Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

(Berbagai Terapi Komplementer)

OLEH:

KELOMPOK 5

ANDI RESKY IKA FITRI

JANNIATI

KHUSNUL KHATIMAH

INDRIANI

KIKI RESKI PUTRI

ARMAND

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


Kata Pengantar

AssalamualaikumWr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,karena atas rahmat dan
hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Menjelang
Ajal dan Palitif mengenai “Berbagai Terapi Komplomenter”.Makalah ini dianjurkan guna
untuk memenuhi tugas mata kuliah.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna,baik
dari segi penyusunan,atau pun penulisannya.Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan
saran yang manfaatnya membangun semangat kami,khususnya dosen mata kuliah guna
mencapai acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk baik dimasa yang akan datang.

Penyusun

Kelompok 5
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Komplomenter..........................................................................2


B. Macam-macam Terapi Komplementer...................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................6
B. Saran.............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuhan harus dipahami
dan dialami oleh setiap perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam arahan atau konseling pasien dalam penggunaan berbagai terapi.Terapi
Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan sejak dulu dalam dunia
kesehatan.Namun,dalam beberapa survei yang telah dilakukan mengenai penggunaan
terapi komplementer,cakupan terapi komplementer sendiri masih agak terbatas.
Thomas Friedman (2005) mengatakan saat ini,dunia kesehatan termasuk salah
satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi komplementer.
Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi komplementer,
dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat
penting untuk perawatan kesehatan yang kompeten.Dengan demikian sangat penting bagi
perawat profesional kesehatan untuk melakukan penilaian holistik pasien mereka untuk
menentukan arah yang luas dari penyembuhan praktek-praktek yang akan mereka
jalankan.
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak
negara.Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di
Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang
mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004).Data lain menyebutkan terjadi
peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun
1991 menjadi 42% di tahun 1997.Kemudian menurut Snyder & Lindquis (2002) yaitu
klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan.Salah satu
alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer,yaitu adanya harmoni dalam
diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer.Alasan lainnya karena klien ingin
terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup
dibandingkan sebelumnya.Sejumlah 82% klien melaporkan adanya reaksi efek samping
dari pengobatan konvensional yang diterima menyebabkan memilih terapi komplementer.
Kemudian perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien
yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana,seringkali prioritas utama adalah
kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien.Tujuan perawatan paliatif
adalah meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai prose normal,
tidak mempercepat atau menunda keamatian,menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu,menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual,mengusahakan agar
penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan mengusahakan membantu mengatasi duka
cita pada keluarga.Reaksi emosional pada klien paliatif tersebut ada lima yaitu denail,
anger,bergaining,depression dan acceptance (Kubler-Ross,2003).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Terapi Komplementer?
2. Sebutkan macam-macam Terapi Komplementer!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Terapi Komplementer.
2. Untuk mengetahui macam-macam Terapi Komplementer.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Komplomenter


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Menurut WHO (World Health Organization),pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan,
sehingga  untuk Indonesia jamu misalnya,bukan termasuk pengobatan komplementer
tetapi merupakan pengobatan tradisional.Pengobatan tradisional yang dimaksud
adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara
turun – temurun pada suatu negara.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan,praktik dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).
Terapi Komplementer  adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis yang Konvensional.

B. Jenis-Jenis Terapi Komplementer

1. Terapi Akupuntur Pada Pasien Paliatif


Pelayanan medik akupunktur yang dilakukan oleh dokter merupakan salah
satu jenis pelayanan kesehatan yang telah digunakan secara luas di dunia kedokteran
dan manfaatnya telah dirasakan oleh masyarakat dalam hal pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan,bahkan digunakan dalam penyembuhan terhadap beberapa
penyakit tertentu,serta untuk pemeliharaan kualitas hidup manusia.Salah satu tujuan
dari pemberian pelayanan komplementer untuk mengurangi nyeri.Hal ini dikarenakan
nyeri kanker sangat kompleks.
Bila pengobatan yang diberikan tidak dapat lagi menghasilkan kesembuhan
ataupun pengobatan tidak dapat diberikan,maka layanan paliatif merupakan pilihan
yang tepat untuk mengatasi keluhan pasien dan keluarga.Layanan paliatif diberikan
secara menyeluruh dan terpadu terhadap aspek aspek fisik,psikologis,sosial,dan
spiritual,sehingga diharapkan dapat meringankan penderitaan pasien dan beban
keluarga.
Tugas seorang fisioterapis sangat diharapkan oleh dokter spesialis rehabilitasi
medik dan pasien yang memerlukan terapi pemulihan fisik,baik akibat trauma/
kecelakaan maupun karena penyakit dan proses degenerasi maupun pasca bedah.
Namun fisioterapis juga menghadapi kendala-kendala khusus dari pasien.

Kendala yang dihadapi yang berasal dari pasien antara lain adalah :

a. Nyeri.Pada pasien pasca trauma baik yang memerlukan tindakan operasi/non


operasi sering disertai dengan nyeri baik kualitas ringan,sedang maupun berat.Hal
ini sangat dirasakan pada pelatihan gerakan pada pasien dengan kaku sendi akibat
immobilisasi anggota gerak yang lama.Nyeri akut ini bila tidak dikelola dengan
baik akan berkembang menjadi nyeri kronik yang akan lebih menyulitkan
fisioterapis di dalam melakukan latihan baik pasif maupun aktif pada pasien.
b. Kelemahan otot gerak.Akibat tidak difungsikannya bagian tubuh dalam waktu
yang lama,akan mengalami hipofungsi.Untuk otot gerak,bila tidak difungsikan
dalam waktu lama akan mengalami hipotrofi sampai atrofi.Otot akan menjadi
lebih kecil,lebih lemah kurang bertenaga.Hal ini akan mengurangi stamina,
kelincahan gerak anggota tubuh.
c. Emosi.Suasana psikologis/emosional pasien sangat dipengaruhi oleh kepribadian
masing-masing.Namun bila pasien dihadapkan pada kenyataan bahwa dia
menderita sakit yang berkepanjangan seolah tanpa harapan padahal sebelum sakit
aktivitas dan mobilitasnya tinggi.Apalagi bila disertai nyeri baik pada waktu
istirahat/diam maupun nyeri yang timbul pada waktu bergerak/beraktivitas pasti
akan lebih menderita lagi.Belum lagi sikap,perilaku,tata cara serta profesionalisme
fisioterapis kurang mendukung situasi emosional pasien,sudah bisa dipastikan
akan lebih menambah derita emosional pasien.

Ketiga hal tersebut umumnya dihadapi oleh fisioterapis, sehingga diperlukan


metode yang tepat untuk mengatasinya.Pasien yang memerlukan fisioterapis
cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama,oleh karena itu diperlukan metode
yang tepat,efisien dan efektif.Akupunktur Adalah Metode Fisioterapi Yang Tepat.

Peran Akupunktur Dalam Menunjang Terapi Medis Dan Fisioterapi


a. Akupunktur mampu mengatasi nyeri.
WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia,telah
memberikan rekomendasi bahwa akupunktur dapat digunakan untuk terapi nyeri,
meliputi :
 Nyeri akut : pasca bedah,persalinan,cedera olahraga.
 Nyeri kronik: artritis,nyeri kepala,tennis arm,shoulder arm syndrom,nyeri
punggung bawah,nyeri leher (torticollis),migrain,dan lain-lain.
 Nyeri kanker: baik nyeri akibat pembesaran/pendesakan tumor ke jaringan
sekitar,nyeri karena proses tindakan untuk menegakkan diagnosa,maupun nyeri
karena terapi menggunakan obat sitostatika.
b. Akupunktur mampu Menunjang Pemulihan Fungsi Alat Gerak
Penggunaan praktis akupunktur untuk kasus Bell’s palsy sudah sangat sering
dilakukan dan diteliti.Meskipun titik-titik yang dipilih berbeda antara praktisi
akupunktur satu dengan yang lain,akan tetapi pada prinsipnya adalah pemilihan titik
akupunktur di otot-otot mimik yang terkena kelumpuhan.Melalui rangsangan listrik
frekuensi rendah,maka otot yang ditusuk jarum dan dialiri listrik tersebut mengalami
kontraksi secara ritmis.Biasanya dilakukan selama 15-30 menit,2 hari sekali selama
12 kali dalam 1 seri,dan memberi hasil jauh lebih baik dan lebih cepat dibandingkan
terapi yang hanya menggunakan obat.
Akupunktur tidak hanya digunakan untuk terapi Bell’s palsy (kelumpuhan otot
wajah) tetapi juga kelumpuhan otot gerak lain baik di anggota gerak atas maupun
bawah,baik akibat trauma maupun penyakit dan proses degenerasi.Akupunktur
memberi hasil yang memuaskan bila terapi akupunktur segera dilakukan (tidak
terlambat) pada pasien stroke maupun cedera tulang belakang sepanjang saraf
motoriknya tidak putus/ rusak berat.
c. Akupunktur mampu Menenangkan Emosi Pasien
Mengenai pengaruh akupunktur terhadap emosi pasien,seperti penelitian yang
menggunakan fMRI di atas,terbukti bahwa bagian otak yang menghilang aktivitasnya
yaitu cortex eingulum arterior.Bagian otak tersebut adalah bagian yang juga
menghubungkan dengan sistem limbik,yaitu bagian otak yang mengendalikan emosi
seseorang.
2. Terapi Hypnotherapy Pada Pasien Paliatif
Hipnoterapi adalah salah satu bentuk terapi komplementer,yaitu terapi yang
digunakan untuk melengkapi terapi atau tindakan medis,dan bukan untuk
menggantikan terapi atau tindakan medis yang sudah ada.Terapi komplementer
bersifat holistik dan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hipnoterapi
merupakan salah satu jenis Terapi Komplementer Mind Body Intervention dimana
terapi ini merupakan pendayagunaan kapasitas pikiran untuk mengoptimalkan fungsi
tubuh.Fokus terapi ini adalah menciptakan keseimbangan antara pikiran,emosi,dan
pernapasan.Hipnoterapi menggunakan sugesti atau pengaruh kata - kata yang
disampaikan dengan teknik - teknik tertentu.Satu-satunya kekuatan dalam hipnoterapi
adalah komunikasi.Setiap perawat sudah cukup akrab dengan namanya komunikasi
karena pekerjaannya adalah langsung berinteraksi dengan orang banyak,termasuk
klien dan keluarga.Oleh karena itu tak akan banyak makan waktu jika dibutuhkan
latihan,sebab hampir setiap hari kita berkomunikasi dengan orang asing.Perawat
mampu menghipnotis pasien jika dia memahami bahasa yang perawat gunakan.
Terapi komplementer telah berkembang pesat menjadi bagian dari pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan.Salah satu terapi komplementer yang
juga cukup populer adalah hipnoterapi.Hadirnya terapi komplementer ini masih
menimbulkan kontroversial tentang etis tidaknya apabila diterapkan dalam layanan
kesehatan.Dalam praktiknya,terapi komplementer telah banyak kita jumpai di
lingkungan sekitar kita.Selain dari tenaga kesehatan,banyak juga diantara
penyelenggara praktik komplementer tersebut tidak mempunyai background
pendidikan kesehatan,tetapi didapat dari pelatihan- pelatihan maupun mewarisi bakat
turun temurun dari keluarganya.Dengan adanya kontroversial isu etik terapi
komplementer ini,bagi perawat dapat diambil sebagai peluang untuk dapat berperan
didalamnya.
Perawat merupakan profesi kesehatan yang merawat pasien dengan melakukan
pendekatan secara holistik (bio,psiko,sosio,kultural,spiritual).Dan terapi
komplementer ini juga dianggap sebagai terapi dengan pendekatan holistik karena
berusaha menyembuhkan pasien dengan memandang dari berbagai sudut dan
beraneka aspek kehidupan pasien.Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas  pelayanan kesehatan.Menurut aturan itu,
pelayanan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan secara sinergi,terintegrasi, dan
mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan.Pengobatan itu harus aman,bermanfaat,
bermutu,dan dikaji institusi berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku.

Peran Hipnoterapi Dalam Menunjang Terapi Medis Dan Fisioterapi


Saat ini hipnoterapi dapat digunakan untuk mengatasi masalah – masalah
sebagai berikut:
a. Masalah Fisik 
Ketegangan otot dan rasa nyeri (nyeri kronik) yang berlebihan dapat
dibantu dengan Hipnoterapi.Dengan Hipnoterapi,dapat membuat tubuh
menjadi relaks dan mengurangi intensitas nyeri yang berlebihan secara drastic.
Selain itu hipnoterapi juga bermanfaat kegemukan/ obesitas dan irritable
bowel syndrome.
b. Masalah Emosi
Serangan panik,ketegangan dalam menghadapi ujian,kemarahan, rasa
bersalah,kurang percaya diri,ansietas/cemas,duka (grief),depresi,trauma dan
phobia adalah masalah-masalah emosi yang berhubungan dengan rasa takut
dan kegelisahan.Semua masalah di atas bisa diatasi dengan hipnoterapi. Selain
itu hipnoterapi juga bisa dilakukan untuk penyembuhan diri sendiri atau  self
healing.
Sebenarnya beberapa penyakit sumbernya dari pikiran kita.Ramalan
diri sendiri atau sugesti hipnosis seringkali menjadi nyata karena pikiran kita
yang memasukan sugesti dalam proses pemikiran.Seperti saat kita kehujanan,
di dalam pikiran kita akan tersugesti,saya akan sakit kepala atau pusing karena
kehujanan.Akibatnya tubuh benar-benar mengalami sakit kepala.Padahal jika
ditanamkan sugesti saya akan sehat dan tidak akan terjadi apa-apa maka
sakitpun tidak akan datang.Fenomena seperti ini yang disebut oleh pengobatan
medis barat sebagai efek plasebo.Penelitian dari NIH (National Institute of
Health) menunjukkan bahwa  pada akhir dekade ini,hipnoterapi mulai
dikembangkan sebagai terapi paliatif  pada pasien kanker.Hipnoterapi terbukti
memiliki manfaat dalam mengurangi nyeri kronik, stress dan depresi pada
pasien kanker stadium lanjut.
c. Masalah Perilaku
Masalah perilaku seperti merokok,makan berlebihan dan minum
minuman keras yang berlebihan dan berbagai macam perilaku ketagihan
(addiction) dapat diatasi dengan hipnoterapi.Hipnoterapi juga bisa membantu
insomnia/ gangguan tidur dan menghilangkan latah.
3. Terapi Akupresur Pada Pasien Paliatif
Terapi akupresure merupakan terapi non medis yang meliputi pemijatan
dengan cara menekan titik-titik syaraf tubuh terutama di bagian tangan dan
kaki.Akupresur adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan
pemijatan dan stimulasi pada titik- titik tertentu pada tubuh. berguna untuk
mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan,
kelelahan dan penyakit.Salah satu bentuk dari pembedahan dengan menusukkan
jarum-jarum ke titik-titik tertentu di badan, akupresur menyembuhkan sakit
dan nyeri yang sukar disembuhkan,nyeri punggung,spondilitis,kram
perut,gangguan neurologis,artritis dll. (Mardiantu, 2013 )
Falsafah yang mendasari akupresur adalah TaoismeFalsafah ini
menyatakan bahwa kehidupan jagad raya atau makhluk hidup termasuk manusia
terdiri dari 2 unsur ini merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia
sehat memiliki unsur Yin dan Yang yang relatif seimbang. Jika salah satu dominan
terganggu atau tidak sehat.Akupresur bertujuan untuk menyeimbangkan Yin dan
Yang.Unsur yin dalam alam contohnya adalah perempuan,bulan,bagian
bawah,kondisi lemah,dan keadaan gelap/ bayangan.Dalam tubuh manusia unsur yin
adalah dada,perut,permukaan tubuh bagian dalam, cairan kotor, fisik dan organ
padat. Sedangkan dalam hal gejala penyakit, yin adalah penyakit kronis,penderitanya
tenang,tubuhnya dingin,lembab, lemah,pucat,nadi lambat,lemah dan
tenggelam,selaput lidah putih,otot lidah layu,basah, gemuk,dan perjalanan
penyakitnya regresif.Unsur yang dalam alam contohnya adalah laki-
laki,matahari,bagian atas,kondisi kuat dan keadaan terang/panas.
Dalam tubuh manusia yang adalah punggung,pinggul,permukaan
tubuh bagian luar, cairan bersih, psikis/ mental,organ berongga. Adapun dalam hal
yang menyangkut gejala penyakit yang adalah penyakit akut,penderitanya selalu
gelisah, tubuhnya panas dan kering,nadi kuat,cepat,otot lidah kaku,selaputnya
kuning kotor, serta perjalanan penyakit progresif (Sukanta, 2008).
Efek samping dari Terapi Akupresure antara lain :Ngantuk,Merasa
Lapar,Gatal-gatal (kadang-kadang),dan merasa ingin BAB.
4. Terapi Self-Hypnosis Pada Pasien Paliatif
Hipnosis telah ada sejak awal mula peradaban manusia.Fenomena yang kita
kenal dengan nama hypnosis telah tercatat di berbagai peradaban,dan suku bangsa di
muka bumi ini.Fenomena ini,pada zaman dulu dan sekarang,selalu dihubungkan
dengan berbagai ritual keagamaan dan kepercayaan,kekuatan magis,supranatural dan
klenik,alias ilmu “perdukunan” .
Hingga saat ini,para Hindu Healer masih melakukan berbagai variasi teknik
penyembuhan yang berasal dari zaman kuno dengan menggunakan unsure
hypnosis.Pada zaman Jengis Khan,para ahli mistik melakukan praktek sugesti kepada
banyak orang secara bersamaan untuk menimbulkan efek halusinasi visual dan
auditori untuk memperkuat kepercayaan terhadap kekuatan supranatural dan
mistik.Dengan sejarah yang demikian panjang,khususnya yang berkaitan dengan
dunia supranatural dan mistik,maka tidak heran jika sampai saat inipun,banyak orang
“salah faham” tentang makna filosofis dari hypnosis itu sendiri.
Salah satu bentuk aplikasi hipnotis adalah self hipnotis.Namun
demikian,selain self hypnosis masih banyak aplikasi hipnotis lainnya,seperti Stage
Hypnosis (yang pengaplikasiannya banyak kita tonton di televise),Hypnotherapy
(aplikasi dalam mengatasi masalah psikosomatis,misalnya fobia,stress,penyimpangan
perilaku,mual, muntah,melahirkan,penyakit kulit,dll.),Anodyne Awarness (aplikasi
hypnosis untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan.),Forensic Hypnosis (untuk
membantu melakukan investigasi atau penggalian informasi dan menghilangkan “lupa
ingatan”.),Metaphysical Hypnosis (digunakan untuk meneliti berbagai fenomena
mistik).
Self hipnotis berarti anda melakukan hipnotis terhadap diri sendiri,atau dalam
konkret lain anda sendiri yang mengarahkan arah dan tujuan pikiran anda.Ada banyak
manfaat positif yang bisa anda dapatkan dengan melakukan self hypnosis,Misalnya
berhenti merokok,membangkitkan semangat,mengendalikan rasa sakit,meningkatkan
daya ingat dan konsentrasi,mengatasi rasa takut dan masih banyak lagi.
Kunci keberhasilan self hypnosis adalah postsynaptic suggestion, yang berarti
sugesti yang diberikan saat seorang masih berada dalam kondisi trance, dan sugesti /
perintah ini baru akan dilaksanakan setelah seorang kembali ke kesadaran normal. Hal
penting lain yang perlu diperhatikan dalam postsynaptic suggestion hanya akan
bekerja bila Anda benar-benar menginginkannya bekerja. Jadi, anda harus
termotivasi, semangat, dan benar – benar mengharapkan dan mau menerima
perubahan yang akan terjadi.
5. Terapi Herbal Pada Pasien Paliatif
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan flora nomor 2 di
dunia,memiliki berbagai macam tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
termasuk untuk pengobatan kanker.Akan tetapi dalam pemakaian tumbuhan untuk
pengobatan masih rendah bila dibandingkan dengan beberapa negara Asia,terutama
dalam hal pemakaian tumbuhan obat yang terintegrasikan dalam pelayanan kesehatan
formal.
Diberbagai belahan dunia tumbuhan obat telah banyak digunakan untuk
pengobatan kanker,baik sebagai pencegahan maupun pengobatan.Tanaman yang
digunakan adalah yang mengandung senyawa atau substansi seperti
karotenoid,vitamin C, selenium,serat dan komponen-
komponennya,dithiolthiones,isotiosianat,indol,fenol, inhibitor protease,senyawa
aliin,fitisterol,fitoestrogen dan limonen.Glukosianalat dan indol,tiosianat dan
isotiosianat,fenol dan kumarin dapat menginduksi multiplikasi enzim fase II
(melarutkan dan umumnya mengaktivasi).Asam askorbat dan fenol memblok
pembentukan karsinogen seperti nitrosamine.Flavonoid dan karotenoid bertindak
sebagai antioksidan.Karotenoid dan sterol mengubah struktur membran atau
integritas.Senyawa yang mengandung sulfur dapat menekan DNA dan sintesis
protein,sedangkan fitoestrogen bersaing dengan estradiol untuk reseptor estrogen
sehingga akan terjadi keadaan anti proliperatif.
Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur
(PDPKT), setelah melalui prosedur dan identifikasi yang panjang,berhasil memilih 30
jenis tanaman berkhasiat obat dalam mengatasi berbagai penyakit,termasuk kanker.
Selain itu berdasarkan pengalaman pengobatan di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, diperoleh sejumlah herbal yang dapat dimanfaatkan
dalam pelayanan kesehatan.
Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker cukup tinggi. Data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per
1.000 penduduk dan merupakan penyebab kematian nomor 7 sebesar 5,7% dari
seluruh penyebab kematian. Sementara itu pada Riskesdas tahun 2013, prevalensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang.
Prevalensi kanker tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (4,1‰), diikuti Jawa Tengah
(2,1‰), Bali (2‰), Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil.
Penyakit kanker juga menyebabkan beban pembiayaan negara sangat
tinggi.Hal ini dapat diketahui dari data Jamkesmas yang menunjukkan bahwa
pemanfaatan dana Jamkesmas paling tinggi penyerapannya untuk penanganan
penyakit kanker dibandingkan dengan penyakit degeneratif lainnya.Pengobatan
kanker yang baik harus memenuhi fungsi menyembuhkan (kuratif), mengurangi rasa
sakit (paliatif) dan mencegah timbulnya kembali (preventif).
Pengobatan komplementer alternatif adalah salah satu pelayanan kesehatan
yang akhir-akhir ini banyak diminati oleh masyarakat maupun kalangan kedokteran
konvensional.Pelayanan kesehatan tradisional komplementer alternatif merupakan
pelayanan yang menggabungkan pelayanan konvensional dengan kesehatan
tradisional dan/atau hanya sebagai alternatif menggunakan pelayanan kesehatan
tradisional, terintegrasi dalam pelayanan kesehatan formal.Keberhasilan masuknya
obat tradisional ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal hanya dapat dicapai
apabila terdapat kemajuan yang besar dari para klinisi untuk menerima dan
menggunakan obat tradisional.
Penyelenggaran pengobatan komplementer alternatif diatur dalam standar
pelayanan medik herbal menurut Kepmenkes No.121/Menkes/SK/II/2008 yang
meliputi melakukan anamnesis;melakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik
(inspeksi, palpasi,perkusi dan auskultasi) maupun pemeriksaan penunjang
(laboratorium, radiologi, EKG);menegakkan diagnosis secara ilmu
kedokteran;memberikan obat herbal hanya pada pasien dewasa;pemberian terapi
berdasarkan hasil diagnosis yang telah ditegakkan; penggunaan obat herbal dilakukan
dengan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai contoh yang selama ini telah
digunakan di beberapa rumah sakit dan PDPKT;mencatat setiap intervensi
(dosis,bentuk sediaan,cara pemberian) dan hasil pelayanan yang meliputi setiap
kejadian atau perubahan yang terjadi pada pasien termasuk efek samping.
Beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-akhir ini adalah
kecenderungan kembali ke alam.Banyaknya pilihan tanaman obat yang ditawarkan,
mahalnya biaya pengobatan kanker secara konvensional,ketidakberhasilan dan
banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan kanker dalam kedokteran
konvensional,serta adanya kasus kanker yang dapat disembuhkan dengan tanaman
obat mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif antara
lain dengan tanaman obat sebagai cara pengobatan kanker.
6. Terapi Pijat Refleksi Pada Pasien Paliatif
Studi penelitian di Amerika Serikat dan di seluruh dunia menunjukkan
manfaat positif dari pijat refleksi untuk berbagai kondisi.Secara khusus,ada beberapa
penelitian yang dirancang dengan baik,yang didanai oleh National Cancer Institute
dan National Institute of Health yang menunjukkan janji refleksologi sebagai
intervensi untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan relaksasi,tidur,dan
pengurangan gejala psikologis,seperti kecemasan dan depresi.Mungkin hasil yang
paling menguntungkan telah di bidang paliatif kanker (Ernst, Posadzki, & Lee, 2010).
Kunz dan Kunz (2008) telah mengembangkan ringkasan dari 168 studi
penelitian dan abstrak dari jurnal dan pertemuan dari seluruh dunia.Banyak dari studi
ini berasal dari jurnal peer-review di Cina dan Korea.Semua studi memiliki informasi
tentang frekuensi dan durasi dari aplikasi refleksologi.
Berdasarkan studi mereka terakhir,Kunz dan Kunz mengidentifikasi empat
efek utama yang reflexology menunjukkan:
- Reflexology berdampak pada organ tertentu (misalnya, pembacaan fMRI
menunjukkan peningkatan aliran darah ke ginjal dan usus)
- Reflexology dapat menunjukkan perbaikan gejala (misalnya, perubahan positif yang
dicatat dalam ginjal berfungsi dengan pasien dialisis ginjal)
- Reflexoogy menciptakan efek relaksasi (misalnya, EEG mengukur alpha dan theta
gelombang, tekanan darah menurun, dan kecemasan diturunkan)
- Bantu Reflexology dalam pengurangan nyeri (27 studi menunjukkan hasil yang
positif bagi pengurangan rasa sakit, misalnya, AIDS, nyeri dada, neuropati perifer
diabetes mellitus, batu ginjal, dan osteoarthritis)

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem


pengobatan dan perawatan kesehatan,praktik dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).Terapi
Komplementer  adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan
lain diluar pengobatan medis yang Konvensional.Adapun jenis-jenis terapi
komplementer:
1. Akupunktur mempunyai peran penting terkait dengan praktek fisioterapi khususnya
di dalam hal mengatasi rasa nyeri,mempercepat pemulihan otot gerak serta
mengendalikan emosi pasien yang akan menguntungkan pasien serta dapat
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap fisioterapis.
2. Hipnoterapi merupakan salah satu jenis Terapi Komplementer Mind Body
Intervention dimana terapi ini merupakan pendayagunaan kapasitas pikiran untuk
mengoptimalkan fungsi tubuh.Fokus terapi ini adalah menciptakan keseimbangan
antara pikiran,emosi,dan  pernapasan.Hipnoterapi menggunakan sugesti atau
pengaruh kata - kata yang disampaikan dengan teknik - teknik tertentu.Satu-satunya
kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi.
3. Akupresur merupakan klasifikasi dari terapi menipulatif dan berbasis tubuh.Terapi
akupresur terbukti  berpengaruh terhadap penurunan mual muntah pada pasien
kemoterapi kanker karena dapat memperbaiki aliran energi lambung dan
meningkatkan pengeluaran beta endorpin di hipofise.
4. Kunci keberhasilan self hypnosis adalah postsynaptic suggestion, yang berarti
sugesti yang diberikan saat seorang masih berada dalam kondisi trance, dan sugesti /
perintah ini baru akan dilaksanakan setelah seorang kembali ke kesadaran normal.
5. Mengenai Terapi Herbal,beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-
akhir ini adalah kecenderungan kembali ke alam.Banyaknya pilihan tanaman obat
yang ditawarkan,mahalnya biaya pengobatan kanker secara konvensional,ketidak-
berhasilan dan banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan kanker dalam
kedokteran konvensional,serta adanya kasus kanker yang dapat disembuhkan dengan
tanaman obat mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan
alternatif antara lain dengan tanaman obat sebagai cara pengobatan kanker.
6. Beberapa penelitian yang didanai oleh National Cancer Institute dan National
Institute of Health menunjukkan janji refleksologi sebagai intervensi untuk
mengurangi rasa sakit dan meningkatkan relaksasi,tidur,dan pengurangan gejala
psikologis, seperti kecemasan dan depresi.Hasil yang paling menguntungkan adalah
di bidang paliatif kanker (Ernst, Posadzki, & Lee, 2010).
B. Saran
Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi komlementer
diharapkan pembaca atau teman-teman sejawat dapat memperoleh manfaat dari
makalah yang kami buat.Jika ada pengembangan yang bermanfaat mohon untuk
dilayangkan pada penulis makalah ini karena masukan dari pembaca atau bapak/ ibu
dosen sangat mendukung demi kesempurnaan makalah yang kami buat.

Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/409944384/MAKALAH-TERAPI-KOMPLEMENTER-
PADA-PASIEN-TERMINAL-ILLNESS-docx
https://id.scribd.com/document/375284439/TERAPI-KOMPLEMENTER-PALIATIF
https://www.academia.edu/11111648/Terapi_komplementer
Yodang.2018.Buku Ajar Keperawatan Paliatif.Jakarta:TRANS INFO MEDIA

Anda mungkin juga menyukai