Disusun Oleh:
BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga
saya pada akhirnya bisa menyelesaikan Makalah Askep Keluarga Dengan Anak Usia
Sekolah tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih saya ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga makalah ini ini dapat disusun
dengan baik.
Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu
serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,
kami juga menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan.
Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian
demi penyusunan makalah yang lebih baik lagi.
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Gadget..................................................................................... 7
B. Daya Kembang Otak Pada Usia Anak ...................................................... 7
C. Bahaya Radiasi Gadget Terhadap Daya Kembang Anak ......................... 10
D. Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak..................................... 14
E. Sikap Orang Tua/Keluarga kepada Anak Mengenai Gadget Saat ini ...... 18
F. Dampak Penggunaan Gadget pada Anak ................................................. 21
a) Kasus ........................................................................................................ 24
b) Pengkajian ................................................................................................ 24
c) Analisa Data ............................................................................................. 34
d) Prioritas Masalah Kesehatan..................................................................... 35
e) Diagnosa Keperawatan yang Muncul Berdasarkan Prioritas ................... 37
f) Rencana Keperawatan Keluarga ............................................................... 38
g) Implementasi dan Evaluasi ....................................................................... 42
A. Simpulan ................................................................................................... 47
B. Saran ......................................................................................................... 47
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Gadget
a) Anak lebih banyak menyerap energi (dalam hal ini radiasi) daripada
orang dewasa karena memiliki ukuran kepala dan otak yang lebih
kecil, tulang tengkorak yang lebih tipis, telinga yang lebih elastis,
jumlah sel darah yang lebih sedikit, dan sel saraf yang sedang giat
bertumbuh.
b) Sel-sel pada anak tumbuh dan berkembang lebih cepat daripada
orang dewasa, sehingga sel tersebut rentan berubah menjadi kanker.
Jika demikian, penyebarannya akan lebih dahsyat.
c) Sistem kekebalan tubuh pada anak-anak belum sesempurna orang
dewasa, sehingga lebih lemah dalam menangkal gangguan akibat
penetrasi radiasi.
d) Dibanding orang dewasa, anak-anak zaman sekarang sudah terpapar
teknologi nirkabel sejak kecil sehingga waktu ‘bersentuhan’ dengan
radiasi lebih panjang.
2. Gangguan tidur
Jika anak susah tidur ataupun terlihat ngantuk walaupun jam
tidurnya cukup, coba cek durasi dan cara penggunaan gadgetnya apakah
berlebihan atau tidak. Penelitian neuropsikobiologi oleh Mann K dan
Roschke J pada 1996 membuktikan bahwa radiasi elektromagnetik dari
telepon genggam menyebabkan gangguan pada 4 fase tidur yang
seharusnya dilewati anak saat terlelap. Menggunakan headset yang
terkoneksi dengan gadget selama tidur juga menyebabkan susah tidur,
sakit kepala, mudah bingung, dan depresi.
A. Gangguan penglihatan
Penggunaan mobile gadget terlalu sering pada anak juga dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem penglihatan. Radiasinya
menginduksi rusaknya ikatan kromosom pada sel epitel pada kornea
mata dan meningkatkan suhu pada bagian dalam mata untuk
penggunaan gadget dalam waktu lama. Perubahan suhu tersebut dapat
meningkatkan risiko katarak dan menurunkan tingkat akurasi lensa
mata.
B. Gangguan belajar
The Russian National Committee in Non-Iionizing Radiation
Protection dengan tegas menyebutkan bahwa menggunakan telepon
harus dibatasi. Mereka menemukan bahwa jika tidak dilakukan hal
tersebut secara jangka pendek dapat menyebabkan gangguan ingatan,
penurunan kemampuan memperhatikan, serta menganggu kemampuan
belajar dan berpikir. Dan dalam jangka panjang menimbulkan bahaya
depresi serta kerusakan struktur saraf otak.
C. Risiko kanker
Banyak penelitian menyebutkan bahwa penggunaan berlebihan
akan gadget, khususnya telepon genggam, dapat menyebabkan
kanker. Penggunaan lebih dari 10 tahun secara konsisten lebih dari 20
menit per hari dapat meningkatkan risiko terkena kanker otak, yakni
glioma (kanker sel glial, yakni sel yang menyokong sistem saraf
pusat) dan acoustic neuroma (tumor jinak pada sel yang berhubungan
dengan pendengaran di otak).
Setiap orang tua tentu ingin anaknya bahaagia dan senang. Apa
lagi masalah gadget anak yang disukainya. Menjauhkan anak dari gadget
(smartphone, tablet, handphone, pad dan laptop) pada saat sekarang ini,
sungguh hal yang agak mustahil dan susah. Persoalannya adalah orangtua
tidak bisa lepas dari gadget ini. Kerja berhubungan dengan gadget,
menghubungi sanak-saudara dengan gadget, menyelesaikan banyak urusan
dengn gadget. Pada sisi lain, anak-anak tentu saja ada didekat mereka.
Sehingga, menjauhkan anak-anak dari gadget adalah pekerjaan yang butuh
energi dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Namun, setidaknya sebagai
bentuk perlindungan, kehati-hatian dan masa dean pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak wajib dilakukan.
2. Hambatan perkembangan
4. Gangguan tidur
5. Penyakit mental
Sejumlah studi menyimpulkan, penggunaan gadget yang
berlebihan merupakan faktor penyebab meningkatnya laju depresi,
kecemasan, defisit perhatian, autisme, gangguan bipolar, dan
gangguan perilaku pada anak.
6. Agresif
Anak-anak yang terpapar tayangan kekerasan di gadget
mereka berisiko untuk menjadi agresif. Apalagi, saat ini banyak
video game ataupun tayangan yang berisi pembunuhan,
pemerkosaan, penganiayaan, dan kekerasan-kekerasan lainnya.
7. Pikun digital
Konten media dengan kecepatan tinggi berpegaruh dalam
meningkatkan risiko defisit perhatian sekaligus penurunan daya
konsentrasi dan ingatan. Pasalnya, bagian otak yang berperab
dalam melakukan hal itu cenderung menyusut.
8. Adiksi
Karena kurangnya perhatian orang tua (yang dialihkan pula
oleh gadget), anak-anak cenderung lebih dekat dengan gadget
mereka. Padahal, hal itu memicu adiksi sehingga mereka seakan
tak bisa hidup tanpa gadget mereka.
9. Radiasi
WHO mengategorikan ponsel dalam risiko 28 karena
radiasi yang dikeluarkannya. Apalagi, anak-anak lebih sensitif
terhadap radiasi karena otak dan sistem imun masih berkembang
sehingga risiko mengalami masalah dari radiasi gadget lebih besar
dari orang dewas.
10. Tidak berkelanjutan
Sebuah penelitian membuktikan, edukasi yang berasal dari
gadget tidak akan lama bertahan dalam ingatan anak-anak. Dengan
demikian, pendekatan pendidikan melalui gadget tidak akan
berkelanjutan bagi mereka.
1. Dampak Positif
a) Mempermudah komunikasi.
b) Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.
c) Memperluas jaringan persahabatan.
2. Dampak Negatif Gadget
Walau memberi begitu banyak keuntungan bagi pemakainya, jika
tidak bijak dalam penggunakannya, gadget bisa memberi kerugian.
Diantaranya adalah ;
a) Mengganggu Perkembangan Anak
Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone
(HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa
dalam menerima pelajaran di sekolah? Tidak jarang mereka
disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman
mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada
yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan.
Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya.
Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan
akan menjadi budak teknologi.
Salah satu tanggung jawab anak adalah belajar dan sekolah,
tapi jika anak terlalu bebas menggunakan telepon genggamnya
maka ia cenderung mengabaikan kewajibannya ini. Kondisi ini tak
urung bisa membuat prestasi anak jadi menurun. Untuk itu
beberapa ahli tidak menyarankan orangtua memberikan gadget
canggih sebagai hadiah atas prestasi anak.
b) Bahaya kesehatan terutama anak usia di bawah 12 tahun
Anak bukanlah orang dewasa yang bertubuh kecil, jadi
seharusnya memang tidak menggunakan handphone sebelum usia
12 tahun. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh anak masih
berkembang dan ia lebih sensitif terhadap hal-hal seperti ultraviolet
atau radiasi dari telepon genggam.
Studi yang dilakukan peneliti Imperial College London
mendapatkan anak berusia di bawah 12 tahun yang dibekali
telepon genggam oleh orangtuanya paling rentan terhadap semua
dampak negatif dari penggunaan handphone tersebut.
c) Rawan terhadap tindak kejahatan
Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada
penjahat.
d) Perubahan Perilaku
Salah satu kebutuhan anak dalam memenuhi proses
perkembangan dan pertumbuhannya adalah bermain dan sosialisasi
dengan anak lain. Tapi anak yang sudah kecanduan telepon
genggam cenderung lebih senang bermain dengan gadgetnya
dibanding dengan anak-anak lain.
Bermain gadget dalam durasi yang panjang dan dilakukan
setiap hari secara kontinyu, bisa membuat anak berkembang ke
arah pribadi yang antisosial. Ini terjadi karena anak-anak ini tidak
diperkenalkan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Ambil
contoh dua orang anak usia 5 tahun yang sama-sama tengah
menunggu penerbangan bersama orangtua mereka. Salah seorang
anak memegang tablet terbaru, sementara yang satunya
menghabiskan waktu menunggu jadwal terbang dengan berkeliling
di ruang tunggu, berkomunikasi dengan orang baru di sebelahnya,
dan mengamati sekitarnya. Dari sini bisa kita lihat, anak yang tidak
memegang tablet akan mendapat lebih banyak pembelajaran secara
konkret.
e) Pemborosan
Kondisi ini dialami oleh remaja belia berusia 12 tahun,
Oscar Rushen yang sedang tergila-gila menelepon pacarnya hingga
membuat tagihan telepon ayahnya membengkak sampai Rp 25
juta. Hal ini tentu saja membuat sang ayah kewalahan membayar
tagihan telepon sendiri, dan sang anak pun dilarang menggunakan
handphone.
Jika memang orangtua ingin memberikan handphone untuk
anaknya agar mudah dipantau atau dihubungi, sebaiknya berikan
limit tertentu untuk pulsanya seperti prabayar sehingga bisa diatur
penggunaan pulsanya.
BAB III
A. KASUS
B. PENGKAJIAN
Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga :Tn A
2. Umur : 40 th
3. Alamat : Dusun pundung, nogotirto,
gamping, sleman, DIY
4. Pekerjaan KK : petani
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi Anggota Keluarga :
1 Tn A L KK 40 th SD Petani
3 An A P anak 13 th SD -
4 An B L anak 11 th TK -
7. Tipe keluarga:
Keluarga kecil (nuclear family). Keluarga Tn. Atinggal bersama
istrinya Ny Pdan 2 anaknya.
8. Suku bangsa:
Jawa.
9. Agama:
Islam. Awalnya keluarga Tn A rajin sholat 5 waktu berjamaah
tetapi akhir-akhir ini salah satu anaknya yang bernama An. B
kegiatan keagamaanya seperti sholat dan mengaji menurun.
10. Status sosial ekonomi keluarga:
Tn A bekerja sebegai petani selama 15 tahun. Pengasilan yang
didapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dan
keluarga Tn. A juga memiliki tabungan.
11. Rekreasi keluarga:
Keluarga tidak memiliki waktu khusus untuk rekreasi bersama.
Hanya jika di waktu luang kegiatan yang sering dilakukan adalah
menonton televisi dan mendengarkan music bersama.
12. Pola kebiasaan sehari-hari:
a. Pola makan: Tn. A mengatakan pola makan teratur dengan
jumlah makan 3x sehari. Menu makanan sehari-hari yaitu
nasi, tahu, tempe, sayur ayam, ikan dan kadang diselingi
dengan buah-buahan setiap hari secara bervariasi.
b. Pola minum:Tn. A mengatakan kebiasaan di tiap pagi hari
minum teh manis hangat dan untuk ketiga anaknya minum
susu. Selain itu keluarga juga sering minum jus buah ketika
panen buah di kebun miliknya.
c. Pola istirahat dan tidur: Tn. A mengatakan keluarghanya
biasa tidur pukul 21.00-04.30. Tetapi anaknya yg bernama
An. B semenjak dibelikan gadget tidurnya selalu larut
malam sehingga menyebabkan bangun tidurnya telat sekitar
jam 06.30. Ketika Tn. Atidak dapat tidur, biasanya sholat
malam dan membaca al-qur’an.
d. Pola eliminasi : Tn. A mengatakan kebiasaan BAB
sebanyak 1x sehari dan jarang mengalami gangguan BAB.
BAK kurang lebih 4-5x sehari. Keluarga tidak
mengeluhkan adanya gangguan pada pola BAB dan BAK.
e. Personal Hygiene: Tn. A mengatakan kebiasaan mandi 2x
sehari menggunakan sabun, keramas seminggu 3x sehari
menggunakan shampoo, gosok gigi 2x sehari dipagi hari
dan sore hari. Kebiasaan menggunting kuku dilakukan saat
kukunya panjang.
f. Pola aktivitas: Tn. A sehari-hari pergi kesawah dan kebun
bersama istrinya, anak-anak jarang melakukan olahraga. Ny
Psering mengikuti kegiatan yang ada didesa seperti PKK,
pengajian, senam. Tn. Ajuga mengikuti aktivitas di desanya
seperti kerja bakti, pengajian dan kumpulan. Kegiatan
keluarga dirumah biasanya menonton tv, tidur malam. An.
B sering tidak mau diajak tidur siang.
Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tugas perkembangan keluarga dengan anak dimana Tn. A sebagai
kepala keluarga adalah dimana kedua anaknya masih perlu
dipantau orang tuanya disaat ayah dan ibunya bekerja anak mandiri
tentang aktivitasnya.
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Semenjak An. B sering mengurung diri di kamar akibat
memainkan gadget Tn. A merasa kesepian, dengan kondisi anak
tersebut Tn. A dan Ny P bekerja lebih giat guna menghidupi
kebutuhan hidup keluarganya.
- Riwayat keluarga inti:
Tn. Adan Ny P tinggal di dusun tersebut semenjak kecil. Mereka
selalu mengikuti budaya yang ada disana.
- Riwayat keluarga sebelumnya:
Tn. Adan Ny P asli penduduk dari dusun Pundung dan tidak
keluarga yang menderita penyakit keturunan atau menular.
Lingkungan
a) Karakteristik rumah:
Rumah terletak didalam perkampungan, milik sendiri, permanen,
luas kurang lebih 9x7m terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
dapur, 1 kamar mandi, dipisahkan dengan sekat tang permanen.
Memiliki jendela dan ventilasi yang cukup, ruangan terlihat bersih,
sumber air berasal dari sumur, jarak sapi teng denganm sumur
kurang lebih 9 meter dan tidak terdapat jentik nyamuk di dalam
bak mandi. Penerangan rumah dari listrik, memasak menggunakan
kompor gas, lantai menggunakan semen, wc menggunakan leher
angsa, tempat pembuangan sampai di tempat sementara samping
rumah. Halaman rumah tidak begitu luas dan tidak terdapat
tanaman.
Denah rumah:
Dapur KM
Kamar Kamar
1 2
Ruang tamu
Keluarga Tn. A memiliki Istri bernama Ny.P dan seorang anak perempuan
bernama An A 13 tahun. Tn. A sering berinteraksi dengan masyarakat
sekitar seperti kerja bakti, kumpulan sedangkan Ibu P juga bekerja di kantor
akan tetapi sering berinteraksi dengan masyarakat seperti pada pengajian,
senam dan PKK sedangkan anak A berinteraksi dengan teman disekolahnya
dan teman main disekitar rumahnya, dan anak B hanya berinteraksi di
sekolah saja.
e)Sistem pendukung keluarga: keluarga Tn. A terdiri dari 4 orang yaitu suami
isteri dan 2 orang anak
Struktur Keluarga
- Pola komunikasi keluarga : kurang, interaksi antar anggota keluarga
kurang baik dan tidak intens dikarenakan suami terlalu lelah setelah
dari sawah.
- Struktur kekuatan keluarga: -
- Struktur peran : peran formal
Tn. A: menjadi kepala keluarga dan suami
Ny.P : memegang peran sebagai ibu rumah tangga
Fungsi Keluarga
- Fungsi afektif : tidak cukup rukun dan kasih sayang dalam keluarga
kurang
- Fungsi sosialisasi : cukup
- Fungsi reproduksi (biologi) : jumlah anak 2
- Fungsi ekonomi : berkecukupan
- Fungsi perawatan keluarga : -
Stress dan koping keluarga
- Stressor jangka pendek : ketidakmampuan pada orangtua dalam
mendidik anaknya dengan baik.
- Stressor jangka panjang : Tn. Ajarang berkomunikasi dengan Ny.P dan
anak B
- Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :
Keluarga kurang tanggap terhadap masalah yang dihadapi karena
keterbatasan akan pengetahuan mengenai masalah yang dialami
- Strategi koping yang digunakan :
Ny.P menghabiskan waktunya dengan rajin terlibat dengan kegiatan
pengajian rutin. Ikut aktif dalam senam rutin yang dilaksanakan setiap
hari kamis minggu sekali
- Strategi adaptasi disfungsional :
Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional. Ny.P kalau
banyak pikirin lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan dengan
berdoa, sholat dan dzikir.
Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan
Umum
Kesadaran Composmentis
N : 82 x/menit
S : 36,5 oC
RR : 24x/menit
3. Pemeriksaan Kulit
1. Pemeriksaan
Kepala
TOTAL 3 2/3
TOTAL 3 1/3
TOTAL 4
1. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x PENDIDIKAN ORANG TUA : KELUARGA YANG
pengetahuan pertemuan diharapkan keluarga mampu mengenal MEMBESARKAN ANAK
keluarga masalah defisiensi Pengetahuan dengan kriteria hasil 1. Pahami hubungan antara perilaku orangtua dan tujuan yang
Tn.A. : sesuai dengan usia anak
PENGETAHUAN: PENGASUHAN 2. Rancang program pendidikan yang didasarkan pada
kekuatan keluarga
1. Perilaku anak yang normal
3. Identifikasi faktor-faktor personal yang berdampak pada
2. Kebutuhan psikologis
keberhasilan program pendidikan (misalnya, nilai-nilai
3. Kebutuhan untuk bersosialisasi
budaya, pengalaman negatif dengan penyedia layanan sosial,
4. Kebutuhan spiritual
hambatan bahasa, komitmen waktu, masalah penjadwalan,
5. Kebutuhan bimbingan moral
perjalanan, dan kurangnya minat )
6. Strategi komunikasi yang efektif
4. Identifikasi tugas perkembangan atau tujuan yang sesuai
7. Strategi untuk mengelola faktor risiko
untuk anak
lingkungan yang bisa dikendalikan.
5. Fasilitasi diskusi orangtua terkait metode disiplin yang ada,
seleksi, dan hasil yang diperoleh
6. Ajarkan orangtua mengenai fisiologi,emosional dan
karakteristik perilaku normal anak.
7. Berikan sumber informasi online, buku, dan literatur yang
dirancang untuk mengajarkan orangtua mengenai
pengasuhan anak.
8. Berikan orangtua bahan bacaan dan materi lainnya yang
akan membantu dalam melakukan dalam peran pengasuhan.
9. Diskusikan cara yang dapat digunakan orangtua untuk
membantu anak-anak dalam mengelola kemarahan.
10. Diskusikan pendekatan orangtua yang dapat digunakan
dalam membantu anak-anak untuk mengungkapkan perasaan
positif.
11. Informasikan orangtua mengenai sumber daya yang ada
dimasyarakat
12. Identifikasi dan mengajarkan orangtua mengenai cara
menggunakan berbagai strategi dalam mengelola perilaku
anak.
13. Motivasi orangtua untuk mencoba strategi berbeda dalam
mengasuh anak
14. Gunakan tekhnik bermain peran akan tekhnik pengasuhan
dan keterampilan komunikasi.
1 Senin , 21Juni Defisiensi PENDIDIKAN ORANG TUA : KELUARGA S : Keluarga mengatakan sudah paham dan
2021 pengetahuan YANG MEMBESARKAN ANAK (5566) mengetahui menyikapi kasus ini lagi
keluarga Tn.A 1. Memahami hubungan antara perilaku
O : Keluarga tampak sudah mulai
orangtua dan tujuan yang sesuai dengan usia
membatasi sang anak dengan cara yang
anak
baik dan sudah memberikan informasi
2. Merancang program pendidikan yang
kepada anak
didasarkan pada kekuatan keluarga
3. Mengidentifikasi faktor-faktor personal yang A : Tujuan teratasi sebagian
berdampak pada keberhasilan program
P : Lanjutkan intervensi
pendidikan (misalnya, nilai-nilai budaya,
pengalaman negatif dengan penyedia layanan Memberikan sumber informasi
sosial, hambatan bahasa, komitmen waktu, online, buku, dan literatur yang
masalah penjadwalan, perjalanan, dan dirancang untuk mengajarkan orangtua
kurangnya minat ) mengenai pengasuhan anak
4. Mengidentifikasi tugas perkembangan atau Menggunakan tekhnik bermain peran
tujuan yang sesuai untuk anak akan teknik pengasuhan dan
5. Menfasilitasi diskusi orangtua terkait metode ketrampilan komunikasi
disiplin yang ada, seleksi, dan hasil yang
I : Melakukan tindakan sesuai intervensi
diperoleh.
E : Masalah teratasi sebagian
R:-
6. Mengajarkan orangtua mengenai
fisiologi,emosional dan karakteristik perilaku
normal anak.
7. Memberikan sumber informasi online, buku,
dan literatur yang dirancang untuk
mengajarkan orangtua mengenai pengasuhan
anak.
8. Memberikan orangtua bahan bacaan dan
materi lainnya yang akan membantu dalam
melakukan dalam peran pengasuhan.
9. Mendiskusikan cara yang dapat digunakan
orangtua untuk membantu anak-anak dalam
mengelola kemarahan.
10. Mendiskusikan pendekatan orangtua yang
dapat digunakan dalam membantu anak-anak
untuk mengungkapkan perasaan positif.
11. Menginformasikan orangtua mengenai sumber
daya yang ada dimasyarakat
12. Mengidentifikasi dan mengajarkan orangtua
mengenai cara menggunakan berbagai
strategi dalam mengelola perilaku anak.
13. Memotivasi orangtua untuk mencoba strategi
berbeda dalam mengasuh anak
14. Menggunakan tekhnik bermain peran akan
tekhnik pengasuhan dan keterampilan
komunikasi.
2 Selasa, 22 Hambatan MODIFIKASI PERILAKU: KETERAMPILAN- S : Klien mengatakan dirinya sudah mulai
Juni 2021 interaksi sosial KETERAMPILAN SOSIAL (4362) sering berinteraksi dengan keluarga dan
An.B. 1. Membantu pasien untuk mengidentifikasi temannya
masalah dari kurangnya keterampilan sosial
O : Klien tampak sudah mulai bisa menjauh
2. Membantu pasiern untuk mengidentifikasi
dari gadget, dan mulai terlihat bisa
kemungkinan tindakan dan konsekuensi dari
berinteraksi dengan perawat
hubungan interpersonal/sosialnya.
3. Membantu pasien untuk mengidentifikasi A : Tujuan tercapai sebagian
langkah-langkah dalam berperilaku dalam
P : Lanjutkan intervensi
rangka mencapai kemampuan keterampilan
sosial - anjurkan klien untuk berinteraksi
4. Membantu pasien bermain peran dalam setiap dengan teman
langkah dalam berperilaku - anjurkan klien berinteraksi dengan
5. Menyediakan umpan balik (penghargaan atau tetangga
reward) bagi pasien jika pasien mampu - anjurkan klien berinteraksi dengan
menunjukkan kemampuan keterampilan sosial keluarga
yang ditargetkan
I : Melakukan tindakan sesuai intervensi
6. Mendidik SO pasien (keluarga,group, dan
pimpinan) dengan cara yang tepat mengenai E : Masalah teratasi sebagian
tujuan dan proses training keterampilan sosial
R:-
7. Melibatkan SO dalam sesi kegiatan latihan
keterampilan sosial (bermain peran) dengan
pasien, dengan cara yang tepat
8. Menyediakan umpan balik bagi pasien dan SO
mengenai ketepatan dari respon sosial dalam
situasi latihan
9. Mendukung pasien/SO untuk mengevaluasi
hasil dari interaksi sosial, memberikan reward
pada diri sendiri terhadap hasil yang positif,
dan penyelesaian masalah yang hasilnya
masih kurang dari yang diharapkan.
3 Rabu, 23 Juni Hambatan PENINGKATAN RITUAL KEAGAMAAN S : Anak mengatakan sudah mulai ingin
2021 religiositas 1. Mendukung rencana acara ritual dan merubah kebiasaan dengan
An.B. partisipasi, dengan cara yang tepat menjalankan shalat tepat waktu.
2. Mendukung kehadiran dalam acara ritual,
O : Klien tampak mulai bisa mengurangi
dengan cara yang tepat
penggunaan gadget dan mulai bisa
3. Mengeksplorasi alternatif untuk beribadah menjalankan ibadah sebagaimana
4. Mendorong diskusi mengenai minat terhadap mestinya
keagamaan
A : Tujuan teratasi sebagian
5. Mendengarkan dan kembangkan perasaan
mengenai waktu untuk beribadah atau P = Lanjutkan intervensi
melakukan ritual.
- Mendukung rencana acara ritual dan
partisipasi, dengan cara yang tepat
- Mendorong diskusi mengenai minat
terhadap keagamaan
- Mendengarkan dan kembangkan
perasaan mengenai waktu untuk
beribadah atau melakukan ritual
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Gadget adalah suatu piranti atau alat yang memiliki tujuan dan fungsi yang praktis
dan spesifik yang berguna dan umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru dan
merupakan sesuatu yang tidak biasa dan selalu didesain lebih pintar dari teknologi yang
ada. Contohnya adalah komputer, handphone, tablet, game console, dan lain-lain.
Gadget yang sangat banyak digunakan saat ini ialah smartphone dan tablet.
Ukurannya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana, dan juga sangat praktis,
membuat gadget jenis ini sangat diminati oleh penggunanya.
Banyak dampak positif yang didapat dari penggunaan gadget, seperti menjadikan
komunikasi menjadi lebih mudah dan praktis dari segi komunikasi, menambah banyak
teman dari segi sosial, dan juga menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dari segi
pendidikan.
Gadget juga memberikan dampak negatif seperti pada dapat menyebabkan
mengganggu perkembangan anak, bahaya kesehatan terutama anak usia di bawah 12
tahun, rawan terhadap tindak kejahatan, perubahan perilaku, pemborosan.
B. Saran
Gadget merupakan suatu alat yang sangat membantu kehidupan kita sebagai
manusia. Gadget memiliki banyak sekali manfaatnya. Kita sebagai manusia yang beradab
dan berpendidikan, harus bisa memanfaatkan gadget dengan sebaik-baiknya.
Gadget hanyalah suatu alat yang memudahkan kita dalam melakukan sesuatu,
bukanlah sebuah alat yang harus kita junjung tinggi. Kita harus bisa memilah-milah mana
kebutuhan yang paling penting bagi kita. Kita juga harus menilai suatu hal berdasarkan
fungsionalisme nya bukan berdasarkan trend atau gengsinya. Kita harus tetap waspada
pada perkembangan gadget, nikmatilah perkembangannya, jangan menerapkan paham
konsumerisme dan pilah-pilihlah mana jenis gadget yang benar-benar kita butuhkan, dan
tetaplah menjaga komunikasi secara langsung dengan sesama manusia. Ini hidup kita,
kitalah yang harus menjaganya, tempatkanlah sesuatu pada tempatnya.
Semua tergantung pada kita sebagai manusia bagaimana menyikapi perkembangan
gadget yang ada. Sehingga dampak positif dari gadget tersebut akan lebih menonjol
daripada dampak negatifnya.