OLEH KELOMPOK 4:
Pada situasi bencana, Rumah Sakit akan menjadi tujuan akhir dalam
menangani korban sehingga RS harus melakukan persiapan yang cukup. Persiapan
tersebut dapat diwujudkan diantaranya dalam bentuk menyusun perencanaan
menghadapi situasi darurat atau rencana kontingensi, yang juga dimaksudkan agar
RS tetap bisa berfungsi-hari terhadap pasien yang sudah ada sebelumnya
(business continuity plan). Rencana tersebut umumnya disebut sebagai Rencana
Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit, atau Hospital Disaster Plan (HDP).
Ketika terjadi bencana, selalu akan terjadi keadaan yang kacau (chaos),
yang bisa menganggu proses penanganan pasien, dan mengakibatkan hasil yang
tidak optimal. Dengan HDP yang baik, chaos akan tetap terjadi, tetapi diusahakan
agar waktunya sesingkat mungkin sehingga pelayanan dapat tetap dilakukan
sesuai standard yang ditetapkan, sehingga mortalitas dan moriditas dapat ditekan
seminimal mungkin.
o Pada satu saat ada penderita dalam jumlah banyak yang harus dilayani
sehingga persiapan yang terlalu sederhana (“simple alarm)“ akan tidak
mencukupi, dan diperlukan persiapan yang lebih
komperhensif dan intensif (Organization for a Mass admission of Patients
– OMP ”).
o Kebutuhan yang melampaui kapasitas RS, dimana hal ini akan diperparah bila
terjadi kekurangan logistikdan SDM, atau kerusakan terjadi infra struktur
dalam RS itu sendiri.
Kedua hal tersebut diatas wajib diperhitungkan baik untuk bencana yang
terjadi diluar maupun didalam RS sendiri.
Pada situasi bencana yang terjadi diluar RS, hasil yg diharapkan dari HDP
adalah:
• Korban dalam jumlah yang banyak mendapat penanganan sebaik mungkin,
melalui
• Optimalisasi kapasitas penerimaan dan penanganan pasien, dan
• Pengorganisasian kerja secara profesional, sehingga
• Korban/pasien tetap dapat ditangani secara individu, termasuk pasien yg sudah
dirawat sebelum bencana terjadi.
Sedangkan untuk penanganan korban di luar RS, bantuan medis diberikan
dalam bentuk pengiriman tenaga medis maupun logistik medis yang diperlukan.
Pokok-pokok HDP.
Suatu HDP diharapkan memenuhi prinsip pokok sbb:
• Organisasi PB berbasis pada organisasi RS sehari-hari. Perubahan yg terlalu
besar berpotensi gagal.
• Prosedur dalam HDP dibuat sesederhana mungkin, tapi mencakup semua yg
diperlukan
• Prosedur lengkap dibuat secara rinci, tetapi untuk pekerja lapangan perlu
dibuat checklist.
. Instalasi Gizi
1. Kepala Instalasi atau yang ditunjuk melapor ke Pusat Komando serta
memanggil anggotanya.
2. Siapkan dan berikan makanan bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan
petugas.
3. Singkirkan semua troli yang tidak digunakan.
4. Tentukan dan gunakan daerah tunggu dll. sebagai ruang makan.
5. Bertanggung-jawab untuk mengatur menu dalam bencana dan pertahankan
kecukupannya.
Instalasi Farmasi
1. Ka. Instalasi melapor ke Pusat Komando dan tetap di Instalasinya
2. Buat daftar perusahaan penyedia yang dapat menyediakan barang secara cepat.
(Daftar ada pada Manual Prosedur).
3. Selalu sedia obat minimum untuk kedaruratan setiap saat.
4. Farmasi tetap terbuka dan tunjuk petugas pengantar barang.
Jenis QTY
1.M to M resusiscator 2pcs
2. OPA 1set
3. Pocket face mask 1pc
4. Tongue spatula 1pc
5. Bite block 1pc
6. Masker 4pcs
7. Color coding kid 1pc
8. Balut dan bidai sterile adhesive bandage 1set
2" sterile gauze pad 1box
4" sterile gauze 1box
Triangular bandage 6pcs
2" sterile roller bandage 1box
3" sterile roller bandage 1box
4" elastic bandage 1pc
6" elastic bandage 1pc
Bandage scissor 1pc
Setonet dressing 2pcs
Soft baid bulky bandage 3pcs
9. Termometer 1pc
10. Pen light 1pc
11. Stetoskop dupleks 1pc
12. Tensimeter 1pc
13. Senter genggam 1pc
Obat-obatan QTY
29. Deksametason inj 2amp
30. Diazepam inj 1amp
31. RL 1flsh
32. NaCl 1flsh
33. Dextran 7.0 7.0 1flsh
34. Adrenalin jn 2amp
35. Sulfas atropin 8amp
36. Lidokain inj (murni) 2amp
37. Betadine 50 cc 1btl
38. Fenobarbital inj 1amp
39. Local Anesthetic spray 1pc
40. Norit (active) 1btl
41. Stesolid supp. 5 mg 1tb
42. Stesolid supp. 10 mg 1tb
43. Dan lain-lain Sesuai
Ringkasan.
Keberhasilan menangani situasi kritis pada masa bencana tergantung pada
persiapan yang dilakukan pada masa pra-bencana. Prosedur disiapkan berdasarkan
ancaman yang potensial maupun pernah terjadi. Masalah pembiayaan supaya
dianggap sebagai investasi yang berdasar pada pengalaman, sudah terbukti
bermanfaat.
Referensi:
Bruno Hersche, Olivier C. Wenker, M.D., DEAA, Principles Of Hospital Disaster
Planning ; HOPE.
Carley S, Mackway-Jones K, 2005 : Major Incident Medical Management and
Support – The Practical Approach in the Hospital, Blackwell Publishing
Ltd.
Catherine Ballay 2006, Hospital Incident Command System Guide
Book,California Emergency Medical Services Authority.