Anda di halaman 1dari 10

TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

RUANG HEMATO-ONKOLOGI (RUANG ANAK)


RSUD ULIN BANJARMASIN

STASE KEPERAWATAN ANAK


Tanggal 26 November 2022

Oleh:
Nama: Mira Damayanti, S.Kep
NIM: 2230913310028

PRORAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


RUANG HEMATO-ONKOLOGI (RUANG ANAK)
RSUD ULIN BANJARMASIN

STASE KEPERAWATAN ANAK


Tanggal 26 November 2022

Oleh:
Nama: Mira Damayanti, S.Kep
NIM: 2230913310028

Banjarmasin, 26 November 2022

Mengetahui,

Prespetor Akademik Preseptor Klinik

(Eka Santi., S.Kep., Ns., M.Kep) (Ayu Susanti, S.Kep. Ns)


NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 198009302003122005
I. PENDAHULUAN
Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan di rumah sakit karena suatu
alasan yang berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah (Arifin, Udiyani and
Rini, 2018). Kecemasan hospitalisasi pada anak dapat membuat anak menjadi susah makan,
tidak tenang, takut, gelisah, cemas, tidak mau bekerja sama dalam tindakan medikasi
sehingga mengganggu proses penyembuhan anak, masa hospitalisasi pada anak juga dapat
menyebabkan post traumatic stress disorder (PTSD) yang dapat menyebabkan trauma
hospitalisasi berkepanjangan bahkan setelah anak beranjak dewasa (Asmarawanti dan
Lustyawati, 2018).
Untuk mengurangi kecemasan pada anak diperlukan pemberian asuhan keperawatan
yang berbasis atraumatic care. Salah satu tindakan dari atraumatic care ialah terapi bermain.
Bermain merupakan salah satu cara yang dapat mengatasi permasalahan anak yang dapat
dilakukan di dalam ruangan maupun diluar ruangan yang mana bertujuan untuk
mengekspresikan perasaan anak baik itu senang, sedih, emosi atau tertekan (Yulianti, 2020).
Terapi bermain yang dapat dilakukan oleh anak selama masa hospitalisasi adalah
menggambar dan mewarnai. Berdasarkan penelitian Hariyadi (2019) menunjukkan bahwa
terapi bermain menggambar dan mewarnai dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia
sekolah dari tingkat 73,7% menjadi bernilai 21,1%. Pada penelitian tersebut menjelaskan
bahwa reaksi anak terhadap cemas dipengaruhi oleh usia perkembangan mereka. Selain itu
pada penelitian Kaluas, Ismanto dan Kundre (2015) bahwa terapi bermain menggambar dan
mewarnai berpengaruh dalam menurunkan respon kecemasan anak sekolah selama
hospitalisasi. Tidak hanya menurunkan kecemasan, terapi bermain mampu meningkatkan
perkembangan kognitif dan motorik anak (Oktaviyani dan Suri, 2019; Nusantara,
Cahyaningrum dan Atunraudotulma’rifah, 2021). Dengan adanya kegiatan bermain mampu
membuat anak dapat melanjurkan perkembangan dan pertumbuhannya, sekaligus dapat
beradaptasi dengan lingkungan selama sakit (Handajani, Yunita dan Maulidatif, 2019) . Hal
tersebut juga menunjang penurunan kecemasan pada anak selama hospitalisasi

II. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain mewarnai gambar kepada anak di ruang Hemato-
Onkologi RSUD Ulin Banjarmasin, diharapkan dapat menurunkan kecemasan anak, anak
merasa tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat,
serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain sebanyak 1 (satu) kali, diharapkan anak mampu:
a. Merasa tenang selama dirawat
b. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang
c. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
d. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
e. Menstimulasi perkembangan motorik halus anak
f. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia anak
sekolah
g. Melatih dan meningkatkan kognitif anak

III MANFAAT TERAPI BERMAIN


1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
2. Membantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan
3. Memberi tempat distraksi dan relaksasi
4. Membantu anak untuk merasa nyaman dalam lingkungan yang asing
5. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan
6. Menganjurkan anak untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif
terhadap orang lain
7. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
8. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik

IV RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN


1. Jenis Program Bermain
a. Menggambar dan Mewarnai

2. Karakteristik Bermain
a. Melatih kemampuan motorik halus
b. Melatih kreativitas anak
c. Melatih perasaan atau emosi

3. Karakteristik Peserta
a. Usia sekolah umur 12 tahun
b. Jumlah peserta 1 orang anak dan didampingi orang tua
c. Anak dapat duduk
d. Keadaan umum anak mulai membaik
e. Peserta kooperatif
Terapis Waktu Subjek Terapi
Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat permainan,
Persiapan Pasien anak, dan keluarga sudah siap
a. Anak dan orangtua diberitahu tujuan bermain
b. Melakukan kontrak waktu dan tempat
pelaksanaan
c. Mengecek kesiapan dan kondisi anak untuk
bermain (anak tidak mengantuk, anak tidak
rewel, kondisi anak memungkinkan untuk
diajak bermain, keadaan umum anak
membaik)
d. Bermain dapat dilakukan di tempat tidur
anak atau duduk/disesuaikan dengan kondisi
anak

Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
seperti buku menggambar dan alat mewarnai
b. Mencek kembali kelengkapan peralatan yang
akan dipergunakan
Pembukaan (Orientasi) 10 menit Anak dan keluarga menjawab
a. Mengucapkan salam salam, anak saling berkenalan,
b. Memperkenalkan diri anak dan keluarga
c. Anak yang akan bermain saling berkenalan memperhatikan terapis
d. Memanggil anak dengan nama panggilan
yang dia senangi
e. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan terapi bermain dengan
bercerita pada orangtua/anak
f. Memberi kesempatan pada anak dan
orangtua untuk bertanya kalau ada hal yang
belum jelas
g. Menanyakan kesiapan anak sebelum
kegiatan dilakukan
h. Meminta persetujuan (informed consent)
orangtua responden
Tahap Kerja 15 menit Anak dan keluarga
a. Memberi petunjuk pada anak tentang memperhatikan penjelasan
prosedur bermain terapis, anak melakukan
b. Memotivasi keterlibatan anak dan orangtua kegiatan yang diberikan oleh
c. Mempersilahkan anak untuk memilih tempat terapis, anak dan keluarga
duduk yang disenangi memberikan respon yang baik
d. Anak mulai didampingi oleh orangtua anak,
leader, co.leader, dan fasilitator
e. Mengobservasi semosi dan hubungan
interpersonal anak
f. Menanyakan perasaan anak apakah sudah
merasa bosan
g. Memberi pujian ketika anak berhasil bermain
sampai selesai
h. Meminta anak menceritakan tentang
permainan yang dilakukan
i. Memberikan Reward kepada anak
j. Mengakhiri permainan
Terminasi 5 menit Anak dan keluarga tampak
a. Menanyakan perasaan dan pendapat senang, dan menjawab salam
orangtua tentang bermain dengan bercerita
b. Berpamitan dengan anak dan orangtua
c. Membereskan peralatan
d. Mengembalikan alat ke tempat semula
e. Mencuci tangan
f. Mencatat respon anak dan orangtua

4. Evaluasi yang Diharapkan


a. Evaluasi Struktur
1) Kegiatan terapi bermain dilakukan mulai pukul 15.00 WITA
2) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
3) Posisi tempat bermain di tempat tidur anak
4) Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan
5) Alat yang digunakan dipersiapkan dalam kondisi baik
6) Leader berperan sebagai terapis, co-leader berperan membantu mengkondusifkan
ruangan dan menyiapkan peralatan, fasilitator memfasilitasi kebutuhan anak
sehingga tidak timbul hambatan dalam terapi bermain, observer berperan
mengamati jalannya terapi
b. Evaluasi Proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
2) Leader mampu memimpin acara
3) Co-leader membatu mengkoordinasi seluruh kegiatan
4) Fasilitator mampu memotivasi anak dalam kegiatan
5) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah
6) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada leader yang
berfungsi sebagai evaluator anak
7) Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir yaitu selama 30
menit sesuai kontrak tanpa hambatan yang menghentikan terapi bermain
c. Evaluasi Hasil
1) Anak yang berpartisipasi dalam terapi bermain berjumlah 1 orang
2) Anak mampu menggambar dan mewarnai gambar dengan sedikit bantuan
3) Anak mampu menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan (anak merasa
gembira dan ingin bermain lagi lain kali

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, R. F., Udiyani, R. and Rini (2018) ‘Efektifitas Terapi Menggambar Dan Mewarnai Gambar
Terhadap Kecemasan Hospitalisasi Usia Sekolah’, Jurnal Darul Azhar, 6(1), pp. 53–58.
Asmarawanti and Lustyawati, S. (2018) ‘Penerapan Terapi Bermain Mewarnai Gambar Untuk
Menurunkan Tingkat Kecemasan Hospitalisasi Anak Usia Sekolah (3-6 Tahun)’, Jurnal
Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan, 3(1), pp. 83–92. Available at:
https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/lentera/article/view/216/85.
Handajani, D. O., Yunita, N. and Maulidatif, E. (2019) ‘Apakah Ada Pengaruh Terapi Bermain
Menggambar dan mewarnai Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang
Mengalami Hospitalisasi Di Rs Bhakti Rahayu Surabaya’, Jurnal Manajemen Kesehatan
Indonesia, 7(3), pp. 198–204. doi: 10.14710/jmki.7.3.2019.198-204.
Hariyadi (2019) ‘Pengaruh Terapi Bermain Menggambar dan mewarnai Terhadap Tingkat
Kecemasan Hospitalisasi pada Anak Usia Sekolah (3-6 Tahun) di RSUD Dr. Harjono
Kabupaten Ponorogo Hariyadi’, 2-TRIK: Tunas-tunas Riset Kesehatan, 9(4), pp. 369–373.
doi: http://dx.doi.org/10.33846/2trik9414.
Kaluas, I., Ismanto, A. and Kundre, R. (2015) ‘Perbedaan Terapi Bermain Menggambar dan
mewarnai Dan Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Selama
Hospitalisasi Di Ruang Anak RS TK. III. R. W. Mongisidi Manado’, e-journal Keperawatan
(e-Kp), 3(2), pp. 1–8.
Nusantara, S., Cahyaningrum, E. dewi and Atunraudotulma’rifah (2021) ‘Pengaruh Terapi
Menggambar dan mewarnai terhadap Tugas Perkembangan Motorik Halus pada Anak di
PAUD KB Amanah Bogares Kidul’, in Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (SNPPKM). Purwokerto, pp. 747–753.
Oktaviyani, R. D. and Suri, O. I. (2019) ‘Pengaruh Terapi Bermain Menggambar dan mewarnai
Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah’, Jurnal Kesehatan, 10(2), pp. 112–
116. doi: 10.35730/jk.v10i2.406.
Yulianti, N. (2020) Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Prasekolah yang Mengalami
Hospitalisasi. Universitas Bhakti Kencana Bandung.

Lampiran 1. Lembar Evaluasi Observer


A. Waktu Pelaksanaan
Terapi bermain dilakukan pada hari Sabtu, 26 november 2022 dari jam 15.00-15.35 WITA
dengan tatap muka.
Acara pendidikan kesehatan berlangsung selama menit dengan susunan acara :
15.00 – 15.05 WITA : Perisapan alat, bahan, dan anggota
15.05. – 15.10 WITA : Pembukaan
15.10 – 15.30 WITA : Terapi bermain dengan anak didampingi oleh orangtua
15.30– 115.35 WITA : Evaluasi dan penutup
B. Sistem Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Media yang digunakan adalah menggambar dan mewarnai
b. Semua anggota (leader, co-leader, fasilitator, dan observer) telah memainkan perannya
masing-masing
c. Keluarga bersedia terapi bermain setelah dilakukan validasi dan kontrak
d. Jumlah peserta yaitu sebanyak 1 orang anak didampingi orang tua
e. Terapi bermain dilakukan dimasing-masing tempat tidur anak, di ruang
2. Evaluasi Proses
a. Anak mengikuti terapi bermain selama ± 15 menit
b. Peserta tampak antusias dan tenang selama bermain
c. Proses pelaksanaan terapi bermain
1) Pada pelaksanaan, pelaksanaan sistematis dengan yang telah direncanakan anak dan
orangtua sangat antusias dalam mengikuti proses terapi bermain sesuai kontrak
2) Anak sangat antusias dalam melakukan terapi bermain
d. Kekurangan selama proses acara :
1) Terkendala waktu yang singkat mengingat pasien masih harus banyak istirahat,namun
semua tujuan dari terapi bermain sudah tersampaikan kepada pasien dan orang tua
3. Evaluasi Hasil
1. Anak yang berpartisipasi dalam terapi bermain berjumlah 1 orang
2. Anak mampu menggambar dan mewarnai dengan baik dengan sedikit bantuan dari
orangtua
3. Anak mampu mengeksplorasi gambar yang ingin di gambarnya dan anak mampu
mewarnai gambar dengan baik
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai