(SAP)
REMINISCENCE THERAPY
Oleh Kelompok 1:
Nama NIM
NURHADI I4B018058
1
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
A. Tujuan TAK
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan peserta mampu meningkatkan rasa harga
dirinya.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan peserta mampu
a. Mengingat kenangan positif masa lalunya
b. Mengungkapkan kenangan positif masa lalunya
B. Kegiatan
2
positif
Penutup 15.55 - 1. Tanya jawab - Mengajukan pertanyaan - Tanya Jawab
16.00 2. Menyimpulkan hasil mengenai materi yang
TAK. kurang dipahami.
3. Memberikan salam - Menjawab pertanyaan
penutup yang diajukan.
4. Menanyakan hal-hal yang
kurang jelas
5. Membalas salam
C. Media
1. Media
Multimedia (laptop, sound system)
2. Referensi
Li-Fen Wu, (2011). Group integrative reminiscence therapy on self-esteem, life
satisfaction and depressive symptoms in institutionalised older veterans.
Journal of Clinical Nursing; 20: 15-16, pp: 2195-2203.
3. Setting Tempat
Keterangan:
Klien/Lansia
Fasilitator
Leader
Observer
3
D. Pengorganisasian (Pembagian tugas dan uraian tugas : Leader, Co Leader,
Fasilitator, Observer
1. Leader
a) Bertugas memimpin jalannya terapi
b) Bertugas memerikan bola yang akan diputar
2. Co Leader
a) Membantu Leader
b) Mengingatkan Leader jika melewati waktu yang telah disepakati
3. Fasilitator
a) Bertugas membantu jalannya TAK
b) Memfasilitasi lansia khususnya yang mengalami penurunan pendengaran maupun
penglihatan agar dapat memahami proses TAK
4. Observer
a) Mengawasi jalannya proses TAK
b) Menyimpulkan hasil TAK setelah TAK berakhir
E. Evaluasi
1. Struktur
a. Kehadiran 80%
b. Persiapan alat dan media TAK
2. Proses
a. Pemateri dan peserta mampu menjalankan fungsi dan perannya dengan baik
b. Peserta antusias dalam mendengarkan penyuluhan dengan kriteria: tidak berbicara
sendiri, menyimak penyaji dalam menyampaikan materi
c. Peserta mampu mengingat dan mengungkapkan pengalaman positif yang pernah
dialaminya.
3. Hasil
a. TAK dilakukan 45 menit
b. Semua peserta (6 orang lansia) dapat menceritakan pengalamannya sesuai dengan
kemampuan Klien
c. Klien berjabat tangan setelah TAK selesai
4
Lampiran Materi
Reminiscence Therapy
Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan terapi reminiscence yang dilakukan ini mengacu kepada modul terapi yang
telah disusun dan dikembangkan oleh Misesa, Keliat dan Wardani (2013).
Terapi Reminiscence dilaksanakan sebanyak 12 sesi dengan waktu 45 – 60 menit dengan
jumlah peserta 6 – 12 orang. Sesi yang sama dapat diulang kembali bila tujuan sesi tersebut
belum tercapai. Adapun sesi-sesi dalam pelaksanaan terapi meliputi:
Sesi 1: Pendahuluan;
Sesi 2: Kenangan menyenangkan pada masa kanak-kanak dan dalam kehidupan keluarga;
Sesi 3: Kenangan menyenangkan pada masa sekolah;
Sesi 4: Kenangan menyenangkan dalam pekerjaan;
5
Sesi 5: Kenangan menyenangkan saat pertemuan dengan pasangan atau teman dekat;
Sesi 6: Kenangan menyenangkan saat pernikahan;
Sesi 7: Kenangan menyenangkan tentang rumah, kebun, hewan piaraan;
Sesi 8: Kenangan menyenangkan dalam mengasuh anak;
Sesi 9 : Kenangan menyenangkan terhadap makanan / minuman favorit, memasak;
Sesi 10: Kenangan menyenangkan saat kegiatan liburan/tempat-tempat menyenangkan;
Sesi 11: Kenangan menyenangkan saat hari raya / acara perayaan
Sesi 12 : Evaluasi
Pelaksanaan terapi baik generalis maupun spesialis jika dilihat dari sudut pandang
Peplau masuk dalam fase eksploitasi. Terapis membantu klien untuk mengenal dan mengerti
masalah harga diri rendah dan isolasi sosial yang dialaminya dan menentukan kebutuhannya
untuk bantuan. Pada fase ini Terapis berdiskusi dengan klien dalam memilih alternatif
terhadap permasalahan yang dialami klien. Saat interaksi dengan pasien maka Terapis harus
mengadaptasi untuk perubahan peran sesuai dengan kondisi yang dialamai oleh pasien
(Forchuck,1991;Peplau 1997).
Terapis berperan sebagai pendidik yang mengajarkan klien tentang apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri rendah dan Isolasi Sosial. Terapis mengajarkan
dan memberikan informasi kepada klien tentang cara mengatasi dan penyelesaian masalah
bila munculnya perasaan tidak berharga dan perasaan tidak diterima dalam lingkungannya.