Talasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana
terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh
darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek ( kurang dari 100 hari ) Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Ditandai oleh defisiensi produksi globin pada hemoglobin. Dimana terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari ). Kerusakan tersebut karena hemoglobin yang tidak normal ( hemoglobinopatia). Klasifikasi talasemia dibedakan atas : Talasemia minor Talasemia mayor Talasemia intermedia Klasifikasi dari Thalassemia berdasarkan jenis subunit globin yang mengalami defek, dan secara garis besar terdiri dari: 1. Thalassemia-α Secara klinis thalassemia-α dapat terbagi menjadi 4 kelompok: a. Silent thalassemia-α (-α/αα). b. Carrier thalassemia-α (--/αα atau –α/-α) c. Hemoglobin H disease (--/-α) d. Hydrops Fetalis(--/--) a. Talasemia minor b. Thalasemia mayor c. Thalasemia intermedia Patofisiologi yang mendasari antara jenis thalassemia hampir sama, ditandai dengan penurunan produksi hemoglobin dan sel darah merah (RBC) , adanya kelebihan rantai globin yang tidak efektif, akan menyebabkan bentuk homotetramers yang tidak stabil sehingga memicu terjadinya heinz body. Alfa homotetramers pada β-talasemia lebih tidak stabil daripada β-homotetramers di α-talasemia dan sebelumnya akan terbentuk presipitasi pada RBC, menyebabkan kerusakan sel darah merah dan hemolisis yang berat oleh karena eritropoesis yang tidak efektif serta hemolisis ekstramedular Terapi diberikan secara teratur untuk meempertahankankadar Hb di atas 10 g/dl. Transfusi dengan dosis 15-20 ml/kg sel darah merah ( PRC ) biasanya perlukan setiap 4-5 minggu Siderosis miokardium merupakan faktor pentimg yang kuat ikut berperan dalam kematian awal penderita. Terapi hipertransfusi mencegah splenomegali masih yang disebutkan oleh eritropoesis ekstra medular. Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang berulang-ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar zat besi dalam darah sangat tingii, sehingaa ditimbun di dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, janrung dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat tersebut (hemokromatosis ). Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan saja Asal keturunan atau kewargaan negaraan Umur Riwayat kesehatan anak. Pertumbuhan dan perkembangan Pola makan Pola aktivitas Riwayat kesehatan keluarga. Riwayat ibu saat hamil(Antenatal Core-ANC) Kulit. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya suplai O2/Na ke jaringan yang ditandai dengan klien mengeluh lemas dan mudah lelah ketika beraktivitas. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neorologis (anemia) yang ditandai dengan kulit bersisik kehitaman pada beberapa tempat. Resiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hemokromatesis Resiko gangguan tubuh kembang berhubungan dengan hipoksia jaringan Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan menurunnya imunitas.