B. Target Luaran
1. Laporan kegiatan terapi bermain
Keterangan:
Pasien :
Anggota keluarga :
Leader :
Fasilitator sekaligus Oberver :
D. Biaya PKM
2 Crayon 1 Rp 25.000,00
Total Rp 47.000,00
E. Daftar Pustaka
F. Lampiran
1. Materi
a. Hospitalisasi dan Dampaknya
Hospitalisasi adalah masuknya individu ke rumah sakit sebagai pasien dengan
berbagai alasan seperti pemeriksaan diagnostik, prosedur operasi, perawatan medis,
pemberian obat dan menstabilkan atau pemantauan kondisi tubuh. Keadaan hospitalisasi
terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu
rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi stressor baik terhadap anak maupun orang
tua dan keluarga, perubahan kondisi ini merupakan masalah besar yang menimbulkan
ketakutan, kecemasan bagi anak yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis dan
psikologis pada anak jika anak tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut
(Saputro & Fazrin, 2017).
Hospitalisasi juga berdampak pada perkembangan anak. Hal ini bergantung pada
faktor- faktor yang saling berhubungan seperti sifat anak, keadaan perawatan dan
keluarga. Perawatan anak yang berkualitas tinggi dapat mempengaruhi perkembangan
intelektual anak dengan baik terutama pada anak-anak yang kurang beruntung yang
mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit. Anak yang sakit dan dirawat akan mengalami
kecemasan dan ketakutan. Dampak jangka pendek dari kecemasan dan ketakutan yang
tidak segera ditangani akan membuat anak melakukan penolakan terhadap tindakan
perawatan dan pengobatan yang diberikan sehingga berpengaruh terhadap lamanya hari
rawat, memperberat kondisi anak dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada anak.
Dampak jangka panjang dari anak sakit dan dirawat yang tidak segera ditangani akan
menyebabkan kesulitan dan kemampuan membaca yang buruk, memiliki gangguan bahasa
dan perkembangan kognitif, menurunnya kemampuan intelektual dan sosial serta fungsi
imun (Saputro & Fazrin, 2017).
b. Anak Usia Prasekolah
Anak usia prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal, yaitu berada pada usia 3-
5 tahun. Anak prasekolah sering menunjukkan perilaku yang aktif, dinamis, antusias, dan
hampir seluruh hidupnya disertai oleh rasa ingin tahu terhadap apa yang didengar atau
dilihatnya (Potter & Perry, 2013). Perkembangan anak pada usia prasekolah disebut
sebagai masa emas “Golden Age” yang artinya perkembangan pada usia ini sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pada periode berikutnya hingga anak menjadi
dewasa. Umumnya pada tahap ini anak usia dini belajar mengenai berbagai hal termasuk
dalam mengembangkan kemampuan motorik, kognitif, bahasa, serta personal sosial
mereka. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu personal sosial (Suyadi & Ulfah,
2013).
Salah satu perkembangan yang tak kalah pentingnya pada anak prasekolah adalah
perkembangan kognitif, dimana perkembangan ini berfokus pada keterampilan berpikir,
memecahkan masalah dan mengingat. Perkembangan kognitif ini berhubungan juga
dengan keterampilan komunikasi, motorik dan emosi. Gangguan pada perkembangan
kognitif ini akan berdampak pada ketidakmampuan untuk mengembangkan keterampilan
berpikir pada anak (Wong et al., 2017).
c. Terapi Bermain
Bermain merupakan kegiatan atau simulasi yang sangat tepat untuk anak. Bermain
dapat meningkatkan daya pikir anak untuk mendayagunakan aspek emosional, sosial serta
fisiknya serta dapat meningkatkan kemampuan fisik, pengalaman, dan pengetahuan serta
keseimbangan mental anak. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak untuk mengatasi berbagai macam
perasaan yang tidak menyenangkan dalam dirinya. Dengan bermain anak akan
mendapatkan kegembiraan dan kepuasan (Saputro & Fazrin, 2017).
d. Permainan Mewarnai
1) Definisi
Mewarnai merupakan kegiatan memberikan warna pada gambar atau tiruan barang
yang dibuat dengan coretan pensil/pewarna pada kertas. Salah satu permainan yang
cocok dilakukan untuk anak usia prasekolah yaitu mewarnai gambar, dimana anak
mulai menyukai dan mengenal warna serta mengenal bentuk-bentuk benda di
sekelilingnya. Mewarnai merupakan salah satu permainan yang memberikan
kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (Marni et al., 2018).
2) Macam macam permainan puzzle
Puzzle dalam perkembangannya dibagi menjadi 4 jenis puzzle, yaitu :
Puzzle konstruksi Puzzle rakitan construction puzzle merupakan kumpulan potongan-
potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model.
Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarna-warni.
Puzzle batang stick Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika
sederhana namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk
menyelesaikannya.
Puzzle lantai Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge karetbusa sehingga baik untuk
alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik.
Puzzle angka Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya.
Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan,
melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
Puzzle tradisional Puzzle transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang
memiliki gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara.
Puzzle logika Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini
dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu gambar
yang utuh (Muzamil, Misbach 2010)
3) Manfaat permainan puzzle
Di dalam permainan ada manfaat yang dapat kita ambil dan di bawah ini manfaat
puzzle adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kemampuan anak dalam berfikir dan konsentrasi. Dalam bermain
puzzle anak dapat melatih kemampuan sel otaknya dengan menyelesaikan potongan-
potongan puzzle menjadi utuh.
Melatih koordinasi mata dan tangan dengan menyusun kepingan puzzle menjadi utuh.
Meningkatkan kemampuan kognitif yang berkaitan dengan kemampuan belajar
memecahkan masalah.
Belajar bersosialisasi, permainan puzzle yang dilakukan kelompok dapat
meningkatkan interaksi sosial anak, dengan bekerja sama mencari jalan keluar
(Nawafilaty, 2017).
Manfaat dari media puzzle ditinjau dari aspek perkembangan diantaranya sebagai
berikut:
Kognitif, kemampuan mengetahui dan mengingat
Motorik, kemampuan mengkoordinasikan anggota tubuh seperti tangan dan kaki
Logika kemampuan berpikir secara tepat dan teratur
Kratif dan imajinatif, kemampuan menghasilkan ide sesuai dengan konteks
Visual kemampuan mata menangkap bentuk dan warna obyek (Suryastini et al.,
2014).
2. Dokumentasi Kegiatan
3. Alat Peraga Permainan