Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

“ MENYUSUN BOLA KEDALAM BOX SESUAI BENTUK DAN WARNA”


DI RUANG ANAK

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Zainul Arifin (202303054)


2. Farah Fairuz Salsabila (202303074)
3. Sherly Eka Firnanda (202303034)
4. Afiyah Kurnia Safitri (202303037)
5. Riskha Dwi Astutik (202303060)
6. Nor Hidayati (202303090)
7. Hasna Mangar (202303099)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

2023
PROPOSAL TERAPI BERMAIN
DI RUANG ANAK

Bidang Studi : Keperawatan anak


Topik : Terapi bermain
Sub.topik : Terapi bermain pada anak sakit
Sasaran : Anak Balita
Tempat : Ruang Anak
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2023
Waktu : 30 Menit

A. Latar Belakang

Anak tidak memisahkan antara bermain dan bekerja. Bagi anak bermain

merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenanganya dan merupakan

metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu

tetapi merupakan kebutuhan seperti makan, perawatan, cinta kasih, dll. Masuk

rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman

traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress

hospitalisasi. Stress anak ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya

perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif

yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti

menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau

menolaktindakan keperawatan yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh

hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain

merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh


kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,

intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik

untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi,

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat

dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang

dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat

dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti permainan ini anak akan merasa relaks dan dapat

menstimulasi perkembanagan anak. dan dapat membantu mengurangi tingkat

kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:

a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya

b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawatan

c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan

d. Beradaptasi dengan lingkungan

e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak


C. Tinjauan Teori

1. Definisi bermain

Bermain adalah suatu kegiatan ynag dilakukan seorang anak secara

sungguh-sungguh sesuai keinginannya sendiri tanpa paksaan dari orang tua

maupun lingkungan di mana dimaksudkan semata hanya untuk memperoleh

kesenangan dan kepuasaan.

2. Kategori bermain

Dua kategori bermain adalah sebagai berikut:

a. Bermain bebas

Bermain bebas berarti anak bermain tanpa aturan dan tuntunan. Anak bisa

mempertahankan minatnya dan mengembangkan sendiri kegiatannya

b. Bermain berstruktur

Bermain berstruktur direncanakan dan dipandu oleh orang dewasa.

Kategori ini membatasi dan meminimalkan daya cipta anak.

3. Variasi dan Keseimbangan dalam bermain

Bermain harus seimbang yang artinya yaitu harus ada keseimbangan antara

bermain aktif dan bermain pasif, yang bisanya disebut hiburan. Dalam bermain

aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri,

sedangkan bermain pasif kesenangan dilihat dari orang lain. Bermain aktif dan

bermain pasif adalah :


a. Bermain aktif

1) Bermain mengamati / menyelidiki

Perhatian pertama pada anak alat bermain adalah memeriksa alat

permaianan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-

ngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan. dan kadang-

kadang berusaha membongkar.

2) Bermain konstruktif

Pada anak umur 3 tahun, misalnya menuysun balok menjadi rumah-

rumahan.

3) Bermain drama

Misalnya sandiwara boneka, dan dokter- dokteran dengan temannya

4) Bermain bola, tali, dan sebagainya.

b. Bermain pasif

Dalam hal ini anak berperan pasif, antar lain dengan melihat dan

mendengarkan. Bermain pasif ini adalah ideal apabila anak sudah lelah

bermain dan membutuhkan sesuatu utnuk mengatasi kebosanan dan

keletihannya. Contoh bermain pasif adalah sebagai berikut:

1) Melihat gambar-gambar dibuku / majalah

2) Mendengarkan cerita atau musik

3) Menonton televisi dan lain –lain


4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas bermain

a. Energi ekstra / tambahan

Bermain memerlukan energi tambahan, anak sakit kecil keinginannya

untuk bermain. Apabila ia sudah bosan, maka akan menghentikan

permainan.

b. Waktu

Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain.

c. Alat permainan

Untuk bermain dibutuhkan alat permaianan yang sesuai umur dan taraf

perkembnagannya.

d. Ruangan untuk bermain

Ruangan tidak usah terlalu besar, anak juga bisa bermain di halaman / di

tempat tidur

e. Pengetahuan cara bermain

Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman

temannya, atau di beri tahu caranya.

f. Teman bermain

Anak harus yakin bahwa ia mempunyai teman bermain

g. Reward

Berikan semangat dan pujian / hadiah pada anak bila berhasil melakukan

sebuah permainan.
5. Faktor faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak

a. Tahap perkembangan

Setiap perkembangan mempunyai potensi / keterbatsan dalam permainan.

b. Status kesehatan

Pada anak yang sedang sakit kemampuan psikomotor / kognitif

tergangggu.

c. Jenis kelamin

Pada saat usia sekolah biasanya anak laki- laki enggan bermain denagn

anak perempuan, mereka sudah bisa membentuk komunitas sendiri.

d. Lingkungan

Lokasi dimana anak berada sangat mempengaruhi pola permainan anak.

e. Alat permainan yang cocok, disesuaikan dengan tahap perkembangannya

sehingga anak menjadi senang untuk menggunkannya.

6. Karakteristik dan klasifikasi dari bermain

a. Solitary play

Bermanin sendiri walaupun disekitarnya ada orang lain.

b. Paralel play

Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya.

c. Asssociate play

Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi masih

belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas, mereka bermain sesuai

dengan keingannya.
d. Cooperartive play

Anak bermain secara bersama – sama, permainan sudah terorganisir dan

terencana, didalamnnya sudah ada aturan main.

e. Social afektive play

Anak mulai belajar merespon melalui orang dewasa dengan cara merajuk /

berbicara sehingga anak menjadi senang dan tertawa.

f. Sense of Pleasure play

Anak mendapatkan kesenangan dari suatu objek disekelilingnya.

g. Skill play

Memperoleh keterampilan sehingga anak melaksanakannya berulang –

ulang.

h. Dramatic play

Melakukan peran sesuai keinginannya/dengan apa yang dia lihat dan dia

dengar, sehingga anak akan membuat fantasi dari permainan itu.

7. Fungsi bermain di rumah sakit

a. Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan yang asing.

b. Membantu mengurangi stress terhadap perpisahan.

c. Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.

d. Memberi cara untuk mencapai tujuan terapeutik

e. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dsan untuk mengeksplorasi

perasaan.
8. Macam macam permainan untuk anak toodler

a. Permainan usia 1 -2 tahun

Tujuan bermain :

1) mencari sumber suara / mengikuti sumber suara.

2) memperkenalkan sumber suara

3) melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik

4) melatih imajinasi

5) melatih melakukan kegiatan sehari – hari dalam bentuk kegiatan yang

menarik.

Alat permainan yang dianjurkan :

1) drum, bola dengan kerincingan didalamnya

2) alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.

3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga, balok besar warna

warni,dll.

b. Permainan usia 2-3 tahun

Tujuan Bermain :

1) Menyalurkan emosi / perasaan anak

2) Mengembangkan keterampilan berbahasa

3) Melatih motorik kasar dan halus

4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal,

dan membedakan warna).

5) Melatih kerjasama mata dan tangan.

6) Melatih daya imajinasi


7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna bemda.

Alat Permainan yang Dianjurkan

1) Stetoskop, masker, dan sarung tangan merupakan mainan rumah sakit

yang baik karena membantu toddler mengatasi rasa takutnya

2) Lilin yang bisa dibentuk

3) Alat –alat untuk menggambar

4) Puzzle sederhana

5) Manik manik ukuran besar

6) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda

7) Bola
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Terapi Bermain

Topik : Terapi bermain “ Menyusun bola box sesuai warna”


Peserta : Anak balita
Tempat : Ruang Anak
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Oktober 2023/Pukul. 10.00-10.30 WIB
Waktu : 1 x 30 menit
A. SASARAN

Anak balita

B. MEDIA

Media yang digunakan adalah menyusun menyusun bola ke dalam bok sesuai

warna.

C. METODE

Metode yang digunakan adalah pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan

pengenalan ukuran, bentuk dan warna.

D. STRATEGI PELAKSANAAN

No Waktu Kegiatan bermain Peserta


1 Pukul 10:00- 1. Ucapkan salam 1. Menjawab salam
10:05 teraupetik 2. Mendengar
Fase orientasi 2. Perkenalan anggota dengan antusias
kelompok 3. Memperkenalkan
3. Perkenalan nama diri dengan
masing-masing antusias
anak 4. Anak memahami
tujuan bermain
4. Menjelaskan tema
bermain dan tujuan
bermain
2 Pukul 10:05-  Memulai permainan 1. Anak tertarik
10:20  dengan permainan
Fase kerja 2. Anak dapat
mengikuti
permainan dengan
antusias
3. Anak
memperhatikan
dengan antusias
3 Pukul 10:35- 1. Membahas manfaat 1. Anak
10:30 dan kesimpulan mendengarkan
Fase terminasi permainan 2. Anak terlihat
2. Menentukan antusias dan
pemenang gembira
3. Salam penutup 3. Anak menjawab
salam

E. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. Media yang digunakan berupa macam-macam mainan susun bola dan

memasukkan mainan ke dalam bok sesuai bentuk dan warna yang berbeda.

b. Tempat yang disediakan untuk bermain telah disediakan

c. SAP telah dibuat

d. Melakukan koordinasi dengan perawat ruangan dan dosen dalam

mempersiapkan terapi

e. Telah melakukan kontrak waktu terapi bermain dengan CI ruangan anak

2. Evaluasi Proses

Terapi bermain berlangsung selama 30 menit dan diikuti oleh anak-anak

balita.

3. Kriteria Hasil
Secara verbal anak mengatakan senang dapat mengikuti aktivitas bermain

dengan pengenalan ukuran, bentuk, warna, dll bersama yang telah

dilaksanakan, Anak keluar dari ruangan bermain dengan wajah ceria dan

menceritakan pengalamannya pada orang tua, Anak termotivasi untuk

bermain lagi, Anak tidak merasa cemas selama dirawat di Rumah Sakit.

F. PENGORGANISASIAN

Leader : Riskha

Pembawa acara : Hasna

Fasilitator : Farah

Observer : Afiyah

Tugas masing-masing dari pengorganisasian adalah :

1. Leader :

a. Memimpin jalannya acara

b. Membuka pertemuan

c. Mengatur setting tempat

d. Menutup kegiatan bermain

2. Pembawa Acara :

a. Membantu tugas dari leader

b. Menggantikan posisi leader bila diperlukan

3. Fasilitator :

a. Ikut bergabung dan bermain bersama di antara peserta.

b. Memotivasi peserta untuk bermain bersama.


c. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan permainan

4. Observer :

a. Mengobservasi jalannya acara

b. Memberi penilaian

c. Memberi saran dan kritik setelah acara selesai

d. Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan pembawa acara.

G. TERAPI BERMAIN “MENYUSUN BOLA KEDALAM BOX”

1. Persiapan

a. Tempat

b. Mainan susun bola

2. Cara bermain

a. Keluarkan bola box

b. Tunjukkan cara bermain dengan menyusun bola satu persatu pada menara

sesuai dengan warnanya.

c. Jika anak menyusun bola tidak sesuai warnanya biarkan saja, yang penting

ia senang memainkan permainan tersebut.

3. Manfaat

Melatih koordinasi mata tangan

4. Alasan mengadakan terapi bermain “menyusun bola” usia balita adalah:

Karena pada anak usia balita dalam bermain menyusun mempunyai tujuan

untuk melatih motorik kasar dan halusnya, mengembangkan kecerdasannya


(dengan memasangkan bola ke box, dan membedakan warna), melatih

kerjasama tangan mata, dan kemampuan membedakan warna benda.


H. ANTISIPASI HAMBATAN / MASALAH

1. Anak tidak mau bermain karena takut dengan lingkungan yang baru

2. Anak tidur

3. Orang tua tidak mau mengajak anaknya untuk ikut bermain

I. EVALUASI SETELAH BERMAIN

1. Peserta dari terapi bermain “menyusun bola” adalah :

a. Jumlah peserta

b. Ekspresi peserta

2. Kesimpulan kondisi perkembangan peserta

a.

b.

c.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. 2015. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:

Salemba Medika.

Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Soetjiningsih, 2013. Tumbuh Kembang anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai