TAHUN 2020
Di susun oleh :
Kelompok I
1. Latar Belakang
Menurut Supartini (2004), hospitalisasi merupakan suatu proses dimana
karena alasan tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS,
dimunculkan pada anak akan berbeda antara satu dengan lainnya.Anak yang
berbeda bila dibandingkan dengan anak yang baru pernah. Anak yang pernah
bermain
Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-
dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang
mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada. Salah satu fungsi
Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Dalam usia
ini anak umumnya mengikuti program anak (3 tahun – 5 tahun) dan kelompok
bermain (Usia 3 Tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka
sebaya. Alat permainan yang dianjurkan untuk anak usia pra sekolah yaitu
berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
2. Tujuan
2. Bekembang kognitifnya
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
Alimul, 2005)
Sudono, 2000)
keseimbangan antara bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut
1. Bermain aktif
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah
3) Menonton televisi.
berguna untuk:
bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus:
donat dll.
3) Sudah bisa lebih baik saat minum dengan cangkir, lebih sedikit
tumpah
4) Menggunakan sendok sendiri dengan lebih baik
1) Keterampilan Motorik
f) Mengancingkan kancing
2) Keterampilan Berbicara
3) Keterampilan Kognitif
Menurut Dian (2011) permainan anak usia Pre Sekolah memerlukan mainan
diri, nilai moral dan manfaat terapeutik. Ia akan memegang benda apapun yang
terjangkau olehnya, dan senang memindahkan mainan dari satu tangan lainnya.
Ia juga hobi melempar-lempar mainannya. Jenis permainan seperti : Balok
Permainan yang kita lakukan adalah menggunakan Bola. Setiap Anak akan
keberhasilan
antara lain: melatih motorik halus dan kasar, meatih kesabaran, emosi dan
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
terganggu.
3. Jenis kelamin.
1. Tahap eksplorasi
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
4. Tahap melamun
berikutnya.
bersamaan.
kesehatan lainnya.
Sudono, 2000).
dalam keranjang.
2. Perkembangan Intelektual
saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah.
3. Perkembangan Social
dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah
dan belajar tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini
demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi
4. Perkembangan Kreativitas
teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai
moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk
lain
6. Perkembangan Moral
dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak
Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika,
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta
dengan memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua
pasilitator
BAB III
SAP TERAPI BERMAIN
Pasien Usia Anak (3- 6 tahun) yang dirawat di Ruang Anak RSUD Dr.M.Zein
Painan
D. KRITERIA
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang Anak yang
memenuhi kriteria :
c. Pasien kooperatif
a. Sarana:
b. Media:
F. PENGORGANISASIAN
Co-leader : Respolita
Observer : Fismawati
Afrianti, Nurleni, Sri Apsiah P, Elvi Susanti, Arianty, Yanti Samra, Adwilson
G. URAIAN TUGAS
1. Leader
1) Memimpin jalannya acara
2) Membuka pertemuan.
3) Mengatur setting tempat
4) Menutup kagiatan bermain
2. Co – Leader
1) Membantu tugas dari leader.
2) Menggantikan posisi leader bila diperlukan.
3. Fasilitator
1) Sebagai pemandu jalannya acara.
2) Sebagai tempat bertanya leader dan co-leader tentang kegiatan yang
akan dilakukan.
3) Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.
4. Observer
1) Mengobservasi jalannya acara.
2) Memberi penilaian.
3) Memberi saran dan kritik setelah acara selesai.
Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan co-leader.
H. Setting Tempat
Ket:
: Leader
: Co- Leader
: Observer
: Fasilitator
: Anak
: Orangtua
I. Susunan Kegiatan
No Waktu Terapy Anak Ket
1 5 menit Pembukaan :
1. Co-Leader membuka dan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri terap 2. Mendengarkan
3. Memperkenalkan pembimbing 3. Mendengarkan
4. Memperkenalkan anak satu 4. Mendengarkan dan saling
persatu dan anak saling berkenalan
berkenalan dengan temannya
5. Kontrak waktu dengan anak 5. Mendengarkan
6. Mempersilahkan Leader 6. Mendengarkan
2 20 menit Kegiatan bermain :
1. Leader menjelaskan cara 1.Mendengarkan
permainan
2. Menanyakan pada anak, anak 2.Menjawabpertanyaan
mau bermain atau tidak
3. Menbagikan permainan 3.Menerima permainan
4. Leader,co-leader, dan Fasilitator 4.Bermain
memotivasi anak
5. Fasilitator mengobservasi anak 5.Bermain
6. Menanyakan perasaan anak 6.Mengungkapkan perasaan
3 5 menit Penutup :
1. Leader Menghentikan 1. Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan anak 2. Mengungkapkan perasaan
3. Menyampaikan hasil permainan 3. Mendengarkan
4. Membagikan souvenir/kenang- 4. Senang
kenangan pada semua anak
yang bermain
5. Menanyakan perasaan anak 5. Mengungkapkan perasaan
6. Co-leader menutup acara 6. Mendengarkan
7. Mengucapkan salam 7. Menjawab salam
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a) Alat-alat yang digunakan lengkap
b) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a) Terapi dapat berjalan dengan lancar
b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan memasang
kembali mainan yang sudah dibongkar
b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c) Anak merasa senang
d) Anak tidak takut lagi dengan perawat
e) Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f) Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas
bermain
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah satunya
adalah permainan memasukan bola kedalam keranjang. Bermain di rumah sakit
selain memenuhi hak anak untuk bermain, terapi ini merupakan salah satu metode
mencegah anak takut dengan perawat sehingga anak lebih kooperatif dalam
menjalani perawatan
5.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar
anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat
menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan
tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap
diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat
meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan
menyediakan berbagai macam tipe permainan untuk terapi bermain.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi
dampak hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap
tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak
dapat terus melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian .(2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak.
Jakarta:Salemba Medika
Anggani Sudono. (2000). Sember belajar dan alat permainan. Jakarta: Grasindo
anak usia Pra Sekolah di Ruangan Anak RSUD Dr. M. Zein Painan