Anda di halaman 1dari 14

Terapi Komplementer Terhadap Penyakit

Paliatif
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok VIII
1. Anita Nggraini Ginting (17.11.016)
2. Iva Santka (17.11.081)
3. Maya Desi Oktari Harahap (17.11.107)
4. Sarah Sarmauly Manurung (17.11.167)
5. Veronika Bago (17.11.197)
6. Triaman Zega (17.11.257)
Dosen Pembimbing : Ns. Rentawati Purba, S.Kep, M.Kes

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA


FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM
SARJANA
T.A 2019/2020
Kata Pengantar

Syukur alhamdulilah, merupakan satu kata yang sangat pantas kami


ucapkan kepada Allah swt, karena bimbingan-Nya lah maka kami Kelompok VIII
bisa menyelesaikan sebuah makalah Keperawatan Paliatif yang berjudul “Terapi
komlementer terhadap pasien paliatif” Makalah ini di buat dengan berbagai
obserfasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan makalah yang bisa
dipertanggung jawabkan hasilnya, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak
terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam
penyusunan makalah ini.

Kami manyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan
keritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terimakasih penyusun ucapkan, dan semoga makalah ini bisa memberikan


sumbangan ilmu yang bermnfaat bagi kita semua.

Deli tua, 11 November 2019

Kelompok VIII

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1

Daftar isi...................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3

1.3 Tujuan..........................................................................................................3

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian paliatif care................................................................................4

2.2 Tujuan Keperawatan Paliatif ......................................................................4

2.3 Peran Fungsi Perawat Pada Asuhan Keperawatan Paliatif........................4

2.4 Konsep Terapi Komplementer....................................................................5

2.5 Klasifikasi Terapi Komplementer...............................................................5

2.6 Hubungan Terapi Komlementer Pada Perawatan Paliatif.........................10

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan...............................................................................................12

3.2 Saran..........................................................................................................12

Daftar pustaka........................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Terapi keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuhan haru
dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam arahan atau konseling pasien. Dalam penggunaan berbagai
terapi.
Thomas friedman (2005) mengatakan saat ini, dunia kesehatan termasuk
salah satunya pratisi keperawatan masih bingung tetang apa itu terapi
komplementer. Mempertluan pengetahuan tenntang prespektif obat lengkap
seperti komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa
budaya didunia yaitu sangat penting untuk perawatan kesehatan yang kompeten.
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan
banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting
dalam pelayanan kesehatan di amerika serikat dan negara lainya(sinder dan
linquis, 2002).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan paliatif?
2. Apa tujuan perawatan paiatif?
3. Apa fungsi perawat dalam perawatan paliatif?
4. Apa yang dimaksud dengan terapi komplementer?
5. Apa klasifikasi terapi komplementer?
6. Bagaimana proses terapi komplementer pada paliatif?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu paliatif
2. Mengetahui tujuan dari paliatif
3. Mengetahui fungsi perawat dalam perawatan paliatif
4. Mengetahui apa itu terapi komplementer
5. Mengetahui klasifikasi terapi komplementer
6. Mengetahui bagaimana proses terapi komplementer pada paliatif

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Paliatif Care
Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti
meringankan,dan “paliare” (bahasa latin yang berarti “menyelubungi” –penj)
merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala
klien, bukan berarti kesembuhan. Perawatan paliatif care adalah pendekatan yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
mengharapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat megancam jiwa,
melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan
penilainan yang tertib serta penangan nyeri dan masalah lain baik fisik,
psikososial dan spiritual(WHO 2011)
Kemudian menurut kemkes RI NO 812 (2007) paliatif care (perawatan
paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang
mengancam jiwa, melalui pencegahan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa
sakit masalah lain, fisik,psikososisl, spiritual.

2.2. Tujuan Keperawatan Paliatif


Tujuan perawatan paliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan
supor kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis, tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya.

2.3. Peran Fungsi Perawat Pada Asuhan Keperawatan Paliatif


Pelaksanaan perawat yaitu memberi asuhan keperawatan,pendidikan
kesehatan,koordinator,odvokasi,kolabolator, fasilitator, modifikasi lingkungan
,manajer kasus, konsultan,koordinasi. Pada pendidik yaitu pendidikan/dipelayan,
perawat juga berperan sebagai penelitin.

4
2.4. Konsep Terapi Komplementer
Menurut KKBI, terapi adalah usaha untuk memulihkan usaha orang yang
sedang sakit, pengobatan enyakit,perawatan penyakit. Komplementer adalah
bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer
dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konfensianal dan bersifal
rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukun kesehatan di indonesia.
Stadart praktek pengobatan komplementer telah diatur dlam peraturan
mentri kesehatan replubik indonesia. Menurut WHO, pengobatan komlementer
adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkulatn, untuk diindonesia jamu misalnya bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional
yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari jaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun menurun pada suatu negara. Terapi komlementer adalah
sebuah kelompo dari macam-macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan,
praktik dan prodik yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan
konfensional ( widiatuti 2012)

2.5. Klasifikasi Terapi Komplementer


1. sistem medis alternatif
a. akupuntur
akupuntur merupakan salah satu komponen dari obat tradisional cina hal
itu didasarka pada keyakinan di qi (kekuatan hidup), yang merupakan energi yang
mengalir melalui tubuh seanjang jalur yang dikenal sebagai meridian. Setiap
ketidak seimbangan dalam qi diduga mengakibatkan kesulitan atau penyakit . ada
12 meridian utama diyakini sebagai titik akupuntur yang sesuai dengan setiap
bagian tubuh dan organ. Untuk menyeimbangkan aliran qi, jarum sekali pakai
yang sangat halus dimasukkan kedalam acupoints dibawah kulit. Dasar biologis
dari qi belum ditemukan namun diperkirakan dalam akupuntur menstimulus
endorfin dan neurotransmiter lain diotak. Akupun telah terbukti efektif untuk
nyeri dan kemoterapi mual dan muntah.
Resiko akupuntur berhubngan dengan ketidaknyamanan ringan. Hanya
jarum sekali pakai yang dignakan. Hal ini penting untuk mengetahui seorang
praktisi akupuntur yang berkualitas.

5
Kontraindikasi akupuntur lymhedema (resiko infeksi), alat pacu jantung
(tidak ada elektroacupunture, bisa menganggu irama jantung) dan kehamialan
(perlu menghindari titik-titik tertentu yang bisa merangsang rahim). Dan –farber
cancer institut di bastone, kontraindikasi akupuntur adalah ANC <500/ul,
trombosit <25.000 /ul, demam neutropenia, situs metastasis, situs iradiasi
(berkelanjutan untk 4 minggu), INR> 3,5-4,0, dan transplantasi sel induk (2
minggu sebelum 3 bulan) setelah itu akupuntur tidak akan menggangu obat nyeri.

b. akupresur
akupresur adalah teknik pengobatan cina tradisional yang berdasarkan
pada ide-ide yang sama seperti akupuntur. Akupresur melibatkan penempatan
tekanan fisik dengan tangan pada titik-titik akupuntur yang berbeda pada
permukaan tubuh. Ada tiga titik akupresur yang perawat dapat gunakan atau
ajarkan pada pasien kanker untuk menstimulasi diri. Titik pada usus besar dapat
diakses pasien/pasien/keluarga/perawat. Lokasi bagian berdaging dari kedua
tangan antara ibu jari dan jari telunjuk dan kemudian tekanan ibu jari tangan
berlawanan sampai pasien merasakan tekanan. Titik perut terletak disisi lateral
lutut antara patela dan puncak tibia. Tittik mual dan muntah terletak dua inci
proksimal ke puncak melintang dari pergelangan tangan antara tendon. Tekan
dengan ibu jari secara melingkar selama 1-2 menit.

2. mind-body medicine
a. meditasi
meditasi adalah pengaturan perhatian oleh diri sendiri secara sengaja. Ada
dua kategori meditasi : konsentrasi dan kesadaran. Metode konsentrasi
menumbuhkan kemanunggalan perhatian dan mulai dengan mantara (suara
diulang,kata, atau frasa) seperti dalam meditasi transedental. Praktek pengurangan
stres berbasis kesadaran mulai dengan pengamatan pikiran, emosi, dan sensasi
tanpa penilaian yang muncul dalam bidang kesadaran.
Meditasi membantu untuk pasien kanker yang sakit parah untuk
mengilangkan rasa sakit fisik dan emosional. Banyak pasien kanker meninggal
menemukan bahwa ketenangan pada meditasi menimbulkan perasaan yang
mendalam dari penerimaan, kesejahteraan, dan kedamainan batin. Sebuah studi

6
yang dilakukan pada 51 pasien rawat jalan dengan nyeri kronis dengan program
10 minggu menunjukkan penurunan 50% rasa sakit. Meditasi mengurangi tingkat
stres yang berpotensi dapat mengurangi pengalaman rasa sakit.

b. hipnosis
hipnosis adalah keadaan penuh perhatian, konsentrasi reseptif ditandai
dengan perubahan sensori, keadaan psikologis diubah, dan minim fungsi motorik.
Instruksi yang bisa diberikan menyarankan relaksasi fisik seperti mengambang
bersama dengan gambar yang mengalihkan perhatian rasa sakit. Hipnosis dapat
diindikasi dalam beberapa menit untk mempertahankan analgesia yang sedang
berlangsung dan relaksasi dalam menghadapi tekanan emosianal dan fisik. Ada
bukti dari tinjauan sistematis bahwa hipnosis dapat membantu mengurangi
kecemasan dan nyeri pada pasien kanker dan terminal.

c. guided imagery
ini mengalihkan fokus mental dan rangsangan menyakitkan untuk
pengalaman yang lebih menyenangkan, gambaran, dan relaksasi. Quided imagery
adalah intervensi yang perawat dapat lakukan dengan pengaturan yang berbeda
(rumah sakit,rumah, hospice,) dapat digunakan dengan pasien dan keluarga untuk
mengurangi rasa sakit dan kecemasan.

d. pelatihan relaksasi
pelatihan relaksasi melibatkan napas dalam, relaksasi otor progresif dan
prncitraan. Modalitas ini telah menghasilkan penurunan yang signifikan dalam
nyeri secara subjektif dengan pasien kanker stadium lanjut

e. terapi distraksi
terapi distraksi adalah teknik dimana rangsangan sensorik diberikan
kepada pasien dalam rangka untuk mengalihkan perhatian mereka dari
pengalaman tidak menyenangkan. Misalnya dengan melihat pemandangan alam,
video game, dll.

7
f. terapi musik
terapi musik adalah penggunaan musik yang diatur/ dikontrol untuk
perubahan klinis. Terapi musik digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan
penderitaan. Ada perbedaan antara penggunaan musik dan terapi musik, terapi
musik menggunakan bakat dari seseorang profesional terlatih yang memfasilitasi
kontak pasien, interaksi, kesadaran diri dan ekspresi diri melalui alat musik.
Sebuah sesi terapi musik dapat seperti mendengarkan, bernyanyi, bermain drum ,
mengembangkan lirik, ata merekam untuk keluarga. Musik yang disediakan oleh
terapis musik telah terbukti lebih efektif daripada penggunaan pra-rekaman musik
sendiri dalam mengurangi skor kecemasan.

g. terapi seni
terapi seni menggunakan proses untuk memungkinkan kesadaran dan
ekspresi emosi individu. Untuk pasien kanker, sering kali sulit untuk
mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan tentang diagnosis, rawat inap,
pengobatan, penyait berulang, keluarga dan kematian. Ini adalah seni itu sendiri
yang memfasilitasi kesadaran emosi dan pengurangan gejala melalui penggunaan
bahan-bahan seni. Beberapa penelitian telah meneliti penggunaan terapi seni
dalam mengendalikan gejala kanker.
Dalam sebuah penelitian pasien kanker, sebagian besar dengan leukimia
dan lifoma, terapi seni menyediakan penurunan signifikan secara stastistik pada
rasa sakit dan gejala umum lainnya, kecuali untuk mual. Dengan menggunakan
garis tubuh dan pastel warna dan spidol, pasien kanker yang membantu untuk
visualisasi rasa sakit mereka, mengkomunikasikan emosi mereka, berurusan
dengan citra tubuh dan mencari makna dan spiritualisasi.

3. manipulative and body-based proces


a. pijat masase
pasien pada kanker, sentuhan membuat koneksi, kenyamanan dan
peningkatan kualitas hidup. Sentuhan berupa pijatan menjadi bagian dari
perawatan sehari-hari yang diberikan kepada setiap pasien yang dirawat de rumah
sakit. Terapi pijat digunakan untuk meringankan gejala pada pasien kanker. Ini
menggunakan teknik manual menggosok, membelai, menekan, atau memijat

8
jaringan lunak tubuh untuk mempengaruhi seluruh tubuh. Pada suatu waktu, pijat
ini diduga penyebabkan penyebaran kanker dengan meningkatkan sirkulasi
sistemik. Sampai saat ini tidak ada bukti untuk mendukung ini. Sentuhan dapat
menjadi intervensi terhadap nyeri. Berbagai penjelasan untuk efektivitas pijat
telah diusulkan, pengurangan ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi, relaksasi
umum dan efek memelihara sentuh.

b. gentle masase
untuk memberikan kenyamanan tempatkanlah telapak tangan seluas
mungkinn dengan seluruh tangan berkontak dengan bagian tubuh pasien seperti
lengan atau punggung. Jangan menggunakan ujung jari atau jempol karena dapat
memberikan banyak tekanan terlalu spesifik. Tekanan harus ringan dan tersebar
luas. Pilih pola pijat bias seperti lingkaran,dua lingkaran, oval, atau oval besar.
Hal ini penting untuk memindahkan tangan pada kecepatan dan tekanan yang
konsisten.

c. refleksi
refleksi adalah terapi sentuhan yang didasarkan pada keyakinan bahwa ada
titik rileks atau titik energi pada kaki., tangan dan telinga, yang sesuai pada setiap
kalenjar., organ dan bagian tubuh. Dengan stimulasi trampil dari daerah dan poin-
poin dengan tangan, jari dan teknik praktis, sistem tubuh yang difasilitasi untuk
keseimbangan yang lebih besar. Ini memfasilitasi pasien dalam keadaan yang
lebih santai dimana mereka dapat fokus pada kesehatan daripada penyakit.
Refleksi harus dihindari apabila pasien mempunyai trombosis vena di
kaki/ tangan untuk mencegah bergerak dari trombus kedalam sirkulasi.
Kontraindikasi lainnya adalah infeksi, ruam, memar, luka, dan lyphedema kaki.

4. energi medicine (reiki)


Reiki adalah getaran atau halus paling sering difasilitasi oleh sentuhan
yang sangat ringan. Rei berarti yang universal atau energi paling tinggi., dan ki
berarti energi kekuatan hidup . terapi reiki diduga mendukung kesejahteraan kita
dan untuk memperkuat kemampuan alaami kita untuk menyembuhkan dengan
mendorong keseimbangan dalam tubuh, pikiran dan jiwa.

9
Reiki yang ditawarkan oleh seorang praktisi reiki dilatih untuk individu
dan melibatkan penempatan tangan yang sangat ringan pada tubuh pasien kepala
hingga ujung kaki, depan, dan belakang dan titik nyeri jika ditoleransi.

5. biological based practice.


Karena terapi komplementer adalah pengobatan untuk mendukung
pengobatan medis atau konvensional. Jadi herbal, vitamin dan suplemen yang
diberikan akan berinteraksi dengan obat-obatan yang diberikan oleh dokter atau
tenaga medis lainnya. Namun, adanya interaksi antara obat herbal, vitamin, atau
suplemen dengan obat-obatan harus diwaspadai.
Contoh pengobatan komlementer dalam bentuk herbal yaitu herbal sinche
fengshui yaitu metode pengobatan yang memadukan obat-obatan herbal yang
berkhasiat tinggi dengan resep pengobatan cina kuno yang telah berusia ribuan
tahun. Selain itu ada tanaman herbal yaitu gingseng yang berasaal dari daerah
pegunungan cina utara yang bermanfaat untuk pengobatan yang telah bisa untuk
menyegarkan tubuh dan jiwa juga bermanfaat dalam menyembuhkan berbagai
penyakit dan gangguan lainnya.

3.6. Hubungan Terapi Komlementer Pada Perawatan Paliatif


masyarakat cenderung menggunakan terapi komplementer karena banyak
terapi yang menjanjikan kesembuhan 100% dan bisa mengobati berbagai jenis
penyakit namun belum banyal penelitian yang membuktikannya. Salah satu
penyakit paliatif yang bisa dilakukan terapi komplementer adalah penyakit
kanker. Pengobatan kanker yang baik harus memenuhi fungi penyembuhan
kuratif, mengurangi rasa sakit (paliatif) dan mencegah timbulnya kembali
(preventif). Pengobatan komplementer alternatif adalah salah satu pelayanan
kesehatan yang akhir-akhir ini banyak diminati oleh masyarakat maupun kalangan
kedokteran konvensioanal (hasanah dan widowati 2006)
hasil penelitian menunjukkan terapi modern telah terbukti secara medis
gejala-gejala yang timbul oleh penyakit kanker dapat dikurangi dengan terapi
modern dan komplementer sehingga secara global kualitas hidup penderita kanker
meningkat.

10
Salah satu terapi komplementer yang dapat diakukan pada keperawatan
paliatif adalah akupuntur. Akupuntur yang digunakan pada terapi kanker bukan
ditunjukkan untuk mengobati penyakit kankernya karena penusukan pada lesi
merupakan kontraindikasi. Hal ini dilakukan untuk pengobatan paliatif yaitu
mengurangi rasa nyeri kronis, mengurangi efek samping tadioterapi seperti nyeri,
mual, muntah, serta, mengurangi dosis obat nyeri sehingga kualitas hidup
penderita dapat ditingkatkan.
Penyelanggara pengobatan komplementer alternatif diatur dalam standart
pelayanan medik herbal menurut keputusan mentri kesehatan
no.121/menkes/SK/II/2008 yang meliputi melakukan anamnesis, melakukan
pemerikasaan meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, dan auskultasi)

11
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
terapi adalah usaha untuk memulihkan usaha orang yang sedang sakit,
pengobatan enyakit,perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat
melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan
dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konfensianal dan bersifal rasional
yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukun kesehatan di indonesia.
Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti
meringankan,dan “paliare” (bahasa latin yang berarti “menyelubungi” –penj)
merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala
klien, bukan berarti kesembuhan. Perawatan paliatif care adalah pendekatan yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
mengharapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat megancam jiwa,
melalui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan
penilainan yang tertib serta penangan nyeri dan masalah lain baik fisik,
psikososial dan spiritual(WHO 2011)
masyarakat cenderung menggunakan terapi komplementer karena banyak
terapi yang menjanjikan kesembuhan 100% dan bisa mengobati berbagai jenis
penyakit namun belum banyal penelitian yang membuktikannya. Salah satu
penyakit paliatif yang bisa dilakukan terapi komplementer adalah penyakit
kanker.

3.2 saran
Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi medik dan
terapi komplementer diharapkan pembaca dapat memperoleh manfaat dari
makalah ini karena masukan dari pembaca sangat mendukung demi kesempurnaan
makalah yang kami buat ini.

12
Daftar Pustaka

Hasanah,S.N & Widowati, L. (2006).jamu pada pasien tumor/kanker sebagai


terapi komplementer. Jurnal kefarmasian indonesia

Irawan, E,Rahayuwati, L, & Yani, D,L (2007). Hubngan penggunaan terapi


modern dan komplementer terhadap kualitas hidup pasien kenker payudara.JKP.

Kulber-rose, E, (2003). Kematian sebagai kehidupan: on death and dying.


Jakarta: gramedia pustaka utama.

13

Anda mungkin juga menyukai