Anda di halaman 1dari 12

A.

Solusi yang ditawarkan


1. Solusi
Salah satu upaya yang dapat dilakukan perawat untuk mengurangi kecemasan pada
anak yang dirawat adalah dengan terapi bermain (Rekawati dkk, 2013). Bermain
memungkinkan anak mendapatkan pengalaman hidup yang nyata serta menemukan
kekuatan dan kelemahannya sendiri karena bermain dapat dilakukan oleh anak yang
sehat maupun sakit (Adriana, 2013). Bermain adalah salah satu kebutuhan anak. Tahap
perkembangan yang dijalani tidak lepas dari bermain. Ketika bermain, anak-anak tidak
hanya mengerahkan tenaga secara fisik saja tetapi juga melibatkan seluruh emosi,
perasaan dan pikirannya, demikian pula pada anak yang sakit, bermain menjadi media
psikoterapi karena kegiatan ini dapat membuat anak mengatasi berbagai macam
perasaan yang tidak menyenangkan dalam dirinya (Saputro & Fazrin, 2017). Tujuan
dari terapi bermain ini adalah menciptakan suasana aman bagi anak untuk
mengekspresikan diri mereka, memahami bagaimana sesuatu dapat terjadi, mempelajari
aturan sosial serta memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berekspresi dan
mencoba sesuatu hal yang baru, selain itu dengan terapi bermain diharapkan anak dapat
melanjutkan fase tumbuh kembangnya secara optimal, mengembangkan kreativitas
anak sehingga anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres (Saputro & Fazrin,
2017). Terdapat 2 jenis permainan yang akan dilakukan sebagai solusi terhadap dampak
hospitalisasi anak, yaitu terapi bermain meniup perahu layar dan terapi bermain
mewarnai bagian-bagian tubuh.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak di ruang perawatan anak, diharapkan
dapat meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak dan melanjutkan tumbuh
kembang anak.
3. Tujuan Khusus
1) Terapi Bermain Meniup Perahu Layar
2) Terapi Bermain Mewarnai Bagian-Bagian Tubuh
a. Menstimulasi perkembangan motorik halus anak.
b. Melatih koordinasi mata dan tangan.
c. Melatih keterampilan anak.
d. Melatih kemampuan kosentrasi anak.
e. Mengenalkan bagian-bagian tubuh kepada anak beserta fungsinya.
4. Media
.
5. Metode Permainan
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Redemonstrasi
6. Kriteria Peserta
a. Anak usia 4-5 tahun di bangsal Anggrek RSUD Ibu Fatmawati Soekarno.
b. Anak mempu mewarnai dan mengetahui jenis-jenis warna.
c. Anak tidak mengalami peningkatan suhu tubuh (>37,50C).
d. Tidak terpasang alat-alat invasif (NGT, Kateter).
e. Anak tidak sedang bedrest.
f. Anak tidak mengalami infeksi.
7. Tabel Kegiatan Terapi Bermain
No Waktu Terapis Subjek Terapi
1 5 Pembukaan (Orientasi) Anak dan keluarga
menit a. Mengucapkan salam. menjawab salam,
b. Memperkenalkan diri. anak saling
c. Memanggil anak dengan nama berkenalan, anak,
panggilan yang dia senangi. dan keluarga
d. Menjelaskan tujuan dan langkah- memperhatikan
langkah pelaksanaan kegiatan terapi terapis.
bermain mewarnai bagian-bagian tubuh
pada orang tua/anak.
e. Memberi kesempatan pada anak dan
orang tua untuk bertanya kalau ada hal
yang belum jelas.
f. Menanyakan kesiapan anak sebelum
kegiatan dilakukan.
g. Meminta persetujuan (informed
consent) orang tua.

2 30 Tahap Permainan Anak dan keluarga


menit a. Anak dan orang tua diberi penjelasan memperhatikan
tentang prosedur pelaksanaan terapi penjelasan terapis,
bermain yang meliputi waktu kegiatan, anak melakukan
cara melakukan permainan mewarnai kegiatan yang
bagian-bagian tubuh, dan alat yang diberikan oleh
digunakan untuk mewarnai bagian- terapis, anak dan
bagian tubuh keluarga
b. Diawali permainan, anak diperkenalkan memberikan respon
dengan media mewarnai yang akan yang baik.
digunakannya, lalu diberikan penjelasan
mengenai cara mewarnai bagian-bagian
tubuh dengan menggunakan crayon.
c. Setelah itu dengan panduan leader, anak
diminta untuk mewarnai pola bagian-
bagian tubuh dengan warna yang
spesifik (contoh: lengan diberi warna
biru, kepala diberi warna hijau, dll)
d. Fasilitator mendampingi dan
mengarahkan anak selama bermain
mewarnai bagian - bagian tubuh
berlangsung.
e. Setelah setiap pola bagian tubuh sudah
selesai diwarnai, anak diminta untuk
menyebutkan fungsi dari setiap bagian
tubuh serta anak di minta untuk
menunjuk bagian tubuhnya sendiri.
f. Setelah waktu yang ditentukan untuk
terapi bermain habis, anak dipersilahkan
untuk berhenti, dan diberikan pujian
atas keterlibatan anak selama terapi
bermain.
g. Observer melakukan pengamatan dan
memberikan evaluasi terhadap perilaku
anak dan proses jalannya terapi bermain
seperti sifat anak saat bermain, interaksi
anak dengan orang lain, tingkah laku
anak selama proses bermain serta
keterampilan anak pada saat mewarnai.

3 5 Terminasi Anak dan keluarga


menit a. Menanyakan perasaan anak setelah tampak senang,
mewarnai bagian-bagian tubuh. menjawab salam
b. Menanyakan perasaan dan pendapat
orang tua tentang bermain mewarnai
bagian-bagian tubuh.
c. Berpamitan dengan anak dan orang
tua.
d. Membereskan peralatan.
e. Mengembalikan alat ke tempat
semula.
f. Mencuci tangan.
g. Mencatat respons anak dan orang tua.

B. Target Luaran
1. Laporan kegiatan terapi bermain

C. Jadwal dan Perorganisasian


1. Jadwal
a. Waktu : 45 Menit, Jam 08.00-08.45 WIB
b. Hari/Tanggal : Senin, 28 Maret 2022
c. Tempat : Ruang Anggrek
d. Sasaran : Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun)
e. Pelaksana : Showat dan Agus
2. Perorganisasian
Leader : Muhammad Agus Nugroho
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
b. Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga berakhirnya terapi.
c. Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
Fasilitator : Showat Nur Chanin
a. Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
b. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
c. Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat kooperatif
dalam permainan yang akan dilakukan.
d. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.
e. Membimbing kelompok selama permainan
Observer : Showat Nur Chanin
a. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara.
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok.
3. Setting tempat

Keterangan:
Pasien :
Anggota keluarga :
Leader :
Fasilitator sekaligus Oberver :
D. Biaya PKM

No Alat Jumlah Harga

Print gambar media


1 5 Rp 2.000,00
mewarnai

2 Crayon 1 Rp 25.000,00

3 Reward Mainan (Puzzle) 2 Rp 20.000,00

Total Rp 47.000,00
E. Daftar Pustaka
F. Lampiran
1. Materi
a. Hospitalisasi dan Dampaknya
Hospitalisasi adalah masuknya individu ke rumah sakit sebagai pasien dengan
berbagai alasan seperti pemeriksaan diagnostik, prosedur operasi, perawatan medis,
pemberian obat dan menstabilkan atau pemantauan kondisi tubuh. Keadaan hospitalisasi
terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu
rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi stressor baik terhadap anak maupun orang
tua dan keluarga, perubahan kondisi ini merupakan masalah besar yang menimbulkan
ketakutan, kecemasan bagi anak yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis dan
psikologis pada anak jika anak tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut
(Saputro & Fazrin, 2017).
Hospitalisasi juga berdampak pada perkembangan anak. Hal ini bergantung pada
faktor- faktor yang saling berhubungan seperti sifat anak, keadaan perawatan dan
keluarga. Perawatan anak yang berkualitas tinggi dapat mempengaruhi perkembangan
intelektual anak dengan baik terutama pada anak-anak yang kurang beruntung yang
mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit. Anak yang sakit dan dirawat akan mengalami
kecemasan dan ketakutan. Dampak jangka pendek dari kecemasan dan ketakutan yang
tidak segera ditangani akan membuat anak melakukan penolakan terhadap tindakan
perawatan dan pengobatan yang diberikan sehingga berpengaruh terhadap lamanya hari
rawat, memperberat kondisi anak dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada anak.
Dampak jangka panjang dari anak sakit dan dirawat yang tidak segera ditangani akan
menyebabkan kesulitan dan kemampuan membaca yang buruk, memiliki gangguan bahasa
dan perkembangan kognitif, menurunnya kemampuan intelektual dan sosial serta fungsi
imun (Saputro & Fazrin, 2017).
b. Anak Usia Prasekolah
Anak usia prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal, yaitu berada pada usia 3-
5 tahun. Anak prasekolah sering menunjukkan perilaku yang aktif, dinamis, antusias, dan
hampir seluruh hidupnya disertai oleh rasa ingin tahu terhadap apa yang didengar atau
dilihatnya (Potter & Perry, 2013). Perkembangan anak pada usia prasekolah disebut
sebagai masa emas “Golden Age” yang artinya perkembangan pada usia ini sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pada periode berikutnya hingga anak menjadi
dewasa. Umumnya pada tahap ini anak usia dini belajar mengenai berbagai hal termasuk
dalam mengembangkan kemampuan motorik, kognitif, bahasa, serta personal sosial
mereka. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu personal sosial (Suyadi & Ulfah,
2013).
Salah satu perkembangan yang tak kalah pentingnya pada anak prasekolah adalah
perkembangan kognitif, dimana perkembangan ini berfokus pada keterampilan berpikir,
memecahkan masalah dan mengingat. Perkembangan kognitif ini berhubungan juga
dengan keterampilan komunikasi, motorik dan emosi. Gangguan pada perkembangan
kognitif ini akan berdampak pada ketidakmampuan untuk mengembangkan keterampilan
berpikir pada anak (Wong et al., 2017).
c. Terapi Bermain
Bermain merupakan kegiatan atau simulasi yang sangat tepat untuk anak. Bermain
dapat meningkatkan daya pikir anak untuk mendayagunakan aspek emosional, sosial serta
fisiknya serta dapat meningkatkan kemampuan fisik, pengalaman, dan pengetahuan serta
keseimbangan mental anak. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak untuk mengatasi berbagai macam
perasaan yang tidak menyenangkan dalam dirinya. Dengan bermain anak akan
mendapatkan kegembiraan dan kepuasan (Saputro & Fazrin, 2017).
d. Permainan Mewarnai
1) Definisi
Mewarnai merupakan kegiatan memberikan warna pada gambar atau tiruan barang
yang dibuat dengan coretan pensil/pewarna pada kertas. Salah satu permainan yang
cocok dilakukan untuk anak usia prasekolah yaitu mewarnai gambar, dimana anak
mulai menyukai dan mengenal warna serta mengenal bentuk-bentuk benda di
sekelilingnya. Mewarnai merupakan salah satu permainan yang memberikan
kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (Marni et al., 2018).
2) Macam macam permainan puzzle
Puzzle dalam perkembangannya dibagi menjadi 4 jenis puzzle, yaitu :
 Puzzle konstruksi Puzzle rakitan construction puzzle merupakan kumpulan potongan-
potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model.
Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarna-warni.
 Puzzle batang stick Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika
sederhana namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk
menyelesaikannya.
 Puzzle lantai Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge karetbusa sehingga baik untuk
alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik.
 Puzzle angka Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya.
Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan,
melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
 Puzzle tradisional Puzzle transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang
memiliki gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara.
 Puzzle logika Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini
dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu gambar
yang utuh (Muzamil, Misbach 2010)
3) Manfaat permainan puzzle
Di dalam permainan ada manfaat yang dapat kita ambil dan di bawah ini manfaat
puzzle adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan kemampuan anak dalam berfikir dan konsentrasi. Dalam bermain
puzzle anak dapat melatih kemampuan sel otaknya dengan menyelesaikan potongan-
potongan puzzle menjadi utuh.
 Melatih koordinasi mata dan tangan dengan menyusun kepingan puzzle menjadi utuh.
 Meningkatkan kemampuan kognitif yang berkaitan dengan kemampuan belajar
memecahkan masalah.
 Belajar bersosialisasi, permainan puzzle yang dilakukan kelompok dapat
meningkatkan interaksi sosial anak, dengan bekerja sama mencari jalan keluar
(Nawafilaty, 2017).
Manfaat dari media puzzle ditinjau dari aspek perkembangan diantaranya sebagai
berikut:
 Kognitif, kemampuan mengetahui dan mengingat
 Motorik, kemampuan mengkoordinasikan anggota tubuh seperti tangan dan kaki
 Logika kemampuan berpikir secara tepat dan teratur
 Kratif dan imajinatif, kemampuan menghasilkan ide sesuai dengan konteks
 Visual kemampuan mata menangkap bentuk dan warna obyek (Suryastini et al.,
2014).

2. Dokumentasi Kegiatan
3. Alat Peraga Permainan

Anda mungkin juga menyukai