PROPOSAL
Oleh :
15061080
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSU
GMIM BETHESDA TOMOHON
PROPOSAL
Oleh :
15061080
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
EFEKTIFITAS RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSU GMIM BETHESDA TOMOHON
Oleh :
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
a.n Rektor Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Dekan Fakultas Keperawatan
Oleh :
Menyetujui
Penguji
Mengetahui,
a.n Rektor Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Dekan Fakultas Keperawatan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas
kemurahan dan cinta kasihnya penulis dapat menyajikan proposal ini yang
berjudul :
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
2.2 Hipertensi.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1.4 Klasifikasi hipertensi ............................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
ataupun gejala. Hipertensi dapat menyerang siapa saja baik yua maupun
darah yang menetap (Anggara dan Praytino 2013). Jika sirkulasi darah
dalam tubuh menjadi tidak memadai lagi , maka akan terjadi gangguan
hipertensi di seluruh dunia pada usia di atas 18 tahun sekitar 22% pada
sesudah adalah 94,17 dan nilai p =0,000 < p value, artinya ada
deviasi 0,640. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji paired sampel
Rizal, 2016).
dibuktikan dengan niali p melalui uji T didapatkan nilai 0,000 dimana nilai
p <o,05 dan nilai 95% confidence interval tidak melewati angka nol.
mmHg dadn 94,7 mmHg. Setelah diberikan relaksasi otot progresif yaitu
146,53 mmHg dan 88,20 mmHg. Hasil analisa diperoleh p value tekanan
yang signifikan antara mean tekanan darh sistolik dan diastolik sebelum
mudah dipelajari, karena latihan ini dapat digunakan di klinik rawat jalan,
relaksasi berbagai kelompok otot tubuh mulai daru ujung kepala sampai
ujung kaki maupun dari ujung kaki sampai ujung kepala. Untuk
meregangkan kumpulan otot utama tubuh. Dengan cara ini maka akan
Progresif?
Bethesda Tomohon.
Progresif
Progresif
1.4.1 Teoritis
b. Pendidikan
maju dan berkembang. Selain itu juga dapat merupakan data awal
1.4.2 Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran tekanan dengan selang
dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu
hingga 74,5 juta jiwa. Menurut data WHO, di seluruh dunia sekitar 972
Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan
(Zaenurrohma,2017).
sekunder. Sebanyak 90% dari semua kasus hipertensi dari semua kasus
gondok efek obat obatan dan kelainan pembuluh darah serta pada
2007).
2. Hipertensi Sekunder
perifer meningkat.
6. Koartsi aorta yang meningkat tekanan darah pada ekstermitas
2.2.6 Patofisiologi
( Kemenkes RI,2013)
asin.
kacang.
(2012),yaitu:
(Purwanto, 2013).
2012)
2015).
dilepaskan.
belum ada alat untuk mengukur tingkat ketegangan dan relaksasi otot.
Sehingga ukuran otot yang tegang dan rileks menjadi tidak standart dan
Setyoadi dan Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah :
ini yaitu:
a. Persiapan
posisi berdiri.
sepatu.
mengikat.
b. Prosedur
selama 10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali
belakang.
mengendur.
leher.
dialami oleh
otot rahang.
Katupkan
rahang diikutin
dengan
menggigit
gigig sehingga
maupun belakang.
9) Gerakan 10
ditujukan untuk
bagian depan
b) Punggung dilengkungkan
udara sebanyak-banyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat,sambil meresakan
,kemudian dilepas.
lega.
terasa tegang.
Insomia
Tekanan Darah
Hipertensi
peneliti (nursalam,2008)
Tomohon
Tomohon/
BAB III
METODE PENELITIAN
positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik
(Sugiyono,2012)
penelitian bisa di terapkan. Pada desain penelitian yang digunakan oleh peneliti
(Nursalam, 2008).
S O 1 O1
Keterangan :
S : Subjek
Hipotesis
Populasi pasien hipertensi di ruangan rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon
berjumlah 57 orang.
Purposive sampling
Sampel 16 orang
Hasil penelitian
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
Federer.
(n-1(t-1) > 15
T = banyaknya kelompok
(n-1) (t-1) > 15 (n-1) (2-1) > 15 (n-1) (1) > 15 n-1 > 15
n > 15+1 n>16
1. Kriteria inklusi
yaitu:
2. Kriteria eksklusi
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
(Hidayat,2014).
Ukur Ukur
1. Independen : Teknik 1.Posisi relaks Lembar observasi - -
menggerakan 3. Tangan
otot lurus,tekuk
pergelangan
tangan,jari
menghadap
keatas
4.kepalkan
tangan di
Pundak
5.angkat kedua
bahu sampai
menyentuh
telinga
6.kerutkan dahi
7.Pejamkan
mata kuat-kuat
8.senum lebar
9.moncongkan
bibir
10.Tengadahka
n kepala
11.Tekuk kepala
kedepan
12.Busungkan
dada
13.Nafas dalam
14.Kencangkan
perut
15.Tarik telapak
kaki
16.Luruskan
telapak kaki
2. Dependen: Hipertensi Pengukuran sphygnomanomete
diastolic lebih
dari 90 mmHg
penelitian.
1. Instrument penelitian
2. Pengolahan data
Data yang telah didapatkan akan diberi kode sesuai dengan sub
masing masing sub variabel dan setelah semua data telah diberikan
dianalisis.
variabel-variabel.
3. Analisa data
a. Analisa univariat
independent.
b. Analisa Bivariat
bersamaan.
3.9 Etika Penelitian
prinsip kepercayaan.
a. Infrom consent
b. Confidential (Kerahasiaan)
respons.
DAFTAR PUSTAKA
Aziza,Lucky.(2007).Hipertensi the silent killer, Jakarta: Yayasanpenerbitan ikatan dokter
indonesia.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT. Rinka
Karya
Davis,M,McKay, M and Robbins Eshelman,E. (2000), The relaxation and stress reduction
Endar sulis tyani,wasito utomo& yesi hasnell n (2015).Efektivitas relaksasi Otot Progresif
Ismanah & Wulandari M,(2011).Perbedaan Tekanan darah Pada pasien hipertensi esensial
Semarang Hal 02
Lesatari Lorna Lolo & Komang Ayu Rusmadewi, (2017). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot
Nursalam (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Potter & Perry (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Praktik,
Jakarta : EGC
Primasari m rahmawati, masviro & fitrio deviantony (2018). Efektifitas progressive muscle
The Indonesian journal of health science, edi khusus September 2018, Hal 190-
191
Ricky Zainudin, Ayu fransiskus Aliwu, Rini Rachamawati, Yuliana Syam. (2018). Efektifitas
Sugiyono. (2011) metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung : alfabeta.
Smelzer & bare (2018). Texbook of medical surgical Nursing vol.2. Philadelpia : Linppincott
Setiawan dkk (2008) Statitika untuk kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salema medika.