Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tesalonika Maindoka

NIM : 18061040

FAKULTAS KEPERAWATAN /VII

1. Latih Kesabaran dan kepedulian Pada Lansia


Tak perlu jadi perdebatan lagi ya, dimana kesabaran serta rasa peduli terhadap sesama memang
selalu dibutuhkan ketik berhubungan dengan orang tua. Biasanya anda nanti bakal berhadapan
dengan yang namanya tantangan fisik seperti gerakan lamban, faktor lupa, kekuranga, sikap
apatis, dan masih banyak lagi.

Dan karena hal itulah, biasanya membuat para keluarga lansia maupun si perawat kehilangan
kesabaran dan tak jarang sampai membuat mereka frustasi. Bahkan ada beberapa orang yang
mungkin tergoda untuk menyerah hingga akhirnya memilih untuk pergi.

Jika kondisi seperti ini terjadi, maka bakalan sangat membantu jika anda bisa menempatkan diri
pada kondisi lansia meskipun untuk sejenak saja. Dalam hal ini, dibutuhkan pengenalan
soal faktor penghambat komunikasi pada lansia dan kecerdikan anda dalam berkomunikasi
dengan para lansia.
Misalnya saja seperti mengungkapkan perkataan yang meyejukkan dan tidak bernada terkesan
seperti anda sedang memerintahnya. Dan berikut ini merupakan contoh komunikasi terapeutik
pada lansia yang bisa anda coba:

”Mungkin kondisi sakit ini membuat Ibu tidak enak enak. Namun bisa ibu lakukan kok perlahan.”

“Memang sulit untuk bergerak dengan kondisi atritis begini Bu. Tapi percaya deh ibu tetap bisa
bergerak kok walaupun perlahan.“

Nah dalam menerapkan tehnik ini, anda perlu melakukan komunikasi dengan nada kepeduliaan
dan tidak menggunakan nada perintah. Dan pastinya, sebagai seorang perawat lansia anda
diharuskan untuk memiliki kesabaran dan kepedulian yang tinggi.

Jika anda belum memiliki kesabaran tersebut, maka anda pun harus memberikan waktu luang
lebih bersama lansia ini. Jika anda merasa kesal, untuk mengatasinya anda bisa pergi menyingkir
terlebih dahulu dari lansia, dan jika sudah tenang maka bisa kembali dengan menunjukkan wajah
ceria.

Disamping itu anda juga harus memperhatikan faktor untuk menentukan sarana komunikasi,
dikarenakan setiap orang juga tidak memiliki tanggapan sama terkait apa yang bakalan anda
katakan. Sehingga anda bisa lebih mengerti terkait kondisi dan kemampuan mereka dalam
berkomunikasi.
2. Jangan Pernah Memerintah, Lebih Baik Meminta
Dengan Sopan
Seperti yang sudah dibahas pada poin diatas tadi, dimana salah satu kebutuhan dari para lansia ini
adalah merasa dihormati. Maka dari itu anda pun bisa memenuhi kebutuhan mereka itu dengan
cara meminta secara baik-baik dibandingkan dengan memerintah ketika berkomunikasi dengan
para lansia.

Contohnya seperti ini:


“Ibu  akan makan sup siang ini?.” Daripada mengatakan hal tersebut, sebaiknya anda mengatakan
seperti ini: “Ibu mau makan dengan sup ayam?”. Lebih baik lagi yang Anda sampaikan kepada
lansia ini adalah dengan menawarkan pilihan bagi mereka: “Apakah ibu mau makan sup ayam
atau sayur lodeh?”

Dengan anda memberikan pilihan kepada para lansia, disini mereka bakal merasakan lebih
dihargai. Dan memberikan penawaran pilihan kepada para lansia juga bakal memberikan ruang
kontrol pada diri lansia untuk dirinya sendiri, sehingga mereka dapat merasakan kenyamanan dan
sesuai keinginan.

Karena kondisi lansia yang kurang sabar serta memiliki kemampuan fisik menutun, maka dengan
memberikan peilihan kepada mereka, maka para lansia bakal merasa senang karena dilibatkan
dalam sebuah aktivitas, dan anda juga perlu mengenali bentuk komunikasi pada lansia berikut.

3. Dibandingkan Berasumsi Sendiri, Sebaiknya


Bertanya Dulu
Hal ini merupakan kesalahan yang sering dilakukan oleh para perawat lansia, dimana mereka
seringkali berasumsi sendiri untuk menilai kebutuhan dari pasiennya tersebut. Nah disarankan
daripada anda berasumsi sendiri, maka alangkah baiknya anda bertanya atau diskusi mengenai
satu tindakan yang akan dilakukan kepada para lansia tersebut.

Contoh komunikasi terapeutik pada lansia dalam poin ini, anda bisa menanyakan terlebih dahulu
kepada mereka, seperti ‘Bu, bolehkah saya matikan lampu kamar?’ dibandingkan anda langsung
mematikan lampu kamar karena beranggapan agar mereka segera tidur.

Jika anda ingin melakukan suatu tindakan kepada para lansia ini, berikan mereka alasan kenapa
anda melakukan hal tersebut. Dengan diberikan pengertian secara halus, maka para lansia ini
pasti akan nurut dan mereka akan sukarela dengan apa yang anda lakukan tersebut.

Namun jangan selamanya anda berpikiran demikian, dikarenakan tidak jarang juga para lansia itu
lebih membandel. Dan anda juga harus sabar dan bisa memberikan pengertian terbaik terkait
suatu hal tersebut agar lansia tertarik dan bersedia untuk melakukannya.
4. Berikan Pilihan Jika Memungkinkan
Sebagai mahkluk hidup, para lansia ini tetap mempertahankan kemandirian maupun kemerdekaan
mereka sendiri. Dan hal ini kemungkinan bakal jadi bagian penting bagaiman mereka bisa
merasakan mengenai fisik serta kemampuan berfikir mereka yang mulai berkurang tapi masih
ingin memiliki kontrol pada dirinya sendiri.

Karena mereka masih memiliki hak untuk dirinya sendiri, maka jika memungkinkan anda berikan
tawaran pilihan kepada mereka. Jika anda paham betul dengan tehnik ini, maka akan sangat
sederhana seperti ketika anda memberikan penawaran kepada lansia ingin makan siang dengan
sop ayam atau telur rendang.

Nah, dengan memberikan para lansia ini pilihan, maka mereka memiliki kemampuan memilih
yang di inginkan dirinya sehingga bisa menimbulkan rasa percaya diri, aman, serta memiliki
‘kekuatan’ dalam bereaksi terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.

Akan tetapi anda sebagai seseorang yang memperhatikan hal demikian, harus mengetahui juga
mengenai hambatan dalam proses komunikasi terapeutik. Hal ini disebabkan oleh mereka yang
sudah terlalu lancar lagi dalam merespon apa yang dikehendaki oleh kita salah satunya.

5. Pakai Kata-kata Sopan


Dari banyak studi mengenai komunikasi terapeutik pada lansia/dewasa, umumnya mereka tidak
akan merespon dengan baik jika merasa selalu diperintah untuk melakukan apapun. Hal ini
karena merasa jika anda tidak sopan berbicara dengan orang dewasa atau lansia karena usia anda
mungkin masih jauh dari mereka.

Contohnya seperti ini:


Ibu harus minum obat saat ini, bapak harus berolahraga sekarang, ibu makan sup ini sampai
habis, bapak harusnya ikut terapi saat ini. Jika para lansia mendengarkan kalimat tersebut, maka
mereka akan merespons negative dan menyebabkan masalah perilaku seperti menghindar,
berargumen, maupun bisa bersikap keras kepala pada anda.

Nah daripada anda menggunakan kata-kata diatas yang terkesan tidak sopan, maka sebaiknya
anda menggunakan kata-kata seperti ‘ayo, mari, yuks, saya, kita’, berikut contoh kalimatnya:

 Ini penting untuk menjaga kesehatan ibu, ayo ibu minum obat ini
 Yuk pak, saya bantu untuk olahraga hari ini
 Sup ini sepertinya lezat bu, mari kita habiskan
 Sepertinya kita perlu memasukkan udara segar kedalam ruangan ini, bolehkah saya buka
jendelanya sebentar?
Dengan menggunakan jenis penyataan seperti ini, maka lansia akan terbuka fikirannya dengan
apa yang anda katakan, dan mendorong mereka untuk mendengarkan apa yang anda minta agar
mereka lakukan.
Cukup sekian ulasan kali ini tentang contoh komunikasi terapeutik pada lansia, semoga apa yang
sudah dibahas ini bermanfaat dan menambah wawasan anda nanti. Dan kenali juga pembahasan
mengenai hambatan usia dalam komunikasi yang tentu saja tidak selalu sama perbandingannya.

Anda mungkin juga menyukai