Anda di halaman 1dari 8

IKLIM ORGANISASI

V.C AGNES BATTA

1614201031

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2019/2020
A. PENGERTIAN IKLIM ORGANISASI

Iklim atau Climate berasal dari bahasa Yunani yaitu incline, kata ini tidak hanya
memberikan arti yang terbatas pada hal-hal fisik saja seperti temperatur atau tekanan,
tetapi juga memiliki arti psikologis bahwa orang-orang yang berada di dalam organisasi
menggambarkan tentang lingkungan internal organisasi tersebut.

Tiaguri mengemukakan sejumlah istilah untuk melukiskan perilaku dalam hubungan


dengan latar atau tempat (setting) dimana perilaku muncul: lingkungan (environment),
lingkungan pergaulan (milieu), budaya (culture), suasana (atmosphere), situasi
(situation), pola lapangan (field setting), pola perilaku (behaviour setting) dan kondisi
(conditions).

Menurut Davis and Newstrom (2001:25) memandang iklim organisasi sebagai


kepribadian sebuah organisasi yang membedakan dengan organisasi lainnya yang
mengarah pada persepsi masing-masing anggota dalam memandang organisasi.

Sedangkan menurut Stinger (2002:122) mendefenisikan iklim sebagai “collection and


pattern of environmental determinant of aroused motivation”, iklim organisasi adalah
sebagai suatu koleksi dan pola lingkungan yang menentukan motivasi.

Iklim organisasi merupakan persepsi anggota organisasi yakni sebagai individual dan
kelompok serta berhubungan dengan organisasi. Persepsi Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berada di dalam organisasi berpengaruh kuat terhadap iklim organisasi yang
terbentuk di dalam organisasi tersebut.

B. PENDEKATAN- PENDEKATAN IKLIM ORGANISASI

Menurut James dan Jones dalam Toulson dan Smith (1994:455) membagi iklim
organisasi dalam tiga pendekatan, yaitu:

a. Multiple measurement – organizational approach

Pendekatan ini memandang bahwa iklim organisasi adalah serangkaian karakteristik


deskriptif dari organisasi yang mempunyai tiga sifat, yaitu: relatif tetap selama periode
tertentu, berbeda antara organisasi satu dengan organisasi lainnya, serta mempengaruhi
perilaku orang yang berada dalam organisasi tersebut. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi adalah ukuran, struktur, kompleksitas sistem, gaya kepemimpinan, dan
arah tujuan organisasi.

b. Perseptual measurement – organizational attribute approach

Pendekatan ini juga memandang iklim organisasi sebagai atribut organisasi, tetapi
pendekatan ini lebih menekankan penggunaan pengukuran persepsi daripada pengukuran
secara obyektif seperti ukuran dan struktur organisasi.

c. Perseptual measurement-individual approach

Pendekatan ini memandang iklim sebagai serangkaian ringkasan atau persepsi global
yang mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian yang nyata dalam organisasi dan
persepsi terhadap kejadian tersebut. Pendekatan ini menekankan pada atribut organisasi
yang nyata ke sebuah ringkasan dari persepsi individu. Dengan pendekatan ini, variabel
intervensi yang disebabkan oleh kejadian-kejadian baik yang dialami oleh individu
maupun organisasi dapat mempengaruhi perilaku individu-individu tersebut. Oleh karena
itu, iklim organisasi dapat berlaku sebagai variabel bebas maupun terikat.

C. DIMENSI IKLIM ORGANISASI

1. Menurut Stringer

Dimensi iklim organisasi menurut Litwin dan Stringer (1968) ada 6 (enam)
dimensi yang diperlukan yakni ;

a. Struktur , struktur merefleksikan perasaan bahwa karyawan diorganisasi


dengan baik dan mempunyai definisi yang jelas mengenai peran dan tanggung
jawab mereka. Meliputi posisi karyawan dalam perusahaan.

b. Standar-standar, mengukur perasaan tekanan untuk memperbaiki kinerja dan


derajat kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya
dengan baik. Meliputi kondisi kerja yang dialami karyawan dalam
perusahaan.
c. Tanggung jawab, merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi
pimpinan diri sendiri‖ dan tidak pernah meminta pendapat mengenai
keputusannya dari orang lain. Meliputi kemandirian dalam menyelesaikan
pekerjaan.

d. Pengakuan, perasaan karyawan diberi imbalan yang layak setelah


menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Meliputi imbalan atau upah yang
terima karyawan setelah pekerjaan.

e. Dukungan, merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan


saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja. Meliputi hubungan dengan
rekan kerja yang lain.

f. Komitmen, merefleksikan perasaan kebanggaan dan komitmen sebagai


anggota organisasi. Meliputi pemahaman karyawan mengenai tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan.

2. Menurut Steve Kelneer

Kelneer dalam Lila (2002) menyebutkan 6 (enam) dimensi iklim organisasi

sebagai berikut :

a. Flexibility Conformity , flexibility dan conformity merupakan kondisi


organisasi yang untuk memberikan keleluasaan bertindak bagi karyawan serta
melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini
berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur
yang ada. Penerimaan terhadap ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung
didalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya
tujuan organisasi.

b. Responsibility , hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan, pelaksanaan


tugas organisasi yang diemban, karena mereka terlibat didalam proses yang
sedang berjalan.
c. Standards , perasaan karyawan tentang kondisi organisasi, dimana
manajemen memberikan perhatian kepada pada pelaksanaan tugas dengan
baik, tujuan yang telah ditentukan.

d. Rewards, hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan


dan pengakuan atas kerja baik.

e. Clarity, hal yang berkaitan dengan perasan pegawai bahwa mereka


mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dengan pekerjaan, peranan dan
tujuan organisasi.

f. Tema Commitment ,berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai perasaan


bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha lebih baik
saat dibutuhkan.

3. Menurut Pines

Menurut Pines  (1982), iklim kerja sebuah organisasi dapat diukur melalui 4
(empat) dimensi sebagai berikut: 

a. Dimensi Psikologis yaitu, meliputi variabel seperti beban kerja, kurang


otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment clershif ), dan kurang
inovasi.

b. Dimensi Struktural yaitu , meliputi variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat
keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.

c. Dimensi Sosial yaitu , meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi
kuantitas dan ciri-ciri  permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan
dan kerja sama dan penyelia-penyelia dukungan dan imbalan).

d. Dimensi Birokratik  yaitu , meliputi  undang-undang  dan peraturan-peraturan


konflik peranan dan kekaburan peranan.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKLIM ORGANISASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi adalah:


 Karakteristik internal

Terdiri dari kondisi dalam organisasi yang diatur dan telah ditetapkan dalam
mencapai tujuan organisasi. Karakteristik internal dikenal melalui beberapa
dimensi:

a. Formalisasi, yaitu tingkat penggunaan dokumentasi tertulis

b. Spesialisasi, yaitu derajat pembagian tugas

c. Sentralisasi, yaitu berupa pembagian kekuasaan dan proses pengambilan


keputusan

d. Otoritas, yaitu berupa pembagian tugas dan pengambilan keputusan

e. Profesionalisme, yaitu menggambarkan tingkat pendidikan anggota

f. Konfigurasi, yaitu menunjukkan pembagian anggota ke dalam bagian-bagian.

 Karakteristik organisasi secara keseluruhan

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka, dalam upaya pencapaian tujuan memiliki
karakteristik tertentu sebagai totalitas dapat dilakukan melalui penelaahan
terhadap ukuran organisasi, teknologi yang digunakan dan lingkungan yang
` dihadapi organisasi, faktor umum organisasi, ukuran
organisasi, teknologi dan lingkungan akan mempengaruhi iklim yang dirasakan
anggota, karena secara langsung ataupun tidak, anggota pun berinteraksi dengan
faktor-faktor tersebut.

 Karakteristik individu

Seperti yang diungkapkan di atas, bahwa iklim organisasi tercipta dari hasil
interaksi individu dalam organisasi. iklim merupakan suasana yang dirasakan
orang-orang yang terlibat dalam organsiasi. Dengan demikian karakteristik
individu seperti persepsi, sifat, kemampuan, akan mempengaruhi iklim organisasi.
demikian juga dengan pengalaman masa lalu, harapan serta nilai-nilai yang dianut
setiap individu akan berpengaruh terhadap proses interkasi. Karakteristik individu
yang satu dengan yang lain berbeda, akan memberi warna pada iklim yang
terbentuk.

E. ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI IKLIM ORGANISASI

Menurut Petterson satu asumsi dasar studi mengenai iklim organisasi adalah
lingkungn sosial yang secara umum menggambarkan sejumlah aspek tertentu :

a. Struktur , hal ini mengacu pada bagaimana anggota merasakan batasan


organisasi dana aturan-aturannya.

b. Tanggungjawab, aspek ini concern dengan bagaimana anggota merasa mampu


mebuat keputusan tanpa harus meinta konfirmasi dengan atasan langsung.
Kondisi ini melibatkan pengetahuan mengenai peran seseorang dan
mrmastikan setiap pekerjaan dapat dikerjakan.

c. Imbalan, aspek ini brfokus pada bagaimana anggota memahami penghargaan


untuk apa yang telah mereka kerjakan.

d. Resiko, apek ini menggambarkan resiko atau tantangan yang dikaitkan dengan
pekerjaan tertentu.

e. Kehangatan, fokus dari aspek ini adalah perasaan keakraban antara satu
anggota degan anggota lainnya dalam kelompok maupun organisasi secara
keseluruhan.

f. Dukungan , tujuannya adalah untuk mengukur bagaimana pemahaman pada


kesetiaan pengelola dan kolega untuk saling memberikan dukungan dan
bantuan pada kesulitan yang dihadapi.
Daftar Pustaka

Litwin GH, Stringer RA Jr. 1968. Motivation and organizational climate. Boston:
Harvard University Press.

Davis, Keith., John W. Newstrom. Human Behavior at Work : Organizational Behavior,


New York : McGraw-Hill, 1985.

Stinger R. 2002. Leadership an Organization Climate. New Jersey: Prentice Hall

Litwin GH, Stringer RA Jr. 1968. Motivation and organizational climate. Boston:
Harvard University Press.

Anda mungkin juga menyukai