Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN

KEGAWATDARURAT
AN
HIPERLEUKOSITOSI
S
Hiperleukositosis
Hiperleukositosis
Definisi
∆ Hiperleukositosis adalah peningkatan
jumlah sel leukosit darah tepi melebihi
100.000/ul, terjadi akibat gangguan
pengaturan pelepasan sel leukosit dari
sumsum tulang sehingga leukosit yang
beredar dalam sirkulasi berlebihan
(Imatur).
(Taylor, 2002).
Epidemiologi
∆ Insiden hiperleukositosis berkisar antara 5
sampai 13 % pada AML, dan 10 sampai 30%
pada ALL.
∆ Hiperleukositosis sering dikaitkan dengan AML
(M4 dan M5), juga dengan ALL menunjukkan t
(4; 11) dan t (9; 22).
∆ Juga disepakati bahwa gejala hiperleukositosis
lebih banyak pada AML dibandingkan pada
ALL.
∆ Hiperleukositosis simptomatik jarang terjadi
pada ALL dan biasanya terjadi dengan jumlah
leukosit yang jauh lebih tinggi daripada pasien
dengan AML.
Patofisiologi
∆ Hiperleukositosis dapat menyebabkan viskositas
darah meningkat, terjadi agregasi serta trombus
sel blas pada mikrosirkulasi.
∆ Selain itu akibat ukuran sel blas yang lebih besar
dibanding sel leukosit matur, serta tidak mudah
berubah bentuk menyebabkan sel blas akan
mudah terperangkap dan kemudian
menimbulkan oklusi pada mikrosirkulasi.
∆ Leukostasis akan menyebabkan perfusi yang
buruk dan terjadi hipoksia, metabolisme
anaerob, asidosis laktat, akhirnya akan
menimbulkan kerusakan dinding pembuluh
darah dan perdarahan
(Niemeyer & Sallan, 1993).
Manajemen Terapi
∆ Suportive Therapy
o Hyper-hydration :
Hidrasi cairan bebas kalium dan kalsium, 2-4 kali
dari kebutuhan maintenace normal. Pemberian cairan
maintenance pada pasien yang mendapatkan tranfusi
harus disesuaikan. Tidak ada peran penggunaan rutin
diuretik pada hiperleukositosis, karena tujuannya
adalah hemodilusi dan pengurangan viskositas.
Namun diuretik diindikasikan jika ada indikasi
kelebihan cairan (Jean, Bansal & Marwaha 2017).
o Prevention of Tumor Lysis Syndrom (TLS)
⁻ Pasien dengan hiperukositosis berisiko tinggi
mengalami sindrom lisis tumor.
⁻ Pemberian Allopurinol dengan dosis 10
mg/kgBB/hari ditujukan untuk menurunkan
konsentrasi asam urat plasma.
⁻ Oksidase urat rekombinan (rasburicase)
adalah obat alternatif untuk mencegah TLS.
⁻ Allopurinol sebagai analog hipoxantin, bekerja
dengan cara mengurangi konsentrasi asam urat
dengan menginhibisi xantin oksidase, sehingga
konversi dari hipoxantin dan xantin menjadi
asam urat tidak terjadi.
(Wetzstein, 2001).
Tumor Lysis Syndrome
⁻ Beberapa kasus lebih dianjurkan
penggunaan urat oksidase rekombinan untuk
mengobati hiperurisemia yang berat pada
kasus leukemia akut di Amerika dibanding
bentuk non-rekombinan yang dapat
menyebabkan gejala hipersensitivitas (Pui
2001).
⁻ Namun, dalam penelitian lain kejadian
gangguan metabolik pada pasien leukemia
menurun setelah pemberian urat oksidase
bentuk non-rekombinan dan kejadian
anafilaksis yang ditemukan sangat rendah
(Patte, Sakiroglu & Sommelet, 2001).
⁻ Alkalinisasi urin dilakukan dengan
memberikan sodium bikarbonat, dengan
tujuan untuk mempertahankan pH urin
antara 7,0-7,5. Dengan kenaikkan pH urin
tersebut menyebabkan asam urat terionisasi
sehingga mencegah pembentukan kristal
asam urat.
o Transfusion of Blood Products

⁻ Trombosit harus diberikan pada jika ≤


20.000 / mm3, untuk mencegah terjadinya
pendarahan.
⁻ Transfusi trombosit tidak meningkatkan
viskositas darah secara signifikan.
⁻ Transfusi sel darah tidak diindikasikan bila
hemodinamik masih stabil, karena akan
meningkatkan kekentalan darah.
(Fischer & Rheingold, 2011)
∆ Leukocytoreduction
⁻ Leukositoreduksi dapat dicapai dengan
kemoterapi induksi, hydroxyurea, dan
leukapheresis.
⁻ Kemoterapi Induksi tetap menjadi terapi
utama hiperleukositosis akut dan leukostasis
⁻ Hidroksiurea diberikan dengan dosis 50-100
mg / kg / hari dibagi dalam 3-4 dosis
mengurangi jumlah sel darah putih
sebanyak 50-60% dalam 24-48 jam
⁻ Leukapheresis dapat menurunkan leukosit
sebesar 20-50%.

Anda mungkin juga menyukai