Anda di halaman 1dari 16

TERAPI BERMAIN MENYUSUN LEGO

DI RUANGAN ANAK RSUD AROSUKA KABUPATEN SOLOK

Keperawatan anak

OLEH : KELOMPOK 1

1. ASTERIA DWI FANI,S.Kep


2. DESI ILHAFI,S.Kep
3. MIKE FEBRI WIJAYA,S.Kep
4. HELVENI RUSMITA,S.Kep
5. LENI AGUS,S.Kep
6. IMELDA KEMALIS,S.Kep
7. MUHAMMAD ILHAM,S.Kep

CI AKADEMIK CI KLINIK

(Ns. Ratna Indah, M.Kep) (Ns.Defni susriweti,M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
2019 / 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak ia lahir sampai


mencapai usia dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sangat cepat
terutama pada usia toddler. Toddler adalah anak antara rentang usia 12 sampai 36
bulan. Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat
dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar. Perkembangan pada
usia toddler ini merupakan masa keemasan pada anak. Banyak perkembangan
yang terjadi untuk mencapai proses yang sesuai.
Menurut Rose Mini (2008) dalam Redaksi Buntet Pesantren (2008), hasil
penelitian membuktikan otak anak–anak pada usia emas yakni 1-3 tahun mampu
menyerap pengetahuan dengan mudah. Bila spons adalah otak anak, stimulasi
lingkungan adalah air yang bisa diserap dengan cepat. Stimulasi yang tepat
tentunya akan memberikan pegaruh yang besar juga seperti salah satunya
stimulasi dengan bermain. Bermain mempunyai arti besar untuk mencapai
perkembangan anak baik fisik, emosi,mental,intelektual, kreativitas dan sosial.
Bermain dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif,
fisik, dan psikologi secara bersamaan. Perkembangan kognitif, meliputi anak
banyak belajar mengenai pengetahuan, anak menjadi aktif, kreatif, dan kritis.
Khusus pada usia toddler ini, permainan yang dapat diberikan untuk memberikan
stimulasi pada tahap perkembangan serta petumbuhan salah satunya adalah
permainan lego.
Permainan lego ini memiliki banyak manfaat seperti diantaranya membantu
anak untuk berpikir kreatif. Dengan lego, anak dapat berkreasi, membentuk
sesuatu, memilih lego yang tepat kemudian menggabungkannya dengan lego yang
lain. Selain itu, lego dapat mengembangkan imajinasi anak. Bermain lego,
membiasakan anak untuk membayangkan sesuatu kemudian mewujudkannya
menjadi bentuk-bentuk nyata dengan menggabung-gabungkan lego. Selain
digunakan untuk bermain sendiri, Lego dapat juga dipakai untuk bermain bersama
teman-teman. Bermain Lego bersama-sama mengembangkan kemampuan soft
skill anak lewat kerja sama. Dengan berbagi dan berkolaborasi untuk membangun
balok-balok Lego, soft skill anak terasah—alhasil anak menjadi lebih siap untuk
berkarya di masyarakat dan lingkungan kerja nantinya Selain itu, Lego juga seru
untuk dimainkan segala kalangan usia sehingga dapat digunakan untuk ajang
family-time. Berdasarkan atas beberapa manfaat tersebut, kami memilih
permainan lego ini sebagai objek terapi bermain pada anak usia 1 – 3 tahun
dengan tujuan meningkatkan stimulasi pada perkembangan anak.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
1. Melatih koordinasi mata dan tangan
2. Bekembang kognitifnya
3. Anak dapat menyusun donat warna-warni
4. Dapat bersosiaisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan
5. Mengalihkan pemusatan pikiran atau perhatian anak yang selalu tertuju
pada dirinya agar anak senang
6. Menunjang unsur psikologis fisik/ sosial komunikasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Bermain


1. Pengertian
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikian, menjadikan
anak kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan. (Aziz Alimul, 2005)
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan
alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenagan maupun
mengembangkan imajinasi anak. (Anggani Sudono, 2000)
2. Katagori Bermain
Menurut Dian (2011) bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan
antara bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain
pasif kesenangan didapatkan dari orang lain.
1. Bermain aktif
1) Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut.Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada
bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction play)
Pada anak umur 1-3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi
rumah-rumahan, lilin, dll.
3) Bermain drama (Dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-
saudaranya atau dengan teman-temannya.
4) Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar.
Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya, contohnya:

1) Melihat gambar- gambar buku/majalah.


2) Mendengarkan cerita atau musik.
3) Menonton televisi.

3. Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) menurut Dian (2011) adalah alat permainan yang
dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk:
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.Contoh
alat bermain motorik kasar: sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
Motorik halus: gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape,
TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,
pensil warna, radio, lego dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu
dan anak, keluarga dan masyarakat.Contoh alat permainan: alat permainan yang
dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
4. Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia
Menurut Dian (2011) bentuk terapi mainan menurut usia, sbb:
a. Anak usia 2-3 tahun
Bermain boneka, kegiatan belajar, melemparkan dan memungut benda-benda (seperti
bola) serta memasukkan atau mengeluarkan benda-benda dari tempatnya.
b. Anak usia 3-4 tahun
Bermain puzzel, balon, musik, bercerita, bermain game sederhana, belajar bermain
kelompok dengan pengawasan orang dewasa, permainan pura-pura memasak,
membersihkan, menjadi dokter, perawat dan lain-lain.
c. Anak usia 4-5 tahun
Bermain game, menyobek, memotong dengan gunting, buku bergambar, menggunakan
kertas dibuat boneka, topeng dan perahu, memiliki mainan sendiri, mainan musik
(drum), berfantasi, berimajinasi dan menggambar.
d. Anak usia 5-6 tahun
Menangkap bola, membuat gambar segiempat, mengenal angka dan huruf serta
berhitung dan berpakaian sendiri tanpa bantuan.

B. Konsep Dasar Usia Bayi


1. Usia anak (1-2 Tahun)
1. Tahap Perkembangan Usia 1 Tahun
a) Bisa mengucapkan 3 kata selain “dada” dan “mama”
b) Senang mempelajari bagian-bagian tubuh, benda, objek dan warna.
c) Sudah bisa lebih baik saat minum dengan cangkir, lebih sedikit tumpah
d) Menggunakan sendok sendiri dengan lebih baik
e) Bisa menumpuk 2-4 balok
f) Berjalan rambatan dimebel atau benda sekitarnya
2. Tahap Perkembangan Usia 2 Tahun
1) Keterampilan Motorik
a) Dapat membangun menara dari sampai 12 balok
b) Dapat meniru gambar lingkaran
c) Melempar bola dengan tangan di atas kepala
d) Menaiki tangga, memegang pegangan tangga
e) Menapak dengan kedua kaki
f) Mengancingkan kancing
2) Keterampilan Berbicara
a) Kosa kata berjumla lebih dari 1000 kata
b) Menyebutkan tiga buah angka yang berurutan
c) Menyanyi sebuah lagu
3) Keterampilan Kognitif
Mengenali balok atau lingkaran menurut ukuran dari besar ke kecil
2. Mainan Untuk Usia 1-2 Tahun
Menurut Dian (2011) permainan anak usia memerlukan mainan yang melatih
kemampuan bahasa, anak mulai meniru suara dan bunyi-bunyi yan ia dengar
kemampuan berbahasanya pun meningkat pesat di rentang sia ini. Ia akan memegang
benda apapun yang terjangkau olehnya, dan senang memindahkan mainan dari satu
tangan lainnya. Ia juga hobi melempar-lempar mainannya. Jenis permainan seperti :
Balok susun, mainann yan bisa bergerak atau didorong.

3. Bermain di Rumah Sakit


1. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana.
2) Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis.
3) Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien.
4) Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien.
5) Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak.
6) Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan.
2. Rencana Bermain
Permainan yang kita lakukan adalah menggunakan Lego. Setiap Anak akan
mendapat satu Lego, anak bisa duduk, dan bermaindengan mahasiswa. Kemudian leader
memimpin jalannya permainan dengan menginstruksikan ibu agar mendukung dalam
kegiatan sehingga anak bisa tenang dan kooperatif dalam permainan. Co-leader,
fasilitator, observer melakukan tugas masing-masing.
3. Jenis permainan
Jenis permainan yang digunakan yaitu Lego.Legoadalah jenis permainan yang
menggunakan Menara yang disusun oleh beberapa donat mainan.
4. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermainmenyusun menara balok,
antara lain: melatih motorik halus dan kasar, meatih kesabaran, emosi dan ketelitian.
Anak dapat mengenal bentuk dan warna, merangsang kreatifitas dan meningkatkan daya
konsentrasi.
5. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2) Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3) Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4) Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1) Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan.
2) Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu.
3) Jenis kelamin.
4) Lingkungan lokasi, negara, kultur.
5) Alat permainan senang dapat menggunakan.
6) Intelegensia dan status sosial ekonomi.
7. Tahap Perkembangan Bermain
1) Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2) Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3) Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4) Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
8. Hambatan Yang Mungkin Muncul
1) Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia.
2) Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan.
3) Orang tua tidak mendukung
4) Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.
9. Antisipasi hambatan
1) Mencari pasien dengan kelompok usia yang hampir sama.
2) Pendekatan kepada anak lebih ditingkatkan
3) Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain.
4) Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan.
5) Membatasi waktu bermain
6) Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya.

C. Konsep Lego
1. Pengertian Lego
Lego merupakan sejenis permainan bongkah plastik yang terkenal di kalangan
anak-anak. bongkah-bongkah ini serta kepingan lain dapat disusun menjadi model apa
saja, seperti mobil, kereta api, bangunan, kota, patung, pesawat terbang, robot, dan lain-
lain. Permainan lego biasanya sudah dikenalkan oleh orang tua kepada anakanaknya
sejak balita. Permainan ini popular karna dapat menumbuhkan kreativitas anak-anak
dalam mebuat sesuatu. Bermain lego yang dilakukan bersama antara orang tua dan anak
akan menyatukan ide bersama. 24 Lego merupakan sejenis mainan bongkar pasang
yang biasanya terbuat dari plastik kecil, yang biasanya cukup terkenal di kalangan anak-
anak. kepingan-kepingan lego bisa disusun menjadi model apa saja, seperti rumah,
mobil, kreta api, kota patung, kapal, pesawat, robot dan lain-lain. Perminan ini hampir
sama seperti building block biasanya sangat mengkhususkan namun lebih varian. Kalau
building block, biasanya hanya mengkhusukan pada satu bangunan berupa rumah saja,
namun untuk lego banyak objek yang ditirukan
2. Aturan Bermain
Ketika melakukan aktifitas permainan, diperlukan adanya aturan dalam bermain
untuk anak. latif (2013: 128) membagi aturan bermain sebagai berikut:
a. Lego untuk membangun
b. Membangun lego di atas alas
c. Mengambil lego secukupnya
d. Start – finish lancar
Berdasarkan aturan bermain tersebut diharapkan anak dapat mengikuti aturan yang telah
ditentukan, agar anak tertib dalam bermain balok
Menurut Afriani (2004), adapun beberapa manfaat yang bisa diambil dari bermain
lego adalah sebagai berikut :
1) Mengenal bentuk dan warna
2) Melatih kemampuan motorik halus
3) Merangsang kreatifitas
4) Meningkatkan daya konsentrasi
5) Melatih kesabaran
3. Cara Bermain dengan Lego
Cara bermain lego tidaklah sulit, sama seperti konsep permainan bongkar
pasang lainnya. Jika sang anak masih kesulitan memainkannya, anda dapat
memberikan contoh untuknya. Setelah itu, mintalah iya untuk memasangnya
sendiri sesuai dengan kreativitasnya.30 Yang di butuhkan dalam permainan lego
adalah kreativitas anak. sebab anak bebas menyusun lego tersebut berdasarkan
daya imajinasinya.
APE lego ini sudah dikenal banyak orang dengan berbagai macam model
yang menarik. Cara bermainnya hampir sama dengan bongkar pasang balok hal
inilah yang membutuhkan kesabaran dan imajinasi dari pemakai permainan ini.
Karena tingkat kesulitannya yang lumayan maka permainan ini secara tidak
langsung dapat mengasah kreativitas anak dan dapat mengacu daya pikir otak
anak.
4. Manfaat
Manfaat Lego Sama halnya dengan permainan bulding block, permainan
lego membutuhkan kreativitas, logika, dan analisis dari pemainnya. Tidak hanya
itu menyusun lego ternyata juga banyak manfaatnya, antara lain dapat
menyatukan ide bersama apabila permainan dilakukan bersama-sama. Selain itu,
bermain lego dimulai dengan suatu proses yang sistematis, mulai dari visi
(bangunan apa yang dikehendaki), strategi (bagaimana cara membangunnya agar
kuat dan kokoh), sampai art (seni dan keindahannya). Meski permainan lego
banyak sekali manfaatnya bagi anak, namun yang pasti otak kirilah yang
berperan dalam permainan, karena permainan ini berkaitan dalam menyusun.
Sebagaiman kita ketahui, kemampuan logika, analisis, dan menyusun merupakan
fungsi dari otak kiri. Dengan demikian, kemampuan otak kiri anak akan terasah
melalui permainan ini
BAB III
SAP TERAPI BERMAIN LEGO PADA USIA ANAK (1-3 TAHUN)

POKOK BAHASAN : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit


SUB POKOK BAHASAN : Terapi Bermain Pada Usia Anak (1-3 tahun)
HARI / TANGGAL :Jumat, 1 November 2019
TEMPAT : Ruang anak RSUD Arosuka
WAKTU : 30 menit (Jam 10.00-10.30)
D. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak usia 1-3 tahun selama 30 menit,
diharapkan anak dapat merasa relaks dan dapat menstimulasi perkembangan
fisik, motorik, dan sosial anak.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti permainan selama 30 menit diharapkan anak akan mampu :
a. Anak mampu mengikuti instruksi dengan benar.
b. Beradaptasi dengan lingkungan dan teman yang baru
c. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya dalam bermain lego.
d. Mengembangkan motorik kasar dan halus.
e. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan.
E. SASARAN DAN TARGET
Pasien Usia Anak (1-3 tahun) yang dirawat di Ruang Anak RSUD Arosuka
F. KRITERIA
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang Anak RSUD
Arosuka yang memenuhi kriteria:
1) Anak usia1-3 tahun.
2) Anak dalam kondisi baik / cukup baik.
3) Tidak mempunyai keterbatasan fisik.
4) Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga.
5) Pasien kooperatif.
G. SARANA DAN MEDIA
1) Sarana: Ruangan tempat bermain dan meja
2) Media: lego 1 box

H. ATURAN BERMAIN
1) Anak dikumpulkan dalam beberapa lingkaran.
2) Masing-masing anak fokus terhadap lego atau permainan yang ada di
hadapannya.
3) Memberikan kesempatan anak untuk bermain lego yang ada.
4) Anak tidak boleh berebut mainan.Masing-masing anak akan diberikan lego
tuntuk belajar berinteraksi.

I. PENGORGANISASIAN
Jumlah Leader 1 orang, Co-leader 1 orang, Fasilitator 4 orang dan 1 observer orang
dengan susunan sebagai berikut:
1) Leader : Imelda Kemalis
2) Moderator : Helveni Rusmita
3) Observer : M.ilham
4) Fasilitator : Desi Ilhafi
Leni Agus
Asteria Dwi Fani
Febri Mike Wijaya
J. DESKRIPSI TUGAS
1. Moderator
1) Membuka acara
2) Mengarahkan proses kegiatan pada anak.
3) Menjelaskan aturan bermain pada anak.
4) Mengevaluasi perasaan setelah bermain
2. Leader
Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
3. Fasilitator
1) Sebagai pemandu jalannya acara.
2) Sebagai tempat bertanya leader dan co-leader tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
3) Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.
4. Observer
1) Mengobservasi jalannya acara.
2) Memberi penilaian.
3) Memberi saran dan kritik setelah acara selesai.
4) Mengevaluasi dan umpan balik kepada moderator dan leader

K. SETTING TEMPAT

: Leader
: moderator
: Fasilitator
: Observer
: Peserta terapi bermain
: Orang tua peserta

L. SUSUNAN KEGIATAN

NO KEGIATAN WAKTU SUBJEK TERAPI

1 Persiapan (Pra Interaksi) 10 menit Ruangan, alat-alat,


a. Menyiapkan ruangan
anak dan keluarga
b. Menyiapkan alat-alat
c. Menyiapkan anak dan sudah siap, anak
keluarga yang hadir tidak bosan.

2 Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan keluarga


a. mengucapkan salam
menjawab salam,
b. memperkenalkan anggota
anak saling
kelompok dan pembimbing
c. anak yang bermain saling berkenalan, anak
memperkenalkan diri dan keluarga
d. menjelaskan kepada anak dan
memperhatikan
keluarga maksud dan tujuan
bermain pembicara.
e. melakukan kontrak waktu
3 Kegiatan (Kerja) 20 menit Anak
a. menjelaskan kepada anak dan
memperhatikan
keluarga alur permainan dan
penjelasan, anak
cara bermain.
melakukan kegitan
b. Mengajak anak untuk
yang diberikan
mengikuti kegiatan bermain
dengan baik, anak
MENYANYI BERSAMA
memberikan respon
a. Sebelum permainan dimulai yang baik, anak
anak diajak untuk kooperatif selama
menyanyikan lagu bersama- bermain, anak
sama dengan anggota memiliki keberanian

MENYUSUN LEGO untuk mengikuti


permainan.
a. Anak diberikan lego yang
tidak beraturan.
b. Anak diminta untuk menyusun
bagian-bagian lego yang tidak
beraturan sesuai dengan arahan
leader
c. Memotivasi anak untuk
menyusun lego agar beraturan
dan sesuai dengan arahan
leader
4 Penutup (terminasi) 5 menit Anak dan keluarga
a. Mengevaluasi perasaan anak
tampak senang dan
setelah bermain
menjawab salam
b. memberikan reward kepada
anak yangberpartisipasi
c. menyimpulkan terapi bermain
yang dilakukan
d. Mengucapkan terima kasih
dan salam

M. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
1) Alat-alat yang digunakan lengkap.
2) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana.
2. Evaluasi proses yang diharapkan
1) Terapi dapat berjalan dengan lancar.
2) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik.
3) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi.
4) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya.
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
1) Diharapkan anak dan keluarga dapat menyampaikan peasaan setelah
melakukan kegiatan
2) Anak menyatakan rasa senangnya

DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian .(2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika

Hidayat,AzizAlimul .(2005).PengantarIlmuKeperawatanAnak1.Jakarta:
SalembaMedika

Wong, Danna L .2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anggani Sudono. (2000). Sember belajar dan alat permainan. Jakarta: Grasindo

DAFTAR HADIR MAHASISWA


TERAPI BERMAIN LEGO PADA USIA ANAK (1-3 TAHUN)

Ruang : Ruangan anak RSUD Arosuka


Tanggal : 1 November 2019

No. Nama TTD

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

DAFTAR HADIR TERAPI BERMAIN


TERAPI BERMAIN LEGO PADA USIA ANAK (1-3 TAHUN)
Ruang : Ruangan anak RSUD Arosuka

Tanggal : 1 November 2019

No. Nama Alamat TTD

1 1.

2 2.

3 3.

4 4.

5 5.

6 6.

7 7.

8 8.

9 9.

10 10.

Anda mungkin juga menyukai