Anda di halaman 1dari 20

TERAPI KOMPLEMENTER

RELAKSASI GENGGAM JARI UNTUK MENGATASI MASALAH


KECEMASAN, EMOSI DAN NYERI DISMENOR

NAMA : ALDEGONDA F. JEHARUT

NPM : 1714201001

PRODI : KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS

RUTENG

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

KATA PENGANTAR.............................................................................................3
....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................4

B. Tujuan Masalah......................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Terapi Komplementer............................................................................6

B. Materi Dismenor ..................................................................................9

C. Materi Relaksai....................................................................................12

D. Tenik Relaksasi Genggam Jari.............................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpilan...........................................................................................19

B. Saran.....................................................................................................19

Daftar Pustaka .....................................................................................20

2
KATA PENGANTAR

Dengan ini saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
BOOKLET yang membahas tentang terapi Relaksasi Genggam Jari”.

Materi ini penulis susun untuk menambah ilmu serta untuk memenuhi salah satu
tugas dalam kulia “Keperawatan Komunitas“. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan materi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat menbangun dari pembaca.

Dengan tersusunnya materi ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.Untuk ini saya sampaikan terima kasih apabila ada
kurang lebihnya penulis minta maaf.

3
BAB I

A. Latar Belakang
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan
banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian
penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya
(Snyder & Lindquis). Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang adalah
pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik
konvensional. Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang
digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah
penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern. Ada banyak
jenis dari terapi komplementer seperti relaksasi, yoga, terapi musik, aroma
terapi, senam dll.

Salah satu terapi komplementer yang banyak di gunakan juga adalah


relaksasi, ada berabagi macam jenis relaksasi seperti relaksasi autogenik,
progresif, relaksasi genggam jari dll. Teknik relaksasi genggam jari
memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa nyeri serta dapat
digunakan pada saat seseorang sehat ataupun sakit. Teknik relaksasi
merupakan intervensi keperawatan secara mandiri untuk menurunkan
intensitas nyeri, meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah. Relaksasi genggam jari dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan tegangan otot yang menunjang nyeri, ada banyak bukti yang
menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam meredakan nyeri, salah
satunya adalah nyeri haid atau dikenal dengan istilah dismenor.

Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Dari studi longitudinal di


Swedia melaporkan dismenore terjadi pada 90% perempuan yang berusia
kurang dari 19 tahun (Anurogo & Wulandari, 2011).Di Amerika
prevalensi dismenore paling tinggi pada usia remaja dengan estimasi 20-
90% dengan nyeri haid berat sebanyak 15 %. Menurut WHO (2012)
didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami

4
dismenore dengan 10-15% mengalami dismenore berat.Di Indonesia lebih
banyak perempuan yang mengalami dismenore tidak melaporkan atau
berkunjung ke dokter. Dikatakan 90% perempuan Indonesia pernah
mengalami dismenore.

B. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan terapi komplementer
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan dismenor
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan terapi relaksasi
genggam jari
4. Untk mengetahu teknik-teknik terapi relaksasi genggam jari.

5
BAB II
TER
API
A. Terapi Komplementer

T
erapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang
digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah
penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern
(Andrews et al). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan
pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan
individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan
fungsi. Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai
pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan
terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek
biologis, psikologis, dan spiritual.
Terapi komplementer ada yang invasif dan noninvasif. Contoh terapi
komplementer invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang
menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif
seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi
biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin,
hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi,
refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya
B. Jenis-Jenis Terapi komplementer dan Manfaatnya
1. Terapi Setuhan
terapi sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri,
mengurangi kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan
memberi kontribusi positif pada perubahan psikoimunologik.
2. Terapi pijat (massage)
Terapi pijat pada bayi yang lahir kurang bulan dapat meningkatkan
berat badan, memperpendek hari rawat, dan meningkatkan respons.
Sedangkan terapi pijat pada anak autis meningkatkan perhatian dan

6
belajar. Terapi pijat juga dapat meningkatkan pola makan,
meningkatkan citra tubuh, dan menurunkan kecemasan pada anak
susah makan.
3. Terapi kiropraksi terbukti dapat menurunkan nyeri haid dan level
plasma prostaglandin selama haid.
4. Terapi Relaksasi
Relaksasi yang dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merelaksasikan ketegangan otot yang mengendalikan rasa nyeri.
Relaksasi merupakan salah satu teknik yang dapat meredakan
kecemasan.
5. Aromaterapi
Aromaterapi adalah terapi menggunakan minyak esensial yang
bermanfaat untuk mengatasi insomnia, mengatasi masalah pernapasan,
meredahkan nyeri dll.
6. Akupuntur,akupresur, yoga, senam, terapi pijat dan masih banyak lagi.

C. Peran perawat dalam terapi Komplementer


Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi
komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti,
pemberi pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat.
a. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi,
dan diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum
mengambil keputusan.
b. Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan
berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasilhasil evidence-based
practice.

7
c. Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya
dalam praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi
komplementer.. Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien
sehingga peran koordinator dalam terapi komplementer juga sangat
penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan
dokter yang merawat dan unit manajer terkait.
d. Sedangkan sebagai advokat perawat berperan untuk memenuhi
permintaan kebutuhan perawatan komplementer yang mungkin
diberikan termasuk perawatan alternatif.

8
DISME
NOR
M
asa remaja merupakan suatu periode transisi atau peralihan
dari kehidupan masa kanak-kanak (childhood) ke masa
dewasa (adulthood). Pada masa tersebut banyak ditandai
dengan perubahan baik fisik, mental maupun psikososial (Saguni,
Madianung, & Masi, 2013). Masa remaja terdiri dari beberapa subfase
yaitu masa remaja awal (11-14 tahun), masa remaja tengah (15-17 tahun),
dan masa remaja akhir (18-20 tahun). Pada masa remaja terjadi peristiwa
yang sangat penting yaitu peristiwa pubertas. Peristiwa pubertas
merupakan serangkaian peristiwa yang mengarah kematangan seksual
dengan terjadinya percepatan pertumbuhan, pematangan tulang rangka,
perkembangan karakteristik seksual dan pencapaian fertilitas. Salah satu
proses pematangan seksual yang terjadi pada remaja perempuan dalam
masa pubertas ini adalah terjadinya menstruasi pertama/menarche.

A. Defenisi Dismenor
Menstruasi seringkali muncul dengan berbagai jenis rasa nyeri.
Nyeri yang dirasakan setiap individu dapat berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Secara etimologi nyeri menstruasi (dismenore) berasal dari
bahasa Yunani kuno, dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal, meno yang
berarti bulan dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Disimpulkan bahwa
dysmenorrhea atau dismenore adalah aliran menstruasi yang sulit atau
aliran menstruasi yang mengalami nyeri.
Menstruasi merupakan hal yang terjadi secara rutin dengan adanya
suatu siklus setiap bulan. Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode
yang rentan terhadap gangguan Salah satu gangguan yang terjadi saat
menstruasi adalah dismenore. Dismenore merupakan nyeri sebelum atau
selama menstruasi, ini merupakan salah satu masalah ginekologik yang
paling umum terjadi pada remaja putri. Dismenore juga merupakan suatu
gejala rasa sakit atau rasa tidak enak pada bagian bawah.

9
B. Klasifikasi Dismenor
Dismenore secara khusus terbagi menjadi dua jenis, dismenore sekunder
dan dismenore primer.
1. Dismenor primer
Dismenore primer terjadi pada 6-12 bulan setelah menarche dan
berlanjut hingga usia 20-an, dismenore primer disebabkan karena
tingginya kadar prostaglandin. Dismenore primer adalah nyeri pada
saat menstruasi yang timbul tanpa ditemukan adanya kelainan patologi
pada panggul. Dismenore primer berhubungan dengan siklus ovulasi
dan disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemia
akibat adanya prostaglandin yang diproduksi oleh endometrium pada
fase sekresi. Dismenore seringkali disertai dengan keluhan mual,
muntah, nyeri kepala, atau diare yang diduga timbul karena
prostaglandin.
2. Dismenor Sekunder
Sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri menstruasi yang
disebabkan oleh keadaan patologi dari pelvik atau uterus, dapat terjadi
setiap waktu setelah menarche dan ditemukan pada usia 25-33 tahun.
C. Tanda dan Gejala Dismenor
Dismenore Seringkali Disertai Dengan Keluhan
- Mual Muntah
- Nyeri Kepala
- Diare Yang Diduga Timbul Karena Prostaglandin.
- Lemah
- Nyeri di bagian perut bawah
- Mudah marah

10
D. Penyebab
Pada umumnya disebabkan oleh hormon prostaglandin yang meningkat,
peningkatan hormon prostaglandin disebabkan oleh menurunnya hormon-
hormon estrogen dan progesteron menyebabkan endometrium yang
membengkak dan mati karena tidak dibuahi. Peningkatan hormon
prostaglandin menyebabkan otot-otot kandungan berkontraksi

11
TERAPI
RELAKSAS
A. Defenisi Relaksasi
I
Relaksasi merupakan salah satu teknik yang dapat meredakan
kecemasan. Relaksasi tidak sekedar meredakan ketegangan secara
psikis, tetapi juga memperbaiki kondisi fisik seseorang. Selain itu juga
relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot dan akan mengurangi
gejala stres lainya. Teknik ini juga telah banyak digunakan terutama
untuk mengurangi kegairahan dan ketegangan yang berlebihan yang
dirasakan oleh para atlet. Latihan ini membawa seseorang sampai
keadaan rileks pada otot-ototnya.
Ahli-ahli psikologi telah mencobakan beberapa teknik untuk
mengurangi kecemasan yang berlebihan pada individu yang
memperlihatkan ketakutan dalam menghadapi berbagai situasi, antara
lain adalah seperti apa yang dikatakan Harsono :
a. Teknik Jacobson dan Schultz
b. Teknik Cratty
c. Teknik Progressive muscle relaxation (jacobson)
d. Teknik Autogenic Relaxation (psychotonic Training)
e. Teknik respons bebas-anxiety
f. Latihan pernafasan dalam (deep breathing)
g. Meditasi

 Pelaksanaan dan tempat latihan


Agar efektif hasilnya latihan Rrelaksasi ini sebaiknya dilakukan
ditempat dan situasi yang memungkinkan latihan tersebut berlangsung
dengan baik, antara lain:
1. Dilaksanakan ditempat yang tenang, bebas dari hal-hal yang
mengganggu kosentrasi, suara bising, tempat kotor, panas terik, dll.
2. Sebaiknya dilapisi oleh matras yang cukup empuk agar dapat
berbaring dengan enak.

12
3. Dilakukan ditempat yang teduh terhindar dari sengatan langsung
matahari
4. Dialunkan musik yang menenangkan jiwa (musik klasik) dalam
memberikan instruksi suara harus betul-betul menenangkan.
5. Harus dilakukan secara sukarela dan tekun dan mempunyai
kemampuan kosentrasi dengan baik
B. Defenisi Relaksasi Genggam Jari

T
eknik mengenggam jari merupakan bagian dari teknik Jin
Shin Jyutsu. Jin Shin Jyutsu adalah akupresur Jepang.
Bentuk seni yang menggunakan sentuhan sederhana tangan
dan pernafasan untuk menyeimbangkan energi didalam tubuh. Tangan
(jari dan telapak tangan) adalah alat bantuan sederhana dan ampuh
untuk menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap
jari tangan berhubungan dengan sikap sehari-hari. Ibu jari
berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk berhubungan
dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan, jari
manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking
berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati.
Perasaan yang tidak seimbang, seperti khawatir, takut, marah,
kecemasan, dan kesedihan dapat menghambat aliran energi yang
mengakibatkan rasa nyeri. Relaksasi genggam jari digunakan untuk
memindahkan energi yang terhambat menjadi lancar. Perlakuan
relaksasi genggam jari akan menghasilkan impuls yang dikirim melalui
serabut saraf aferen non nosiseptor. Serabut saraf non nosiseptor
mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup sehingga stimulus nyeri
terhambat dan berkurang.
Penanganan yang dapat diberikan untuk mengurangi dismenore adalah
dengan pemberian terapi farmakologi seperti pemberian obat analgetik,
terapi hormonal, terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin dan
dilatasi kanalis servikalis. Selain itu terapi non farmakologis juga
diperlukan untuk mengurangi dismenore. Salah satunya dengan

13
menggunakan teknik relaksasi. Teknik ini didasarkan kepada
keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang
pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya.
Dalam penatalaksanaan dismenore, akan lebih efektif jika
mengkombinasikan dua atau lebih metode non-farmakologis yang ada.
Salah satu jenis kombinasi metode non-farmakologis yang dapat kita
terapkan yaitu kombinasi relaksasi genggam jari dan napas dalam.
Kedua metode ini merupakan metode yang sederhana dan dari
beberapa penelitian mengatakan bahwa metode ini efektif dalam
mengurangi nyeri.
C. Teknik Terapi Relaksasi Genggam Jari
Mekanisme Relaksasi Genggam Jari Relaksasi genggam jari
menghasilkan impuls yang di kirim melalui serabut saraf aferen non-
nosiseptor. Serabut saraf non-nesiseptor mengakibatkan “gerbang”
tertutup sehingga stimulus pada kortek serebi dihambat atau dikurangi
akibat counter stimulasi relaksasi dan menggenggam jari. Sehingga
intensitas nyeri akan berubah atau mengalami modulasi akibat
stimulasi relaksasi genggam jari yang lebih dahulu dan lebih banyak
mencapai otak.

14
Menurut Wong (2011:126) prosedur penatalaksanaan penatalaksanaan
teknik relaksasi genggam jari dilakukan selama 15 menit dengan
tahapan antara lain
1. Duduk atau baring dengan tenang

2. Genggam ibu jari tangan dengan telapak tangan sebelahnya apabila


merasa khawatir yang berlebihan dan merasa nyeri.

3. Genggam jari telunjuk dengan telapak tangaan sebelahnya apabila


merasa takut berlebihan

4. Gengggam jari tengah dengan telapak tangan sebelahnya apabila


merasa marah berlebihan.

15
5. Genggam jari manis dengan telapak sebelahnya apabila merasa
sedih berlebihan.

6. Genggam jari kelingking dengan telapak tangan sebelahnya apabila


merasa stress berlebihan

7. Tutup mata, fokus, dan tarik nafas perlahan dari hidung,


hembuskan perlahan dengan mulut. Lakukan berkali-kali

8. Katakan, “semakin rileks, semakin rileks, semakin rileks, semakin


rileks”, dan seterusnya sampai benar-benar rileks.
9. Apabila sudah dalam keadaan rileks, lakukan hipnopuntur yang
diinginkan seperti, “maafkan”, “lepaskan”, “tunjukan yang
terbaik”, “saya pasti bisa”, “saya yakin bahagia”, “saya ingin
masalah cepat selesai”, “saya bisa mendapatkan yang lebih baik”,
dan lain-lain sesuai dengan permasalahanya
10. Gunakan perintah sebaliknya untik menormalkan pikiran bawah
sadar. Contohnya, “saya akan terbang dnegan keadaan yang lebih

16
baik”, “mata saya perintah untuk normal kembali dan dapat dengan
mudah untuk dibuka”
11. Lepas genggam jari dan usahakan lebih rileks.

17
RINGKASA
N
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al). Terapi komplementer
terdiri dari beberapa jenis seperti akupuntur, relaksasi, aromaterapi, yoga,
terapi musik, akupresur, senam dll.

Dismenore merupakan nyeri sebelum atau selama menstruasi, ini


merupakan salah satu masalah ginekologik yang paling umum terjadi pada
remaja putri. Dismenore juga merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa
tidak enak pada bagian bawah perut

DISMENOR pada umumnya disebabkan oleh hormon prostaglandin yang


meningkat, peningkatan hormon prostaglandin disebabkan oleh
menurunnya hormon-hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
endometrium yang membengkak dan mati karena tidak dibuahi.
Peningkatan hormon prostaglandin menyebabkan otot-otot kandungan
berkontraksi

Teknik relaksasi mengenggam jari merupakan bagian dari teknik Jin Shin Jyutsu. Jin Shin
Jyutsu adalah akupresur Jepang. Bentuk seni yang menggunakan sentuhan sederhana
tangan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energi didalam tubuh. Tangan (jari dan
telapak tangan) adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan
membawa tubuh menjadi seimbang. Teknik ini mampu meredahkan nyeri haid,
kecemasan dan emosi.

18
BAB III
PENUT
UP
A. KESIMPULAN

Terapi komplementer adalah terapi teradisional yang digabungkan dengan


terapi moderen. Terapi komplementer terdiri dari berbagai jenis seperti
aromaterapi, akupuntur, akupresor, yoga, relaksasi, senam, terapi musik
dll. Salah satu dari terapi komplementer adalah relaksasi yang sering
digunakan. Relaksasi merupakan salah satu teknik yang dapat meredakan
kecemasan. Salah satu jenis relaksasi adalah terapi genggam jari yang
digunakan untuk mengatasi kecemasan, emosi atau nyeri, terutama untuk
nyeri haid. Teknik relaksasi mengenggam jari merupakan bagian dari
teknik Jin Shin Jyutsu. Jin Shin Jyutsu adalah akupresur Jepang. Bentuk
seni yang menggunakan sentuhan sederhana tangan dan pernafasan untuk
menyeimbangkan energi didalam tubuh. Tangan (jari dan telapak tangan)
adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan
membawa tubuh menjadi seimbang. Teknik ini mampu meredahkan nyeri
haid, kecemasan dan emosi.

B. SARAN
Semoga materi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

19
DAFTAR PUSTAKA

Saguni, F.C.A., Madianung, A & Masi, G. (2013). Hubungan dismenore dengan


aktivitas belajar remaja putri di SMK Kristen I Tomohon. Ejournal keperawatan.
Diperoleh pada tanggal 19 Januari 2018 di http://ejournal.unsrat.ac.id

Wulandari, Oswati Hasanah, Rismadefi Woferst.(2018). Gambaran Kejadian Dan


Manajemen Dismenore Pada Remaja Putri Di Kecamatan Lima Puluh Kota
Pekanbaru. Jurnal Keperawatan. Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018

Sri Ramadina, Sri Utami, Jumaini. ( 2015) Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam
Jari Dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan Dismenore.
https://www.neliti.com/publications/189644/efektifitas-teknik-relaksasi-genggam-
jari-dan-nafas-dalam-terhadap-penurunan-dis

20

Anda mungkin juga menyukai