Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

BODY PUZZEL
DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Ujian


Praktik Mata Kuliah Labolatorium Keperawatan Anak

Disusun oleh
1. Fara Nabila (J210200114)
2. Munika Pandu Srijaya (J210200115)
3. Berlyna Mey Anggraini (J210200116)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022/2023
A. Latar belakang
Hospitalisasi pada anak merupakan salah satu masalah yang
efeknya dapat mengganggu tugas perkembangan anak. Hospitalisasi dan
pengaruh kondisi tubuh yang dalam keaadan sakit juga dapat
mempengaruhi kurangnya aktifitas, kecemasan dan trauma pada anak.
Selain masalah diatas ada satu masalah yang mendasar yang bisa
menyebabkan anak trauma ketika dirawat dirumah sakit yaitu kurangnya
komunikasi anak terhadap petugas kesehatan dalam menyampaikan
perasaan yang dialaminya saat itu.
Terapi bermain merupakan bagian dari perawatan pada anak yang
salah satu intervensinya efektif untuk mengurangi kecemasan dan
meningkatkan komunikasi yang efektif baik secara verbal ataupun non
verbal dalam mengungkapkan perasaan yang dirasakan oleh anak kepada
petugas kesehatan. Terapi bermain yang dipakai adalah Body Puzzel atau
menyusun angota tubuh, yaitu terapi bermain yang bertujuan untuk
meningkakan pengetahuan mengenai fungsi bagian tubuh dengan cara
menyusun bagian – bagian tubuh pada gambar dan memberi nama serta
mendiskripsikan fungsi dari bagian tubuh yang disusun. Terapi ini dipilih
karena sesuai dengan usia anak antara 4 – 7 tahun.
Setelah dilakukan obervasi di Ruang Menur RSST Klaten di
temukan data pasien rawat inap anak yang berusia antara 4-7 tahun
mengalami kecemasan terhadap hospialisasi. Anak cenderung takut
apabila perawat atau dokter melakukan tindakan yang berhubungan
dengan tindakan medis. Anak yang berusia diatas 8 tahun tingkat
kecemasan lebih kecil dibandingak anak yang masih berusia pra sekolah
antara 4-7 tahun. Sehingga kami memilih terapi bermain Body Puzzel
yang sesuai dengan criteria umur anak serta kebutuhan terhadap
penurunan tingkat kecemasan anak terhadap hospitalisasi. Diharapkan
anak bisa merasa tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak takut
lagi terhadap perawat, anak bisa merasa nyaman selama dirawat di rumah
sakit.
B. Karakteristik Peserta
1. Kriteria inklusi :
Usia peserta terapi bermain 4 Tahun sampai 7 tahun, Peserta terapi
bermain dalam kondisi yang stabil atau dengan perawatan minimal,
terasang infus. Peserta terpantau normal dilihat dari vital sign serta
anak tidak sedang demam Tidak mempunyai alergi baik makanan atau
minuman, Anak yang komunikasinya kurang dengan petugas
kesehatan.
2. Kriteria eksklusi :
Peserta terapi bermain yang terpasang NGT, terpasang kateter,
terpasang syringpump, terpasang oksigenasi, menolak mengikuti terapi
bermain, Bedrest Total, tidak berada di tempat atau ruangan
dikarenakan program terapi lain seperti operasi, pemeriksaan radiologi,
dan lain-lain.

C. Tujuan
1. Untuk membantu anak menambah pengetahuan terhadap fungsi-fungsi
anggota tubuh.
2. Untuk menstimulus kemampuan psikomotorik anak.
3. Untuk menstimulus kemampuan psikososial anak.
Tujuan instruksional umum :
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak takut lagi
terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat di
rumah sakit oleh petugas kesehatan ataupun keluarga.
Tujuan instruksional khusus :
Setelah mendapatkan terapi bermain satu kali selama 30 menit, diharapkan
anak mampu :
a. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat.
b. Anak dapat mengembangkan kreatifitasnya melalui pengalaman
bermain yang tepat.
c. Anak dapat menyusun bagian – bagian tubuh pada gambar sesuai
dengan tempatnya.
d. Anak dapat menamai dan menelaskan fungsi bagian-bagian tubuh
tersebut.
e. Anak dapat berlatih komunikasi antara perawat, dan keluarga dengan
baik.
D. Media
1. Body Puzzle
2. Hadiah untuk anak
3. Alat pengukur waktu (jam)

E. Metode Permainan
1. Rasio staff dengan klien minimal 3 : 1
2. Pelaksanaan
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang
dilakukan oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Langkah Pelaksanaan :
a) Untuk membuat body puzzle, gambarlah bentuk tubuh manusia di
kertas karton yang tebal. Kemudian potong bagian luarnya sehingga
membentuk tubuh manusia.
b) Potong bagian tubuh seperti kaki, tangan dan kepala.
c) Menjelaskan cara permainan terlebih dahulu kepada anak-anak
d) Berikan anak potongan puzzle tadi untuk disusun menjadi tubuh
yang utuh.
e) Instruksikan anak untuk menyebutkan bagian tubuh yang disusun
beserta fungsi bagian tubuh tersebut.
f) Penutup dengan memberikan reinforcement positif pada anak dan
evaluasi tindakan terapi bermain.
F. Rencana Kegiatan Terapi Bermain
No Kegiatan terapis waktu Kegiatan pasien
Pembukaan
a) Mengucapkan salam
- Menjawab salam
b) Memperkenalkan diri
- Mendengarkan
c) Menjelaskan tujuan
1. 5 menit penjelasan leader
dan terapi bermain
- memperhatikan
d) Menjelaskan alat dan
bahan serta prosedur
permainan
Pelaksanaan permainan
a) Menjelaskan cara
permainan terlebih
dahulu kepada anak-
anak
b) Berikan anak
Memperhatikan dan
potongan puzzle tadi
melaksanakan sesuai
2. untuk disusun 20 menit
yang dicontohkan oleh
menjadi tubuh yang
terapis
utuh.
c) Instruksikan anak
untuk menyebutkan
bagian tubuh yang
disusun beserta fungsi
bagian tubuh tersebut.
Penutup
a) Mengadakan
a) Memperhatikan
3. evaluasi 5 Menit b) Menjawab
b) Memberikan pujian salam

pada anak
c) Mengucapkan
terimakasih kepada
pasien dan keluarga
d) Mengucapkan salam
penutup

Sususnan Pelaksanaan Terapi Bermain


Leader : Berlyna Mey Anggraini
Observer : Fara Nabila
Fasilitator : Munika Pandu Srijaya

Keterangan :
1. Leader :

2. Fasilitator :

3. Observer :

4. Orang tua :

5. Tempat puzzel :

6. Pasien :

7. Tempat tidur :
G. Tugas Terapis
1. Leader
a) Membuka acara
b) Membaca peraturan bermain
c) Memimpin jalannya permainan
d) Memberi semangat kepada peserta
e) Menciptakan suasana menjadi meriah
f) Mengambil keputusan
2. Fasilitator
a) Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
b) Mendampingi anak selama bermainan
c) Memberikan semangat dan motivasi
3. Observer
a) Mengamati dan mengevaluasi permainan
b) Mengamati tingkah laku anak
c) Memberikan kritik dan saran

H. Kriteria Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Mina Rumah
Sakit Muhammadiyah Selogiri
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan menyusun puzzle.
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir.
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk menyusun
puzzle.
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Menyusun puzzle dengan benar
d. Anak mampu menyebutkan fungsi potongan puzzle yang
dirangkai
DAFTAR PUSTAKA
Anggani, Sudono, Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan
Usia Dini. 2004. Grafindo: Jakarta

Donna L. Wong. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta:


EGC

Hart, Robyn. 2000. Therapeutic Play Activities for Hospitalized Children.

Imam, Saeful. 2008. Jelaskan Prosedur Medis Agar Anak Tidak Lagi
Menangis, Diambil pada tanggal 22 Februari 2008, Available: http://www.tabloid-
nakita.com

Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 1999. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai