Anda di halaman 1dari 27

Perbedaan Efektifitas Spiritual

Support dan Terapi Musik


Terhadap Penurunan Kecemasan
Pasien Pre Operasi

By : Mansye F Solissa
Latar Belakang
 Hasil penelitian Shakarashvili (2015) yang berjudul “Music Therapy” hasil penelitian ini adalah
terapi musik memberikan bukti bahwa musik dapat digunakan secara efektif selama perawatan
dengan berbagai kondisi termasuk kondisi sistem saraf, masalah kesehatan mental, hipertensi,
gangguan sistem mikrosirkulasi dan hemodinamik, kondisi kardiovaskular, disfungsi sistem
vegetatif, pencernaan dan pernafasan, kemampuan adaptasi dan resistensi berkurang, nyeri
dan autisme.Terapi ini bisa bermanfaat untuk rehabilitasi.
 Musik yang digunakan sebagai terapi adalah musik yang lembut seperti musik klasik. Efek terapi
musik klasik pada kecemasan adalah distraksi terhadap pikiran tentang menurunkan
kecemasan, nyeri, menstimulusi ritme nafas lebih teratur, menurunkan ketegangan tubuh,
memberikan gambaran positif pada visual imageri,relaksasi, dan meningkatkan mood yang
positif. Terapi musik klasik dapat mendorong perilaku kesehatan yang positif, mendorong
kemajuan pasien selama masa pengobatan dan pemulihan (Schou 2008 dalam Mahanani 2013).
 Terdapat juga terapi dukungan lainnya yaitu terapi dukungan. Spiritual. Terapi dukungan
spritual ini merupakan bentuk asuhan keperawatan yang holistik. Dalam prinsip atau
pelaksanaan terapi dukungan spritual menunjukan prilaku caring yang dapat memberikan
ketenangan, kenyamanan bagi klien sehingga mendekatkan hubungan terapeutik perawat dan
klien. Terapi dukungan spritual merupakan salah satu dari komplementer. Sehingga jika ditinjau
dari legal aspek pelaksanaan terapi dukungan spritual ini, bahwasanya perawat diperkenankan
menerapkan terapi komplementer sebagaimana telah diatur dalam UU No. 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan pada pasal 30 ayat (2) huruf m menyatakan; Dalam menjalankan tugas
sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, Perawat
berwenang melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif. Dalam
penjelasannya pasal 30 ayat (2) huruf m tersebut adalah melakukan penatalaksanaan
keperawatan komplementer dan alternatif merupakan bagian dari penyelenggaraan praktik
keperawatan dengan memasukan atau mengintegrasikan terapi komplementer dan alternatif
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Rumusan masalah
 Sesuai urian-urian yang tertera pada latar belakang,maka
peneliti merumuskan masalah yg mucul yaitu “ Apakah ada
perbedaan efektifitas spriritual support dan terapi music
terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi di
ruang bedah RS Labuang Baji Makassar”..?
Tujuan Penelitian
 Tujuan umum
dari penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan Efektifitas spiritual
Support dengan Terapi Musik terhadap pasien Pre operasi Di RS Labuang
Baji makassar.
o Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui efektifitas spiritual support terhadap
penurun an kecemasan pasien pre operasi di RS Labuang Baji
Makasar
 Untuk mengetahui efektifitas Terapi Musik terhadap penurunan
kecemasan pasien pre operasi di RS Labuang Baji Makassar
 Untuk mengetahui perbedaan Efektifitas spiritual Support
dengan Terapi Musik terhadap penurunan kecemasan pasien
pre operasi di RS Labuang Baji Makasar
Manfaat Penelitian

Manfaat Praktis
Manfaat Teoritis Bagi Rumah Sakit
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah
Penelitian ini diharapkan bagi rumah sakit yaitu dapat digunakan
sebagai acuan dalam melakukan tindakan
dapat menjadi saran asuhan keperawatan bagi pasien pre
pengembangan ilmu operasi dan melakukan dukungan yg
pengetahuan secara efektif untuk mengatasi kecemasan pre
teoritis di bangku operasi.
Bagi Perawat
perkuliahan Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah
bagi perawat yaitu perawat dapat
menentukan terapi yg tepat untuk dapat
menurunkan kecemasan pasien pre
operasi
Bagi Pasien dan Keluarga
Manfaat praktis penulisan karya ilmiah
bagi pasien dan keluarga yaitu supaya
pasien dan keluarga dapat mengetahui
hal apa yang akan mereka lakukan ketika
mengalami kecemasan sebelum operas
BAB II
Tinjauan Tentang Spiritual Support dan
Terapi Musik

 Pemgertian
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha
Kuasa.
Roff (2019) mendefinisikan spiritual support sebagai bantuan yang
diberikan untuk individu atau keluarga untuk memelihara dan
memperdalam kepercayaan (faith), serta menerapkan keyakinan
agama mereka dalam kehidupan sehari-hari. Spiritual support memiliki
potensi lebih berharga daripada dukungan sosial umum
Karakteristik spiritual support

Hubungan dengan diri sendiri


a. Kepercayaan (Faith
b. Harapan (Hope).
c. Makna atau arti dalam hidup (Meaning of live).
Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan alam
Hubungan dengan Tuhan
Sumber dan Bentuk Spiritual Support

1. Tenaga kesehatan

2. Rohaniwan
3. Komunitas keagamaan
4. Tuhan
Terapi musik

 Pengertian
Terapi musik adalah proses yang menggabungkan antara aspek
penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan situasi:
fisik/tubuh, emosi, mental, spiritual, kognitif dan kebutuhan sosial
seseorang (Natalina, 2013).
o Jenis terapi musik
1. Aktif- kreatif (Menciptakan lagu /Composing, Improvisasi. Re-
Creating Music )
2. Pasif- Reseptif (Kelas individu, Kelas grup)
Manfaat Terapi musik

Musik pada bidang Musik meningkatkan


kesehatan kecerdasan
Tinjaun Umum Kecemasan
Pre operasi

 Defenisi Kecemasan
Cemas merupakan sebuah perasaan yang samar-
samar, tidak santai karena ketidaknyamanan dan
penyebabnya tidak diketahui oleh individu. Cemas
juga merupak sebuah sinyal peringatan akan
bahaya sehingga individu dapat mengambil
keputusan untuk menghadapi bahaya (Yusuf dkk.,
2015).
Penyebab Kecemasan

Faktor Predisposisi
Faktor Presipitasi
Psikologis
1. Pandangan psikoanalitik 1. Pengalaman Operasi
2. Pandangan Interpersonal 2. Tindakan Operasi
3. Pandangan Perilaku
3. Usia
4. Pandangan Perilaku
Faktor Biologis
4. Jenis Kelamin
Kondisi Keluarga 5. Pendidikan
Sosial Ekonomi 6. Komunikasi Terapeutik
Perawat
Tingkat kecemasan
Kecemasan Ringan
a. Respon fisiologis Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
muka berkerut, bibir bergetar.
b. Respon kognitif Lapangan persepsi meluas mampu menerima
rangsangan yang kompleks, dapat berkonsentrasi pada masalah,
menyelesaikan masalah secara efektif.
c. Respon perilaku dan emosi Tidak dapat duduk dengan tenang, tremor
halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi.
Kecemasan Sedang
d. Respon fisiologis Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
mulut kering, anoreksia, gelisah
e. Respon kognitif Lapang persepsi menyempit, rangsangan luar tidak
mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian.
f. Respon perilaku dan emosi Gerakan tersentak-sentak, meremas tangan,
bicara banyak, susah tidur, perasaan tidak aman.
Next…..

Kecemasan Berat
a. Respon fisiologis Nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur dan ketegangan.
b. Respon kognitif Lapangan persepsi sangat sempit, tidak mampu
menyelesaikan masalah.
c. Respon perilaku dan emosi Perasaan ancaman meningkat, merasa
tidak bahagia.
Panik
d. Respon fisiologis Nafas sesak, rasa tercekik, sakit dada, pucat
e. Respon kognitif Lapangan persepsi sangat sempit, tidak dapat
berfikir logis
f. Respon perilaku dan emosi Mengamuk dan marah, ketakutan,
berteriak-teriak, kehilangan kontrol diri, persepsi kacau.
Alat Mengukur Kecemasan

 Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)


 Skala State-Trait Anxiety Inventory (STAI)
 Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale
(APAIS)
Faktor yang Mempengaruhi Pre
Operasi

1. Usia
2. Nutris
3. Merokok
4. Alkohol dan
Obat-obatan
Proses Keperawatan Pre operasi

Diagnosis
Pengkajian Pemeriksaan Keperawatan
Fisik Pre Operasi

Rencana Transportasi ke
Keperawatan Pre Ruangan Praoperasi
Operasi
Persiapan Pasien Pre operasi

I. Edukasi Pre Operasi


II. Persiapan Saluran Pencernaan (Diit)
III. Persiapan Personal Hygine
IV. Latihan Mobilisasi
V. Persiapan Psikologi
VI. Informed Concent
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN
DEFENISI OPERASIONAL

Pada pasien pre operasi perasaan cemas,takut dan gelisah tentu tidak
terhindarkan,pengaruh kecemasan juga sangat besar apabila tidak
segera diatasi maka akan berpengaruh pada psikologis dan bahkan
fisiologis yang kemudian akan menjadi kendala terjadinya operasi.Untuk
hal ini perawat berperan dalam memberikan penanganan pre opeasi
dengan melihat kedua cara tersebut.
Berdasarkan dasar pemikiran variable tersebut ,maka dibuat
skema pola variable sebagai berikut :

spiritual support kecemasan


Terapi musik
pre operasi

Keterangan :

: variabel independen 1 dan 2

: Garis penghubung variabel


Variabel Penelitian

Klasifikasi variable penelitian


 Variabel independen I : Spiritual Support
 Variabel independen II : Terapi Musik
 Variabel Dependen : Kecemasan pre operasi
Hipotesis

 Ada hubungan antara perbedaan efektifitas


spiritual support dengan terapi musik terhadap
penurunan kecemasan pasien pre operasi di RS
Labuang Baji Makassar
Desain Penelitian
 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experiment, dengan menggunakan metode Two Group pre and
post test design yang mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan melibatkan dua kelompok subjek. Penelitian ini
dilakukan dengan cara, pada kelompok eksperimen 1 Spiritua
Supportl) dan kelompok eksperimen 2 (pemberian terapi musik)
dilakukan pretest (pengukuran awal) kecemasan dengan
menggunakan skala Hars terlebih dahulu sebelum diberikan
spiritual support dan terapi musik. Setelah itu, pada kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 diberikan terapi satu
kali setiap hari selama 14 hari berturut- turut dengan durasi
waktu 20 menit kemudian pada minggu kedua dilakukan lagi
posttest (pengukuran akhir) untuk mendapatkan hasil setelah
pemberian spiritual support dan terapi musik
Populasi dan Sampel

 Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami
kecemasan pre operasi di RS Labuang Baji Makasar”
 Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien pre operasi yang mengalami
kecemasan dengan cara teknik pengambilan sampel teknik purvosive
sampling.Adapun kriteria yang diambil yaitu :
Kriteria Inklusi
 Pasien pre operasi
 Bersedia untuk menjadi responden
 Berada ditempat pada saat penelitian
 Mengalami kecemasan
Kriteria Ekslusi
 Menolak untuk dijadikan responden
 Berada ditempat pada saat penelitian
 Tidak merasakan cemas
Instrument Penelitian

 Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui kuesioner skala
HARS (HAMILTON ANXIETY RATINGSCALE). Kuesioner atau angket diperoleh dari penelitian
sebelumnya oleh Retno widiyangrum (2015) untuk mengukur tingkat kecemasan responden.
Setiap item pertanyaan dari instrumen
kuisioner yang diberikan terdiri dari 4 pilihan jawaban dengan pembobotan sebagai berikut :
 0 = tidak ada
 1 = ringan
 2 = sedang
 3 = berat
 4 = berat sekali
Setelah semua nilai terkumpul menggunakan skor standar, didapatkan:
Skor : <14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21-27 = kecemasan sedang
28-41 = kecemasan berat
42 -56 = kecemasan berat sekali
Lokasi dan Waktu Penelitian

 Penelitian ini akan dilaksanakan Ruang Bedah RS Labuang


Baji dengan waktu penelitian November 2021.
Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data
 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari
responden dengan menggunakan kuesioner.
 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
berbagai sumber untuk membantu peneliti dalam
menyimpulkan hasil penelitian.
Analisa data
Hasil jawaban atas pertanyaan lembar observasi skala Hars di isi dan di ceklis
kemudian dilakukan perbandingan nilai antara pre perlakuan dan post
perlakuan kedalam satu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki.
Analisis data merupakan tindakan menginterpretasikan data yang didapat
untuk dapat digambarkan dan dipahami. Analisis data berisi tentang
penjelasan data pada masing-masing variabel yang diteliti yang kemudian
dideskripsikan. Penelitian ini menggunakan dua cara dalam menganalisis data
yaitu analisis data univariat dan bivariat. Analisis univariat adalah proses
menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif dengan
menghitung ditributif frekuensi dan presentasi dari tiap variabel. Analisis
bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berpengaruh (Notoatmodjo, 2005). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh atau untuk membuktikan hipotesis pengaruh
variabel dianalisis
Etika penelitian
 Informant Consent (lembar persetujuan)
 Anonymity (tanpa nama)
 Konfedentiality ( kerahasiaan)
Thanks…….

Anda mungkin juga menyukai