Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPRASI DI RUANG

BEDAH RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2019

PEBRIANA PANE
Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Medan

Abstrak

Kecemasan merupakan gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun)
merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder).
Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu gangguan cemas
(anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD).
Gangguan panik (panic disorder), gangguan phobik (phobic disorder) dan gangguan obsesif-
kompulsif (obsessive-compulsive disorder) (Dadang Hawari, 2001). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi di Ruang Bedah
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross
sectional, jumlah populasi 974 responden, pengambilan sampel menggunakan teknik
accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 42 responden, menggunakan kuisoner
HARS. Hasil penelitian di atas diketahui bahwa dari 42 responden yang di teliti terdapat 25
orang (59,5%) mengalami kecemasan sedang, 15 orang (35.7%) mengalami kecemasan
ringan, 1 orang (2.4%) mengalami kecemasan berat dan 1 orang (2.4%) mengalami panik.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di ruang
bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah mayoritas sedang sebanyak 25 orang ( 59,5%).

Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Pre Operasi

PENDAHULUAN Pembedahan menurut jenisnya


Latar Belakang dibedakan menjadi dua jenis yaitu bedah
Tindakan pembedahan merupakan mayor dan minor. Bedah minor adalah
salah satu bentuk upaya terapi dan upaya operasi pada sebagian kecil dari tubuh.
yang dapat mendatangkan ancaman Sedangkan bedah mayor adalah operasi
terhadap tubuh dan jiwa seseorang. yang melibatkan organ tubuh secara luas.
Tindakan pembedahan yang direncanakan Komplikasi bedah minor lebih kecil
dapat menimbulkan respon fisiologis dibandingkan komplikasi bedah mayor.
maupun psikologi pada pasien, rentang Biasanya pasien yang menjalani operasi
respon akibat pembedahan tergantung minor dapat pulang pada hari yang sama
pada individu, pengalaman masa lalu, pola (Ahsan, 2017).
koping dan keterbatasan (Romadoni ,
Gangguan kecemasan di Indonesia
2016).
terutama di kota Jakarta, menunjukkan

1
prevalensi yang jauh lebih tinggi hipotesa. Penelitian ini menggunakan
desain “cross sectional” yaitu peneliti
dibandingkan rata-rata umum. Prevalensi
melakukan observasi atau pengukuran
(angka kesakitan) gangguan ansietas variabel pada satu saat saja, artinya tiap
subjek hanya diobservasi satu kali dan
berkisar pada angka 6-7% dari populasi
pengukuran variabel subjek dilakukan pada
umum. Kelompok perempuan lebih banyak saat pemeriksaan tersebut (Notoatmodjo,
2017).
mengalami gangguan kecemasan jika
dibandingkan dengan prevalensi kelompok
Lokasi dan Waktu Penelitian
laki-laki. Insiden yang dilaporkan pre 1. Lokasi Penelitian
operasi, kecemasan pada orang dewasa Adapun lokasi penelitian ini akan
berkisar antara 11% sampai 80%. dilakukan di ruangan kenanga I dan
melati III RSUD Dr. Pirngadi Medan
Menurut penelitian Vellyana (2017),
2. Waktu Penelitian
kecemasan merupakan kondisi emosional
Adapun penelitian ini dilakukan pada
yang ditandai dengan kekhawatiran yang
bulan Januari s/d Mei 2019.
berlebihan terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari. Kecemasan yang
Populasi dan Sampel
dirasakan sulit dikendalikan dan Populasi dalam penelitian adalah
seluruh pasien yang mengalami Tingkat
berhubungan dengan gejala somatic,
Kecemasan pada Pasien Pre operasi di
seperti ketegangan otor, iritabilitas, Ruang Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan .
Diketahui jumlah pasien yang akan
kesulitan tidur dan kegelisahan.
dilakukan tindakan operasi sebanyak 974
orang.
Berdasarkan survey awal yang Besar sampel pada penelitian ini
dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah 42 orang. Dimana jumlah sampel
yang diambil berdasarkan data sekunder
pada tahun 2018 di ruang Kenanga I yang didapat dari rekam medic RSUD Dr.
berjumlah 538 pasien dan Melati III Pirngadi Medan dari ruangan Kenanga I
dan Melati III, pada bulan Januari –
berjumlah 436 pasien yang dilakukan Desember 2018 sebanyak 974 responden.
tindakan operasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik
accidental sampling yaitu pengambilan
kasus atau responden yang kebetulan ada
METODE PENELITIAN atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian
Jenis Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data
yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan fenomena Adapun Jenis pengumpulan data dalam
yang ditemukan. Peneliti tidak menganalisis penelitian ini adalah
bagaimana dan mengapa terjadi fenomena
tersebut dapat terjadi, oleh karena itu a) Data Primer
penelitian deskriptif tidak perlu adanya

2
Data Primer adalah data yang Metode Pengolahan Data
diperoleh peneliti langsung dari
a. Editing
responden saat observasi dari
Merupakan kegiatan untuk
berdasarkan pengisian lembar
pengecekan dan perbaikan isian formulir
kusioner oleh responden.
atau kuesioner.
b) Data Sekunder
b. Coding
Data sekunder adalah data yang
Mengubah data berbentuk kalimat
diperoleh peneliti dari bagian Rekam
atau huruf menjadi data angka atau
Medis RSUD Dr. Pirngadi Medan.
bilangan.
c. Entry
Cara Pengumpulan Data
Kegiatan memasukkan data dari
a) Peneliti mengucapkan salam dan kuesioner yang telah diberi kode
memberikan penjelasan kepada kedalam program atau software
responden tentang maksud dan tujuan komputer.
penelitian yang akan dilakukan serta d. Cleaning
menyerahkan lembar persetujuan yang Apabila semua data setiap sumber
didalamnya berisi inisial responden, data atau responden selesai
umur, jenis kelamin, serta persetujuan dimasukkan, perlu dicek kembali
menjadi responden penelitian, untuk melihat kemungkinan-
kemudian peneliti akan menjelaskan kemungkinan adanya kesalahan-
langkah-langkah dalam mengisi atau kesalahan kode, ketidaklengkapan,
menjawab kuesioner penelitian. dan sebagainya, kemudian
b) Setelah selesai memberikan kuesioner dilakukan pembetulan atau koreksi
kepada responden maka peneliti (Notoatmodjo, 2012).
memberikan waktu kepada responden
untuk mengisi kuesioner dan setelah Analisis Data
Analisa data yang digunakan dalam
kuesioner selesai diisi, peneliti akan
penelitian ini adalah analisa univariat
mengumpulkan kembali kuesioner yang
(analisis deskriptif, yang bertujuan untuk
telah dibagikan dan mengucapkan
menjelaskan atau mendiskripsikan
terimah kasih kepada responden telah
karakteristik seluruh variable yang diteliti
bersedia menjadi responden untuk
dengan memasukkan data dalam tabel
menyelesaikan penelitian ini.
frekuensi).

P = × 100 %

3
Dari Tabel 1 di atas diketahui bahwa
Keterangan : mayoritas karakteristik responden dengan
P : Persentase interval usia 26-35 tahun sebanyak 20
F : Frekuensi yang Diamati orang (47.6%),mayoritas karakteristik
N : Jumlah Responden yang responden dengan jenis kelamin
Menjadi Sampel perempuan sebanyak 25 orang (59.5%),
mayoritas karakteristik responden yang
HASIL DAN PEMBAHASAN berpendidikan SMA sebanyak 29 orang
(69.0 %).
Hasil Penelitian

Tabel 1 Distribusi frekuensi dan Tabel 2 Distribusi Tabulasi Silang


persentase karakteristik responden Pada Tingkat Kecemasan Berdasarkan Umur
Pasien Pre Operasi di Ruang Kenanga I Pada Pasien Pre Operasi di Ruang
dan Melati III RSUD Dr. Pirngadi Medan Kenanga I dan Melati III RSUD Dr.
Tahun 2019 Pirngadi Medan Tahun 2019
NO Karakteristik Frekuensi %
Tingkat kecemasan
1 Umur Umur Ringan Sedang Berat BS Total
16-25 tahun 9 21.4 16-25 tahun 1 4 1 - 6
26-35 tahun 6 12 - - 18
26-35 tahun 20 47.6
36-45 tahun 4 5 - - 9
36-45 tahun 7 16.7 46-55 tahun 3 2 - - 5
56-65 tahun - 2 - - 2
46-55 tahun 2 4.8
66-75 tahun 1 - - 1 2
>55 tahun 4 9.5 Total 15 25 1 1 42
Total 42 100.0

2 Jenis Kelamin Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa

Laki – Laki 17 40.5 dari 42 responden mayoritas berumur 26-35

Perempuan 25 59.5 tahun memiliki tingkat kecemasan sedang.

Total 42 100.0
Tabel 3 Distribusi Tabulasi Silang
3 Pendidikan Tingkat Kecemasan Berdasarkan Jenis
Kelamin Pada Pasien Pre Operasi di
Tidak Sekolah 2 4.8
Ruang Kenanga I dan Melati III RSUD Dr.
SD 2 4.8 Pirngadi Medan Tahun 2019
SMP 7 16.7
Tingkat kecemasan
SMA 29 69.0
` JK Ringan Sedang Berat BS Total
Perguruan Laki - Laki 4 11 1 1 17
2 4.8
Tinggi
Perempuan 11 14 0 0 25
Total 42 100.0 Total 15 25 1 1 42

4
Dari tabel 3 diatas dapat diketahui Dari Tabel 5 Diatas Distribusi
bahwa dari 42 responden mayoritas frekuensi responden berdasarkan tingkat
berjenis kelamin perempuan memiliki kecemasan pada Pasien Pre Operasi dari
tingkat kecemasan sedang. 42 Responden, responden yang mengalami
kecemasan sedang sebanyak 25 responden
Tabel 4 Distribusi Tabulasi Silang (59.5%).
Tingkat Kecemasan Berdasarkan
Pendidikan Pada Pasien Pre Operasi di Pembahasan
Ruang Kenanga I dan Melati III RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 1. Karakteristik Responden pada

Tingkat kecemasan Pasien Pre Operasi dengan Tingkat


Pendidikan B Kecemasan
Ring Seda er
an ng at BS Total a. Karakteristik Responden pada
Tidak Sekolah 1 1 - - 2 Pasien Pre Operasi dengan
SD - 2 - - 2 Tingkat Kecemasan Berdasarkan
SMP 3 4 - - 7
Umur
SMA 10 18 1 - 29
Perguruan Tinggi 1 - - 1 2 Umur adalah seseorang hidup yang
Total 15 25 1 1 42 terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun.
Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa
Semakin cukup umur dan tingkat
dari 42 responden mayoritas berpendidikan
kematangan seseorang akan lebih
SMA memiliki tingkat kecemasan sedang.
baik dalam berfikir dan bekerja
(Wawan, 2017). Hasil penelitian
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Gambaran Tingkat didapatkan bahwa karakteristik
Kecemasan pada Pasien Pre Operasi responden berdasarkan umur tingkat
diruang Bedah RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2019 kecemasan tertinggi pada umur 26-
35 tahun berjumlah 20 orang
No Tingkat Frekuensi % (47,6%). Adapun hasil penelitian ini
Kecemasan
1 Ringan 15 35,7 sejalan dengan Ahsan, dkk 2017.

2 Sedang 25 59,5 Karakteristik berdasarkan usia


terlihat bahwa frekuensi tertinggi
3 Berat 1 2,4
terdapat pada usia 20-35 tahun
4 Berat Sekali 1 2,4
sebanyak 15 orang (50%).
Total 42 100.0
Menurut Stuart (2006) dalam
romadoni (2016) seseorang yang

5
mempunyai umur yang lebih mudah responden berjenis kelamin
ternyata lebih mudah mengalami perempuan sebanyak 11 responden
gangguan akibat kecemasan dari dengan tingkat kecemasan ringan.
pada seseorang yang lebih tua Menurut Stuard (2006) dalam
umurnya, dikarenakan umur Romadoni (2016), menyatakan
menunjukkan ukuran waktu gangguan panik merupakan suatu
perkembangan seorang individu. gangguan cemas yang spontan
Umur berkolerasi dengan episodic. Gangguan ini lebih sering
pengalaman, pengalaman dialami oleh perempuan daripada
berkolerasi dengan pengetahuan, laki-laki. Perempuan mempunyai
pengalaman dan pandangan tingkat kecemasan lebih tinggi
terhadap suatu penyakit atau disbanding berjenis kelamin laki-laki.
kejadian sehingga akan membentuk c. Karakteristik Responden pada
persepsi dan sikap, kematangan Pasien Pre Operasi dengan
dalam proses berfikir pada individu Tingkat Kecemasan Berdasarkan
yang berumur dewasa lebih Pendidikan
memungkinkan untuk menggunakan Pendidikan berarti bimbingan yang
mekanisme koping yang baik diberikan seseorang terhadap
dibandingkan dengan kelompok perkembangan orang lain menuju
umur anak-anak. kea rah kecita-cita yang mennetukan
b. Karakteristik Responden pada manusia untuk berbuat dan mengisi
Pasien Pre Operasi dengan kehidupan dengan mencapai
Tingkat Kecemasan Berdasarkan keselamtan dan kebahagian.
Jenis kelamin Pendidikan diperlukan untuk
Jenis kelamin adalah karakteristik mendapat informasi misalnya hal-hal
individu yang menunjukkan adanya yang menunjang kesehatan,
perbedaan secara biologis dan sihingga dapat meningkatkan
psiologis, hasil penelitian didapatkan kualitas hidup.
bahwa karakteristik responden Hasil penelitian didapatkan
berdasarkan jenis kelamin karakteristik responden berdasarkan
perempuan berjumlah 25 (59,5%). pendidikan tingkat kecemasan
Adapun hasil penelitian ini sejalan tertinggi pada SMA 29 (69,0%).
dengan Romadoni (2016), diketahui Adapun hasil penelitian ini sejalan
dari 54 responden terdapat 31 dengan Ahsan, dkk (2017).

6
Karakteristik berdasarkan tetapi masih bisa melakukan sesuatu
pendidikan frekuensi tertinggi pada dengan bantuan orang lain
SMA yaitu sebanyak 15 orang Hasil penelitian tersebut sesuai
(50%). dengan teori kecemasan ialah suatu
kondisi emosional yang tidak
2. Tingkat Kecemasan menyenangkan yang datang dari dalam
Hasil penelitian di atas diketahui bersifat meningkatkan, menggelisakan,
bahwa dari 42 responden yang di teliti dan menakutkan yang dihubungkan
terdapat yang mengalami kecemasan dengan suatu ancaman bahaya yang
sedang sebanyak 25 responden tidak diketahui asalnya oleh individu,
(59,5%), responden yang mengalami dan disertai dengan perasaan somatik
kecemasan ringan sebanyak 15 (kusnadi Jaya, 2017). Bahwa individu
responden (35.7%), responden yang yang menghadapi suatu masalah yang
mengalami kecemasan berat sebanyak akan mengalami kecemasan yang
1 responden (2,4%), responden yang berbeda-beda sesuai dengan berat
meng alami kecemasan berat (panik) ringannya masalah serta tergantung
sebanyak 1 responden (2,4%). mekanisme koping, mekanisme
Hasil penelitian ini sejalan dengan pertahanan diri juga digunakan untuk
Nuraeni (2015) yaitu pasien di ruang mengatasi masalah kecemasan antara
Bedah RSUD Cideres tahun 2015 lain dengan menekan konflik, yang
sebanyak 37 orang (52.1%) mengalami tidak dapat diterima dengan sadar dan
tingkat kecemasan sedang. Hasil tak mau memikirkan hal-hal yang
tersebut menunjukkan bahwa pasien menyenangkan (Stuart, 2006).
bedah usia dewasa di Ruang Bedah
RSUD Cideres tahun 2015 sebagian
besar mengalami kecemasan sedang.
KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian ini sesuai dengan Kesimpulan


Hrp (2015) yaitu pasien pasien di ruang Dari hasil penelitian “ Gambaran Tingkat

hemodialisis RSUD Dr. Pirngadi Medan Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di

sebanyak 32 orang (51,6%) mengalami Ruang Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan

tingkat kecemasan sedang ini Tahun 2019” dapat ditarik kesimpulan

menjadikan individu terfokus pada sebagai berikut :

pikiran yang menjadi perhatiannya, 1. Berdasarkan penelitian tingkat


terjadi penyempitan lapangan persepsi, kecemasan pada pasien pre operasi

7
di ruang bedah lebih banyak berada Daftar Pustaka
pada kategori kecemasan sedang
sebanyak 25 (59,5%). Ahsan, dkk, 2017. Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Kecemasan Pre
Operasi pada Pasien Sectio
Caseare di Ruang Instalasi Bedah
Saran Sentral RSUD Kanjuruhan Kapanjen
Kabupaten Malang. Volume 8, 1
1. Bagi Pihak Rumah Sakit Januari 2017, PSIK FK Brawijaya,
Malang.
Rumah sakit diharapkan tetap
meningkatkan pelayanan Aspuah S, 2013. Kumpulan Kuesioner
Instrumen Penelitian Kesehatan.
profesionalitasnya khususnya terhadap Yogyakarta : Medical Book.
pasien preoperasi dalam mengkaji
Erawan W, dkk. 2013. Perbedaan Tingkat
kecemasan pasien preoperasi dan tetap Kecemasan Antara Pasien Laki-Laki
memberikan informasi dan penjelasan dan Perempuan pada Pre Operasi
Laparatomi di RSUP. Prof. Dr.R.D
tentang operasi yang akan dijalani oleh Kandou Manado. Volume 1, No 1
pasien. Maret 2013.

2. Bagi Perawat Hrp, S,A,J, dkk, 2015. Faktor-Faktor yang


Berhubungan Dengan Tingkat
Diharapkan kepada perawat Rumah Kecemasan Pasien Hemodialisis di
Sakit agar lebih di tingkatkan tanggung RSUD Dr. Pirngadi Medan. Vol VI,
No 3.
jawab dalam menangani pasien pre
operasi. Hasanah N, 2017. Hubungan Pengetahuan
Pasien Tentang Informasi Pre
3. Bagi Pasien Operasi dengan Kecemasan Pasien
Pre Operasi. Volume 6, 1 Januari
Agar dapat mengikuti instruksi dari 2017, STIKes Muhammadiyah
perawat Rumah Sakit dalam menangani Pringsewu.

tingkat kecemasan pre operasi. Hawari D, 2016. Manajemen Stres Cemas


dan Depresi. Jakarta : Fakultas
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Kedokteran Universitas Indonesia.
Untuk peneliti selanjutnya yang berkaitan
Jaya K, 2017. Keperawatan Jiwa. Pamulang
dengan kecemasan pada pasien pre
: Bina Rupa Aksara.
operasi, disarankan untuk
Maryunani A, 2014. Asuhan Keperawatan
mengidentifikasi tingkat kecemasan Perioperatif–Pre Operasi (Menjelang
Pembedahan). Jakarta : CV. Trans
pasien pre operasi dan hubungannya
Infomedia.
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
kecemasan pasien pre operasi.
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta.

8
Vellyana D, dkk 2017. Faktor – Faktor yang
Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Metodologi Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT pada Pasien Pre Operative di RS Mitra
Rineka Cipta. Husada Pringsewu. Volume VIII. No 1.
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
N Cahya W A, 2013. Pengaruh Pemberian
Informasi PraBedah Terhadap
Kecemasan Pasien PraBedah
Terencana di Irna Bedah RS
Muhammadiyah Palembang. Volume
1.

Nuraeni, Rina. 2016. Hubungan


Pengetahuan Prosedur Bedah
dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Bedah Usia Dewasa di Ruang
Bedah RSUD Cideres Periode Mei-
Juni Tahun 2015. Jurnal
Keperawatan dan Kesehatan
MEDISINA AKPER YPIB
Majalengka. Volume II No 3 Februari
2016.

Poltekkes Kemenkes, 2015. Panduan


Penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan.
Romadoni S, 2016. Karakteristik dan
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi
Mayor di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang. Volume
4, No 1, Juni 2016.

Setiadi, 2013. Konsep dan Penulisan Riset


Keperawatan, Yogyakarta : Graha
Ilmu.

Stuart, W. G, (2006). Keperawatan Jiwa


Edisi 5. Jakarta: ECG.
Solehati T, Kokasih C E, 2018. Konsep dan
Aplikasi Relaksasi dalam
Keperawatan Maternitas. Bandung :
PT Refika Aditama.

Wawan A & Dewi M. 2017. Teori &


pengukuran pengetahuan, sikap,
dan prilaku manusia. Yogyakarta :
Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai