Keterangan:
Meja
Pasien
Perawat
J. Rencana Kegiatan :
No. Waktu Kegiatan Keterangan
1. 5 menit 1. Pembukaan Leader
2. Perkenalan
3. Penjelasan Tujuan
2. 20-15 menit 1. Menjelaskan permainan Leader dan co leader
2. Memberi alat permainan
3. Memotivasi anak untuk bermain
4. Mengajarkan anak untuk mengacak
balok
5. Mengarahkan menyusun balok sesuai
warna
6. Mengarahkan pertanyaan kepada anak
untuk menyebutkan warna balok
3. 5 menit 1. Evaluasi kegiatan Leader
2. Menutup terapi bermain
M. Daftar Pustaka
Aprina. (2019). Terapi bermain balok pada anak usia 2-6 tahun terhadap kecemasan.
Jurnal kesehatan.
Mulyanti, S. (2022). Terapi bermain balok untuk menurunkan kecemasan akibat stres
hospitalisasi. Journal of nursing practice and science.
Nurhaida. (2021). Terapi bermain balok terhadap tingkat kecemasan anak pada usia 1-
3 tahun yang dihospitalisasi . Jurnal kesehatan flora.
Pratiwi, W. (2023). Penerapan terapi bermain balok pada anak usia 2-6 tahun yang
mengalami kecemasan . Jurnal Cendekia Muda.
Yusnita, A. T. (n.d.). Penerapan terapi balok pada anak pra sekolah dengan demam
typhoid
DASAR TEORI
A. DEFINISI
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak, bahkan
dikatakan anak mengisi sebagian besar dari kehidupannya dengan bermain.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati
(dengan alat tertentu atau tidak).
Sigmund Freud (1920) melihat bermain dari kaca mata psikoanalitis. Dengan
demikian, teorinya disebut teori bermain psikoanalisis. Menurutnya, bermain
bagi anak merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali peristiwa
traumatik yang dialami sebelumnya sebagai upaya untuk memperbaiki atau
menguasai pengalaman tersebut demi kepuasan anak. Menurut Erikson (1963),
bermain membantu anak mengembangkan rasa harga diri. Alasannya adalah
karena dengan bermain anak memperoleh kemampuan untuk menguasai tubuh
mereka, menguasai, dan memahami benda-benda, serta belajar keterampilan
sosial.
B. MANFAAT BERMAIN
Bermain yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya akan
disukai oleh anak-anak usia dini tetapi juga sangat bermanfaat bagi
perkembangan anak. Bermain bagi anak usia dini dapat mempelajari banyak hal,
dapat mengenal aturan, kerjasama, bersosialisasi, menempatkan diri, dan
menjunjung tinggi sportivitas. Lebih jelasnya berikut beberapa manfaat bermain
bagi anak usia dini:
1. Manfaat motoric
Yaitu manfaat yang berhubungan dengan nilai-nilai positif dari aktivitas
bermain anak yang berhubungan dengan kondisi jasmaniah anak, misalnya
unsur-unsur kesehatan, ketrampilan, ketangkasan, maupun kemampuan fisik
tertentu.
2. Manfaat afeksi
Yaitu manfaat permainan yang berhubungan dengan perkembangan psikologi
anak. Misalnya naluri/insting perasaan, emosi, karakter, watak, maupun
kepribadian seseorang.
3. Manfaat kognitif
Yaitu manfaat aktivitas bermain untuk perkembangan kecerdasan anak, yang
meliputi kemampuan imajinatif, pembentukan nalar, logika, maupun
pengetahuan-pengetahuan sistematis.
4. Manfaat keseimbangan
Yaitu manfaat aktivitas bermain yang berfungsi melatih dan mengembangkan
paduan antara nilai positif dan negative dari suatu permainan
5. Lingkungan
Lingkungan yang mendukung akan dapat mempengaruhi anak dalam bermain.
Lingkungan yang sepi dari anak-anak akan kurang rasa bermainnya dibanding
dengan lingkungan yang terdapat banyak anak-anak.
D. PERMAINAN BALOK
1. Definisi balok
Bermain menyusun balok merupakan salah satu jenis permainan yang
bisa dilakukan dalam proses terapi bermain bagi klien anak yang sedang
menjalani proses hospitalisasi. Terapi bermain ini dapat digunakan sebagai
terapi bagi anak dengan usia mulai 16 bulan. Bermain dengan cara menyusun
balok pada dasarnya tidak hanya membantu mengembangkan kemampuan
motorik anak tetapi juga berperan penting dalam proses pengembangan
kognitif klien. Kemampuan klien menyusun balok berkaitan erat dengan
kemampuan kognitif klien karena pada dasamya bermain dengan cara metode
menyusun balok tidak hanya melatih kemampuan motorik halus klien tapi
lebih dari itu bermain menyusun balok memerlukan perencanaan meskipun
masih relatif sederhana.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun balok secara lancar maka
dia sudah siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih
lanjut seperti mencorat-coret kertas, belajar menggosok gigi sendiri dan makan
dengan menggunakan sendok. Menyusun balok mengandalkan keterampilan
memegang benda kecil, meletakkannya di atas balok lain sambil
mengusahakan keseimbangan. Keterampilan memegang benda kecil,
sebenarnya dicapai anak sejak berusia 10 bulan, saat ia mulai suka menjumput
remah-remah kue yang berserakan di dekatnya.
2. Manfaat balok
a. Terapi bermain menyusun balok dapat merangsang keterampilan proses
berfikir dan motorik anak.
b. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat
c. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk
mandiri. Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan
mandiri pada anak
d. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa
senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan
perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri
e. Permainan yang terapeutuk akan dapat meningkatkan kemampuan anak
untuk mempunyai tingkah laku yang positif.