Disusun oleh :
Seno Aji Prabowo
NIM 20101440117078
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak secara tiba tiba menjadi tua tetapi berkembang dari bayi,
anak anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
Jumlah lansia pada tahun 2013 sebesar 8,1% dari total populasi
yang ada. Diperkirakan lansia akan terus meningkat pada tahun 2025 di
seluruh dunia hingga 1,2 miliar orang dan akan terus bertambah hingga 2
miliar orang di tahun 2050.3 Negara Indonesia saat ini mulai memasuki
peningkatan jumlah penduduk lansia dua kali lipat pada tahun 2019 yaitu
1
2
menjadi 4,31 juta jiwa (12,59%),5 jumlah lansia di Semarang saat ini
adalah 81.657 jiwa dari 1,555,984 jiwa penduduk Kota Semarang.6 Jumlah
berbagai masalah kesehatan pada lansia seperti mudah jatuh, mudah lelah,
seseorang. Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani
kekurangan tidur seperti tidak merasa segar saat bangun pagi, mengantuk
berlebihan di siang hari, area gelap disekitar mata, kepala terasa gelap,
3
kepala terasa berat, rasa letih yang berlebihan dan tidak mengalami
beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain, pengenal
farmakologis memiliki efek yang cepat, akan tetapi jika diberikan dalam
tindakan penanganan seperti teknik relaksasi, terapi musik, terapi pijat, dan
melibatkan faktor keyakinan agama, pada masa ini lansia cenderung lebih
kecemasan/ stress melalui pengendoran otot – otot dan syaraf yang terjadi
5
pada aspek fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap aktif
dan seluruh otot – otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang
dalam yang teratur dan dilakukan dengan benar, tubuh akan menjadi lebih
dan lansia akan merasa lebih rileks dan nyaman dalam tidurnya.31
dikenal sebagai minyak esensial dan senyawa aromatik lainnya yang dapat
diujung saluran bau. Bau-bauan diubah oleh silia menjadi impuls listrik
gelombang alfa didalam otak dan akan membantu kita untuk merasa rileks.
meningkatkan kewaspadaan dan terjaga akan diambil alih oleh bagian otak
yang lain yang disebut BSR (bulbar synchronizing region) yang fungsinya
orang (78%) dan kualitas tidur buruk 4 orang (22%) dimana sebelum
intervensi sebanyak 30% lansia memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil
B. Rumusan masalah
benson dan aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur pada lansia.
1. Masyarakat
3. Penulis
pasien lansia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
terdapat anggota meliputi ayah, ibu, dan anak / semua individu yang
bersama.20
2. Tujuan Keluarga
9
10
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
c. Fungsi reproduksi
masyarakat.
perawatan kesehatan.
e. Fungsi ekonomi
f. Fungsi pengontrol/pengatur
kesehatan.
berusia 30 bulan atau 2.5 tahun dan berakhir pada usia 5 tahun.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
berlangsung 6-7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika
anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
keluarga.
center families)
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
perkawinan.
menjaga kesehatan.
sakit
keluarga.
d. Fasilitator
e. Pendidikan kesehatan
perilaku sehat.
B. Lansia
1. Pengertian
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan
fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua
Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi
tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir.dimasa
bertahap.1
2. Batasan Lansia
yaitu:8
atau 19-25 tahun, usia dewaa penuh (middle years) atau maturitas. 25-
60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65tahun
atau 70 tahun dibagi lagi dengan 70-75 tahun (young old) 75-80 (old)
3. Tipe-tipe Lansia
b. Tipe mandiri
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
ekonominya.
a. Mudah jatuh
baik faktor intrinsik maupun dari dalam diri lanjut usia. Misalnya
kekuatan sendi
b. Mudah lelah
c. Gangguan kardiovaskuler
pernapasan.
e. Palpitasi
psikologis.
19
f. Edema kaki
bawah,penyakit ginjal
badan.
i. Gangguan eliminasi
cukup.
mengalami degenerasi.
k. Gangguan pendengaran
simetris.
l. Gangguan tidur
atau dari luar seperti lingkungan yang kurang tenang, dan faktor
tetapi karena sangat rutin maka kita sering melupakan proses itu
yakni sulit untuk masuk dalam proses tidur. Tidurnya tidak dalam
pagi hari.
m. Mudah gatal
lain lain.
diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, sosial,
a. Perubahan fisik
uterus. Terjadi atrofi pada payudara. Pada laki laki testis masih
angsur.
b. Perubahan kognitif
2) IQ (intelegen Quocient)
23
usia.
3) Kemampuan Belajar
4) Kemampuan Pemahaman
5) Pemecahan masalah
6) Pengambilan Keputusan
mengalami penundaan.
7) Kebijaksanaan
8) Kinerja
maupun kualitatif.
9) Motivasi
c. Perubahan spiritual
d. Perubahan psikososial
24
1) Pensiun
4) Perubahan minat
e. Perubahan minat
meningkat.
C. Kualitas Tidur
1. Pengertian
2. Fase Tidur
disebut Non Rapid Eye Movement Sleep (NREM) dan fase yang ke 5
1) Fase 1 NREM
bola mata.
2) Fase 2 NREM
delta atau slow wave sleep (SWS). Fase 3 NREM terjadi jika
b. Fase REM
mata yang cepat yang terekam oleh EOG, namun dapat ditentukan
3. Fisiologi Tidur
Stadium tidur diukur dengan polisomnografi terdiri atas tidur rapid eye
movement (REM) dan tidur non rapid eye movement (NREM). Tidur
bermimpi atau tidur paradoks karena EEG aktif selama fase ini.Tidur
27
a. Penyakit Fisik
klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa. Sebagai contoh,
serius.
c. Gaya Hidup
perubahan jadwal tidur. Jam internal tubuh diatur pukul 22, tetapi
d. Stress Emosional
e. Lingkungan
sulit tidur. Hal ini dapat menjadi masalah yang umum bagi anak
baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur (Hauri
5. Gangguan Tidur
31
a. Insomnia
seringnya terjaga.
kembali.
benar-benar mengantuk.
b. Parasomnia
tidur (mengigau)
c. Hipersomnia
metabolisme (hipertiroidisme)
d. Narkolepsi
imipramin hidroklorida.
f. Sleep Walking
33
g. Sleep Apnea
ketika seseorang tidur. Ada dua jenis yaitu senral dan obstruktif,
pagi hari. Sindrom ini biasanya berkembang pada usia anak atau
remaja.
i. Somnambulisme
34
j. Mendengkur
artistik.
pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap siklus sekitar 45-
60 menit.
tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.
tidur tahap 1,50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap II
dan IV.
malam hari.
a. Sleep diaries
Buku harian tidur merupakan catatan yang terdiri dari waktu ketika
37
mengukur kualitas dan pola tidur pada orang dewasa. PSQI dapat
dan disfungsi pada siang hari selama satu bulan terakhir. Jika skor
1. Pengertian
kata yang memiliki makna menenagkan bagi pasien itu sendiri) uang
tinggi.28
individu16
yang dipilih.
kondisi pasien
digunakan.
mulai dari otot pinggang sampai otot bahu, meminta klien untuk
Cara kerja teknik relaksasi Benson ini adalah berfokus pada kata
teratur yang disertai sikap pasrah pada Tuhan Yang Maha Esa sambil
1. Pengertian
meningkatkan imunoglobin.
a. Relaksasi
a. Cara diffusi yaitu melalui udara yang berisi uap dari minyak
esensial
disinfektans, dekonsgestan.
dan bunga ros terhadap detak jantung dan tekanan darah, hasil
jantung.
44
tidur
45
didalam otak dan akan membantu kita untuk merasa rileks. Posisi
kewaspadaan dan terjaga akan diambil alih oleh bagian otak yang lain
BAB III
dalam studi kasus yang dapat digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam
daripada menyimpulkan.26
adalah :19
adalah:19
mengikuti kegiatan.
dijadikan titik acuan studi kasus. Hal ini fokus studi kasus penulis
E. Instrumen Penelitian
1. Data Primer
2. Data Sekunder
responden.
berturut-turut.
2020.
I. Etika Penelitian
1. Prinsip autonomy
2. Prinsip manfaat
tindakan.
dignity)
53
determination)
c. Informed consent
menjadi responden.
fair treatment)
penelitian.
BAB IV
meliputi penjabaran data umum dan data khusus serta analisis mengenai
Semarang.
semua masalah kesehatan yang terjadi pada lansia dapat dilaporkan saat
posyandu tersebut.
Dalam studi kasus ini penulis telah memilih 2 subyek yang menjadi
subyek studi kasus yaitu Subyek I dan Subyek II. Kedua subyek studi kasus
a) Subyek I
lelah, mengantuk pada siang hari, sering terbangun di malam hari, dan
subjek 1 mengatakan subjek sering merasa cepat lelah dan pagi hari
yang lewat memakai speda motor dan remaja yang nongkrong di dekat
lemas saat aktifitas. Tampak kehitaman pada sekitar mata subjek I yang
nyaman dan lampu yang terang seperti keinginan subjek I dan menegur
b) Subyek II
merasa cepat lelah, mengantuk pada pagi hari, sering terbangun di malam
hari, dan kadang sulit memulai tidur. Pemeriksaan tekanan darah adalah
mengalami hal tersebut karena nyeri yang dirasakan waktu tengah malam
dan kadang terasa saat pagi hari. Subjek II tidak mengkonsumsi obat-
pagi hari apalagi jika angin yang berhembus diluar rumah terasa samapi
efektif.
Karena didalam rumahnya terdapat subjek II, istri dan anaknya dan
didapatkan hasil bahwa subyek I dan subyek II lebih dari batas normal atau
lebih dari 5 atau yang disebut dengan kualitas tidur buruk. Dilihat seperti
Tabel 1.1
Hasil Pengkajian Awal Kualitas Tidur Subyek Studi Kasus Sebelum
Penerapan Relaksasi Benson dan Aromaterapi Lavender
9.2
9
9
8.8
8.6
8.4
Subyek I Subyek II
Diagram 1.1
Hasil Pengkajian Awal Kualitas Tidur Subyek Studi Kasus Sebelum
Penerapan Relaksasi Benson dan Aromaterapi Lavender
sebelum pemberian relaksasi benson dan aroma terapi lavender pada kedua
subyek tidak memiliki perbedaan yang jauh, dapat diketahui bahwa skor
benson dan aroma terapi lavender. relaksasi benson dan aroma terapi
b. Hasil Evaluasi Kualitas tidur pada Subyek Studi Kasus Sesudah Dilakukan
Intervensi
satu kali sehari pada malam hari selama 7 hari berturut-turut .19
pada kedua subyek studi kasus. Hasil pengukuran di tuangkan dalam tabel
1.2.
Tabel 1.2
Hasil Evaluasi Kualitas Tidur Subyek Studi Kasus Sesudah Dilakukan
Penerapan Relaksasi Benson dan Aromaterapi Lavender.
TD
Subyek Intervensi Kategori
(mmHg)
I Sebelum (H1) 10 Buruk
Sesudah (H8) 3 Baik
II Sebelum (H1) 9 Buruk
Sesudah (H8) 4 Baik
62
2
1.5
1
0.5
0
Subyek I Subyek II
Diagram 1.2
Hasil Evaluasi Kualitas Tidur Subyek Studi Kasus Sesudah Dilakukan
Penerapan Relaksasi Benson dan Aromaterapi Lavender.
kedua subyek mengalami kualitas tidur buruk dengan skor PSQI lebih dari
B. Pembahasan
usia.1 Dikatakan lanjut usia adalah dimana usia seseorang lebih dari 60
tahun dan terbagi menjadi elderly (usia 60-74 tahun), old (usia 75-89
tahun), very old (usia > 90 tahun).8 Semakin bertambahnya umur lansia
memakai speda motor dan remaja yang nongkrong di dekat rumah sampai
nyeri skala 4 pada kaki dan kepalanya. Gangguan tersebut berdampak pada
jarang. Subjek I mengatakan mengalami gangguan tidur sejak 2 bulan yang lalu,
yang diperlukan untuk membangunkan orang tergantung pada tahap tidur. Suara
yang rendah lebih sering membangunkan seorang dari tidur tahap 1, sementara
suara yang keras membangunkan orang pada tahap tidur 3 dan 4. 27 Pada tidur
tahap 1 atau Fase 1 disebut drowsiness merupakan fase transisi yang ditandai
dengan muculnya gerakan pendular pelan pada bola mata, fase 2 ditandai dengan
adanya gelombang delta kurang dari 20%, kompleks K dan spindel tidur.fase ini
meliputi 45% sampai 55% total waktu tidur, fase ini ditandai dengan adanya
gelombang delta kurang dari 20%, kompleks K dan spindel tidur. Fase ini
meliputi 45% sampai 55% total waktu tidur, pada umumnya tidak dibedakan fase
3 dan 4 NREM. Kedua fase ini meliputi 13-25% dari waktu tidur. Fase 3 dan 4
NREM dikatakan sebagai fase tidur yang paling dalam dimana berfungsi
beraktifitas. Yang terakhir yaitu fase REM Fase REM ditandai dengan adanya
yang biasanya berkekuatan lebih rendah 1-2 Hz dari gelombang alfa saat bangun.
malam dan kadang terasa saat pagi hari. Penyakit fisik dapat menyebabkan
mempunyai masalah kesulitan tidur atau tetap tertidur. Penyakit juga dapat
skor PSQI lebih dari 5 setelah diberikan terapi tersebut skor PSQI
setelah diberikan terapi tersebut badan menjadi lebih segar dan otot-otot
dalam tubuh menjadi rileks, setelah diberikan terapi kedua subyek menjadi
nyaman dan mengantuk. Efek yang dihasilkan terasa pada pagi hari kedua
tidur yang baik dilihatdari tanda gejala kualitas tidur diantaranya yaitu,
teratur selama tujuh hari berturut-turut pada malam hari selama 15-30
menit. Hal ini sesuai dengan peneliti sebelumnya bahwa waktu yang
pelaksanaan relaksasi satu kali sehari pada malam hari dalam kurun
tengah malam hal itu berdampak pada pagi hari yaitu subjek menjadi
pagi mengalami mengantuk dan lemas, setiap malam sulit memulai tidur
kecelakaan dan melukai bagian kaki dan kepalanya samapi saat ini kadang
nyeri masih terasa skala nyeri 4. Karena kualitas tidur pada kedua subjek
Dalam studi kasus ini terapi relaksasi benson dan aromaterapi lavender
efekstif dalam meningkatkan kualitas tidur lansia. Hal ini dapat terjadi
mendukung dan fokus saat subyek diberikan terapi. subyek II pada saat
keluarga subyek II tenang dan keluarga ikut serta dalam pemberian terapi.
dengan cara kerja kedua terapi tersebut yang memberikan efek nyaman
pada subyek. Cara kerja terapi benson yaitu Pernafasan yang panjang dapat
Saat tarik nafas panjang otot-otot dinding perut (Rektus abdominalis, transverses
tekanan intra abdominal, sehingga dapat merangsang aliran darah baik vena cava
menjadi meningkat keseluruh tubuh terutama organ - organ vital seperti otak,
diujung saluran bau. Bau-bauan diubah oleh silia menjadi impuls listrik
gelombang alfa didalam otak dan akan membantu kita untuk merasa rileks.
meningkatkan kewaspadaan dan terjaga akan diambil alih oleh bagian otak
yang lain yang disebut BSR (bulbar synchronizing region) yang fungsinya
tersebut pada intinyasama menimbulkan efek rileks dan tenang yang dapat
C. Keterbatasan Penelitian
tersebut yang membuat pikiran subjek II kurang fokus dan konsentrasi saat
mengikuti terapi.
69
dan hasil yang didapatkan sesuai dengan keinginan subjek dan penulis
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
10 yang berarti kualitas tidur buruk dan subyek II skor 9 yang berarti
yang berarti kualitas tidur baik dan subyek II skor 4 yang berarti
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
lavender.
3. Penulis
lansia.
72
DAFTAR PUSTAKA
3. Infodatin. Situasi Dan Analisa Lanjut Usia. Jakarta: Kemenkes RI; 2014.
10. Intan Nurfa Amalia ( 2017). Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan
Kelelahan Fisik Pada Lansia. Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. Diakses Pada tanggal 25 desember
2019
11. Dwi R, Ifana Z. Rahmah, Rista Apriana (2018). Hubungan Sleep Hygiene
Dengan Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia. Program Studi Ners Widya
Husada Semarang. Diakses pada tanggal 15 Januari 2020
73
74
15. Erma K. Analisa Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Dengan Acute
Coronary Syndrome (ACS) Non Stemi Dengan Intervensi Inovasi
Relaksasi Benson Modifikasi Dan Aromaterapi Mawar Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Dan Perbaikan Kualitas Tidur Di Ruang ICCU
RSUD A.W. Sjahranie Samarinda Program Profesi Ners Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Samarinda; 2017.
22. Wardah R. Panduan tatalaksana gangguan tidur. Jakarta: CV. Sagung Seto;
2018.
33. Dian Sari (2018). Pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur
lansia di wisma cinta kasih. Program Studi S1 Keperawatan, STIKes
Dharma Landbouw Padang. Padang. Diakses pada tanggal 26 maret 2020