Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN


MOTIVASI PENGENALAN HEWAN PADA SISWA KELAS II SD
NEGERI 7 LOLONG GUBA

Oleh: NOORTJE
TANALEPY
(838572393)

PROGRAM STUDI UNIVERSITAS TERBUKA UPJJ AMBON


TAHUN AJARAN 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Motivasi Pengenalan Hewan Pada


Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun Pelajaran

Namlea, 21 Mei 2021


Supervisior Peneliti

Noortje Tanalepy
SBRAHIM. LUMAELA.SS
NIP. 197106022011211002
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional Dengan Judul


“Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Motivasi Pengenalan Hewan
pada Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun Pelajaran 2020/2021”.
Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing, Supervisor


ABSTRAK

Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional : “Penggunaan Media


Gambar untuk Meningkatkan Motivasi Pengenalan Hewan pada Siswa Kelas II
SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun Pelajaran 2020/2021”.
Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa penggunaan metode
dapat meningkatkan Meningkatkan Motivasi Pengenalan Hewan pada Siswa
Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun Pelajaran 2020/2021
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dengan menggunakan
langkah-langkah menyusun rencana dan mengadakan refleksi. Teknik sampling
penelitian ini adalah studi populasi dengan alasan bahwa semua populasi yang ada
dijadikan sample tanpa menyeleksi informasi, sebagai sample adalah siswa kelas
II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun Pelajaran 2020/2021 yang berjumlah siswa:
42 anak. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi langsung dan
hasil nilai tes, analisis data, diskriptif, kualitatif didukung dengan hasil rata-rata
nilai prestasi pada siklus I sebesar 6,5 pada siklus II sebesar 6,7 sedangkan hasil
rata-rata nilsi prestasi siklus I sebesar 6,8 pada siklus II sebesar 7,5. Pada proses
pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan lancar.
Tugas PTK ini tersusun berkat dorongan pengarahan dari bimbingan dari
berbagai pihak.
1. Bapak Kepala sekolah SD Negeri 7 Lolong Guba
2. Teman-teman sejawat (guru)
3. Suami tercinta yg bersedia untuk bertukar pikiran
4. Anak – anakku yg ku cintai yg selalu membantu saya dalam menyusun
laporan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa tugas PTK ini jauh dari sempurna, hal ini
disebabkan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis
berharap semoga PTK ini bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat luas.

Namlea, 21 Mei 2021

Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ......................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................. 5
B. Temuan hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 9
C. Kerangka Pikir ............................................................................. 9
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 11
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 12
B. Subyek penelitian ......................................................................... 12
C. Prosedur penelitian ...................................................................... 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 16
B. Pembahasan ................................................................................. 26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 28
B. Saran ............................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 29
DAFTAR TABEL

No Nama Uraian Hal Ket

Hasil Siklus (Sebelum, Siklus 1 dan


1 Tabel IV.1 23
Siklus 2)

2 Tabel IV.2 Hasil Rata-rata Sebelum Siklus 24

3 Tabel IV.3 Hasil Rata-rata Siklus 1 24

4 Tabel IV.4 Hasil Rata-rata Siklus 2 25


DAFTAR GAMBAR

No Nama Uraian Hal Ket

1 Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran 10

2 Gambar III. 1 Siklus I & 2 15

3 Gambar IV. 1 Grafik Siklus I & 2 25


LAMPIRAN

No Nama Uraian Hal Ket

1 Lampiran A Perangkat Pembelajaran 30

2 Lampiran B Instrumen Penelitian 40

3 Lampiran C Personalia Penelitian 52

4 Lampiran D Curriculum Vitae Peneliti 53

5 Lampiran E Data Penelitian 54


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Sri Anitah (2008:13) Media visual yang tidak diproyeksikan


merupakan media yang sederhana tidak membutuhkan proyektor dan layar
untuk memproyeksikan perangkat lunak media ini tidak tembus cahaya (non
transpotasi makamtidak dapat di pantulkan pada layar namun media itu hanya
digunkan oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun pengunaanya.
Menurut M. Djauhar Siddiq (2008 : 21) Media pembelajaran sangat
diperlukan dalam proses kegiatan pembelajaran. Beberapa fungsi dari media
pembelajaran dalam proses komunikasi pembelajaran diantaranya sebagai
berikut:
1. Berperan sebagai komponen yang membantu mempermudah/memperjelas materi
atau pesan pembelajaran dalam proses pembelajaran;
2. Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik;
3. Membuat pembelajaran lebih realistis/objektif;
4. Menjangkau sasaran yang luas;
5. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat meampilkan pesan yang
berada di luar ruang kelas dan dapat menampilkan informasi yang terjadi pada
masa lalu, mungkin juga masa yang akan datang.
6. Mangatasi informasi yang bersifat membahayakan, gerakan rumit, objek yang
sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan menggunakan media yang
telah dimodifikasi
7. Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata.

Berdasarkan hasil pengamatan di dalam kelas dan data hasil belajar pada
Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun Pelajaran 2020/2021, diduga
penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran IPA kurang menarik dan kurang kondusif.
2. Guru masih sering mengalami kesulitan dalam menanamkan konsep-
konsep dasar IPA kepada siswa, khususnya pada konsep Pengelompokkan
Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya.
3. Belum semua guru mampu membuat dan atau menggunakan alat peraga
yang sesuai untuk membantu menanamkan konsep-konsep IPA.
Hasil belajar IPA pada konsep Pengelompokkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya
pada Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun Pelajaran 2020/2021 belum
memuaskan karena rata-rata hasil ulangan harian 65, sedangkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran IPA adalah
67. Di samping itu, mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang
termasuk dalam mata pelajaran Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).

Keadaan tersebut di atas jika tidak segera diperbaiki akan menjadi masalah yang besar
karena pengetahuan siswa tentang pengelompokan hewan menjadi dasar untuk belajar
selanjutnya. Proses belajar mengajar yang kurang menarik menyebabkan siswa kurang
perhatian dalam pembelajaran.

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru,
agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya di tingkat Sekolah Dasar.
Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya. Adapun karakteristik dan kebutuhan peserta didik dibahas sebagai
berikut:
1. Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini
menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan
permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru seyogyanya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya.
2. Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk
berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama
sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh
anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai
siksaan.
3. Karakteristik yang ketiga adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Dari
pergaulanya dengan kelompok sebaya, belajar dalam kelompok, serta belajar
keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru
harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau
menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4. Karakteristik yang keempat adalah senang merasakan atau
melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori
perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari
apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep- konsep baru
dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk
konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi- fungsi badan, per jenis
kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi
pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya
dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan media
gambar hewan untuk meningkatkan kemampuan pengelompokkan hewan berdasarkan
jenis makanannya pada mata pelajaran IPA pada Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong
Guba Tahun Pelajaran 2020/2021.

B. Perumusan Masalah dan Pemecahannya


1. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar
IPA pada Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun Pelajaran
2020/2021...?
2. Pemecahan Masalah
Penerapan penggunaan media gambar untuk meningkatkan motivasi
belajar IPA pada Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun
Pelajaran 2020/2021

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan cara pemecahan masalah di atas maka
tujuan penelitian ini adalah:
Untuk meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran IPA Siswa Kelas II
SD Negeri 7 Lolong Guba

D. Manfaat Hasil Penelitian.


Secara teoritis, penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas
Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba
Secara praktis, penggunaan media gambar hewan mempunyai manfaat, yaitu:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar IPA.
b. Meningkatkan motiwasi pengelompokkan hewan berdasarkan jenis
makanannya.
2. Bagi Guru
a. Meningkatnya pengetahuan guru.
b. Menambah wawasan baru.
3. Bagi Instansi / Sekolah
a. Tercapainya tujuan pembelajaran yang berartimeningkatnya kualitas
pendidikan.
b. Kebermaknaan pembelajaran IPA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
E. Kajian Teori
1. Hakekat Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi
Menurut Slavin dalam H. Baharuddin (2008 : 22) Motivasi adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah dan
menjaga perilaku setiap arah. Motivasi juga diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah
perilaku seseorang.

Winkel, 2003 dalam Puspitasari, 2012 definisi atas motivasi belajar


adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan
belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta
memberi arah pada kegiatan kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual dan berperan dalam hal menumbuhkan
semangat belajar untuk individu.

Motivasi belajar adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari
belajar adalah mendapatkan manfaat dari proses belajar. Beberapa
siswa mengalami masalah dalam belajar yang berakibat prestasi
belajar tidak sesuai dengan ang diharapkan. Untuk mengatasi masalah
yang dialami tersebut perlu ditelusuri faktor yang mempengaruhi hasil
belajar di antaranya adalah motivasi belajar siswa, dimana motivasi
belajar merupakan syarat mutlak untuk belajar, serta sangat
memberikan pengaruh besar dalam memberikan gairah atau semangat
dalam belajar (Puspitasari, 2012)

Menurut Clayton Alderfer dalam Hamdhu, 2011 Motivasi belajar


adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar
yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar
sebaik mungkin.

Motivasi belajar merupakan peranan yang khas adalah sebagai


penumbuhan gairah dalam diri setiap individu, serta memunculkan
perasaan penggerak semangat untuk belajar. Siswa yang memilki
motivasi tinggi akan memiliki semangat dan banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar sehari- harinya. Sardiman, 2011 dalam
Puspitasari,2012
Menurut Djamarah, 2002 motivasi belajar pada setiap individu dapat berbeda, sehingga

ada siswa yang sekedar ingin menghindari nilai yang jelek bahkan untuk menghindari

hukuman dari guru, dan orientasinya hanya untuk memperoleh nilai yang tinggi, namun

ada pula siswa yang benar-benar ingin mengembangkan wawasan dan pengetahuan

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan

hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang

tidak akan melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi sebagai penggerak seseorang

untuk melakukan suatu hal untuk tujuan yang dikehendaki oleh para siswa. Bermula dari

motivasi belajar seseorang memiliki semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan

belajar tersebut.

1. Teori Motivasi Belajar

(Purwa, 2012) Teori motivasi belajar tidak dapat dilepaskan dengan

pembahasan tentang teori belajar Koneksionisme S-R dan teori Belajar Kognitif

(Teori Gestalt).

Dalam membicarakan soal motivasi belajar, hanya akan dibahas dari dua

sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang

yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri

seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik” menurut W.S Winkel, 1997 dalam

Sardiman 2012 yaitu

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri

siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. motivasi


intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi

yang erat dengan tujuan belajar.

Intrinsik

1. Keinginan untuk menjadi orang ahli dan terdidik

2. Belajar yang disertai dengan minat

3. Belajar yang disertai dengan perasaan senang

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik

menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in

some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak

mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.. (Sardiman, 2012)

Ekstrinsik

1. Belajar demi memenuhi kewajiban

2. Belajar demi memenuhi kebutuhan

3. Belajar demi memperoleh hadiah

4. Belajar demi meningkatkan gengsi

5. Belajar demi memperoleh pujian dari guru, orang tua, dan teman

6. Adanya ganjaran dan hukuman


Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar

seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi

berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka

prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus

diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi

dalam belajar seperti dalam uraian berikut (Drs. Syaiful Bahri Djamarah, 2011)

1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena motivasi belum menunjukkan

aktivitas yang nyata ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar

penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat

untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas

yang nyata. Minat merupakan kecendrungan psikologis yang menyenangi sesuatu

objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi

dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk

menggali motivasi.

2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar

Efek yang tidak diharapakan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah

kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya.

Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah

terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

Setiap orang senang dihargai dan tidak disuka dihukum dalam bentuk

apapun. Memuji orang lain berarti memberikan pengahargaan atas prestasi kerja

orang lain. Hal ini memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih

meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap,

harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna

mengejek.

Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan

tujuan untuk memberhentikan perilaku negatif anak didik. Frekuensi kesalahan

diharapkan lebih diperkecil setelah diberikan hukuman pada anak didik.

4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

Dalam dunia pendidikan, anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak

ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan

kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak

didik merasa berguna, dikagumi atau dohormati oleh guru atau orang lain.

Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang

wajar bagi anak didik, semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik

dalam belajar.

5. Motivasi dapat memupuk optimisdalam belajar

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat

menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin belajar bukanlah


kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di

hari-hari mendatang.

6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar


Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi
prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya
prestasi belajar seseorang anak didik.
a. Tujuan IPA
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep


IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran


tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam


sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,


menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala


keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
b. Ruang Lingkup IPA
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
berikut.
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.

2. Hakekat Media Pembelajaran


a. Pengertian Media
Menurut Arif S. Sadiman dkk. (2002 : 6) Kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai
sarana komunikasi dari seorang ke orang lain yang tidak ada
dihadapannya. (Basuki Wibowo, 1993 : 7).
b. Fungsi Media
Media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses kegiatan
pembelajaran. Beberapa fungsi dari media pembelajaran dalam proses
komunikasi pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1) Berperan sebagai komponen yang membantu
mempermudah/memperjelas materi atau pesan pembelajaran dalam
proses pembelajaran;
2) Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik;
3) Membuat pembelajaran lebih realistis/objektif;
4) Menjangkau sasaran yang luas;
5) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat meampilkan
pesan yang berada di luar ruang kelas dan dapat menampilkan
informasi yang terjadi pada masa lalu, mungkin juga masa yang
akan datang.
6) Mangatasi informasi yang bersifat membahayakan, gerakan rumit,
objek yang sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan
menggunakan media yang telah dimodifikasi
7) Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata. (M.
Djauhar Siddiq, 2008 : 21).
Berdasarkan dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk
memudahkan menyampaikan informasi kepada siswa.

F. Temuan hasil Penelitian yang Relevan


Dari berbagai sumber dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat berfungsi sebagai alat
bantu belajar siswa sehingga siswa dapat lebih mudah untuk mempelajari
materi pelajaran. Dengan kata lain, ketepatan guru dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran akan menentukan keberhasilan
pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena siswa akan lebih terbantu dalam
mempelajari dan memahami materi pelajaran.

No Nama Tahun Judul

1.  Beti, Rosnita 2015 Peningkatan Hasil Belajar


Siswa menggunakan media
gambar dalam
pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar

2. Seriani Panjaitan 2017 Meningkatkan hasil belajar


IPA melalui media gambar
pada IIA SDN 78 Pekan
Baru

3. Ruslan Siregar 2017 Penggunaan media gambar


untuk meningkatkan hasil
belajar siswa Sekolah Dasar

4. Anggi Giri Prawiyogi 2019 Pengaruh media gambar


pada hasil belajar IPA
siswa Sekolah Dasar

5. Laras Erninda Saputro 2019 Pengaruh penggunaan


media gambar terhadap
hasil belajar siswa
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

G. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba, obyek
penelitian ini adalah Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Adapun
alasan penelitian ini adalah :
a. Prestasi belajar Siswa Kelas II SD Negeri 7 kurang baik.
b. Hasil belajar IPA yang terus menurun.
c. Membuat anak lebih tertarik belajar IPA.

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu mulai bulan Juli sampai
dengan Desember 2021

H. Subjek Penelitian.
Subyek penelitian Siswa Kelas II SD Negeri 7 Lolong Guba Tahun
Pelajaran 2020/2021 Semester I dengan jumlah siswa 42 anak.

1. Sumber Data
Data yang diinformasi dikumpulkan akan diperoleh data kualitatif. Data
tersebut diambil dari berbagai sumber:
a. Nara sumber terdiri dari siswa dan guru kelas Siswa Kelas II SD Negeri
7.
b. Arsip nilai.
c. Hasil pengamatan motivasi.
d. Hasil belajar IPA.
e. Hasil praktik penggunaan media gambar.

2. Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam
Penelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi yang dilakukan meliputi keaktifan dalam mengikuti
pelajaran dalam proses belajar mengajar.
b. Wawancara: untuk mengungkapkan motivasi belajar IPA siswa.
c. Pencatatan Arsip dan Dokumen

3. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis
menetapkan indikator kinerja:
a. Rata-rata motivasi belajar IPA siswa 85 %.
b. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 70%.

I. Prosedur Penelitian
a. Siklus I
1) Rencana:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b) Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran gambar hewan.
c) Menyediakan media pembelajaran gambar hewan: sapi, anjing,
kambing, kucing, ayam, harimau, dan tikus.
d) Membuat instrumen observasi.
e) Membuat lembar evaluasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan:
a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran gambar hewan pada konsep
pengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
b) Siswa belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran
gambar hewan pada konsep pengelompokkan hewan
berdasarkan jenis makanannya.
3) Observasi:
a) Tindakan guru mengamati siswa selama proses pembelajaran.
b) Menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan alat evaluasi
pembelajaran.

4) Evaluasi dan Refleksi :


Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan
Supervisor Penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I
digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus
II.

b. Siklus II
1) Rencana:
a) Mengumpulkan data yang diperlukan.
b) Perbaikan rencana pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran gambar hewan.
c) Menyediakan media pembelajaran gambar hewan: sapi, anjing,
kambing, kucing, ayam, harimau, dan tikus.
d) Membuat instrumen observasi.
e) Membuat lembar evaluasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan:
a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran gambar hewan pada konsep
pengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan
lebih ditingkatkan lagi.
b) Siswa belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran
gambar hewan pada konsep pengelompokkan hewan
berdasarkan jenis makanannya.
3) Observasi:
a) Tindakan guru mengamati siswa selama proses pembelajaran.
b) Menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan alat evaluasi
pembelajaran.
4) Evaluasi dan Refleksi :
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan
Supervisor Penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus II
belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat
dilanjutkan ke siklus III, namun jika sudah memenuhi indikator
kinerja penelitian maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus III.

Berdasarkan prosedur penelitian tersebut di atas, Penelitian Tindakan


Kelas yang akan dilaksanakan dapat digambarkan seperti bagan di bawah
ini:

Gambar III. 1 Siklus 1 & 2


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Perencanaan

Pada pelaksanaan kegiatan tindakan pada Siswa Kelas II SD


Negeri 7 Lolong Guba .Peneliti sebelumnya mengadakan wawancara
pada tanggal 14 Agustus 2020 dengan kepala sekolah dengan teman
sejawat serta siswa untuk menemukan kendala-kendala yang kurang sesuai
dengan proses pembelajaran IPA.
Upaya untuk memperoleh berbagai informasi peneliti juga
mengadakan observasi, pengamatan dan wawancara baik di dalam kelas
maupun di luar kelas, sehingga secara matang dapat menemukan
permasalahan dan pemecahannya. Adapun langkah yang ditempuh adalah:
1. Merancang pembelajaran dengan menggunakan media gambar
2. Menyusun masalah untuk di kelas.
3. Menyusun soal-soal pemecahan masalah untuk tugas rumah.
4. Menyusun soal-soal untuk evaluasi.
5. Menyiapkan lembar evaluasi siswa.
6. Menyiapkan lembar penilaian.

2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I di mulai pada hari kamis tanggal 20 Agustus
2020.
1. Pra pendahuluan ( 5 )
Mengkondisikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, berdoa,
absensi, penataan kelas, persiapan alat, media pembelajaran.
2. Kegiatan awal ( apersepsi 5 )
Pre tes secara lesan/mencongak.
3. Kegiatan inti ( 50 )
a. Penjelasan penggunaan media gambar IPA
b. Beberapa siswa mengerjakan soal di depan kelas.
c. Pemberian konsep pemecahan masalah serta menklarifikasikan
konsep yang belum jelas.
d. Pembentukan kelompok kecil terdiri lima orang, tiap kelompok
mengambil LKS dalam pemecahan masalah.
e. Pemecahan masalah tiap kelompok dalam soal IPA untuk mencari
solusi yang termudah untuk mangerjakan berdasarkan pengalaman
di dalam kelas dan di luar kelas.
f. Guru memantau dan membimbing kelompok yang mengalami
kesulitan.
g. Tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
h. Siswa bersama guru membahas hasil pemecahan masalah dan
menari kesimpulan serta tanya jawab.
i. Sisw mengarjakan evaluasi secara individu.
j. Guru menilai tiga tercepat, kemudian berikutnya sampai habis
waktu yang di tentukan.
4. Kegiatan akhir ( 10)
a. Saran pesan penguatan materi.
b. Pemberian PR.
c. Siwa yang kurang 66 melakukan remidi perbaikan.
d. Siswa lebih 66 melakukan pengayaan.

3. Identifikasi Kendala Dan Masalah Yang Muncul Dalam Pelaksanaan


Pembelajaran Untuk Siklus I.
Kendala dalam proses pembelajaran.
a. Dalam diskusi siswa yang aktif hanya di dominir anak yang pandai
saja karena sifat idealismenya masih tinggi, sedang yang kurang
mampu hanya diam atau gaduh.
b. Siswa belum semuanya memahami pemecahan masalah karena belum
tahu makna kalimat yang mereka hadapi.
c. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah karena untuk
memperjelas makna kalimat dalam pemecahan masalah.
d. Keterbatasan alat peraga sehingga dalam pelaksanaan proses
pembelajaran saling berebutan.
e. Hasil pembelajaran belum maksimal karena yang mencapai nilai
KKM 66 belum mencapai 70% sehingga perlu mengadakan siklus II.
f. Ada siswa yang tidak peduli terhadap PR sehingga pengerjakanya di
lakukan di kelas. ( perlu penanaman pembiasaan yang disiplin )
4. Rancangam Strategi Penyelesaian Masalah Dan Paparkan Langkah
–Langkah Implementasi Strategi Penyelesaian Siklus I.
a. Siswa yang pandai disamaratakan di setiap kelompok harus ada, agar
dapat membantu siswa yang lemah (tutor sebaya).
b. Pemahaman makna kalimat diperjelas agar tidak menimbulkan
Ferbalisme anak yang kurang mampu.
c. Guru mengurangi metode ceramah agar dapat dimanfaatkan oleh
siswa untuk memecahkan masalah.
d. Membuat alat peraga sendiri secara sederhana, siswa dapat ikut peran
serta (direnovasi).
e. Penanaman pembiasaan untuk memahami konsep dasar IPA tentang
penggolongan makanan hewan secara mendetail.
f. Penjelasan langkah-langkah agar siswa tidak rancu dan paham untuk
dari berbagai makanan hewan.
g. Berusaha secara maksimal agar tercapai KKM 66,70% ke atas.
h. Penanaman pembiasaan yang disiplin dalam pengerjaan PR di rumah.

2. LAPORAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

A. PERENCANAAN
Pelaksanaan kegiatan penelitian untuk siklus I telah usai dan
hasilnya belum memuaskan maka diadakan siklus II yang dilaksanakan
hari Kamis tanggal 17 September 2020. Sebelum mengadakan kegiatan
pembelajaran siklus II mengadakan diskusi dengan supervisor dalam
hal ini kepala sekolah beserta teman sejawat untuk membahas masalah
yang timbul dalam siklus I. Berdasarkan identifikasi masalah yang
timbul pada siklus I maka upaya dalam pelaksanaan tindakan siklus II
ini dapat diambil langkah-langkah sebagai berikut.
(1) Membuat rancangan perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus II.
(2) Mengulang tugas kelompok dalam pemecahan masalah untuk
dikelas.
(3) Mengulang pembuatan soal-soal dalam pemecahan masalah untuk
PR.
(4) Mengulang tes evaluasi.
(5) Menyusun kembali lembar evaluasi.
(6) Menyusun lembar penilaian.
(7) Mengadakan refleksi II.

B. TINDAKAN SIKLUS II
Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai pada hari kamis tanggal 17
September 2020
1. Pra pendahuluan (5)
Mengkondisikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, berdoa,
absensi, penataan kelas, persiapan alat, media pembelajaran
2. Kegiatan awal apersepsi (10)
Pre tes secara mencongak
3. Kegiatan inti (40)
a. Penjelasan sebagai acuan untuk pemecahan masalah
b. Beberapa siswa mengerjakan tugas IPA di depan kelas
c. Pemberian konsep pemecahan masalah serta
mengklarifikasikan konsep yang belum jelas
d. Pembentukan kelompok kecil terdiri lima orang, tiap kelompok
mengambil LKS dalam pemecahan masalah
e. Pemecahan masalah tiap kelompok untuk mencari solusi yang
termudah untuk mengerjakan berdasarkan pengalaman di
dalam kelas dan diluar kelas
f. Guru memantau dan membimbing kelompok yang mengalami
kesulitan
g. Tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya
h. Siswa bersama guru membahas hasil pemecahan masalah dan
menarik kesimpulan serta Tanya jawab
i. Siswa mengerjakan evaluasi secara individu
j. Guru menilai tiga tercepat, kemudian berikutnya sampai habis
waktu yang ditentukan
4. Kegiatan akhir (15)
Saran, pesan, penguatan materi
Pemberian PR
Siswa yang kurang 66 melakukan remidi/pebaikan (Hanya 5 siswa)
Siswa yang lebih 66 melakukan pengayaan (37 siswa)

UPAYA TINDAKAN DALAM SIKLUS II


1. Mengaktifkan semua anak dengan jalan memberikan motivasi
terutama siswa yang lemah
2. Memberikan/penjelasan makna soal-soal yang berkaitan dengan
hewan
3. Mengurangi metode ceramah
4. Menambah alat peraga
5. Pemahaman dasar secara detail dengan memperbanyak latihan/driil
6. Memperjelas metode
7. Pencapaian KKM secara maksimal
8. Penanaman pembiasaan mengerjakan PR secara rutin di rumah

C. OBSERVASI/PENGAMATAN
Observasi dilaksanakan pada hari dimana kegiatan sedang
berlangsung yang meliputi keaktifan siswa setiap individu dalam
performan di dalam kelompoknya.

D. ANALISA
Reduksi data
Dari pengamatan data Guru dan Siswa yang didapat hasilnya I seleksi
dan difokuskan ke arah tujuan penelitian. Data yang berhubungan
dengan siswa dikelompokkan kedalam pendukung
a. Data siswa yaitu :
1. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas
Semua kelompok rata-rata sudah aktif hanya satu, dua yang
kurang tetapi sudah mendapat perhatian khusus untuk
diberikan motivasi. Sehingga lebih baik dari siklus I
2. Keaktifan siswa dalam membahas tugas
Karena pengalaman dari siklus I siswa telah mengenal cara
memahami makna kalimat maka siswa dapat memecahkan
masalah secara lancar. Dan hampir semua siswa dapat
memecahkan masalah secara lancar. Dan hampir semua siswa
dapat lebih paham
3. Nilai yang diperoleh dalam siklus II ini sudah lebih baik dan
meningkat, karena nilai KKM 66 sudah melebihi 70%
sehingga peneliti merasa berhasil
b. Data guru yaitu :
1. Kegiatan memberikan tugas
Dalam pemberian tugas diharapkan siswa dilibatkan penuh
dalam persiapan pembelajaran, menyiapkan media, sumber
pelajaran, LKS, serta membuat alat peraga sederhana
2. Kegiatan membahas tugas
Dalam membahas tugas guru telah mengurangi metode
ceramah sehingga siswa bisa mandiri aktif dan memanfaatkan
waktu dengan baik
3. Kegiatan memotivasi siswa
Sambil observasi masing-masing siswa dalam kelompoknya
guru memberikan motivasi secara umum dan penekanan
terhadap siswa yang lemah sehingga siswa yang lemah
mendapat perlakuan khusus agar dapat meningkat
kemampuan untuk memecahkan masalah dalam
kelompoknya
KESIMPULAN
Dari kajian data untuk siklus II ini bahwa Media gambar dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah kelas Siswa Kelas II SD
Negeri 7 Lolong Guba

REFLEKSI DATA
Hasil analisa tersebut di atas dapat dikaji dalam keberhasilan siklus II dan
memperhatikan kegagalan siklus I
Tabel IV.1 : Hasil Siklus (Sebelum, Siklus 1 dan Siklus 2)
DATA HASIL PENILAIAN
SEBELUM SIKLUS, SIKLUS I, DAN SIKLUS II
TANGGAL 20 AGUSTUS, 17 SEPTEMBER 2020
KELAS IV SD NEGERI 7 SRAGEN

No Nam Sebelum Siklus I Siklus II Keterangan


a
1 Adimas Tresna 53 65 70 Tuntas
Hukunala
2 Ailiviul Wael 55 70 70 Tuntas
3 Alif Behuku 60 70 80 Tuntas
4 Alif Arifan 60 70 70 Tuntas
5 Andhika Wael 60 70 75 Tuntas
6 Andi Winarno 62 80 85 Tuntas
7 Andini Solissa 60 70 75 Tuntas
8 Anis Wael 60 65 75 Tuntas
9 Anis Susanti 60 70 70 Tuntas
10 Anita Wulandari 65 80 85 Tuntas
11 Aprilia Behuku 58 70 75 Tuntas
12 Aroy Indrayana 60 70 75 Tuntas
13 Aulia Solissa 60 70 70 Tuntas
14 Azzah Belen 63 70 70 Tuntas
15 Bagas Solissa 60 75 80 Tuntas
16 Bellaia Wael 65 70 75 Tuntas
17 Bernando Yogi 65 75 80 Tuntas
18 Candra Sari Solissa 65 75 80 Tuntas
19 Dani Anan. N 60 70 75 Tuntas
20 Deva Eka. R 65 75 80 Tuntas
21 Dewi Lestari 60 70 75 Tuntas
22 Edwar Candra. S 60 70 75 Tuntas
23 Eka Febri. M. R 60 80 90 Tuntas
24 Fadila Merlin 62 80 90 Tuntas
25 Fahrizal Ade Putra 65 75 85 Tuntas
26 Fajar Ramadani. S 60 65 90 Tuntas
27 Ika Wahyuningtyas 60 80 90 Tuntas
28 Ilma Wa’ajri Korim 60 80 90 Tuntas
29 Iswanda Azizyahroni 62 65 75 Tuntas
30 Kalisa Azhar Aganis 61 70 75 Tuntas
31 Laila Nur Robiah 65 70 75 Tuntas
32 Oktafia Nurjanah 64 75 80 Tuntas
33 Pragola Hukunala 64 65 75 Tuntas
34 Putri Alfia Rahmah 54 70 80 Tuntas
35 Rahayu Sulistyaningsih 65 80 90 Tuntas
36 Sekar Ayu I Hukunala 60 75 80 Tuntas
37 Yonny Anggara Putra 64 65 75 Tuntas
38 Tsamara wael 62 70 80 Tuntas
39 Dava Putra Nugraha 60 70 75 Tuntas
40 Dewi Oktaviani 61 65 70 Tuntas
41 Nurul Ramadyani 60 70 80 Tuntas
42 Monica Indriana 62 70 70 Tuntas

Rata-rata 61 73 78 100%

 Sebelum melaksanakan siklus I siswa yang mendapat nilai :


Jumlah nilai Jumlah siswa
65 5
64 16
60 18
50 3
Nilai rata-rata : 61 42

Gambar IV. 2: Hasil Rata-rata Sebelum Siklus

 Pelaksanaan siklus I siswa yang mendapat nilai :

Jumlah nilai Jumlah siswa


80 9
75 6
70 21
65 6
Nilai rata-rata : 73 42

Gambar IV. 3: Hasil Rata-rata Siklus 1


 Pelaksanaan siklus II siswa yang mendapat nilai :

Jumlah nilai Jumlah siswa


80 18
75 16
70 8
Nilai rata-rata : 78 42

Gambar IV. 4: Hasil Rata-rata Siklus 2

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum Siklus I siklus II

Gambar IV.1 : Grafik siklus


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan
tindakan, sebelum dan sesudah dilaksanankan pada siklus I dan siklus ke II
ternyata siswa sebanyak 42 sudah menunjukkan adanya peningkatan motivasi
belajar dalam pembelajaran IPA dinyatakan 100% tuntas. Siswa Kelas II SD
Negeri 7 Lolong Guba
3. INDENTIFIKASI KENDALA DAN MASALAH YANG MUNCUL
DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNTUK
SIKLUS II
1. Siswa yang pandai dalam kelompok merasa jenuh karena materi
merasa diulang-ulang
2. Siswa yang pandai sifat idialismenya tetap masih ada
3. Kelompok yang lemah terpengaruh kelompok yang pandai
sehingga tergesa-gesa dalam pengerjaannya

4. MERANCANG DAN MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI


PENYELESAIAN MASALAH, PELAKSANAAN PTKSIKLUS 2
BERISI RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMECAHAN
1. Merancang metode serta strategi yang variatif sehingga tidak jenuh
2. Memberikan sosialisasi terhadap siswa yang pandai secara khusus
3. Memantau kelompok yang lemah secara khusus

B. PEMBAHASAN

Secara keseluruhan bahwa proses penelitian telah dilakukan secara


bertahap mulai dari siklus I, II. Perkembangan yang dicapai telah
menunjukkan hasil yang sangat signifikan, baik yang berhubungan dengan
aktivitas mengajar guru maupun nilai ketuntas yang diraih siswa. Keadaan
tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran sangat dinamis dan
senantiasa berusaha untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi,
baik yang dialami guru maupun siswa.
Untuk aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru, perubahan
sgnifikan dirasakan dari kualitas pembelajaran dari cukup, menjadi baik dan
akhirnya menjadi baik sekali berdasarkan nilai prosesntase yang terus
berkembang dari kedua pengamat pembelajaran. Demikian pula dalam
ketuntasan belajar siswa mengalami perkembangan yang sangat pesat sampai
akhirnya melebihi standar KKM yang ditentukan
Dengan demikian secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran yang menggunakan media gambar dapat meningkatkan
ketuntasan belajar siswa mata pelajaran IPA pada Siswa Kelas II SD Negeri
7 Lolong Guba Tahun Pelajaran 2020/2021. Keadaan tersebut dapat
dijadikan sebagai bahan bahwa dengan siklus yang berulang-ulang melalui
penggunaan metode dan materi yang sama dapat meningkatkan hasil belajar
siswa secara lebih berarti.

Dokumentasi :
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan


media gambar dapat meningkatkan kemampuan mengingat. Peningkatan
kemampuan mengingat tersebut diawali dengan lebih meningkatnya gairah
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan gairah yang tinggi siswa lebih
tekun dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Ketekunan dan keseriusan
merupakan modal bagi siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam mengingat.
Akhirnya, dengan konsentrasi yang tinggi maka prestasi belajar akan lebih
meningkat.
Setelah membelajarkan banyak gambar bukan lagi satu kesulitan
bagi guru Kelas/IPA, maka kekhawatiran terhadap rendahnya kemampuan
mengingat tidak perlu lagi terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
penulis dapat menyarankan pada para rekan guru agar mulai mencoba dan
menerapkan media gambar untuk pembelajaran IPA. Namun, memang tidak
dapat dipungkiri bahwa penggunaan media gambar ini memang ada
kelemahannya. Guru harus menyiapkan berbagai alat yang notebene termasuk
mahal untuk ukuran sekolah-sekolah yang kurang mampu, misalnya LCD,
komputer dan VCD-nya. Untuk mengantisipasi kondisi seperti ini sebenarnya
guru dapat mengganti perangkat komputer dan LCD dengan VCD/DVD
player beserta TV monitor biasa. Hanya saja kelemahannya haruslah
dibutuhkan layar TV monitor yang berukuran cukup lebar sehigga semua
siswa dapat melihat dengan cukup jelas.
B. Saran-saran
1. Hendaknya guru lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
menggunakan media gambar.
2. Hendaknya guru mampu mengidentifikasi permasalahan yang terjadi,
sehingga dapat segera dicarikan solusinya.
3. Hendaknya guru meminta bantuan kepala sekolah dan pengawas dalam
menangani setiap permasalahan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama


Offset.
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Basuki Wibowo. 1993. Media Pengajaran. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud.
M. Djauhar Siddiq, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Nabisi Lapono, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.
Nana Sudjana. 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru.
Sri Anitah 2008. Media Pembelajaran. Surakarta PLPG.

Anda mungkin juga menyukai