A. Nama Kegiatan : Terapi bermain pada anak usia sekolah dengan permainan
melipat kertas
B. Latar Belakang :
Anak Anggi umur 10 tahun dirawat diruang aster RSMS dengan diagnosa
medis demam suhu tubuh saat sekarang 37,5 0C, nadi 77 x/menit, RR
18x/menit dirawat sudah 2 hari. Anak anggi rewel minta pulang terus masih
terpasang infus D5% 15 tetes/menit Injeksi antibiotik per IV 2 x/hari, setiap
dilakukan tindakan keperawatan menangis dan bila melihat seragam putih
tidak mau dan kadang - kadang menangis. Anak Anggi juga belum mendapat
terapiu bermain selama dirumah sakit. Dapat disembuhakan anak anggi
mengalami kecemasan akibat hospitalisasi.
C. Tujuan Kegiatan :
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain peserta terapi bermain dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan
walaupun dalam kondisi sakit.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit peserta terapi bermain
diharapkan:
1) Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kesehatan
2) Mengalihkan perhatian anak saat dilakukan tindakan keperawatan
3) Membuat suasana gembira dan senang
4) Memahami petunjuk dan perintah/aturan bermain
5) Mengenal cara membentuk sesuatu dari kertas
6) Meningkatkan ketrampilan anak melipat kertas
D. Jenis Permainan : Kertas lipat
E. Sasaran : Anak usia 6-12 tahun
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan: RSUD Cilacap
G. Media/ Alat Permainan : Baki, pengalas kaki, penutup baki, kertas lipat
H. Pengorganisasian Petugas :
1. Pemimpin/ leader : Rahajeng Sugih U
2. Fasilitator : Meita R
I. Rencana Kegiatan :
http://repository.uinjambi.ac.id/7347/1/1522360%20kegiatan%20bermain
%20origami%20dalam%20mengembangkan%20keterampilan%20motorik
%20halus%20anak%20usia%20dini%20di%20raudhatul%20atfhal%20alahkyar
%20bungo.pdf
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/download/8161/5466
https://core.ac.uk/download/pdf/230643298.pdf
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-athfaal/article/view/6544
LAMPIRAN MATERI
Sigmund Freud (1920) melihat bermain dari kaca mata psikoanalitis. Dengan
demikian, teorinya disebut teori bermain psikoanalisis. Menurutnya, bermain bagi
anak merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali peristiwa traumatik
yang dialami sebelumnya sebagai upaya untuk memperbaiki atau menguasai
pengalaman tersebut demi kepuasan anak. Menurut Erikson (1963), bermain
membantu anak mengembangkan rasa harga diri. Alasannya adalah karena dengan
bermain anak memperoleh kemampuan untuk menguasai tubuh mereka,
menguasai, dan memahami benda-benda, serta belajar keterampilan sosial
Permainan origami adalah seni melipat kertas yang berasal dari Jepang.
Melalui origami anak akan lebih terasah daya kreativitas untuk menciptakan
kreasi sesuai dengan imajinasinya. Origami mempunyai tiga tingkatan dilihat dari
bentuk lipatannya:
1. Tingkatan dasar atau basic ditunjukan untuk para pemula, bentuk lipatan
pada tingkatan dasar masiih sangat sederhana hanya sebatas bentuk awal
untuk membentuk sesuatu, contohnya lipatan berbentuk burung
2. Tingkatan menengah atau intermediate, anak-anak akan dilatih tentang
keutamaan dalam melipat, dimana pada tingkat ini ketelitian sudah mulai
dipergunakan karena bentuk lipatan yang sederhana namun mulai lebih
komplek, contohnya bentuk kupu-kupu.
3. Tingkatan lanjutan atau advance jenis lipatan menjadi sangat sulit karena
bentuk-bentuk dibuat tidak lagi mengacu pada bentuk yang seperti biasa,
akan tetapi dalam bentuk robot, naga, ataupun bentuk lain yang memiliki
tingkat kesulitan tinggi.
Manfaat dari permainan origami:
1. Menenangkan dan merileksasi diri
Dengan duduk dan diam melipat kertas membentuk suatu bentuk yang
diinginkan, dapat membantu mengurangi kecemasan atau
ketidaknyamanan yang dirasakan dan menjadi rasa keseimbangan dan
kedamaian.
2. Membangun perhatian, kesabaran, dan focus
Origami dapat menjadi kegiatan yang baik untuk membangun konsep
terperinci karena lipatan origami akan berhasil diselesaikan apabila
anak berkonsentrasi dengan baik.
3. Meningkatkan keterampilan motoric
Melipat kertas akan menantang tingkat kognitif untuk mengikuti
intruksi, mempelajari keterampilan dan aktivitas baru, secara fisik,
tangan kamu menjadi aktif. Impuls dikirim ke otak yang mengaktifkan
kedua belahan otak kiri dan kanan. Area taktil, motorik dan visual otak
diaktifkan dan mulai digunakan. Memori, pemikiran non-verbal,
perhatian, pemahaman dan imajinasi 3D semakin dirangsang oleh
eksplorasi otak melalui origami.