Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Orang Dengan Gangguan Jiwa adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau
perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan
dalam menjalankan fungsi sebagai manusia (Undang-Undang RI Nomor 36, 2014).
Prevalensi orang gangguan jiwa meningkat. WHO (2015) sekitar 450 juta orang di dunia
menderita gangguan jiwa. Menurut National institute of mental health pada tahun 2030
gangguan jiwa akan meningkat menjadi jumlah 25% dari awalnya 13%, sehingga
prevalensi gangguan jiwa di berbagai negara akan mengalami peningkatan (Lestari &
Choiriyah, 2014). Di indonesia sendiri berdasarkan data RisKesDas (2013) menyatakan
bahwa prevalensi gangguan jiwa berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000
penduduk atau sekitar 400.000 orang.
Salah satu gangguan jiwa berat adalah perilaku kekerasan. Masyarakat merasa
ketakutan jika ada penderita perilaku kekerasan di lingkungan, karena mereka berpikir
penderita perilaku kekerasan suka mengamuk dan mencelakai orang lain (Mestdagh &
Hansen, 2013). Perilaku kekerasan beresiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan,
perilaku kekerasan dipandang sebagai tindakan yang bersifat destruktif (Dalami, et al.
2009). Perilaku kekerasan adalah salah satu respon terhadap stresor yang dihadapi oleh
seseorang yang ditunjukkan dengan perilaku kekerasan baik pada diri sendiri atau orang
lain dan lingkungan baik secara verbal maupun non verbal (Stuart, 2009). Perilaku
kekerasan dilakukan karena ketidakmampuan dalam melakukan koping terhadap stres,
ketidakpahaman terhadap situasi sosial, tidak mampu untuk mengidentifikasi stimulus
yang dihadapi, dan tidak mampu mengontrol dorongan untuk melakukan perilaku
kekerasan (Volavka & Citrome, 2011).
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas memiliki 4 Ruang khusus melakukan
perawatan dengan pasien gangguan jiwa. Ruang Bima merupakan salah satunya dan
ruangan ini merawat pasien gangguan jiwa dengan kelas II dan III. Berdasarkan data ....
paling banyak pasien datang dan di rawat di Ruang Bima adalah pasien dengan perilaku
kekerasan.
Terapi yang digunakan pada pasien gangguan jiwa meliputi terapi psikofarmaka,
terapi kejang listrik, terapi aktivitas kelompok, terapi kognitif, terapi lingkungan, terapi
keluarga dan perilaku (Yusuf et al, 2015). Salah satu terapi yang dapat dilakukan perawat
untuk mengontrol perilaku kekerasan adalah dengan diberikan terapi kognitif, terapi
keluarga, terapi perilaku : token (Susana, 2012).
Terapi token merupakan salah satu terapi dengan modifikasi perilaku,
menggunakan kepingan berbentuk koin yang dapat ditukarkan apabila pasien berperilaku
sesuai dengan yang diharapkan. Token merupakakan sistem perlakuan pemberian
penghargaan yang diwujudkan secara visual. Token merupakan usaha mengembangkan
perilaku, bisa dalam bentuk merubah, mengurangi, dan menambah sesuai dengan tujuan
yang diharapkan dengan menggunaan penghargaan. Setiap individu mendapat
penghargaan setelah menunjukan perilaku yang diharapkan atau perilaku target ( Nurany
et al, 2016).
Oleh karena itu kelompok tertarik untuk melakukan analisis jurnal yang berjudul
“Pengaruh Terapi Token Terhadap Kemampuan Mengontrol Perilaku Kekerasan Pada
Pasien Gangguan Jiwa”.
2. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menganalisis jurnal yang berjudul “Pengaruh Terapi Token
Terhadap Kemampuan Mengontrol Perilaku Kekerasan Pada Pasien Gangguan
Jiwa”.
b. Menambah wawasan pengetahuan kepada mahasiswa keperawatan dan perawat klinik
tentang manfaat terapi token pada pasien gangguan jiwa.
c. Menjadi bahan pertimbangan perawat RS untuk menerapkan terapi token pada pasien
ganguuan jiwa.

Daftar pustaka
Dalami. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Gangguan Jiwa
Terhadap Sikap Memberikan Pertolongan Kesehatan Jiwa di Desa Kualu Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar. Skripsi.
Lestari, & Choiriyyah. 2014. Kecenderungan Atau Sikap Keluarga Penderita Gangguan Jiwa
Terhadap Tindakan Pasung (Studi Kasus Di RSJ Amino Gondho Utomo Semarang).
Jurnal Keperawatan Jiwa
Mestdagh, A & Hansen, B. 2013. Stigma in patients with schizophrenia receiving community
mental health care. Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol
Nurany, N., Taftazani, Budi, M., P. N. M. 2016. Penerapan Token Economy Pada Siswa
Dengan Masalah Kenakalan Remaja. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, Vol 3, No 2
Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas). 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general /Hasil%20Riskesdas%202013
Susana, S. A. 2012. Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Stuart, G. W. 2009. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC.
The Word Health Repoth (WHO). 2015. Mental Health : New Understanding. New Hope.
Volavka, J & Citrome, L. 2011. Pathways to Aggression in Schizophrenia Affect Results of
Treatment. Oxford Journal.
Yusuf, A, Fitryasari, Rizki, P.K, Nihayati & Endang, H. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa,
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai