Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermain
disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita todler.
b. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung, biasanya dilakukan oleh anak todler dan pre school. Contoh : bermain balok.
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi belum
terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya, satu sama lain
kadang saling meminjamkan.
d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan terencana dan
ada aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak
usia sekolah dan adolescent.
F. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya. Bayi
dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah melalui gerakan tubuh,
dimana kematangan dan maturitas akan membedakan masing-masing usia.
2. Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan ini
diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam hal warna, ukuran,
dan pentingnya benda tersebut. Contoh: bermain mengisi teka-teki silang.
3. Kreatifitas
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua media, puas
dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi. Misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam
kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan mampu mengenal
tanggungjawab.
5. Kesadaran Diri (Self awarness)
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya: marah, takut, benci.
8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya: melukis, menggambar, bermain peran.
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan kognitif terganggu.
3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal sementara anak
wanita mother role.
4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan.
6. Intelegensia.
7. Status sosial ekonomi.
H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap Eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.
2. Tahap Permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap Bermain Sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap Melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

I. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


1. Bayi (1 bulan)
a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm), gantungkan benda yang
terang dan menyolok.
b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.
c. Taktil: memeluk, menggendong, memberi kehangatan.
d. Kinetik: mengayun, naik kereta dorong.
2. Bayi (2-3 bulan)
a. Visual : buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa bayi ke ruangan lain,
letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.
b. Auditori : bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam pertemuan keluarga.
c. Taktil : memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut, gosok dengan
lotion/bedak.
d. Kinetik : jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air.
3. Bayi (4-6 bulan)
a. Visual : bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang.
b. Auditori : anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas didekat
telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.
c. Taktil : beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur.
d. Kinetik : bantu tengkurap, sokong waktu duduk.
4. Bayi (6-9 bulan)
a. Visual : mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”, beri kertas untuk dirobek-
robek.
b. Auditori : panggil nama “Mama …Papa, dapat menyebutkan bagian tubuh,
beri tahu yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.
c. Taktil : meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air mengalir, berenang.
d. Kinetik : letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk mengambilnya.
5. Bayi (9-12 bulan)
a. Visual : perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat, bermain bola,
tunjukkan bangunan agak jauh.
b. Auditori : tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara binatang.
c. Taktil : beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan
hangat.
d. Kinetik : beri mainan yang dapat ditarik dan didorong.
Mainan yang dianjurkan untuk bayi 6-12 bulan:
a. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.
b. Buku dengan gambar menarik.
c. Balon, cangkir dan sendok.
d. Boneka bayi.
e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik.
6. Todler (2-3 tahun)
a. Mulai berjalan, memanjat, berlari.
b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya.
c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu.
d. Perhatiannya singkat.
e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
f. Karakteristik bermain “Paralel Play”
g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu.
h. Senang musik/irama.
Mainan untuk toddler:
a. Mainan yang dapat ditarik dan didorong.
b. Alat masak.
c. Malam, lilin.
d. Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat dipukul, krayon, kertas.
7. Pra Sekolah (4-5 tahun)
a. Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.
b. Sangat energik dan imaginatif.
c. Mulai terbentuk perkembangan moral.
d. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.
e. Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.
f. Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah. Mainan untuk pra sekolah:
a. Peralatan rumah tangga.
b. Sepeda roda tiga.
c. Papan tulis/kapur.
d. Lilin, boneka, kertas.
e. Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.
8. Usia Sekolah (6-12 tahun)
a. Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama.
b. Dapat belajar dengan aturan kelompok.
c. Belajar independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.
d. Karakteristik “Cooperative Play”.
e. Laki-laki: Mechanical, perempuan : Mother Role. Mainan untuk anak usia sekolah:
a. 6-8 tahun
Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda.
b. 8-12 tahun
Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah raga bersama,
sepeda, sepatu roda.
9. Remaja ( 13-18 tahun)
a. Bermain dalam kelompok seperti sepak bola, basket, bulutangkis.
b. Senang mendengarkan musik, melihat TV, mendengarkan radio.
c. Membaca majalah, buku.
J. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
1. Pengertian
APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesusikan dengan
usia dan tingkat perkembangannya.
2. Kegunaan
a. Pengembangan aspek fisik: merangsang pertumbuhan fisik anak.
b. Pengembangan bahasa: melatih bicara dan menggunakan kalimat yang benar.
c. Pengembangan aspek kognitif: pengenalan suara, bentuk, ukuran, dan warna.
d. Pengembangan aspek sosial: hubungan atau interaksi ibu-anak, keluarga, masyarakat.

3. Syarat
a. Aman, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
b. Ukuran dan berat sesuai usia.
c. Desainnya harus jelas. Memiliki ukuran, susunan, warna tertentu serta jelas maksud dan
tujuannya.
d. Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak (motorik, bahasa,
kognitif, sosialisasi).
e. Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
f. Harus tetap menarik.
g. Mudah diterima oleh semua kebudayaan.
h. Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan diganti,
pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harga terjangkau.
4. Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimuli
a. Motorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.
b. Motorik halus: gunting, bola, balok, lilin.
c. Kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna.
d. Bahasa: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, televisi.
e. Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.
f. Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti bola, tali, dakon.
5. Kesalahan dalam Pemilihan Alat
a. Memberikan sekaligus banyak mainan.
b. Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontradiksi bagi anak.
c. Alat terlalu mahal.
d. Terlalu lengkap dan sempurna.
e. Tidak sesuai dengan umur anak.
f. Terlalu banyak mainan dengan tipe yang sama.
g. Tidak teliti keamanannya.

Anda mungkin juga menyukai