Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN ANAK USIA USIA PRASEKOLAH DI RUANGAN


RAWAT INAP CATELIA RSUD UNDATA PALU

Di Susun Oleh
Kelompok V
Nadila Yuninda, S.Kep 2020032054
Anggraini Dewi R, S.Kep 20200320
Ni Komang Sari, S.Kep 20200320
Marlin Id Maal, S.Kep 20200320
Haidir, S.Kep 20200320

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak usia Prasekolah memandang hospitalisasi sebagai sebuah


pengalaman yang menakutkan. Anak usia pra sekolah belum mampu
membedakan antara fantasi dan realita. Mereka menganggap bahwa
hospitalisasi merupakan hukuman atas tindakan mereka, terlebih lagi
selama anak menjalani perawatan di rumah sakit, biasanya ia akan
dilarang untuk banyak bergerak dan harus banyak beristirahat. Hal ini
tentunya mengecewakan anak, karena ia tidak mempunyai banyak waktu
untuk bermain aktif di rumah sakit. Hal tersebut tentunya akan
meningkatkan kecemasan anak. Kecemasan terbesar anak usia pra sekolah
adalah kecemasan akan kerusakan tubuh. Semua prosedur atau tindakan
keperawatan baik yang menimbulkan nyeri maupun tidak, keduanya
menyebabkan kecemasan bagi anak usia pra sekolah selama hospitalisasi.
Peralatan medis yang bersih dirasakan cukup menyeramkan bagi anak-
anak. Begitu juga dengan bau obat yang menyengat dan penampilan para
staf rumahsakit dengan baju yang berwarna putih yang seolah terlihat
menakutkan bagi anak

Mempersiapkan anak untuk menghadapi prosedur atau tindakan


keperawatan akan mengurangi kecemasan, meningkatkan sikap kooperatif,
dan mendukung ketrampilan mereka serta meningkatkan kognitif dan
kerjasama anak. Ada beberapa mekanisme koping sederhana yang bisa
diajarkan misalnya relaksasi, menarik napas, berhitung, memasase tangan
atau menyanyi. Semua teknik tersebut dapat dimodifikasi dengan aktivitas
bermain. Dengan bermain, anak melepaskan ketakutan, kecemasan,
mengekspresikan kemarahan dan permusuhan. Bermain merupakan cara
koping paling efektif untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kooperatif anak dalam prosedur keperawatan. Perawat sebagai care
provider atau pemberi asuhan keperawatan pada anak berperan penting
dalam proses penyembuhan anak dan tumbuh kembangnya selama
hospitalisasi. Selain berupaya mengurangi kecemasan pada anak yang
hospitalisasi, perawat juga perlu mengupayakan agar perkembangan bisa
berjalan dengan optimal selama perawatan, yaitu dengan melaksanakan
program terapi bermain dengan memperhatikan pertimbangan terapi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan
hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama ± 20 menit, anak dapat:
a.Menyalurkan energi anak
b. Mengembangkan kreativitas anak
c.Meningkatkan motivasi anak
d. Meningkatkan kognitif anak
e.Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
C. Sasaran
Anak usia 3 - 6 tahun yang di rawat di ruangan catelia rsud undata palu
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
Kriteria Inklusi :
1. Anak berusia 3-6 tahun (Usia Pra Sekolah)
2. Anak menjalani rawat inap di ruang rawat inap Catelia RSUD
Undata Palu
3. Keadaan umum anak baik, kesadaran composmentis
4. Anak kooperatif
Kriteria Eksklusi :
1. Anak menolak mengikuti permainan
2. Anak menjalani program terapi saat waktu pelaksanaan terapi bermain
B. Prinsip Bermain Menurut Teori
1. Definisi Bermain
1) Bermain merupakan cara ilmiah bagi seorang anak untuk
mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang awalnya
anak belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami konfik.
2) Menurut Foster dan Pearden bermain didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak secara sungguh-
sungguh sesuai dengan keinginannya sendiri / tanpa paksaan dari
orang tua maupun lingkungan dimana dimaksudkan semata hanya
untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
3) Dengan bermain seorang anak dapa mengekspresikan pikiran,
perasaan, fantasi, serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan
kreatifitasnya dan beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai
sumber stress.

4) Bermain dapat membuat anak mengungkapkan isi hati melalui


kata- kata , anak belajar dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, objek bermain, waktu, ruang dan orang.
2. Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain
1) Bermain aktif
Adalah kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh
mereka sendiri, seperti:
a) Bermain mengamati/ menyelidiki (exploratory play)
Perhatian anak pada aat bermain aalah memeriksa alat
permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan,
mengocok- ngocok apakah ada bunyinya, menium, meraba,
menekan dan kadang berusaha untuk membongkar.
b) Bermain konstruksi (Constuction play)
Pada anak umur 3 tahun misalnya dengan menyusun balok-
balok menjadi rumah- rumahan, dll.
c) Bermain drama (dramatic play)
Misalnya bermain sandiwara boneka,main rumah- rumahan
d) Bermain bola, tali dan sebagainya.

2) Bermain pasif

Dalam hal ini anak berperan pasif, seperti dengan melihat atau
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah
lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya. Contoh:
a) Melihat gambar- gambar dibuku/ majalah
b) Mendengarkan cerita atau musik
c) Menonton tv,dlL

3. Fungsi bermain terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak

1) Perkembangan sensori motorik

Permainan akan membantu perkembangan gerak halus dan


pergerakkan kasar anak dengan cara memainkan suatu objek yang
sekiranya anak merasa senang.
2) Perkembangan kognitif
Membantu anak untuk mengenal benda- benda yang ada
disekitarnya. Misalnya mengenalkan anak dengan warna dan
bentuk.
3) Kreatifitas

Mengembangkan kreatifitas pada anak bisa dengan cara


memberikan balok- balok yang banyak kemudian biarkan anak
untuk menyusunnya menajdi bentuk- bentuk yang dia inginkan,
kemudian tanyakan bentuk apa yang sudah dia buat.
4) Perkembangan social
Dapat dilakukan dengan mengajari anak berinteraksi dengan
orang lain ataupun teman sebayanya.
5) Kesadaran diri (self awareness)
Dengan bermain anak sadar akan kemampuannya sendiri,
kelemahannya dan tingkah laku terhadap orang lain
6) Perkembangan moral
Dapat dipeoleh dari orang tua,orag lain yang ada disekitar anak.
7) Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama pada anak yang
masih
belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal.
8) Faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak
Tahap perkembangan. Setiap perkembangan mempunyai
potensi/keterbatasan dalam permainan. Anak umur 3 tahun

9) Perkembangan sensori motorik

Permainan akan membantu perkembangan gerak halus dan


pergerakkan kasar anak dengan cara memainkan suatu objek yang
sekiranya anak merasa senang.
10) Perkembangan kognitif
Membantu anak untuk mengenal benda- benda yang ada
disekitarnya. Misalnya mengenalkan anak dengan warna dan
bentuk.
11) Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas pada anak bisa dengan cara
memberikan balok- balok yang banyak kemudian biarkan anak
untuk menyusunnya menajdi bentuk- bentuk yang dia inginkan,
kemudian tanyakan bentuk apa yang sudah dia buat.
12) Perkembangan social
Dapat dilakukan dengan mengajari anak berinteraksi dengan orang
lain ataupun teman sebayanya.
13) Kesadaran diri (self awareness)
Dengan bermain anak sadar akan kemampuannya sendiri,
kelemahannya dan tingkah laku terhadap orang lain
14) Perkembangan moral
Dapat dipeoleh dari orang tua,orag lain yang ada disekitar anak.
15) Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama pada anak yang
masih belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal.
16) Faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak
Tahap perkembangan. Setiap perkembangan mempunyai
potensi/keterbatasan dalam permainan. Anak umur 3 tahun alat
permainannya berbeda dengan anak yang berumur 5 tahun.
17) Status kesehatan.
Pada anak yang sedang sakit kemampuan psikomotor/kognitif
terganggu. Sehingga ada saat-saat anak sangat ambisius pada
permaiannya dan ada saat-saat dimana anak sama sekali tidak
punya keinginan untuk bermain.
18) Jenis kelamin.
Pada saat usia sekolah biasanya anak laki- laki enggan bermain
dengan anak perempuan, mereka sudah bisa membentuk
komunitas tersendiri, dimana anak wanita bermain sesama wanita
dan anak laki-laki bermain sesama laki-laki. Tipe dan alat
permainanpun akan berbeda, misalnya anak laki-laki suka main
bola, pada anak perempuan suka main boneka.
19) Lingkungan.
Lokasi dimana anak berbeda sangat mempengaruhi pola permainan
anak. Dikota-kota besar anak jarang sekali yang bermain layang-
layangan, paling- paling mereka bermain game karena memang
tidak ada/jarang ada tanah lapang/lapangan untuk bermain,
berbeda dengan didesa yang masih banyak terdapat tanah- tanah
kosong.
20) Alat permainan yang cocok.
Disesuaikan dengan tahap perkembangannya sehingga anak
menjadi senang untuk menggunakannya.
4. Karakteristik dan klasifikasi bermain
1) Solitary play
Bermain sendiri, walaupun disekitarnya ada orang lain. Contoh:
pada bayi dan todler, anak akan asik dengan mainannya sendiri
tanpa menghirauka oran lain
2) Paralel play
Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya, pada
masing- masing anak mempunyai mainan yang sama tetapi tidak
ada interaksi diantara mereka, mereka tidak ketergantungan satu
sama lain.
3) Associative play
Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi
masih belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas, mereka
bermain sesuai degan keinginannya.
4) Cooperative play
Anak bermain secara bersama- sama, permainan sudah
terorganisir dan terencana, didalamnya sudah ada aturan main.
5) Social afective play
Anak mulai belajar memberikan respon melaui orang dewasa
dengan cara merajuk/ berbicara sehingga anak menjadi senang
dan tertawa.
6) Sense of peasure play
Anak mendapat kesenanga dari suatu objek disekelilingnya.
7) Skill play
Memperoleh ketrampilan sehingga anak akan melaksanakannya
secara berulang- ulang.
8) Dramatic play
Melakukan peran sesuai dengan keinginannya atau dengan apa
yang dia lihat atau dengar, sehingga anak akan membuat fantasi
dari permainan itu.
C. KARAKTERISTIK PERMAINAN
Karakteristik bermain anak usia 3-5 tahun (pra sekolah)
Cross motor and fine motors
1. Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
2. Sangat energik dan imaginative
3. Mulai terbentuk perkembangan moral
4. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
5. Assosiative play
6. Dramatic play
7. Skill play Laki-laki aktif bermain di luar
8. Perempuan didalam rumah
Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 3-5 Tahun
a) Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan.
Contoh: bermain pasir bersama-sama.
b) Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga
dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi,
menari.
c) Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak
bermain menyusun puzzle, bermain bola.
SATUAN ACARA BERMAIN TERAPI BERMAIN

MEWARNAI GAMBAR

A. JUDUL PERMAINAN
Mewarnai Gambar
B. DESKRIPSI PERMAINAN
Mewarnai gambar merupakan salah satu terapi bermain yang dapat di
lakukan pada anak usia pra sekolah. Gambar yang digunakan untuk
diwarnai adalah gambar sederhana dengan karakteristik yang sudah dikenal
pada anak usia pra sekolah. Pada umumnya anak usia pra sekolah sudah
mampu mengenal objek-objek yang pernah dilihatnya. Sebelum memulai
permainan mewarnai, anak akan diberikan petunjuk tentang aturan
permainan. Anak dapat mewarnai gambar dengan warna sesukanya
ataupun mengikuti dari contoh yang sudah disediakan oleh perawat. Jika
anak-anak kesulitan dalam mewarnai, perawat akan membantu dan
memfasilitasinya. Orang tua anak akan dilibatkan untuk membantu proses
bermain.
C. TUJUAN PERMAINAN
1. Tujuan umum
Mengurangi efek hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan khusus
a. Mengembangkan daya kreativitas anak dalam mewarnai gambar
menjadi sebuah gambar yang utuh
b. Meningkatkan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Meningkatkan kerjasama antara anak dan perawat
D. JENIS PERMAINAN
Permainan aktif mewarnai gambar
E. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Sabtu 08 Mei 2021
JAM :09.00
Tempat : Ruangan
Tempat : Katelia
F. SASARAN
1. Anak usia pra sekolah (3-6 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang katelia RSUD undata palu
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain)
yang dapat menghalangi proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

I. MEDIA
1. Pensil warna
2. Kertas bergambar
J. Pembagian Kelompok
Ketua : Haidir
Pemandu: Nadila Yuninda
Fasilitator : Ni Komang Sari
Anggraini Dewi R
Observer : Marlin Id Maal
J. STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta

5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam

mengucapkan salam.  Mendengarkan


2. Memperkenalkan diri  Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi  Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua

20 menit Pelaksana
an :  Memperhatikan
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
terapi bermain mewarnai kepada
anak  Bertanya
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum jelas
 Antusias saat
3. Membagikan kertas bergambar dan
menerima
crayon
peralatan
4. Fasilitator mendampingi anak dan
 Memulai untuk
memberikan motivasi kepada anak
mewarnai
5. Menanyakan kepada anak apakah
gambar
telah selesai mewarnai gambar
 Menjawab
6. Memberitahu anak bahwa waktu
pertanyaan
yang diberikan telah selesai
 Mendengarkan
7. Memberikan pujian terhadap anak
 Memperhatikan
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai

3. 10 menit Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk  Menceritakan
menyebutkan apa yang diwarnai
2. Mengumumkan nama anak yang  Gembira
dapat mewarnai dengan contoh
 Gembira
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta

4. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian  Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
 Gembira
2. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua
 Mendengarkan
3. Mengucapkan salam penutup
 Menjawab salam

J. PROSES BERMAIN
1. Pembukaan
a. Mengucapkan salam
b. Perawat memperkenalkan diri pada anak
c. Perawat membina hubungan saling percaya dengan anak
dan orangtua anak dengan cara menjalin komunikasi 2
arah dan memberi feedback dari setiap respon anak
d. Perawat menjelaskan tujuan dari bermain yang
dilakukan pada anak dan orangtua anak
e. Melakukan kontrak waktu
2. Inti
a. Perawat menjelaskan tentang aturan bermain
b. Perawat memberikan 1 contoh gambar yang sudah diwarnai
c. Anak melakukan kegiatan mewarnai
d. Pemberian hadiah / pujian kepada anak
3. Terminasi
a. Perawat mengevaluasi perasaan anak dan orangtua dengan
memberikan pertanyaan seperti :
1) Bagaimana perasan anak setelah bermain?
2) Bagaimana perasaan orangtua setelah bermain?
3) Apakah kegiatan ini menyenangkan?
4) Apakah manfaat dari terapi bermain yang dilakukan?
b. Penutup
K. HAL- HAL Y ANG PERLU DIWASPADAI
1. Energi
Untuk bermain diperlukan energi yang cukup. Anak yang sedang
sakit cenderung malas untuk bermain.
2. Waktu
Waktu bermain harus disesuaikan dengan waktu istirahat anak.
Anak yang sedang sakit cenderung memilih untuk beristirahat
daripada bermain.
3. Ruangan untuk bermain
Ruangan yang sempit atau terlalu lebar mempengaruhi keinginan
anak untuk bermain.
4. Lingkungan
Lingkungan yang terlalu ramai atau terlalu hening akan
mempengaruhi konsentrasi anak dalam bermian.
5. Pengetahuan untuk bermain
Pengetahuan tentang cara melakukan permainan akan
mempengaruhi proses berlangsungnya permainan.
6. Teman bermain
Teman bermain menjadi hal yang penting untuk menambah
semangat anak untuk bermain. Kenyamanan proses bermain
ditentukan oleh
lawan mainnya. Biasanya anak- anak takut dengan orang yang baru
dikenalnya termasuk perawat.
7. Alat permainan
Senang atau tidaknya seorang anak terhadap alat permainan akan
mempengaruhi semangat anak dalam bermain.

L. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
Anak : subjek proses bermain
Perawat : pelaksana permainan
Keluarga : pembantu pelaksana
2. Proses

Sebelum bermain, perawat menjelaskan tentang tata cara bermain


dan menunjukkan contoh gambar yang sudah diwarnai. Selain
menjelaskan, perawat juga memperagakan tentang alat
permainannya dan memvalidasi bahwa anak telah mengerti dan
memahami teknik bermain. Perawat juga melibatkan keluarga untuk
mendampingi anak dalam proses bermain. Setelah anak mengerti
maka perawat memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba
melakukan permainannya yaitu mewarnai gambar. Perawat
membantu anak ketika anak mengalami kesulitan dan menjaga
interaksi untuk meningkatkan komunikasi pada anak.
3. Hasil

Anak mampu menyelesaikan permainan dengan baik, memberi


apresiasi pada permainannya dan merasa senang dapat bermain
bersama. Keluarga dapat membantu anak dengan cara menemani
selama proses bermain.
DAFTAR PUSTAKA

Perry, Potter. Fundamental of Nursing Fifth Edition. St.Louis: Mosby Company.

20015

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta:


Graha Ilmu
Soetjiningsih. 2016. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L, et al. Wong’s essential of pediatric nursing Sixth Edition.

St.Louis: Mosby Company. 2014

Anda mungkin juga menyukai