Anda di halaman 1dari 18

TERAPI BERMAIN MENYUSUN MENARA DONAT

DI RUANGAN ANAK RSUD AROSUKA


KABUPATEN SOLOK

OLEH : KELOMPOK 2

1. ENDRI YANTI
2. INTAN MASYITA SUIJA
3. OKTRI PENDRITO
4. PUTRI MUSTIKA SARI
5. TRI GUSDARTI
6. VEDI YUANETTA PUTRI
7. WULAN PRATIWI KRISNA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Supartini (2004), hospitalisasi merupakan suatu proses dimana
karena alasan tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS,
menjalani terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Hospitalisasi
adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat
di rumah sakit (Wong, 2003).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan terapi bermain. Bermain
merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu
metode bagaimana mereka mengenal dunia. Dengan bermain anak dapat
menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitif dan juga emosinya, perasaannya
dan pikirannya.
Permainan yang cocok diterapkan untuk anak usia anak 1-2 tahun salah
satunya adalah permainan yang akan menstimulus gerakan jari-jari anak dan tangan
anak. Menyusun Menara Donat merupakan salah satu permainan edukatif yang
aman untuk anak dan dapat mengembangkan dan melatih kemampuan kognitif,
Visual dan Auditori anak.Bermain Menyusun Menara Donat dapat diberikan pada
anak yang sedang menjalani perawatan, karena tidak membutuhkan energi yang
besar untuk bermain. Permainan ini juga dapat dilakukan di atas tempat tidur anak,
sehingga tidak mengganggu dalam proses pemulihan kesehatan anak.
Menurut Zaman (2011) Menara Donat memperkenalkan pada anak tentang
konsep warna, pola dan ukuran.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
1. Melatih koordinasi mata dan tangan
2. Bekembang kognitifnya
3. Anak dapat menyusun donat warna-warni
4. Dapat bersosiaisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan
5. Mengalihkan pemusatan pikiran atau perhatian anak yang selalu tertuju pada
dirinya agar anak senang
6. Menunjang unsur psikologis fisik/ sosial komunikasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Bermain


2.1.1 Pengertian
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikian, menjadikan
anak kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan. (Aziz Alimul, 2005)
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan
alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenagan maupun
mengembangkan imajinasi anak. (Anggani Sudono, 2000)

2.1.2 Katagori Bermain


Menurut Dian (2011) bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan
antara bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain
pasif kesenangan didapatkan dari orang lain.
1. Bermain aktif
1) Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut.Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada
bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction play)
Pada anak umur 1-3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi
rumah-rumahan, lilin, dll.
3) Bermain drama (Dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-
saudaranya atau dengan teman-temannya.
4) Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar.
Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya, contohnya:
1) Melihat gambar- gambar buku/majalah.
2) Mendengarkan cerita atau musik.
3) Menonton televisi.

2.1.3 Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) menurut Dian (2011) adalah alat permainan yang
dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk:
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.Contoh
alat bermain motorik kasar: sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
Motorik halus: gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape,
TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,
pensil warna, radio, menara donat dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu
dan anak, keluarga dan masyarakat.Contoh alat permainan: alat permainan yang
dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

2.1.4 Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia


Menurut Dian (2011) bentuk terapi mainan menurut usia, sbb:
a. Anak usia 2-3 tahun
Bermain boneka, kegiatan belajar, melemparkan dan memungut benda-benda (seperti
bola) serta memasukkan atau mengeluarkan benda-benda dari tempatnya.

b. Anak usia 3-4 tahun


Bermain puzzel, balon, musik, bercerita, bermain game sederhana, belajar bermain
kelompok dengan pengawasan orang dewasa, permainan pura-pura memasak,
membersihkan, menjadi dokter, perawat dan lain-lain.
c. Anak usia 4-5 tahun
Bermain game, menyobek, memotong dengan gunting, buku bergambar, menggunakan
kertas dibuat boneka, topeng dan perahu, memiliki mainan sendiri, mainan musik
(drum), berfantasi, berimajinasi dan menggambar.
d. Anak usia 5-6 tahun
Menangkap bola, membuat gambar segiempat, mengenal angka dan huruf serta
berhitung dan berpakaian sendiri tanpa bantuan.

2.2 Konsep Dasar Usia Bayi


2.2.1 Usia anak (1-2 Tahun)
1. Tahap Perkembangan Usia 1 Tahun
a) Bisa mengucapkan 3 kata selain “dada” dan “mama”
b) Senang mempelajari bagian-bagian tubuh, benda, objek dan warna.
c) Sudah bisa lebih baik saat minum dengan cangkir, lebih sedikit tumpah
d) Menggunakan sendok sendiri dengan lebih baik
e) Bisa menumpuk 2-4 balok
f) Berjalan rambatan dimebel atau benda sekitarnya
2. Tahap Perkembangan Usia 2 Tahun
1) Keterampilan Motorik
a) Dapat membangun menara dari sampai 12 balok
b) Dapat meniru gambar lingkaran
c) Melempar bola dengan tangan di atas kepala
d) Menaiki tangga, memegang pegangan tangga
e) Menapak dengan kedua kaki
f) Mengancingkan kancing
2) Keterampilan Berbicara
a) Kosa kata berjumla lebih dari 1000 kata
b) Menyebutkan tiga buah angka yang berurutan
c) Menyanyi sebuah lagu
3) Keterampilan Kognitif
Mengenali balok atau lingkaran menurut ukuran dari besar ke kecil

2.2.2 Mainan Untuk Usia 1-2 Tahun


Menurut Dian (2011) permainan anak usia memerlukan mainan yang melatih
kemampuan bahasa, anak mulai meniru suara dan bunyi-bunyi yan ia dengar
kemampuan berbahasanya pun meningkat pesat di rentang sia ini. Ia akan memegang
benda apapun yang terjangkau olehnya, dan senang memindahkan mainan dari satu
tangan lainnya. Ia juga hobi melempar-lempar mainannya. Jenis permainan seperti :
Balok susun, mainann yan bisa bergerak atau didorong.

2.3 Bermain di Rumah Sakit


2.3.1 Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana.
2) Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis.
3) Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien.
4) Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien.
5) Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak.
6) Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan.

2.3.2 Rencana Bermain


Permainan yang kita lakukan adalah menggunakan Menara Donat. Setiap Anak
akan mendapat satu Menara Donat, anak bisa duduk, dan bermaindengan mahasiswa.
Kemudian leader memimpin jalannya permainan dengan menginstruksikan ibu agar
mendukung dalam kegiatan sehingga anak bisa tenang dan kooperatif dalam permainan.
Co-leader, fasilitator, observer melakukan tugas masing-masing.

2.3.3 Jenis permainan


Jenis permainan yang digunakan yaitu Menara Donat.Menara Donatadalah jenis
permainan yang menggunakan Menara yang disusun oleh beberapa donat mainan.

2.3.4 Keuntungan Bermain


Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermainmenyusun menara balok,
antara lain: melatih motorik halus dan kasar, meatih kesabaran, emosi dan ketelitian.
Anak dapat mengenal bentuk dan warna, merangsang kreatifitas dan meningkatkan daya
konsentrasi.

2.3.5 Hal-hal yang Harus Diperhatikan


1) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2) Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3) Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4) Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

2.3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1) Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan.
2) Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu.
3) Jenis kelamin.
4) Lingkungan lokasi, negara, kultur.
5) Alat permainan senang dapat menggunakan.
6) Intelegensia dan status sosial ekonomi.

2.3.7 Tahap Perkembangan Bermain


1) Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2) Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3) Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4) Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.3.8 Hambatan Yang Mungkin Muncul


1) Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia.
2) Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan.
3) Orang tua tidak mendukung
4) Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.

2.3.9 Antisipasi hambatan


1) Mencari pasien dengan kelompok usia yang hampir sama.
2) Pendekatan kepada anak lebih ditingkatkan
3) Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain.
4) Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan.
5) Membatasi waktu bermain
6) Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya.

2.4 Konsep Menara Donat


2.4.1 Pengertian Menara Donat
Menara Donat adalah permainan yang terdiri dari beberapa donat warna-warni
yang dapat disusun menjadi sebuah menara. Terdiri dari donat ukuran kecil hingga
ukuran besar (Afriani, 2004).

2.4.2 Manfaat Menara Donat


Menurut Afriani (2004), adapun beberapa manfaat yang bisa diambil dari bermain
menara donat adalah sebagai berikut :
1) Mengenal bentuk dan warna
2) Melatih kemampuan motorik halus
3) Merangsang kreatifitas
4) Meningkatkan daya konsentrasi
5) Melatih kesabaran

2.4.3 Alat yang di perlukan untuk bermain Menara Donat


Untuk bermain dibutuhkan Menara yang disusun dari beberapa donat(Afriani,
2004).
2.4.4 Cara Bermain dengan Menara Donat
Permainan Menyusun Donat cara memainkannya pertama-tama dengan melepas
setiap donat dan kemudian disusun kembali sesuai besar donatnya. Latih anak untuk
menyusun berdasarkan ukrannya. Berikan pujian jika anak berhasil
melakukannya(Afriani, 2004).

BAB III
SAP TERAPI BERMAIN PADA USIA ANAK (1-3 TAHUN)
POKOK BAHASAN : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
SUB POKOK BAHASAN : Terapi Bermain Pada Usia Anak (1-3 tahun)
HARI / TANGGAL :Jumat, 27 September 2019
TEMPAT : Ruang anak RSUD Arosuka
WAKTU : 30 menit (Jam 10.00-10.30)

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


1. Menstimulus perkembangan motorik anak dan kognitifnya.
2. Menghilangkan / mengurangi perasaan takut dan kecemasan.
3. Mengurangi rasa sakit yang diderita.
4. Memenuhi kebutuhan aktifitas bermain.

3. SASARAN DAN TARGET


Pasien Usia Anak (1-3 tahun) yang dirawat di Ruang Anak RSUD Arosuka

4. KRITERIA
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang Anak RSUD
Arosuka yang memenuhi kriteria:
1) Anak usia1-3 tahun.
2) Anak dalam kondisi baik / cukup baik.
3) Tidak mempunyai keterbatasan fisik.
4) Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga.
5) Pasien kooperatif.

5. SARANA DAN MEDIA


1) Sarana: Ruangan tempat bermain dan Tikar untuk duduk.
2) Media: Menara Donat

6. ATURAN BERMAIN
1) Anak dikumpulkan dalam beberapa lingkaran.
2) Masing-masing anak fokus terhadap menara donat atau permainan yang ada di
hadapannya.
3) Memberikan kesempatan anak untuk bermain menara donat yang ada.
4) Anak tidak boleh berebut mainan.Masing-masing anak akan diberikan menara
dona tuntuk belajar berinteraksi.
7. PENGORGANISASISAN
Jumlah Leader 1 orang, Co-leader 1 orang, Fasilitator 4 orang dan 1 observer orang
dengan susunan sebagai berikut:
1) Leader : Vedi Yuanetta Putri
2) Co-leader : Tri Gusdarti
3) Observer : Intan Masyita Suija
4) Fasilitator : Endri Yanti
Oktri Pendrito
Putri Mustika Sari
Wulan Pratiwi Krisna
8. DESKRIPSI TUGAS
1. Leader
1) Memimpin jalannya acara.
2) Membuka pertemuan.
3) Mengatur setting tempat.
4) Menutup kagiatan bermain
2. Co - Leader
1) Membantu tugas dari leader.
2) Menggantikan posisi leader bila diperlukan.

3. Fasilitator
1) Sebagai pemandu jalannya acara.
2) Sebagai tempat bertanya leader dan co-leader tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
3) Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.
4. Observer
1) Mengobservasi jalannya acara.
2) Memberi penilaian.
3) Memberi saran dan kritik setelah acara selesai.
4) Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan co-leader.
9. SETTING TEMPAT

: Leader
: Co-leader
: Fasilitator
: Observer
: Peserta terapi bermain
: Orang tua peserta
10. SUSUNAN KEGIATAN

No Waktu Perawat Anak Ket


1 5 menit Pembukaan:
1. Leader membuka dan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Memperkenalkan Mendengarkan
pembimbing
4. Memperkenalkan anak satu Mendengarkan dan
persatu dan anak saling saling berkenalan
berkenalan dengan temannya
5. Kontrak waktu dengan anak Mendengarkan
6. Mempersilahkan Leader Mendengarkan
2 20 menit Kegiatan bermain:
1. Leader menjelaskan cara Mendengarkan
permainan
2. Menanyakan pada anak, Menjawabpertanyaan
anak mau bermain atau
tidak
3. Membagikan permainan Menerima permainan
4. Leader dan Fasilitator Bermain
memotivasi anak
5. Fasilitator mengobservasi Bermain
anak
6. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan
perasaan
3 5 menit Penutup:
1. Leader Menghentikan Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan
perasaan
3. Menyampaikan hasil Mendengarkan
permainan
6. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan
perasaan
7. Salah satu fasilitator Mendengarkan
menutup acara
8. Mengucapkan salam Menjawab salam

11. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi struktur yang diharapkan
1) Alat-alat yang digunakan lengkap.
2) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana.
2. Evaluasi proses yang diharapkan
1) Terapi dapat berjalan dengan lancar.
2) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik.
3) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi.
4) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya.
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
1. Anak mengerti konsep angka dan dapat menghitung sampai dengan 20.
2. Anak merasa senang dan teribur dengan permainan menara donat.

LAPORAN EVALUASI TERAPI BERMAIN PADA ANAK

DI RUANG ANAK RSUD AROSUKA

A. EVALUASI PELAKSANAAN
1. Evaluasi struktur
a. Terapi bermain dilaksanakan pada tanggal 11 oktober 2019 pukul 14.00
diruangan rawat inap Anak RSUD Arosuka.
b. Media yang digunakan untuk untuk bermain adalah menara donat.
c. Sebelum pelaksanaan, pihak mahasiswa telah melewati berbagai proses,
yaitu :
1) Proses pembuatan proposal yang sebelumnya dikonsulkan pada
pembimbing klinik RSUD Arosuka dan pembimbing Akademik Syedza
Saintika Padang pada tanggal 07 Oktober 2019.
2) Pengorganisasian sesuai dengan pembuatan proposal
3) Persiapan fasilitas yang akan digunakan dalam terapi bermain, yaitu,
souvenir untuk para peserta.
d. Melakukan setting dan alur acara, yaitu melakukan kontrak waktu dengan
pasien kapan dimulainya terapi bermain.
2. Evaluasi proses
a. Mahasiswa yang mengikuti berjumlah 7 orang, sesuai dengan tugasnya
masing-masing
b. Peserta yang mengikuti terapi bermain berjumlah 2 (dua ) orang, yaitu
anak berusia 2 dan 3 tahun
c. Saat terapi bermain, peserta mengikuti dengan gembira sampai acara
terapi bermain selesai
d. Terapi bermain berlangsung ± 30 jam, dan selesai pada jam 14.30 WIB
e. Saat terapi bermain berlangsung, peserta bermain dipandu oleh
mahasiswa sesuai perannya masing – masing dan didampingi oleh orang
tua pasien atau peserta. Awalnya peserta merasa malu – malu untuk
bermain dan akhirnya dimotivasi oleh mahasiswa dan orang tua peserta.
f. Setelah itu mahasiswa mengajak peserta untuk bernyanyi bersama, dan
peserta ikut bernyanyi bersama.
g. Di akhir acara bermain, peserta diberikan souvenir yang bermanfaat bagi
peserta.
3. Evaluasi akhir (kuesioner)
Sebelum acara berakhir, orang tua dari peserta terapi bermain diberikan
kuesioner tanggapannya tentang acara terapi bermain yang diadakan oleh
mahasiswa Praktek Profesi Ners Syedza Saintika Padang pada 11 oktober
2019 pukul 14.00 – 14.30 WIB. Hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Orang tua peserta mengatakan sangat senang dengan adanya acara terapi
bermain
b. Orang tua peserta yang mengatakan terapi bermain yang telah diadakan
mahasiswa sangat menarik
c. Orang tua peserta yang mengatakan sikap mahasiswa sangat sopan selama
acara terapi bermain

B. KESIMPULAN
1. Jumlah peserta usia 1-3 tahun yang mengikuti terapi bermain adalah 2 orang.
2. Peserta usia 1-3 tahun (sasaran) sudah dapat membedakan warna
3. Peserta usia 1-3 tahun (sasaran) dapat menyusun donat sesuai ukurannya pada
menaranya.
4. Peseta usia 1-3 tahun (sasaran) dapat mengikuti ajakan dengan baik
5. Peseta usia 1-3 tahun (sasaran) merespon dengan ekspresi wajah senang, dan
dapat menerima kedatangan petugas (mahasiswa) untuk bermain bersama
6. Orang tua peserta antusias sebelum, saat dan setelah acara

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian .(2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika

Hidayat,AzizAlimul .(2005).PengantarIlmuKeperawatanAnak1.Jakarta:
SalembaMedika

Wong, Danna L .2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anggani Sudono. (2000). Sember belajar dan alat permainan. Jakarta: Grasindo
DAFTAR HADIR MAHASISWA
TERAPI BERMAIN MENARA DONAT PADA USIA ANAK (1-2 TAHUN)

Ruang : Ruangan anak RSUD Arosuka

Tanggal : 27 September 2019

No. Nama TTD

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.
DAFTAR HADIR TERAPI BERMAIN
TERAPI BERMAIN MENARA DONAT PADA USIA ANAK (1-2 TAHUN)

Ruang : Ruangan anak RSUD Arosuka

Tanggal : 27 September 2019

No. Nama Alamat TTD

1 1.

2 2.

3 3.

4 4.

5 5.

6 6.

7 7.

8 [Type a quote from the document or the summary of an interesting point.


8. You
can position the text box anywhere in the document. Use the Drawing Tools tab
9 9.
to change the formatting of the pull quote text box.]
10 10.

Anda mungkin juga menyukai