OLEH :
1. Henna
2.
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,
dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang
dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di
rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan
dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Wong, 2009).
Anak prasekolah (3-6 tahun) menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu
mengalami peningkatan dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi
maupun kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan motoriknya, anak
sudah menguasai semua jenis gerakan tangan seperti memegang bola,
menyusun balok 9-10 balok, dll. Tingkat frustasi anak cenderung menurun,
hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi
kemampuan dalam mengalami kesulitan yang dialaminya secara lebih aktif.
Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut lebih
banyak kemandirian. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh
karena itu seringkali mainannya dibongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk
itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak
memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan (Kalpan,
2000).
Anak usia prasekolah yang dirawat di Ruang Aster sebanyak ….. orang
anak. Anak anak tersebut terlihat jenuh dan bosan. Beberapa diantaranya
rewel apabila bertemu dengan orang baru dan petugas kesehatan. Selama
dirumah sakit anak-anak belum pernah dilakukan terapi bermain. Dapat
disimpulkan bahwa anak mengalami kecemasan akibat hospitalisasi sehingga
terapi bermain tersebut perlu untuk dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain cara menyusun balok selama 25
menit agar dapat mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai
tahap perkembangan walaupun dalam kondisi sakit. Anak diharapkan bisa
mengekspresikan perasaannya dan menurunkan kecemasannya, merasa
tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap
perawat ataupun petugas kesehatan lainnya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain cara menyusun balok selama 25 menit
anak mampu:
a. Mendemonstrasikan cara menyusun balok
b. Menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa, tersenyum dan
saling bercanda
c. Menunjukkan sikap kooperatif, kreatif dan mampu bersosialisasi.
d. Menunjukan sikap merasa tenang dan nyaman
D. Materi
1. Pengertian Terapi Bermain
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong dalam Lianasari dkk,
2011). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan untuk memperoleh kesenangan.
b. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
1. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2. Memperkenalkan sumber suara.
3. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4. Melatih imajinasinya.
5. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
1. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal:
cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember,
waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku
bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
c. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
1. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3. Melatih motorik halus dan kasar.
4. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,
mengenal dan membedakan warna).
5. Melatih kerjasama mata dan tangan.
6. Melatih daya imajinansi.
7. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Alat-alat untuk menggambar.
2. Lilin yang dapat dibentuk
3. Pasel (puzzel) sederhana.
4. Manik-manik ukuran besar.
5. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
6. Bola.
d. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
1. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
4. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain
pura-pura (sandiwara).
5. Membedakan benda dengan permukaan.
6. Menumbuhkan sportivitas.
7. Mengembangkan kepercayaan diri.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat,
lari, dll).
10. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik
halus dan kasar.
11. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan
orang diluar rumahnya.
12. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
13. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah
anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat,
gunting, air, dll.
2. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
e. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Alat olah raga.
2. Alat masak
3. Alat menghitung
4. Sepeda roda tiga
5. Benda berbagai macam ukuran.
6. Boneka tangan.
7. Mobil.
8. Kapal terbang.
9. Kapal laut dsb
f. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
1. Pada anak laki-laki : mekanik.
2. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
h. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
8. Cara Bermain
a. Memperkenalkan apa itu balok
b. Memperkenalkan berbagai macam warna pada setiap balok
c. Menghitung jumlah balok yang akan disusun
d. Menyusun balok sesuai dengan kreasi anak tersebut
E. Kegiatan
1. Pengorganisasian
a. Pemimpin bermain : Rizki Indriana Dewi
Pemimpin bermain bertugas untuk memimpin jalannya acara terapi
bermain dari awal hingga berakhirnya terapi. Pemimpin bermain juga
harus membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
b. Fasilitator : Senna Mawaddatul Fithri
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat
kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
c. Observer : Liya Sintiawati
Observer bertugas mengawasi dan menilai kemampuan masing-masing
anak selama dilakukan terapi bermain.
d. Notulen : Ayu Febriani
Notulen bertugas mencatat setiap pertanyaan dan evaluasi selama
kegiatan berlangsung
F. Rencana Pelaksaanaan
No Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan/ Pembukaan : 5 menit
a. Memberi salam
b. Perkenalan
c. Jelaskan tujuan dan stategi bermain
d. Apersepsi
G. Evaluasi
1. Yang dilakukan oleh Pemimpin Bermain:
Eksplorasi perasaan anak setelah mengikuti terapi bermain
2. Yang dilakukan oleh Observer:
a. Masalah yang muncul selama bermain
b. Partisipasi anak
c. Kemampuan anak dalam melaksanakan permainan
d. Ketepatan waktu
3. Yang dilakukan Fasilitator
Hambatan saat pelaksanaan saat proses terapi bermain
DAFTAR PUSTAKA