Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

Nama Mahasiswa : Rahajeng sugih utamy (20.03.0048)

A. Nama Kegiatan : Bermain balok dengan anak usia toddler


B. Latar Belakang :
Hospitalisasi merupakan cara yang efektif untuk menyembuhkan anak yang
sedang sakit, bagi anak hospitalisasi merupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan sehingga akan memunculkan berbagai respon salah satunya
cemas. Kecemasan pada anak disebabkan karena perpisahan, kehilangan dan
ketakutan tentang tubuh yang disakiti dan nyeri. Dampak dari kecemasan pada
hospitalisasi pada anak dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Untuk
mengurangi dampak kecemasan dari hospitalisasi yang dialami anak, diperlukan
suatu media yang dapat mengungkapkan rasa cemasnya, salah satunya yaitu
terapi bermain.
Terapi bermain merupakan suatu kegiatan bermain yang membantu proses
penyembuhan pada anak, dan sarana dalam melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal. Tujuan terapi bermain di rumah sakit bagi
anak yaitu mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, dan tegang. Banyak macam
terapi bermain seperti mewarnai gambar, menyusun balok, puzzle, clay, dan
origami.
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum : Setelah dilakukan kegiatan bermain pada anak, diharapkan
anak dapat melakukan terapi bermain balok dengan menyusun kembali
potongan balok sesuai warna.
2. Tujuan Khusus :
a. Anak mampu menyusun kembali potongan balok sesuai warna
b. Anak mampu menyebutkan warna balok yang disusun
D. Jenis Permainan : Balok
E. Sasaran : Anak usia toddler
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal : Selasa, 8 Mei 2023
Tempat : RSUD Majenang
G. Media/ Alat Permainan: Beberapa potongan balok
H. Pengorganisasian petugas:
1. Pemimpin/leader : Rahajeng
2. Co leader : Rahajeng
3. Fasilitator : Rahajeng
4. Observer : Rahajeng
I. Pengorganisasian tempat

Keterangan:
Meja
Pasien
Perawat
J. Rencana Kegiatan :
No. Waktu Kegiatan Keterangan
1. 5 menit 1. Pembukaan Leader
2. Perkenalan
3. Penjelasan Tujuan
2. 20-15 menit 1. Menjelaskan permainan Leader dan co leader
2. Memberi alat permainan
3. Memotivasi anak untuk bermain
4. Mengajarkan anak untuk mengacak
balok
5. Mengarahkan menyusun balok sesuai
warna
6. Mengarahkan pertanyaan kepada anak
untuk menyebutkan warna balok
3. 5 menit 1. Evaluasi kegiatan Leader
2. Menutup terapi bermain

K. Dasar Teori : Bermain dan Jenis Permainan (dilampirkan)


L. Evaluasi Kegiatan : (sesuaikan dengan tujuan)
 Anak tampak tenang selama dirawat
 Anak tampak menunjukan ekspresi senangnya terhadap permainan balok
 Anak tampak mampu menyusun balok sesuai warna
 Anak tampak dapat menyebutkan warna balok

M. Daftar Pustaka
Aprina. (2019). Terapi bermain balok pada anak usia 2-6 tahun terhadap kecemasan.
Jurnal kesehatan.
Mulyanti, S. (2022). Terapi bermain balok untuk menurunkan kecemasan akibat stres
hospitalisasi. Journal of nursing practice and science.
Nurhaida. (2021). Terapi bermain balok terhadap tingkat kecemasan anak pada usia 1-
3 tahun yang dihospitalisasi . Jurnal kesehatan flora.
Pratiwi, W. (2023). Penerapan terapi bermain balok pada anak usia 2-6 tahun yang
mengalami kecemasan . Jurnal Cendekia Muda.
Yusnita, A. T. (n.d.). Penerapan terapi balok pada anak pra sekolah dengan demam
typhoid

DASAR TEORI

A. DEFINISI
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak, bahkan
dikatakan anak mengisi sebagian besar dari kehidupannya dengan bermain.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati
(dengan alat tertentu atau tidak).
Sigmund Freud (1920) melihat bermain dari kaca mata psikoanalitis. Dengan
demikian, teorinya disebut teori bermain psikoanalisis. Menurutnya, bermain
bagi anak merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali peristiwa
traumatik yang dialami sebelumnya sebagai upaya untuk memperbaiki atau
menguasai pengalaman tersebut demi kepuasan anak. Menurut Erikson (1963),
bermain membantu anak mengembangkan rasa harga diri. Alasannya adalah
karena dengan bermain anak memperoleh kemampuan untuk menguasai tubuh
mereka, menguasai, dan memahami benda-benda, serta belajar keterampilan
sosial.
B. MANFAAT BERMAIN
Bermain yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya akan
disukai oleh anak-anak usia dini tetapi juga sangat bermanfaat bagi
perkembangan anak. Bermain bagi anak usia dini dapat mempelajari banyak hal,
dapat mengenal aturan, kerjasama, bersosialisasi, menempatkan diri, dan
menjunjung tinggi sportivitas. Lebih jelasnya berikut beberapa manfaat bermain
bagi anak usia dini:
1. Manfaat motoric
Yaitu manfaat yang berhubungan dengan nilai-nilai positif dari aktivitas
bermain anak yang berhubungan dengan kondisi jasmaniah anak, misalnya
unsur-unsur kesehatan, ketrampilan, ketangkasan, maupun kemampuan fisik
tertentu.
2. Manfaat afeksi
Yaitu manfaat permainan yang berhubungan dengan perkembangan psikologi
anak. Misalnya naluri/insting perasaan, emosi, karakter, watak, maupun
kepribadian seseorang.
3. Manfaat kognitif
Yaitu manfaat aktivitas bermain untuk perkembangan kecerdasan anak, yang
meliputi kemampuan imajinatif, pembentukan nalar, logika, maupun
pengetahuan-pengetahuan sistematis.
4. Manfaat keseimbangan
Yaitu manfaat aktivitas bermain yang berfungsi melatih dan mengembangkan
paduan antara nilai positif dan negative dari suatu permainan

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMAINAN


1. Kesehatan
Semakin sehat anak semakin banyak energinya untuk bermain aktif seperti
olahraga. Sementara anak yang kekurangan tenaga (tidak sehat) lebih
menyukai hiburan.
2. Perkembangan motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja
yang akan dilakukan dan waktu permainanya bergantung pada perkembangan
motorik mereka. Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlihat
aktif dalam permainan.
3. Intelegensi
Pada setiap usia anak yang pandai lebih aktif dibanding yang kurang pandai,
dan permainan mereka lebih menunjukan kecerdikan. Dengan bertambahnya
usia mereka lebih menunjukan perhatian dalam permainan kecerdasan,
dramatik, kontruksi dan membaca.
4. Jenis kelamin
Anak laki-laki bermain lebih kasar dibanding anak perempuan. Anak laki-laki
lebih menyukai permainan yang menantang, sedangkan anak perempuan lebih
pada ke hal-hal sederhana dan kelembutan

5. Lingkungan
Lingkungan yang mendukung akan dapat mempengaruhi anak dalam bermain.
Lingkungan yang sepi dari anak-anak akan kurang rasa bermainnya dibanding
dengan lingkungan yang terdapat banyak anak-anak.

D. PERMAINAN BALOK
1. Definisi balok
Bermain menyusun balok merupakan salah satu jenis permainan yang
bisa dilakukan dalam proses terapi bermain bagi klien anak yang sedang
menjalani proses hospitalisasi. Terapi bermain ini dapat digunakan sebagai
terapi bagi anak dengan usia mulai 16 bulan. Bermain dengan cara menyusun
balok pada dasarnya tidak hanya membantu mengembangkan kemampuan
motorik anak tetapi juga berperan penting dalam proses pengembangan
kognitif klien. Kemampuan klien menyusun balok berkaitan erat dengan
kemampuan kognitif klien karena pada dasamya bermain dengan cara metode
menyusun balok tidak hanya melatih kemampuan motorik halus klien tapi
lebih dari itu bermain menyusun balok memerlukan perencanaan meskipun
masih relatif sederhana.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun balok secara lancar maka
dia sudah siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih
lanjut seperti mencorat-coret kertas, belajar menggosok gigi sendiri dan makan
dengan menggunakan sendok. Menyusun balok mengandalkan keterampilan
memegang benda kecil, meletakkannya di atas balok lain sambil
mengusahakan keseimbangan. Keterampilan memegang benda kecil,
sebenarnya dicapai anak sejak berusia 10 bulan, saat ia mulai suka menjumput
remah-remah kue yang berserakan di dekatnya.
2. Manfaat balok
a. Terapi bermain menyusun balok dapat merangsang keterampilan proses
berfikir dan motorik anak.
b. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat
c. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk
mandiri. Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan
mandiri pada anak
d. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa
senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan
perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri
e. Permainan yang terapeutuk akan dapat meningkatkan kemampuan anak
untuk mempunyai tingkah laku yang positif.

Anda mungkin juga menyukai