Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL TERAPI BERMAIN BOLA

STASE KEPERAWATAN ANAK

KELOMPOK 1 :
1. Sofia Ma’ruf
2. Diski P. Sugiman
3. Riski Gobel
4. Ronaldo Manggoda
5. Gufran Sukur
6. Fitriani Mamonto
7. Intan Sari Paputungan
8. Adriani Iin Mokoginta
9. Tausi Goni
10. Wirdayanti Paputungan
11. Sry Hastuti Dotulong
12. Tesi S. Mokodongan
13. Femri Mokodongan
14. Jusril Sindring
15. Trivira Djarangkala
16. Chandra W. Pobela
17. Astuti Molanu
18. Tirsa Balansa
19. Sry Yunitasari Damopolii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk memperoleh
kepuasaan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas
bermain merupakan stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu
dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia
anak. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Tujuan Terapi Bermain


1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreativitas, kesadaran
diri,moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
b. Menungkatkan keterampilan anak
c. Memberikan kesengan dan kepuasan anak

C. Manfaat Terapi Bermain


1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II
TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN

A. Definisi
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk memperoleh
kepuasaan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas
bermain merupakan stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu
dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia
anak. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik motorik,
perkembangan intelektual, sosial , kreativitas, kesadaran diri, moral dan bermain
sebagai terapi.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak

D. Klasifikasi Bermain
1. Sosial affective play inti permainan ini adalah adanya hubungan intterpersonal
anatara anak dan orang lain
2. Sense of pleasure play permainan ini menggunakan akat yang dapat
menimbulkan rasa senang pada anak.
3. Skill play permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik
kasar dan halus.
4. Games atau permainan jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang
menggunakan perhitungan atau skor.
5. Unoccupied behaviour pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir,
tersenyum, tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di
sekelilingnya.
6. Dramatic play dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
melalui perminnya.
BAB III
SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain


Sub Pokok Bahasan : Bermain Bola
Tempat : Ruang perawatan kenanga
Hari tanggal :
Waktu :
Sasaran : Anak usia Toddler (1-3 tahun)

1. Metode : Ceramah dan bermain bersama


2. Media : Keranjang bola berwarna, bola warna
3. Nama permainan bola : Bermainan bola warna
4. Jenis permainan : Bermain bola (perkembangan stimulasi anak)
5. Pelaksaan kegiatan :
a. Pembukaan (10 menit)
1) Penyuluh memberi salam dan mengigatkan kontrak yang telah
didepakati
2) Penyuluh menjekaskan pokok bahasan yang akan diberikan
b. Kegiatan inti (30 menit)
1) Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain
2) Mengajak anak untuk bermain
3) Memfasilitasi anak untuk bermain
c. Penutup (10 menit)
1) Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa
sengan dengan kegiatan ini.
2) Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah
dilaksanakan
6. Cara permaianan :
a. Seluruh peserta didampingi orang tua dikumpulkan diruangan yang telah
disediakan oleh terapis
b. Setelah peserta dikumpulkan, maka terapis memberikan petunjuk tentang
kegiatan yang akan di lakukan yaitu :
1) Peserta akan diberikan bola
2) Peserta harus melemparkan bola
3) Peserta harus bisa melemparkan satu persatu bola ke keranjang yang
sesuai dengan warna bola, selama 5 menit.
c. Setelah selesai permainan setiap peserta di beri reward karena telah kooperatif
dalam bermain .
7. Pengorganisasian
a. Leader : Sofia Ma’ruf
b. Co. leader :
c. Observer :
d. Penyeleksi peserta :
e. Fasilitator :
f. Dokumenter :

8. Evaluasi
a. Persiapan
1) Kesiapan alat-alat permainan dan ruangan untuk bermain
2) Kesiapan peserta dan orang tua dalam mengikuti permainan
3) Ketepatan waktu
b. Proses
1) Kemampuan terapis memimpin permainan
2) Kemampuan failitatir dalam memfasilitasi anak
3) Respon anak selama bermain ( kontak mata, antusiasme selam
bermain)
c. Hasil
Kesan anak-anak setelah melakukan terapi bermain
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada
anak mempunyai fungsi yaitu untukmperkembangan sensorik, motorik, intelektual,
sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi saat anak sakit.

B. SARAN
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit, jadi sebaiknya di
rumah sakit disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek
terapi bagi anak-anak yang dirawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga dapat menerapkan
teraoi dirumah dan di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai