Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 6

1. Jonathan mangundap
KATETERISASI 2.
3.
Thessalonika maindoka
Gladys sariowan
4. Timotius sambouw
5. Vergina paputungan
6. Yuliana luturmas
7. Fanicia laluan
8. Berta siep
9. Febiola sangaji

Keperawatan medical bedah ii


Fakep iv
Pengertian
Kateterisasi uretra adalah memasukkan kateter
ke dalam buli-buli melalui uretra. Istilah
kateterisasi ini sudah dikenal sejak zaman
hipokrates yang pada waktu itu disebut tentang
tindakan instrumentasi untuk mengeluakan
cairan dalam tubuh. (Purnomo, 2011)
Tujuan kateterisasi
Untuk Pemeriksaan Diagnostik :
• Kateterisasi pada wanita dewasa untuk memperoleh contoh urine guna
pemeriksaan kultur urine. Tindakan ini diharapkan dapat mengurangi resiko
terjadinya kontaminasi sample urine oleh bakteri komensal yang terdapat
disekitar kulit vulva atau vagina.
• Mengukur residu (sisa) urine yang dikerjakan sesaat setelah pasien miksi.
• Memasukkan bahan kontras untuk memeriksa radiologi antara lain:
sistografi atau pemeriksaan adanya refluks vesikoureter melalui
pemeriksaan voiding cysto-urethrography (VCUG).
• Pemeriksaan urodinamik untuk menentukan tekanan intra vesika.
• Untuk menilai produksi urine pada saat dan setelah operasi besar.
Cont...
Tindakan kateterisasi untuk tindakan terapi antara lain:
• Mengeluarkan urin dari buli-buli pada keadaan obstruksi infravesikal
baik yang disebabkan oleh hiperplasia prostat maupun oleh benda asing (
bekuan darah ) yang menyumbat uretra.
• Mengeluarkan urine pada disfungsi buli-buli.
• Diversi urine setalah tindakan operasi sistem urinaria bagian bawah
yaitu pada prostatektomi, vesikolitotomi.
• Sebagai splint setelah operasi rekonstruksi uretra untuk tujuan
stabilisasi uretra.
• Pada tindakan kateterisasi bersih mandiri berkala (KBMB) atau clean
intermittent catheterization.
• Memasukkan obat-obatan intravesika, antara lain sitostatika atau
antiseptik untuk buli-buli. (Purnomo, 2011)
Bentuk-bentuk kateter
• Straight catheter merupakan kateter yang terbuat dari karet (lateks),
bentuknya lurus dan tanpa ada percabangan. Contoh jenis kateter ini
adlah kateter Robinson dan kateter Nalaton.
• Coude catheter yaitu kateter dengan ujung lengkung dan ramping.
Kateter ini dipakai jika kateterisasi dengan menggunakan kateter
berujung lurus mengalami hambatan yaitu pada saat kateter masuk ke
uretra pars bulbosa yang berbentuk “S”, adanya hiperplasia prostat yang
sangat besar atau hambatan akibat sklerosis leher buli-buli. Dengan
bentuk yang lengkung dan ramping kateter ini dapat menerobos masukke
dalam hambatan tadi. Jenis kateter ini seperti kateter tiemann.
• Self retaining catheter yaitu kateter yang dapat dipasang menetap dan
ditinggalkan didalam saluran kemih dalam jangka waktu tertentu. Hal ini
dimungkinkan karena ujungnya melebar jika ditinggalkan didalam buli-
buli. Kateter jenis ini antara lain kateter malecot, kateter pezzer, dan
kateter foley.
Cont...
• Kateter foley adalah kateter yang dapat ditinggalkan menetap
untuk jangka waktu tertentu karena didekat ujungnya terdapat
balon yang dikembangkan dengan mengisisnya dengan air sehingga
mencegah kateter terlepas keluar dari buli-buli. Sesuai dengan
percabangannya kateter ini dibedakan dalam 2 jenis yaitu:
• Kateter cabang 2 (two way catheter) yang mempunyai dua
buah jalan untuk mengeluarkan urine dan memasukkan air guna
mengembangkan balon.
• Kateter cabang 3 (three way catheter) yang mempunyai satu
percabangan (lumen) lagi yang berfungsi untuk mengalirkan air
pembilas (irigan) yang dimasukkan melalui selang infus. Kateter
ini biasanya dipakai setelah operasi prostat untuk mencegah
timbulnya bekuan darah. (Purnomo, 2011)
Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Pemasangan kateter dilakukan secara aseptik dengan malakukan desinfeksi


secukupnya memakai bahan yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit genitalia dan
jika perlu diberikan profilaksis antibiotika sebelumnya.
2. Diusahakan tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien.
3. Dipakai kateter dengan ukuran terkecil yang masih cukup efektif untuk
melakukan drainase urine yaitu untuk orang dewasa ukuran 16-18 Fr. Dalam hal ini
tidak diperkenankan mempergunakan kateter logam pada tindakan kateterisasi
pada pria karena akan menimbulkan kerusakan uretra.
4. Jika dibutuhkan pemakaian kateter menetap, diusahakan memakai sistem
tertutup yaitu dengan menghubungkan kateter pada saluran penambpungan urine.
5. Kateter menetap dipertahankan sesingkat mungkin sampai dilakukan tindakan
definitif terhadap penyebab retensi urine. Perlu diingat bahwa makin lama
kateter dipasang makin besar kemungkinan terjadi penyulit berupa infeksi atau
cedera uretra. (Purnomo, 2011)
Indikasi Pemasangan Kateterisasi

1. Klien yang tidak dapat menahan atau mengosongkan


kandung kemih
2. Klien yang dilakukan pembedahan
3. Klien yang mempunyai masalah dengan saluran kemih
 

Kontraindikasi Pemasangan Kateterisasi


4. Klien dengan infeksi saluran kemih
5. Klien dengan stiktura uretra

8
Persiapan Alat Pemasangan Kateter
Pada Pria : Pada Wanita
1. 1 buah kom steril 1 buah kom steril
2. 1 pasang sarung tangan steril 1 pasang sarung tangan steril
3. 1 buah pinset steril 1 buah pinset steril
4. 1 buah kateter steril sesuai ukuran 1 buah kateter steril sesuai ukuran
5. Kassa steril secukupnya 5 buah cotton ball
6. Aquaes atau Na Cl (20-30 cc) Aquaes atau Na Cl (20-30 cc)
7. Cairan antiseptik Cairan antiseptik
8. 1 buah spuit steril 20 cc Korentang
9. Korentang Urine bag
10. Urine bag Jelly
11. Jelly 1 buah sput steril 3 cc ( untuk memasukkan
12. 1 buah sput steril 3 cc ( untuk jelly)
memasukkan jelly) Perlak
13. Perlak Bengkok
14. Bengkok Plester
15. Plester Gunting plester
16. Gunting plester Tempat spesimen
17. Tempat spesimen Alat tulis
18. Alat tulis Handuk atau selimut
Prosedur pada pria
1. Perawat mencuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan dan prosedur kerja
4. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
5. Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
6. Atur posisi klien supinasi
7. Pasang perlak dan pengalasnya di bawah bokong
8. Buka pembungkus bagian luar kateter, kemudian letakkan di dlam bak steril
9. Gunakan sarung tangan steril
10. Tes balon kateter
11. Buka daerah meatus dengan tangan kiri, dengan cara : pegang daerah bawah
glands penis dengan ibu jari dan telunjuk dan preputium ditarik ke bawah
12. Bersihkan daerah meatus engan kassa iodine povidon. Bersihkan daerah
melingkar dari meatus ke arah luar minimal 3 kali dengan menggunakan pinset
steril
13. Masukkan jelly ke dalam uretra, dengan menggunakan spuit ( yang sudah
dilepas jarumnya) 3 cc yang sudah terisi jelly
Cont..
14. Anjurkan pasien untuk nafas dalam selama pemasangan kateter
15. Masukkan kateter sepanjang 17,5-22,5 cm (dewasa) 5-7,5 cm
(anak-anak) atau sampai urin keluar. Hentikan pemasangan
kateter bila waktu memasukkan kateter terasa adanya
tahanan
16. Masukkan lagi kateter sepanjang 2cm sambil sedikit di putar
17. Isi balon kateter dengan aquaddes sebanyak 20-30 cc
18.Tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan balon
19.Sambungkan kateter dengan urine bag
20.Fiksasi kateter menggunakan plester pada paha pasien
Gantung urine bag lebih rendah daripada kandung kemih
21. Bereskan alat
22. Rapikan pasien
23. Evaluasi respon pasien
24. Buka sarung tangan
25. Cuci tangan lalu dokumentasikan respon klien, konsistensi,
bau , warna, bau dan jumlah urine
Prosedur Pada Wanita
• Perawat mencuci tangan
• Ucapkan salam
• Jelaskan tujuan dan prosedur kerja
• Tutup tirai dan pintu kamar pasien
• Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
• Buka pakaian bawah pasien, dan tutup pasien dengan selimut mandi atau
handuk
• Atur posisi pasien dorsal rucumbent
• Pasang perlak dan pengalasnya dibawah bokong
• Gunakan sarung tangan steril
• Lakukan vulva hygiene
• Buka pembungkus bagian lar kateter, kemudian letakkan di dalam bak
steril
• Tes balon kateter
• Beritahu pasien untuk megejan seperti ketika akan berkemi dan menarik
nfas panjang sebelum pemasangan kateter
Cont...
• Lumasi ujung kateter dengan jelly kira-kira 4-5 cm
• Dengan tangan non-dominan buka labia mayora dan minoradengan menggunakan jari telunjuk
dan ibu jari lalu sedikit di tarik ke atas
• Dengan tangan dominan masukkan kateter kira-kira 5-7,5 cm pada orang dewasa atau sampai
urine keluar. Masukkan lagi kira-kira 2 cm setelah urine keluar
• Lepaskan labia dan pegang kateter secara aman dengan tangan non-dominan
• Isi balon kateter dengan aquades
• Tarik kateter perlahan sampai ada tahanan ballon
• Sambung pangkal kateter denga urine bag
• Fiksasi kateter menggunakan plester di bagian paha klien
• Gantung urine bag lebih rendah daripada kandung kemih
• Bereskan alat
• Rapikan pasien
• Evaluasi respon pasien
• Buka sarung tangan, Cuci tangan lalu dokumentasikan respon klien, konsistensi, bau , warna,
bau dan jumlah urine
Kondom Kateter
Pemasangan kateter kondom adalah alat drainase
urine eksternal yang tepat untuk digunakan dan aman
untuk mendrainase urine pada klien pria. Alat ini
lembut, sarung karet yang lembut yang disarungkan ke
penis, dan tersedia untuk klien ikontenesia atau koma
yang masih mempunyai fungsi pengosongan kandung
kemih lengkap dan spontan. Kateter ini mungkin
tersedia dalam jenis menetap (Foley) karena drainase
di pertahankan dengan sedikit resiko infeksi.
Persiapan Alat
• Sarung kondom
• Strip elsastis
• Preparat kulit
• Kantung penampung urine dan slang drainase
• Baskom dengan air hangat dan sabun
• Handuk dan waslap
• Selimut mandi
• Sarung tangan sekali pakai
• Gunting atau pencukur yang aman
Prosedur Pelaksanaan
• Bantu klien pada posisi terlentang tempatkan selimut di atas tubuh dan
tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi sehingga hanya
genitalia yang terpajan
• Bersihkan genitalia dengan sabun dan air. Keringkan selurhnya
• Siapkan kantung drainase urine dengan menghubungkannya dengan
kerangka tempat tidur. Bawa slang rainase ke sisi pagar tempat tidur
• Pakai sarung tangan dispossible dan berikan perawatan pada perinium
• Berikan preparat pada kulit penis dan biarkan mengering
• Dengan tangan nondominan genggam penis klien dengan kuat pada
batanganya. Pegang kantung kondom pada ujung penis dengan tangan
dominan dan gulung sarung kondom ke atas secara perlahan pada batang
penis
Cont..
• Sisakan ruang 2,5-5 cm antara gland penis dengan ujung akhir
kateter kondom
• Liliti batang penis dengan perekat elastis 
• Hubungkan selang drainase pda ujung kateter kondom,
kemudian slang drainase dapat di sambungkan ke kantung
drainase atau kantung kaki
• Tempatkan gulungan slang pada tempat tidur dan amankan
dasar linen tempat tidur
• Lepaskan sarung tangan
• Cuci tangan dan dokumentasikan
Melepas Kateter
Pengertian
Melepas kateter adalah melepas drainase urine pada klien yang
dipasang kateter
Tujuan
• Melatih klien berkemih secara normal tanpa menggunakan kateter
 Persiapan Alat
• Sarung tangan
• Pinset
• Spuit
• Bengkok
• Plester
• Cotton ball
Prosedur Pelaksanaan
• Perawat mencuci tangan
• Ucapkan salam
• Jelaskan tujuan dan prosedur kerja
• Tutup tirai dan pintu kamar pasien
• Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
• Buka plaster
• Pakai sarung tangan
• Keluarkan isis balon dengan spuit
• Tarik kateter dan anjurkan pasien untuk mnarik nafas dalam
• Letakkan kateter pada bengkok
• Bersihkan daerah sekitar perinium
• Bereskan alat dan cuci tangan
See You Next TIME!

Anda mungkin juga menyukai