Puji syukur penulis ucapka kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Nyeri Dan Terapi
Komplementer Pada Pasien Paliatif” dengan sebaik-baiknya.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu dosen yang telah ikut
serta dalam pembuat makalah ini kami buat untuk memperdalam ilmu kita,
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan
menyediakan sumber informasi, memberikan masukan pemikiran, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini
diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
orang banyak supaya mengetahui apa-apa yang ada dalam pelajaran Komukasi
Keperawatan II.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana terapi Akupunktur pada Pasien Paliatif?
1.3. Tujuan
1.3. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
hal yang harus dihadapi sebagai bagian dari siklus kehidupan normal setiap
yang bernyawa (Nurwijaya dkk, 2010).
4
1. Populasi pasien. Dimana dalam populasi pasien ini mencangkup pasien
dengan semua usia, penyakit kronis atau penyakit yang mengancam
kehidupan.
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga. Dimana pasien dan
keluarga merupakan bagian dari perawatan paliatif itu sendiri.
3. Waktu perawatan paliatif. Waktu dalam pemberian perawatan paliatif
berlangsung mulai sejak terdiagnosanya penyakit dan berlanjut hingga
sembuh atau meninggal sampai periode duka cita.
4. Perawatan komprehensif. Dimana perawatan ini bersifat multidimensi
yang bertujuan untuk menanggulangi gejala penderitaan yang termasuk
dalam aspek fisik, psikologis, sosial maupun keagamaan.
5. Tim interdisiplin. Tim ini termasuk profesional dari kedokteran, perawat,
farmasi, pekerja sosial, sukarelawan, koordinator pengurusan jenazah,
pemuka agama, psikolog, asisten perawat, ahli diet, sukarelawan terlatih.
6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan : Tujuan perawatan paliatif
adalah mencegah dan mengurangi gejala penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit maupun pengobatan.
7. Kemampuan berkomunikasi : Komunikasi efektif diperlukan dalam
memberikan informasi, mendengarkan aktif, menentukan tujuan, membantu
membuat keputusan medis dan komunikasi efektif terhadap individu yang
membantu pasien dan keluarga.
8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka
9. Perawatan yang berkesinambungan. Dimana seluru sistem pelayanan
kesehatan yang ada dapat menjamin koordinasi, komunikasi, serta
kelanjutan perawatan paliatif untuk mencegah krisis dan rujukan yang tidak
diperlukan.
10. Akses yang tepat. Dalam pemberian perawatan paliatif dimana tim harus
bekerja pada akses yang tepat bagi seluruh cakupanusia, populasi, kategori
diagnosis, komunitas, tanpa memandang ras, etnik, jenis kelamin, serta
kemampuan instrumental pasien.
5
11. Hambatan pengaturan. Perawatan paliatif seharusnya mencakup pembuat
kebijakan, pelaksanaan undang-undang, dan pengaturan yang dapat
mewujudkan lingkungan klinis yang optimal.
12. Peningkatan kualitas. Dimana dalam peningkatan kualitas membutuhkan
evaluasi teratur dan sistemik dalam kebutuhan pasien.
B. Komponen Nyeri
a. Komponen sensori
Persepsi tentang karakteristik nyeri seperti intensitas, lokasi dan
kualitas nyeri.
6
b. Komponen afektif
Termasuk emosi yang negatif seperti keadaan yang tidak
menyenangkan, kecemasan, ketakutan yang dihubungkan dengan
pengalaman nyeri.
c. Komponen kognitif
Berkenaan dengan interpretasi nyeri oleh orang berdasarkan
pengalamannya.
d. Komponen tingkah laku
Termasuk strategi yang digunakan oleh seseorang untuk
mengekspresikan, menghindari atau mengontrol nyeri.
e. Komponen fisiologis
Berkenaan dengan nociseptif dan respon stres (Urden L, Stacy K,
2010).
C. Jenis-Jenis Nyeri yang sering Dijumpai Di Bagian Gawat Darurat
1. Nyeri akut
a) Karakteristik : serangan datang mendadak, terjadi akibat kerusakan
jaringan, durasinya singkat kurang dari 6 bulan, bisa diidentifikasi
area nyerinya, tanda dan gejala objektifnya spesifik seperti takikardi,
hipertensi, diaforesis, midriasis dan pucat, serta timbul kecemasan.
b) Penyebab : trauma, pembedahan, prosedur, fraktur, infeksi,
pankreatitis
2. Nyeri kronis
a) Karakteristik : nyeri yang menetap selama lebih dari 6 bulan, disertai
awitan yang temporer yang batasnya tidak jelas.
b) Penyebab : artritis, migrain, nyeri pelvis, low back pain
3. Nyeri kanker
a) Karakteristik : nyeri kanker dapat akut, kronik, intermiten atau
campuran juga bisa berupa kombinasi dari berbagai nyeri.
b) Penyebab : Tumor, HIV/AIDS, kemoterapi, terapi radiasi
4. Nyeri neuropathic
7
a) Karakteristik : digambarkan seperti rasa terbakar, tertusuk seperti
sensasi kejut, atau seperti dijepit. Nyeri ini dibagi menjadi tiga
kategori utama yaitu nyerideaferentasi akibat kerusakan, nyeri yang
melewati jaras simpatis akibat trauma, nyeri neuropatik perifer pada
cedera saraf. 2) Penyebab : lesi primer, disfungsi sistem saraf pusat
dan saraf perifer e. Nyeri Viseral 1) Karakteristik : digambarkan
sebagai nyeri konstan, sulit dilokalisasi, dalam atau meremas-remas
dan biasanya mengacu pada sisi kutaneus. Nyeri visera akut dapat
disertai gejala otonom seperti mual muntah.
b) Penyebab : iskemia, oklusi vena, obstruksi usus
5. Nyeri Somatik
a) Karakteristik : digambarkan sebagai nyeri konstan, terlokalisasi,
berdenyut, perih atau tajam.
b) Penyebab : metastase kanker tulang (Kemp C, 2010).
D. Penanganan Nyeri Kanker
Tujuan utama penanganan nyeri kanker tata laksana keganasan pada
anak adala menyembuhkan pasien dengan menitik beratkan pada terapi
kuratif. Jika keganasan bertambah berat danterapi kuratif tidak
menunjukkan respon yang baik, maka terapi paliatif harus mulai
dipertimbangkan. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasi-
kan pemberian terapi kuratif bersamaan dengan terapi paliatif untuk stadium
lanjut dan terminal. Sampai saat ini sebagian besar anak dengan keganasan
tidak mendapatkan penanganan nyeri yang adekuat, hal ini karena adanya
perbedaan penilaian derajat nyeri antara pasien dan dokter, keengganan
meresepkan opioid karena takut terjadi adiksi, toleransi dan efek samping.
Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan non
farmakologis.20 Sekitar 80-90% pasien keganasan dengan keluhan nyeri
dapat diatasidengan pemberian analgesik, terutama morfin.21Strategi
penanganan nyeri secara farmakologis yang digunakan saat ini berpedoman
pada pedoman yang dikeluarkan oleh WHO, sebagai berikut.
8
Terapi harus diberikan dengan jadwal tertentu untuk mencegah awitan
nyeri. Terapi harus diberikandengan cara yang mudah dan dapat diterima
olehpasien. Pemberian dosis terapi harus disesuaikan dengan kondisi pasien.
Analgesik harus diberikan berdasarkan derajat nyeri pasien. World Health
Organization telah membuatrekomendasi terapi analgesic. Terapi
Farmakologis Analgesik non opioid, Anti inflamasi non steroid (AINS)
bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase, sehingga
mengganggu konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin yang
merupakan mediator nyeri. Obatini umumnya bekerja di perifer, kecuali
parasetamol yang bekerja di susunan saraf pusat.
9
C. Macam- macam Terapi Komplementer
1. System Medis Alternatif
a) Akupunktur
Suatu metode tradisional Cina yang menghasilkan analgesia
atau perubahan fungsi system tubuh dengan cara memasukan jarum
tipis sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meredian.
b) Ayurveda
System pengobatan tradisional Hindu yang memkombinasikan
obat herbal, obat pencahar dan minyak gosok.
c) Pengobatan Homeopatic
System mengobatan medis yang didasari pada teori bahwa
penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil
substansi yang ada pada individu sehat akan menghasilkan gejala
seperti penyakit.
d) Pengobatan Naturopatik
System pengobatan didasari pada makanan alami, cahaya,
kehangatan, pijatan air segar, olah raga teratur dan menghindari
pengobatan, mengenali kemampuan mnyembuhkan tubuh alami.
e) Pengobatan Tradisional Cina
Kumpulan tehnik dan metode sistematik termasuk Akupunktur,
pengobatan herbal, pijatan, akupreser, moxibustion (menggunakan
panas dari herbal yang dibakar), qigong (menyeimbangkan aliran
energi melalui gerakan tubuh).
2. Terapi Biologis
Menggunakan substansi alam seperti herbal, makanan dan vitamin.
a) Zona
Progam diet yang memerlukan makanan berprotein,
karbohidrat dan lemak dengan perbandingan 30:40:30. Digunakan
untuk menyeimbangkan insulin dan hormon lain untuk vegetarian.
10
b) Pengobatan Ortomolekuler
Meningkatkan nutrisi seperti vitamin c dan bertakoren.
3. Manipulasi Dan Metode Didasari Tubuh
Didasari pada manipulasi dari atau penggerakan dari satu atau lebih
bagian tubuh.
a) Akupresur
Tehnik terapetik mempergunakan tekanan digital dalam cara
tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa
nyeri menghasilkan analgesic atau mengatur fungsi tubuh.
b) Pengobatan Kiropratik
System terapi yang melibatkan manipulasi kolumna spinalis
dan memasukan fisiotherapy dan terapi cliet.
c) Metode Feldenkrais
Terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh yang baik
melalui perbaikan pergerakan tubuh.
d) Tai chi
Terapi alternatif yang menghubungkan pernafasan, pergerakan
dan meditasi untuk membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energi
dan darah kehidupan yang penting.
e) Terapi Pijat
Manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau
meremas untuk meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan
relaxsi.
f) Sentuhan Ringan
Sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus untuk
membuat hubungan menunjukkan penerimaan dan memberikan
penghargaan.
4. Intervensi tubuh dan pikiran
Menggunakan berbagai tehnik yang di buat untuk
meningkatkan kapasitas pikiran untuk mempengaruhi tubuh.
11
a) Terapi Seni
Menggunakan seni untuk mendamaikan konflik emosional,
meningkatkan kewaspadaan diri dan mengungkapkan masalah yang
tidak di katakan dan didasari klien penyakit mereka.
b) Umpan balik biologis
Suatu proses yang memberikan individu dengan informasi
visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonomi tubuh.
5. Intervensi tubuh-pikiran
Menggunakan berbagai tehnik yng dibuat untuk meningkatkan
kapasitas pikiran guna mempengaruhi fungsi dan gejala tubuh.
a) Terapi Dansa
Sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena
merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh.
b) Terapi Pernafasan
Menggunakan segala jenis pola pernafasan untuk merelaxasi,
memperkuat atau membuka jalur emosional.
c) Imajinasi Terbimbing
Tehnik terapiutik untuk mengobati kondisi patologis dengan
berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian gambar.
d) Meditasi
Praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaxasi tubuh dan
menenangkan pikiran menggunakan ritme pernafasan yang berfokus.
e) Terapi Musik
Menggunakan music untuk menunjukkan kebutuhan fisik,
psikologis, kogniti dan sosial individu yang menderita cacat dan
peny.
f) Usaha Pemulihan (doa)
12
Berbagai tehnik yang menggunakan dalam banyak budaya
yang menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta atau empati
dengan target doa.
g) Psikoterapi
Pengobatan kelainan mental dan emosional dengan tehnik
psikologi
h) Yoga
Tehnik yang befokus pada susunan otot, postur, mekanisme
pernafasan dan kesadaran tubuh.
6. Terapi Energi
Melibatkan penggunaan medan energi
a) Terapi Reiki
Terapi yang berasal dari praktik budha kuno di mana praktisi
menempatkan tangannya pada atau diatas bagian tubuh dan
memindahkan keharmonisan dan keseimbangan untuk mengobati
gangguan kesehatan.
b) Sentuhan Terapiutik
Pengobatan melibatkan pedoman keseimbangan energi atau
praktisi dalam suatu cara yang disengaja tidak semua pasien.
D. Efek Samping Terapi Komplementer
13
standar untuk kadar pestisida yang dapat diterima, bahan pelarut sisa tingkat
bacterial dan logam berat untuk alasan ini pembelian obat herbal hanya dari
pabrik yang mempunyai reputasi. Label pada produk herbal harus
mengandung nama ilmiah tanaman nama dan alat pabrik yang sebenarnya,
tanggal kemasan dan tanggal kadaluarsa.
1. Akupunktur Hiperbarik
Dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya.
2. Terapi Hiperbarik
Yaitu suatu metode terapi dimana pasien di masukan ke dalam sebuah
ruangan yang memiliki tekanan udara atmosfir normal, lalu di beri
pernafasan oksigen murni (100%)
3. Terapi herbal medic
Yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alami baik berupa
herbal terstandar dalam kegiatan pelanyanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka.
E. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri kesehatan RI nomor 1109 tahun 2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif pelayanan
kesehatan.
2. Permenkes RI no 1186 / Menkes / per / XI / 1996 tentang pemanfaatan
Akupunktur di sarana pelayanan kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 1076 / Menkes / SK / VII / 2003
tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 121 tahun 2008 tentang standar
pelayanan Medik Herbal.
14
F. Penerapan Dalam Pratik Keperawatan
Keperawatan holistic menghormati serta mengobati jiwa, tubuh dan
pikiran klien, perawatan menggunakan Intervensi Keperawatan holistic
seperti terapi relaxasi, terapi music, sentuhan ringan dan usaha pemulihan
(doa). Intervensi seperti ini mempengaruhi Individu secara keseluruhan
(jiwa, tubuh, pikiran) dan merupakan pelengkap yang bersifat efektif
ekonomis, non, invasive serta non farmakologis untuk pelayanan medis
terapi tersebut di susun dalam 2 tipe:
1. Terapi yang dapat diakses Keperawatan
Di mana seorang perawat dapat mulai mempelajari dan
mempergunakanya dalam pelayanan klien.
2. Terapi latihan spesifik
Di mana seorang perawat tidak dapat melakukan tanpa pelatihan
tambahan dan atau sertifikat.
G. Terapi Yang Dapat Diakses Keperawatan
1. Relaksasi
Tujuan : agar individu mampu memonitor dirinya secara terus menerus
terhadap indicator ketegangan serta untuk membiarkan, melepaskan
dengan sadar ketegangan yang terdapat di bebagai tubuh.
Macam Relaksasi :
a. Relaksasi Progresif
Mengajarkan individu bagaimana beristirahat dengan efektif dan
mengurangi ketegangan pada tubuh.
1) Menyediakan lingkungan yang tenang
2) Membantu klien untuk mendapatkan kenyamanan saat sedang
duduk atau berbaring, meminta klien untuk tetap diam sebisa
mungkin dan bergerak jika perlu agar tetap merasa nyaman.
15
3) Mengintrusikan klien untuk menutup mata dan mempertahankan
sikap mau menerima.
4) Menginstruksikan untuk bernafas dalam dan keluar secara
perlahan dan dalam menggunakan otot otot paru paru
5) Saat klien bernafas secara perlahan dan nyaman, instruksikan
klien untuk merelaksasikan dan meregangkan otot sesuai urutan
yang diperintahkan, menenangkan dan merelasaksikan serta
merasakan tiap bagian yang berelaksasi.
6) Instruksikan klien untuk menegangkan dan kemudian
merelaksasikan betis, lutut, dan seterusnya.
b. Relaksasi Pasif
Mengajarkan individu untuk merelaksasikan sekelompok otot secara
pasif.
16
8) Lakukan setiap hari untuk minimal satu jenis latihan.
17
Evaluasi:
1. Mengkaji tanda tanda vital klien terutama pola pernafasan.
2. Minta klien untuk menggambarkan tingkat ketegangan atau perasaan
khawatir.
3. Mengamati klien terhadap adanya perilaku yang menunjukan
kecemasan.
18
e. Terapi herbal
Kendala yang dihadapi yang berasal dari pasien antara lain adalah :
1. Nyeri
Pada pasien pasca trauma baik yang memerlukan tindakan operasi/
non operasi sering disertai dengan nyeri baik kualitas ringan, sedang
maupun berat. Hal ini sangat dirasakan pada pelatihan gerakan pada pasien
dengan kaku sendi akibat immobilisasi anggota gerak yang lama. Nyeri akut
ini bila tidak dikelola dengan baik akan berkembang menjadi nyeri kronik
yang akan lebih menyulitkan fisioterapis di dalam melakukan latihan baik
pasif maupun aktif pada pasien.
19
2. Kelemahan otot gerak
Akibat tidak difungsikannya bagian tubuh dalam waktu yang lama,
akan mengalami hipofungsi. Untuk otot gerak, bila tidak difungsikan dalam
waktu lama akan mengalami hipotrofi sampai atrofi. Otot akan menjadi
lebih kecil, lebih lemah kurang bertenaga. Hal ini akan mengurangi stamina,
kelincahan gerak anggota tubuh.
3. Emosi
Suasana psikologis/emosional pasien sangat dipengaruhi oleh
kepribadian masing-masing. Namun bila pasien dihadapkan pada kenyataan
bahwa dia menderita sakit yang berkepanjangan seolah tanpa harapan
padahal sebelum sakit aktivitas dan mobilitasnya tinggi. Apalagi bila
disertai nyeri baik pada waktu istirahat/diam maupun nyeri yang timbul
pada waktu bergerak/beraktivitas pasti akan lebih menderita lagi. Belum
lagi sikap, perilaku, tata cara serta profesionalisme fisioterapis kurang
mendukung situasi emosional pasien, sudah bisa dipastikan akan lebih
menambah derita emosional pasien.
20
b. Nyeri kronik: artritis, nyeri kepala, tennis arm, shoulder arm
syndrom, nyeri punggung bawah, nyeri leher (torticollis), migrain,
dan lain-lain.
c. Nyeri kanker: baik nyeri akibat pembesaran / pendesakan tumor ke
jaringan sekitar, nyeri karena proses tindakan untuk menegakkan
diagnosa, maupun nyeri karena terapi menggunakan obat sitostatika.
21
C. Akupunktur mampu Menenangkan Emosi Pasien.
Dalam tubuh manusia unsur yin adalah dada, perut, permukaan tubuh
bagian dalam, cairan kotor, fisik dan organ padat. Sedangkan dalam hal gejala
penyakit, yin adalah penyakit kronis, penderitanya tenang, tubuhnya dingin,
lembab, lemah, pucat, nadi lambat, lemah dan tenggelam, selaput lidah putih,
otot lidah layu, basah, g em uk , da n perjalanan penyakitnya regresif. Unsur
yang dalam alam contohnya adalah laki-laki, matahari, bagian atas, kondisi
kuat dan keadaan terang/panas.
22
yang menyangkut gejala penyakit, yang adalah penyakit akut, penderitanya
selalu gelisah, tubuhnya panas dan kering, nadi kuat, cepat, otot lidah kaku,
selaputnya kuning kotor, serta perjalanan penyakit progresif (Sukanta, 2008).
23
Pengobatan kanker yang baik harus memenuhi fungsi menyembuhkan
(kuratif), mengurangi rasa sakit (paliatif) dan mencegah timbulnya kembali
(preventif).
24
mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif
antara lain dengan tanaman obat sebagai cara pengobatan kanker.
Berdasarkan studi mereka terakhir, Kunz dan Kunz mengidentifikasi empat efek
utama yang reflexology menunjukkan:
25
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam
sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara
umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional.
26
banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif antara lain dengan
tanaman obat sebagai cara pengobatan kanker.
4. Beberapa penelitian yang didanai oleh National Cancer Institute dan
National Institute of Health menunjukkan janji refleksologi sebagai
intervensi untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan relaksasi, tidur,
dan pengurangan gejala psikologis, seperti kecemasan dan depresi. Hasil
yang paling menguntungkan adalah di bidang paliatif kanker (Ernst,
Posadzki, & Lee, 2010).
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi
pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/31990469/TUGAS_TERAPI_KOMPLEMENTER_PENG
ARUH_TERAPI_
AKUPRESUR_UNTUK_MENGATASI_MUAL_MUNTAH_AKIBAT_KEMOTER
API_PADA_PASIEN_KA
2018.
https://media.neliti.com/media/publications/105468-ID-jamu-pada-pasien-
tumorkanker- sebagai-ter.pdf. Diakses Pada Tanggal 14 Mei 2018.
28