Oleh:
TOMI JEREMIES HULU
190204058
Oleh:
TOMI JEREMIES HULU
190204058
Skripsi ini telah dibimbing dan diperiksa oleh kedua pembimbing dan layak
untuk dipresentasikan di sidang skripsi
Disetujui oleh
Kepala Program Studi Ners
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
i
PERNYATAAN KEASLIAN
SKRIPSI
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan peneliti, tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain dalam naskah
ini, kecuali tertulis dan tercantum dalam daftar pustaka.
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
Nama : Tomi Jeremies Hulu
NIM : 190204058
Tempat/Tanggal Lahir : Ombolata, 06 Juli 1998
Agama : Kristen Protestan
Anak ke : 4 (Keempat) dari 5 (Lima) bersaudara
Status Perkawinan : Belum Menikah
Nomor HP : 082125449018
Email : tomijeremies@gmail.com
iii
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
ABSTRAK
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Salahsatu intervensi keperawatan pada pasien
hipertensi adalah dengan melakukan latihan yang dapat menurunkan tekanan darah
seperti teknik relaksasi otot progresif. Relaksasi progresif adalah salah satu cara dari
teknik relaksasi yang mengombinasikan latihan napas dalam dan serangkaian seri
kontraksi dan relaksasi otot tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
“Pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi di UPT Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur tahun
2021”. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian quasi-eksperiment dengan pre
test-post test one grup only design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 16
responden dengan teknik pengambilan sampel. Analisa data menggunakan uji
Wicolxon karena hasil uji normalitas menunjukkan data tidak berdistribusi normal
dengan tingkat kemaknaan 95% (p< 0,05). Hasil menunjukkan dari hasil uji
Wilcoxon diperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0.000 untuk tekanan darah sistolik
dan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0.001 hal ini menunjukkan adanya pengaruh terapi
relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada pasien di UPT
Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur.
iv
NURSING STUDY PROGRAM
FACULTY OF PHARMACY AND HEALTH SCIENCE
UNIVERSITY OF SARI MUTIARA INDONESIA
ABSTRACT
Hypertension or what is commonly called high blood pressure is an increase in
systolic blood pressure above the normal limit, which is more than 140 mmHg
and diastolic blood pressure more than 90 mmHg. One of the nursing
interventions in hypertensive patients is to do exercises that can lower blood
pressure, such as progressive muscle relaxation techniques. Progressive relaxation
is a form of relaxation technique that combines deep breathing exercises and a
series of specific muscle contractions and relaxations. The purpose of this study
was to determine "The effect of progressive muscle relaxation therapy on blood
pressure reduction in hypertensive patients at the UPT Puskesmas Glugur Darat,
East Medan District in 2021". This type of research is a quasi-experimental
research type with pre-post-test one group only design. The number of samples in
this study were 16 respondents with the sampling technique. Data analysis used
the Wicolxon test because the results of the normality test showed that the data
were not normally distributed with a significance level of 95% (p <0.05). The
results show that the Wilcoxon test results obtained the Asymp.Sig value. (2-
tailed) 0.000 for systolic blood pressure and Asymp.Sig. (2-tailed) 0.001, this
indicates the effect of progressive muscle relaxation therapy on reducing blood
pressure in patients at the UPT Puskesmas Glugur Darat, East Medan District.
Reference : 21 (2012-2020)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di UPT Puskesmas Glugur
Darat Kecamatan Medan Timur”. Penyelesaian skripsi ini merupakan salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan pada
Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
Selama proses penyusunan skripsi ini, begitu banyak bantuan, nasehat dan
bimbingan yang penulis terima demi kelancaran penelitian ini. Dengan segala
kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada yang terhormat Bapak/Ibu :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP. MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Galvani Volta Simanjuntak, S.Kep, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Para dosen yang senantiasa sabar mengajar, mendidik dan membimbing
selama menjadi mahasiswa di Program Studi Ners Fakultas Farmasi Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
7. Kepada teman-teman Mahasiswa/I Jalur B Medan Program Studi Ners
Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan yang telah banyak memberikan
dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
penulis mengharapkan, kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini, sehingga
layak untuk diteliti, akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
COVER DALAM
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................ i
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
viii
3.3 Populasi ....................................................................................... 22
3.4 Sampel ........................................................................................ 23
3.5 Kriteria penelitian ....................................................................... 23
3.5.1 Kriteria Inklusi .................................................................. 23
3.5.2 Kriteria Eksklusi ................................................................ 23
3.6 Defenisi Operasional................................................................... 24
3.7 Aspek Pengukuran ...................................................................... 24
3.8 Alat Dan Prosedur Pengumpulan Data ....................................... 24
3.9 Etika Penelitian ........................................................................... 26
3.10 Pengolahan Data ........................................................................ 27
3.11 Analisa Data .............................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR SKEMA
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran III : Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Dinas Kesehatan Kota
Medan
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Melakukan kontrol tekanan darah merupakan hal yang sangat penting bagi
penderita hipertensi (Roesmono, 2017). Dampak yang terjadi jika tidak
dilakukannya pengontrolan pada pasien hipertensi yaitu akan mengakibatkan
morbiditas yang memerlukan penanganan serius, dan mortalitas yang cukup
tinggi sehingga hipertensi disebut sebagai “The sillent killer” (Nuraini, 2015).
1
2
Upaya yang dapat dilakukan selain mengkonsumsi obat untuk pasien penderita
hipertensi adalah dengan melakukan latihan yang dapat menurunkan tekanan
darah seperti teknik relaksasi otot progresif. Relaksasi progresif adalah salah satu
cara dari teknik relaksasi yang mengombinasikan latihan napas dalam dan
serangkaian seri kontraksi dan relaksasi otot tertentu (Ayunani dkk 2018). Teknik
relaksasi otot progresif selain mudah untuk dilakukan juga dapat dilakukan
dimana saja tanpa membutuhkan alat (Ayunani & Alie, n.d, 2018). Selain untuk
mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi, relakasi otot progresif juga
bermanfaat untuk mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi stress dan depresi,
menghilangkan kelelahan (Borneo, dkk 2016).
Berdasarkan hasil survei awal yang peneliti lakukan pada Senin 1 Februari
2021 di UPT Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur ada 36 orang
yang mempunyai penyakit hipertensi khususnya yang telah terdata pada bulan
Januari 2021. Data ini di ambil dari Puskesmas UPT Puskesmas Glugur Darat
Kecamatan Medan Timur. Dari hasil wawancara pada kepala UPT Puskesmas
Glugur Darat Kecamatan Medan Timur belum pernah dilakukan terapi
relaksasi otot progresif pada masyarakat penderita hiperetensi di wilayah kerja
UPT Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur. Penyakit hipertensi
merupakan salah satu penyakit yang paling banyak di wilayah kerja UPT
Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur tersebut selain dari
penyakit diabetes dan asam urat. Berdasarkan fenomena tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terapi relaksasi
otot progresif terhadap pasien hipertensi di UPT Puskesmas Glugur Darat
Kecamatan Medan Timur
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas untuk mengajarkan terapi
relaksasi otot progresif pada penderita hipertensi maupun yang sehat
secara efektif dan efisien serta diharapkan dengan penerapan penelitian ini
mampu mengurangi pemberian obat pada pasien penderita hipertensi.
5
6
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui
penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit,
yaitu :
1) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang
mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta
abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat
aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area
kontriksi.
2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan
penyakit utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskuler berhubungan dengan penyempitan.
3) Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah
ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan
hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dyplasia
(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim
ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur
serta fungsi ginjal.
7
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif & Kusuma, 2016) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih besar dari
160 mmHg da tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
2) Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia.
Pada laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan
pada wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
3) Jenis Kelamin
Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita.
4) Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri
hipertensi banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada
Kaukasia atau Amerika Hispanik.
3) Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon
monoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah
menjadi lebih kental dan jantung dipaksa memompa darah lebih
kuat lagi agar darah sampai ke jaringan mencukupi (Komaling,
2018). Maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi alkohol dapat
meningkatkan tekanan darah.
b. Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami
arterosklerotik tidak pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium
apabila terbentuk thrombus yang dapat menghambat aliran darah
melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi hipertensi kronik dan
hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
13
c. Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-
kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke
unti fungsionla ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi
hipoksik dan kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein
keluar melalui urine dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma
berkurang sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.
d. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna
(hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan
yang tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium
diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya neuro-neuro disekitarnya
terjadi koma dan kematian.
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokus perhatian seperti relaks.
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan
g. Membangun emosi positif dari emosi negatif.
Antara simpatik dan para simpatik bekerja saling timbal balik . Aktivasi
dan sistem saraf simpatik disebut juga ergotropic atau respon fight or flight
dimana organ diaktivasi untuk keadaan stress. Respon ini memerlukan
15
energi yang cepat, sehingga hati lebih banyak melepaskan glukosa untuk
menjadi bahan bakar otot sehingga metabolisme juga meningkat (Erliana,
2009). Mengobservasi efek dari saraf simpatis, yaitu meningkatkan denyut
nadi, tekanan darah, hiperglikemia dan dilatasi pupil, pernafasan
meningkat, serta otot menjadi tegang. Aktifnya saraf simpatis membuat
lansia tidak dapat santai dan rileks sehingga tidak memunculkan rasa
kantuk (Erliana, 2009).
Aktivasi dari dari sistem saraf parasimpatis disebut juga Trophotropic yang
menyebabkan perasaan ingin istirahat, dan perbaikan fisik tubuh. Aktivasi ini
merupakan dasar yang disebut Benson (1975,dalam Conrad dan Roth, 2010)
yaitu respon relaksasi. Respon parasimpatik meliputi penurunan denyut nadi
dan tekanan darah serta meningkatkan aliran darah (Conrad dan Roth,2010).
Oleh sebab itu, melalui latihan relaksasi lansia dilatih untuk dapat
memunculkan respon relaksasi sehingga dapat mencapai keadaan tenang.
Gerakan 2.
Menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga
otot-otot di tangan bagian belakang pada pergelangan tangan sehingga
otot-otot ditangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari
menghadap ke langit-langit.
Gerakan 3.
Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi
kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot
biceps akan menjadi tegang.
Gerakan 4.
Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa
hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan ini adalah
kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.
Gerakan 4 seperti pada gambar 4.
17
Gerakan 5.
Mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput.
Gerakan 5 seperti pada gambar 5.
Gerakan 6.
Menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar
mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata. Gerakan 6 seperti
pada gambar 6.
Gerakan 7
Mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga
ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Gerakan 7 seperti pada gambar.
18
Gerakan 8.
Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan
di sekitar mulut. Gerakan 8 seperti pada gambar 8.
Gerakan 9.
Meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk
menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga responden dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher
dan punggung atas. Gerakan 9 seperti pada gambar 9.
Gerakan 10.
Membawa kepala ke muka, kemudian diminta untuk membenamkan dagu
ke dadanya. Sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian
muka.
19
Gerakan 11.
Mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung
dilengkungkan, lalu busungkan dada. Kondisi tegang dipertahankan
selama 10 detik, kemudian rileks. Pada saat rileks, letakkan tubuh kembali
ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi lemas. Gerakan 11 seperti
pada gambar 11.
Gerakan 13.
Menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian menahannya sampai perut
menjadi kencang dan keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian
diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini. Gerakan 13 seperti
pada gambar 13.
Gerakan 14.
Meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
Gerakan ini dilakukan sebanyak dua kali. Gerakan 14 seperti pada gambar 14.
Skema 2.1
Kerangka Konsep
A1 X A2
Skema 3.1
Skema Rancangan
Keterangan :
A1: Tekanan darah Sebelum dilakukan terapi relaksasi otot progresif
X : Intervensi ( Terapi Relaksasi Otot Progresif)
A2: Tekanan darah Setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif
3.3 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami
hipertensi di UPT Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur
khususnya yang terdata pada bulan Januari 2021 sebanyak 36 orang.
22
23
3.4 Sampel
Besar sample dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan sampel 2
mean berpasangan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik
purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan kriteria
inklusi dan ekslusi.
n = Besar sampel
α = tingkat signifikansi (5%)
1-β = power of test (95%)
σ = population standard deviation (6)
σ2 = Population variance (36)
λo = test vlue of the population mean (90)
λa = anticipated population mean (85)
Berdasarkan rumus diatas besar sampel dalam penelitian ini adalah 16
orang.
24
b. Pelaksanaan
1) Pre intervensi
a) Peneliti menemui calon responden, kemudian memperkenalkan
diri, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian.
b) Setelah memahami tujuan dan manfaat penelitian, calon
responden diminta menandatangani informed consent sebagai
kesediaan menjadi responden penelitian. (Informed consent
terlampir).
2) Intervensi
a) Pada hari pertama peneliti mengobservasi sampel penelitian di
rumah masing-masing dengan mengukur tekanan darah sampel
penelitian dengan hipertensi dengan selalu mengikuti protokol
kesehatan yaitu memakai masker
b) Setelah mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah terhadap
sampel selanjutnya dilakukan terapi relaksasi otot progresif
sebanyak 15 gerakan mulai dari otot tangan, wajah hingga kaki
selama satu minggu. Pengukuran selalu dilakukan pada saat Pre
test dan Post test.
c) Intervensi dilakukan dengan durasi 15 menit. Intervensi dilakukan
selama 3 hari.
3) Post Intervensi
Setelah dilakukan intervensi 3 hari peneliti mengobservasi lagi
sampel penelitian dengan mengukur kembali tekanan darah sampel
untuk mengetahui apakah terdapat penurunan tekanan darah setelah
26
2. Analisa Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot
progresif terhadap pasien yang mengalami hipertensi di Tahun 2021.
Analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan uji Paired T test
jika data berdistribusi normal dan uji Wicolxon jika data tidak
berdistribusi normal dengan tingkat kemaknaan 95% (p< 0,05).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
29
30
berdasarkan usia.
responden dengan usia 55-59 tahun, 6 (37.5%) responden dengan usia 60-69
tahun dan 2 (12.5%) responden dengan usia 70 tahun Tabel 4.3 disajikan
Data tekanan darah sistolik (pre) dan tekanan darah diastolik (pre) tidak
Data tekanan darah sistolik (post) dan tekanan darah diastolik (post)
Oleh karena terdapat data yang tidak berdistribusi normal, maka pengujian
b
Test Statistics
Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik (Post) - Diastolik (Post) -
Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik (Pre) Diastolik (Pre)
a a
Z -3.611 -3.176
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .001
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
tekanan darah sistolik (post) adalah 128.7500. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon
diperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0.000 < 0.05, maka disimpulkan terdapat
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tekanan Darah Pasien Hipertensi Sebelum Dilakukan Terapi Relaksasi
Otot Progresif (Pre Test)
Hasil penelitian rata-rata tekanan darah sistolik (pre) adalah 145.6250 dan
tekanan darah diastolik (pre) adalah 91.8750. Berbagai faktor yang
mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi
tekanan darah. Tekanan darah membutuhkan aliran darah melalui pembuluh
darah yang ditentukan oleh kekuatan pompa jatung (cardiac output) dan
tahanan perifer (peripheral resistance). Sedangkan cardiac output dan
tahanan perifer dipengaruhi oleh faktor-faktor yang saling berinteraksi
(asupan natrium, stres, obesitas, genetik dan lain-lain). Hipertensi terjadi
jika terdapat abnormalitas faktor-faktor tersebut (Rakhmawati, 2013). Dari
hasil observasi peneliti pada pasien hipertensi yang berada di UPT
Puskesmas Glugur Darat, beberapa kurang melakukan aktivitas seperti
senam, maupun relaksasi karna rata-rata mereka setelah selesai bekerja dan
merawat diri mereka sendiri seperti mandi maupun makan, lansia lebih
memilih untuk berbaring ditempat tidur mereka, karena kurangnya aktivitas
hal ini dapat membuat otot-otot menjadi kaku maupun tegang hal ini dapat
mempengaruhi gaya hidup, maupun tingkat stress responden dan salah satu
faktor yang mempengaruhi para responden tersebut merupakan faktor
penyebab terjadinya hipertensi. Hal ini sesuai teori Kristian (2020) yang
menyatakan faktor penyebab hipertensi yang kelima adalah kurang aktivitas
tubuh. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya denyut jantung, sehingga
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Kurang
35
2.2.3 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum (Pre Test) dan Sesudah (Post Test)
Terapi Relaksasi Otot Progresif
Rata-rata tekanan darah sistolik (pre) adalah 145.6250, sementara rata-rata
tekanan darah sistolik (post) adalah 128.7500. Berdasarkan hasil uji
Wilcoxon diperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0.000 < 0.05, maka
disimpulkan terdapat perbedaan tekanan darah sistolik yang signifikan,
sebelum dan sesudah. Rata-rata tekanan darah diastolik (pre) adalah
91.8750, sementara rata-rata tekanan darah diastolik (post) adalah 81.8750.
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0.001
< 0.05, maka disimpulkan terdapat perbedaan tekanan darah diastolik yang
signifikan, sebelum dan sesudah. Hasil penelitian yang mendukung
penelitian ini adalah penelitian Endar (2015) dengan judul “Efektifitas
Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru”
didapatkan rata-rata tekanan darah pada sebelum diberikan relaksasi otot
progresif yaitu sistole 156,60 mmHg dan diastole 94,47. Sedangkan hasil
rata-rata tekanan darah setelah diberikan relaksasi otot progresif yaitu sistole
146,53 mmHg dan diastole 88,20 mmHg, dari hasil tersebut didapatkan rata-
rata tekanan darah mengalami penurunan sebanyak sistole 10,07 mmHg dan
diastole 6,27 mmHg. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa relaksasi otot progresif adalah suatu metode untuk
membantu menurunkan tegangan sehingga otot tubuh menjadi rilek.
Relaksasi otot progresif bertujuan menurunkan kecemasan, tekanan darah
tinggi, stres, otot tegang dan kesulitan tidur. Pada saat tubuh dan pikiran
rileks, secara otomatis ketegangan yang seringkali membuat otot-otot
mengencang akan diabaikan (Sindhu, 2014). Penurunan tekanan darah
setelah penerapan terapi relaksasi otot progresif sesuai dengan teori
Baharrudin, 2016 yang mengatakan bahwa ketika melakukan relaksasi otot
progresif dengan keadaan tenang, rileks dan konsentrasi penuh terhadap
tegang dan rilek otot yang dilatih selama 15-30 menit, maka sekresi CRH
(Corticotropin releasing Hormone) dan ACTH (Adrenocorticotropic
Hormone) di hipotalamus menurun. Penurunan sekresi kedua hormon ini
menyebabkan aktifitas kerja saraf simpatik menurun, sehingga pengeluaran
37
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh terapi relaksasi otot
progresif terhadap kualitas tidur pada lansia di UPT Puskesmas Glugur Darat
Kecamatan Medan Timur Tahun 2021, dapat disimpulkan bahwa :
1. Rata-rata tekanan darah sistolik (pre) adalah 145.6250, sementara rata-rata
tekanan darah sistolik (post) adalah 128.7500. Berdasarkan hasil uji
Wilcoxon diperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0.000 < 0.05, maka
disimpulkan terdapat perbedaan tekanan darah sistolik yang signifikan,
sebelum dan sesudah.
2. Rata-rata tekanan darah diastolik (pre) adalah 91.8750, sementara rata-rata
tekanan darah diastolik (post) adalah 81.8750. Berdasarkan hasil uji
Wilcoxon diperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0.001 < 0.05, maka
38
3. Bagi Responden
Diharapkan agar dapat aktif dalam melakukan kegiatan relaksasi otot
progresif dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
tekanan darah tetap dalam batas normal.
Amila, (2020). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Insomnia Pada
Lansia. Jurnal Health Reproductive.
Brunner & Suddarth, (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12
Voume 1. Jakarta : EGC
Davis, (2012). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Pada Lansia Hipertensi
di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Vol. 3 2012.
Erliana, E., Haroen, H., & Susanti, RD. (2009). Perbedaan Tingkat Insomnia
Lansia Sebelum Dan Sesudah Latihan Relaksasi Otot Progresif
(Progresif Muscle Relaxation) Di Badan Pelayanan Sosial Tresna Wreda
(BPSTW) Ciparay Bandung. Jakarta : Salemba Medika.
Iswahyuni, (2017). Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Hipertensi Pada Lansia.
PROFESI Vol.14 2017.
Kayce Bell, (2015). Hypertension the Sillent Killer Updated JNC-8 Guideline
Recommendation. Continuing Education 2015
Nuraini, (2015). Faktor Resiko Hipertensi 2015. Lampung : Artikel Review Vol 4
No. 5 Februari 2015
Sehubungan dengan tugas akhir saya dalam penyusunan proposal, saya mohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penulisan saya tentang
“PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI UPT
PUSKESMAS GLUGUR DARAT KECAMATAN MEDAN TIMUR”.
Semua jawaban yang diberikan dipergunakan untuk keperluan penyusunan
proposal dengan data yang lain, dan tidak mempengaruhi keberadaan Ibu/bapak
atau saudara, serta dijaga kerahasiaannya.
Atas kesediaan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Medan, ................
Mahasiswa Responden
LEMBAR KONSULTASI
Nim : 190204058
2. 20 Cover
Januari BAB 1, 2, dan 3 - Perbaikan
Latar belakang
2021 - Rumusan
masalah
- Tujuan
penelitian
- Manfaat
penelitian
- Tinjauan
teoritis
- Lakukan
survey awal
3. 2 BAB 1, 2 dan 3 - Perbaikan
Februari latar
2021 belakang
- Tambahkan
teori
terbaru
- Tentukan
Populasi
- Perbaiki
Analisa
data
4. 3 BAB 1 2 dan 3 -Perbaikan latar
Februari belakang
2021
- Tambahkan
surat pernyataan
Univariat
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 6 37.5 37.5 37.5
Perempuan 10 62.5 62.5 100.0
Total 16 100.0 100.0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-44 Tahun 1 6.3 6.3 6.3
45-54 Tahun 2 12.5 12.5 18.8
55-59 Tahun 5 31.3 31.3 50.0
60-69 Tahun 6 37.5 37.5 87.5
>= 70 Tahun 2 12.5 12.5 100.0
Total 16 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Karyawan 3 18.8 18.8 18.8
Pegawai 4 25.0 25.0 43.8
Petani 6 37.5 37.5 81.3
IRT 3 18.8 18.8 100.0
Total 16 100.0 100.0
Tekanan Darah Sistolik (Pre)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Grade 1 13 81.3 81.3 81.3
Grade 2 3 18.8 18.8 100.0
Total 16 100.0 100.0
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair Tekanan Darah - .60208 .15052 -1.63333 -.99167 -8.720 15 .000
1 Sistolik (Pre) - 1.31250
Tekanan Darah
Sistolik (Post)
Pair Tekanan Darah - .73030 .18257 -1.38915 -.61085 -5.477 15 .000
2 Diastolik (Pre) - 1.00000
Tekanan Darah
Diastolik (Post)
LAMPIRAN XI
MASTER DATA
N Nama responden ( Jenis Usi Pekerja Tekanan Darah Pre Tekanan Darah Post
O Inisial) Kelamin a an Test Test
1 Ny. B 2 2 1 140/90 130/90
2 Ny.T 2 5 4 160/100 140/90
3 Ny. M 2 4 3 140/90 120/70
4 Ny. K 2 3 2 140/90 120/80
5 Ny. M 2 4 4 140/90 120/70
6 Ny. R 2 4 3 140/90 130/80
7 Tn. O 1 3 2 150/90 130/80
8 Ny. S 2 3 4 140/90 110/70
9 Tn.R 1 1 3 140/90 120/80
10 Ny.I 2 3 3 140/90 130/90
11 Tn. A 1 4 1 150/100 140/90
12 Ny. K 2 3 1 140/90 120/80
13 Tn. J 1 4 3 160/90 140/90
14 Tn. P 1 4 2 150/90 140/90
15 Tn. B 1 2 2 140/90 120/70
16 Ny. D 2 5 3 160/100 150/90
LAMPIRAN XII
DOKUMENTASI