Disusun Oleh:
NIM : 2011020128
Kelas : 5C
2022/2023
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Tujuan dan Manfaat................................................................................................................5
1. Tujuan....................................................................................................................................5
2. Manfaat..................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengobatan Konvensional/Medis............................................................................................6
B. Terapi Komplementer.............................................................................................................7
C. Analisa Jurnal dengan Metode PICO Pada Terapi Komplementer Akupunktur Terhadap
Pasien yang Menderita Stroke..........................................................................................................9
D. Hasil Pembahasan dari Literatur.............................................................................................11
E. Implikasi Keperawatan...........................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab kematian terbanyak di dunia salah diantara adalah stroke. Dimana stroke
menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung
koroner dan kanker di negara berkembang. Dari 56,4 juta kematian di seluruh dunia
pada tahun 2015, lebih dari setengah (54%) disebabkan oleh 10 penyebab utama salah
satunya yaitu penyakit jantung iskemik dan stroke.
Menurut survei yang dilakukan Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) pada tahun
2004, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.
Stroke adalah penyakit akibat gangguan sirkulasi darah otak, merupakan penyakit
yang paling banyak meninggalkan gejala sisa berupa kelumpuhan separoh badan dan suara
pelo. Selain obat-obatan dan rehabilitasi medik, akupunktur dapat digunakan untuk
memulihkan kelumpuhan tersebut. Ada beberapa faktor resiko terjadinya penyakit stroke
yaitu: hipertensi (darah tinggi), kencing manis, kolesterol tinggi, kegemukan, kekentalan
darah, dan penyakit jantung.
Dulu di tahun 1990-an penyakit stroke banyak menyerang orang tua (usia diatas 60
tahun), tetapi sekarang sudah sering ditemukan pada usia muda (40-50 tahun), oleh karena itu
faktor resiko di atas seharusnya dihindarkan supaya penyakit stroke tidak terjadi. Penyebab
stroke dibagi menjadi 2 macam yaitu stroke hemoragik (perdarahan) dan iskemik. Stroke
hemoragik biasanya karena tekanan darah tinggi mengakibatkan dinding pembuluh darah
otak tidak dapat menahan tekanan tersebut, atau dikarenakan adanya kelainan/kelemahan
dinding pembuluh darah otak sehingga mudah mengalami kerusakan. Pada stroke iskemik
biasanya karena kekentalan darah atau penyakit jantung yang menyebabkan aliran darah ke
otak berkurang atau karena sumbatan pembuluh darah otak, serangan terjadi biasanya pada
waktu istirahat/tidur.
Terapi stroke berperan penting dalam menjaga kondisi penderita stroke agar tetap
baik dan membantu mencegah disabilitas lebih lanjut. Kerusakan otak akibat stroke bisa
menyebar dan menjadi masalah jangka panjang. Agar kualitas hidup penderita stroke dapat
meningkat, maka diperlukan terapi stroke.
Insiden pada tahap rehabilitasi lebih tinggi daripada pada tahap akut.
Pelunak feses, agen prokinetik, pencahar osmotic dan stimulan dan gaya hidup atau
modifikasi diet adalah pengobatan umum untuk sembelit. Perawatan konvensional dapat
dikaitkan dengan efek samping yang tidak diinginkan, seperti kembung, dehidrasi, tingkat
kekambuhan yang tinggi setelah penghentian obat. Sebagian besar pasien dengan konstipasi
kronis tidak puas dengan pilihan pengobatan saat ini di Eropa. Banyak pasien dengan
sembelit mencari bantuan dari terapi alternative.
A. Pengobatan Konvensional/Medis
Terapi stroke dapat mengembalikan kualitas hidup para penderita stroke. Berikut
beberapa terapi yang bisa diberikan, di antaranya:
1. Terapi fisik
Serangan stroke bisa memperlemah otot-otot pada tubuh penderitanya. Hal ini
membuat tubuh dan sendi susah bergerak. Efeknya koordinasi dan gerakan tubuh jadi
berkurang sekaligus susah melakukan aktivitas fisik seperti berjalan dan berdiri.
Terapi fisik membantu memperkuat otot tubuh dan melatih penderita stroke untuk
bisa kembali beraktivitas setelah mengalami kerusakan otak. Terapi fisik
atau fisioterapi adalah terapi yang dilakukan oleh dokter spesialis fisioterapi dan
terapis, yang terlebih dahulu akan mengevaluasi masalah fisik pasien. Jika masalah
fisik yang diderita terlalu parah, maka bisa dibantu dengan alat untuk mendukung
pemulihan dari gangguan pergerakan tubuh pasien.
Salah satu akibat dari stroke adalah hilang atau turunnya kemampuan berbicara.
Gangguan bicara akibat stroke bisa meliputi menurunnya kemampuan bicara secara
keseluruhan, tidak bisa memakai kata yang tepat, atau tidak mampu menyelesaikan
kalimat.
Terapi okupasi bisa dilakukan bersama dengan terapi bicara dan bahasa, untuk
melatih kemampuan kognitif seseorang yang terkena stroke. Kemampuan kognitif
yang bisa terganggu akibat stroke antara lain menurunnya kemampuan berpikir,
penalaran, ketidakmampuan melakukan penilaian, dan masalah ingatan.
B. Terapi Komplementer
Selain terapi stroke di atas, beberapa terapi berikut bisa dijadikan alternatif untuk
pasien pascastroke. Namun, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu karena
langkah-langkah berikut belum terbukti sepenuhnya dapat membantu pemulihan pasca stroke
secara signifikan.
1. Akupunktur
Terapi menggunakan jarum khusus yang ditusukkan ke permukaan kulit ini sudah
populer di Asia sejak berabad-abad lamanya. Terapi akupunktur diklaim bisa
membantu mengurangi rasa sakit, kelumpuhan, dan masalah otot akibat stroke.
2. Pijat
Pijat adalah terapi yang sangat umum untuk penderita stroke. Pijat dapat
membantu memperbaiki suasana hati, menurunkan tekanan darah, mengurangi
kecemasan, dan membuat tubuh serta pikiran lebih santai. Selain itu, juga dapat
membantu masalah otot dengan meningkatkan aliran darah ke daerah yang terkena
gangguan.
3. Yoga
4. Aromaterapi
5. Pengobatan herba
Bawang putih
Ginseng
Ginseng bisa dibilang sebagai obat herbal yang banyak manfaat untuk
mengatasi penyakit, termasuk stroke. Terdapat penelitian yang menemukan bahwa
manfaat ginseng sangat baik dalam membantu meningkatkan memori pada
penderita demensia ringan akibat stroke.
Jika dilakukan secara teratur dan konsisten, terapi stroke akan meningkatkan kualitas
hidup penderitanya. Tidak hanya menjalani pengobatan, dukungan emosional dan sosial dari
orang terdekat juga memegang peranan penting dalam rangkaian terapi stroke. Gunakanlah
terapis profesional dan konsultasikan dengan dokter untuk hasil optimal.
Peneliti akan memasukkan orang dewasa (di atas 18 tahun) yang menderita
sembelit setelah stroke pertama atau berulang. Peneliti juga mempertimbangkan RCT
di mana riwayat konstipasi sebelumnya sebelum diagnosis stroke tidak diselidiki
tetapi percobaan dikecualikan yang melaporkan pasien dengan riwayat konstipasi
sebelum diagnosis stroke. Stroke didefinisikan sebagai 'tanda-tanda gangguan fungsi
otak fokal atau global yang berkembang pesat, berlangsung lebih dari 24 jam atau
menyebabkan kematian tanpa penyebab yang jelas selain yang berasal dari vaskular',
menurut kriteria WHO. Peneliti akan memasukkan pasien dengan stroke terlepas dari
jenis apapun (iskemik atau hemoragik) atau fase (akut, subakut atau kronis). Stroke
akut dan subakut didefinisikan sebagai kurang dari 6 bulan sejak onset, dan stroke
kronis berlangsung lebih dari 6 bulan sejak onset.
Semua pasien harus didiagnosis sebagai konstipasi menurut setidaknya salah satu
definisi atau pedoman konstipasi saat ini atau masa lalu, seperti kriteria diagnostik
Roma II/III atau pedoman untuk penelitian klinis tentang pengobatan herbal baru
Cina.
Tidak ada batasan usia, jenis kelamin atau etnis dari subjek yang terdaftar.
Interventation
1. Intervensi eksperimental
2. Intervensi pembanding
Akupunktur plasebo mengacu pada jarum yang menempel pada permukaan kulit
tanpa menembus kulit.
E. Implikasi Keperawatan
Berdasarkan kesimpulan yang peneliti dapatkan dari hasil penelitian maka dapat
memuat implikasi:
1. Bagi petugas Kesehatan dapat memberikan terapi akupunktur pada pasien stroke
sebagai terapi komplementer (non farmakologis). Selain itu, perlu diadakan
sosialisasi dan pelatihan agar semua perawat memiliki kesamaan kemampuan
dalam melaksanakan teknik terapi akupunktur pada pasien stroke.
2. Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut mengenai terapi
akupunktur pada pasien stroke seperti untuk mencegah konstipasi, membantu
mengurangi rasa sakit, kelumpuhan, dan masalah otot akibat stroke.
BAB III
A. Kesimpulan
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh
dunia. Insiden stroke tunduk pada variasi yang besar secara global. Insiden keseluruhan di
negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah melebihi di negara-negara
berpenghasilan tinggi sebesar 20% dari tahun 2000 hingga 2008.
Konstipasi merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien stroke.
Bukti dari tinjauan sistematis sebelumnya menunjukkan bahwa kejadian sembelit pada pasien
stroke adalah 48% (95% CI 33% sampai 63%). Insiden konstipasi pada pasien stroke
hemoragik lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan tipe iskemik.
Insiden pada tahap rehabilitasi lebih tinggi daripada pada tahap akut
Pelunak feses, agen prokinetik, pencahar osmotic dan stimulan dan gaya hidup atau
modifikasi diet adalah pengobatan umum untuk sembelit. Perawatan konvensional dapat
dikaitkan dengan efek samping yang tidak diinginkan, seperti kembung, dehidrasi, tingkat
kekambuhan yang tinggi setelah penghentian obat. Sebagian besar pasien dengan konstipasi
kronis tidak puas dengan pilihan pengobatan saat ini di Eropa. Banyak pasien dengan
sembelit mencari bantuan dari terapi alternative.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Mengembangkan program belajar mengajar dan menambah referensi
perpustakaan serta menjadi dasar untuk penelitian keperawatan lebih lanjut serta
dapat menyediakan bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan guna menambah
pengetahuan tentang penggunaan terapi akupunktur serta terapi-terapi lainnya
pada pasien stroke sebagai terapi komplementer (non farmakologis)
2. Bagi profesi kesehatan
Melakukan intervensi dan mengoptimalkan terapi akupunktur guna meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan sehingga dapat memaksimakan pasien dengan
permasalahan pada penyakit stroke.
3. Bagi penulis
Hasil dari karya ilmiah ini menjadi upaya penulis untuk menjadikannya acuan dan
dasar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang bagaimana
penanganan pada pasien dengan penyakit stroke.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian
yang sama agar melakukan penelitian sesuai dengan yang telah dipaparkan dalam
teori, untuk mengetahui hasil yang lebih efektif. Selain itu apabila melakukannya
di Ruangan Gawat Darurat ataupun Kritis maka dahulukan pasien atau calon
responden untuk melewati masa kritisnya terlebih dahulu baru kemudian
diberikan intervensi yang di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kuriakose, D., & Xiao, Z. (2020). Pathophysiology and Treatment of Stroke: Present Status
and Future Perspectives. International journal of molecular sciences, 21(20), 7609.
https://doi.org/10.3390/ijms21207609
Zhai, J., Mu, W., Si, J., Li, Y., Zhao, C., Shang, H., Li, H., & Tian, G. (2018). Acupuncture for
constipation in patients with stroke: protocol of a systematic review and meta-analysis. BMJ
open, 8(3), e020400. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2017-020400
Chavez, L. M., Huang, S. S., MacDonald, I., Lin, J. G., Lee, Y. C., & Chen, Y. H. (2017).
Mechanisms of Acupuncture Therapy in Ischemic Stroke Rehabilitation: A Literature Review
of Basic Studies. International journal of molecular sciences, 18(11), 2270.
https://doi.org/10.3390/ijms18112270
Chiaramonte, R., & Vecchio, M. (2021). Dysarthria and stroke. The effectiveness of speech
rehabilitation. A systematic review and meta-analysis of the studies. European journal of
physical and rehabilitation medicine, 57(1), 24–43. https://doi.org/10.23736/S1973-
9087.20.06242-5
Liu, L., Anderson, G. A., Fernandez, T. G., & Doré, S. (2019). Efficacy and Mechanism of Panax
Ginseng in Experimental Stroke. Frontiers in neuroscience, 13, 294.
https://doi.org/10.3389/fnins.2019.00294
Verma, T., Sinha, M., Bansal, N., Yadav, S. R., Shah, K., & Chauhan, N. S. (2021). Plants Used as
Antihypertensive. Natural products and bioprospecting, 11(2), 155–184.
https://doi.org/10.1007/s13659-020-00281-x