Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia

Icca Nrayani Pramudaningsih1. Afrida Pertiwi2


1
Dosen Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus
2
Mahasiswa Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus

Email: iccaarayani@gmail.com1 afridakudus1@gmail.com2

ABSTRAK

Menua bukanlah suatu penyakit , namun proses alami yang dirasakan setiap orang yang akan
ditandai adanya perubahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Beberapa hal yang sering
dikeluhkan lansia adalah perubahan tidur sehingga mempengaruhi kualitas tidur, maka
kebutuhan tidur dalam sehari kurang tercukupi. Untuk mengatasi kualitas tidur lansia yang
buruk bisa menerapkan salah satu cara yaitu Relaksasi Benson yang merupakan upaya untuk
memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebutkan berulang-ulang kalimat yang
diyakini dapat menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu. Tujuan dari penulisan ini
yaitu untuk mengetahui gambaran studi literature tentang pengaruh terapi relaksasi benson
terhadap kualitas tidur lansia. Metode yang digunakan dalam studi literatur ini adalah metode
studi pustaka dengan mengumpulkan data sekunder berdasarkan beberapa artikel jurnal, buku
serta karya tulis ilmiyah yang dipubliskan maupun yang tidak dipubliskan melalui data base
elektronik 10 tahun terakhir. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi relaksasi
benson ini dapat mengatasi gangguan tidur pada lansia.

Kata Kunci: relaksasi benson, kualitas tidur, dan lansia.

ABSTRACT
Aging is not a disease, but a natural process that everyone feels that will be marked by
physical, mental, spiritual, economic and social changes. Some things that are often complained
by the elderly are sleep changes that affect sleep quality, so the need for sleep in a day is not
fulfilled. To overcome the poor sleep quality of the elderly can apply one way, namely Benson's
Relaxation which is an effort to focus on a focus by repeatedly mentioning sentences that are
believed to eliminate various disturbing thoughts. The purpose of this paper is to know the
description of literature studies on the effect of Benson's relaxation therapy on the quality of
sleep in the elderly. The method used in this literature study is literature study method by
collecting secondary data based on several journal articles, books and scientific papers
published or not published through an electronic data base of the last 10 years. The results of
several studies indicate that Benson's relaxation therapy can overcome sleep disorders in the
elderly.
Keywords: Benson relaxation, sleep quality, and elderly.
Pendahulan

Proses menua atau lanjut usia merupakan proses alami yang dirasakan setiap orang, akan
ditandai dengan adanya perubahan fisik ataupun tingkah laku yang dapat terjadi pada semua
orang saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan
suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir2.
Bertambahnya usia maka semakin besar juga kemungkinan seseorang mengalami
permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Masalah yang sangat mendasar
pada lanjut usia adalah masalah kesehatan yang merupakan akibat dari adanya proses
degeneratif3.
Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia menurut World Health Organization (WHO)
mencatat bahwa terdapat 8 juta orang usia harapan hidup (UHH) orang di dunia adalah 66
tahun, pada tahun 20 12 naik menjadi 71 tahun. Jumlah proporsi lansia di Indonesia juga
bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2009 menunjukkan lansia berjumlah 7,49% dari total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69%
dan pada tahun 2013 didapatkan proporsi lansia sebesar sebesar 8,1% dari total populasi4.
Jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dari yang
hanya 19 juta jiwa pada tahun 2006. Hasil rekapitulasi data dinas kesehatan Jawa tengah
mencatat 3 juta jiwa lansia terdapat di Jawa tengah. Angka I ni menunjukkan peningkatan
jumlah lansia sebesar 22,5% dari 2.323.541 pada tahun 2010. Secara kuantitatif parameter
tersebut lebih tinggi dari ukuran nasional4...
Meningkatnya penduduk lanjut usia dibutuhkan perhatian dari semua pihak untuk
mengantisipasi permasalahan yang ada. Penuaan penduduk membawa dampak baik dari
aspek sosial, ekonomi, hukum, politik dan terutama kesehatan4. Permasalahan tersebut
berupa aspek kesehatan fisik, psikologis, social dan ekonomi. Bertambahnya umur yang
sering dikeluhkan lansia adalah insomnia. Sebanyak 67% dari 1.508 lansia diindonesia usia
66 tahun keatas melaporkan mengalami insomnia dan sebanyak 7,3% lansia mengeluhkan
gangguan memulai dan mempertahankan tidur5. Beberapa faktor yang menyebabka n
lansia insomnia adalah karena faktor pensiunan, kematian pasangan atau teman dekat,
peningkatan obat-obatan, dan penyakit yang dialaminya6.
Metode penatalaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tidur lansia
pada umumnya dengan menggunakan farmakologis, namun pemakaian obat yang
berlebihan tidak dianjurkan untuk kesehatan lansia. Pemakain obat-obatan ini pun bila tidak
disertai dengan perbaikan pola makan, pola tidur, maka obat-obatan hanya dapat
mengatasi gangguan yang bersifat sementara dan tidak menyembuhkan. Dengan demikian
di perlukan terapi non farmokologis yang efektif dan aman untuk meningkatkan kualitas
tidur lansia adalah salah satunya dengan Teknik Relaksasi Benson7.
Relaksasi Benson ini merupakan teknik latihan napas untuk memusatkan perhatian
pada suatu kata dan memfokuskan pikiran. Dalam penyebutannya berulang-ulang kalimat
ritual dan menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu. Dengan latihan napas yang
teratur dan dilakukan dengan benar, tubuh akan menjadi lebih rileks, menghilangkan
ketegangan saat mengalami stress dan bebas dari ancaman8.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hardono, dkk (2017) di wilayah unit
pelaksanaan teknis (UPT) Bondowoso menunjukkan bahwa Relaksasi Benson ini dapat
meningkatkan keyakinan diri untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang memberikan
respon rileks sehingga teknik relaksasi ini tepat untuk menangani masalah ini9.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purnomo, dkk (2013) yang dilakukan di
Puskesmas Srondol Kota Semarang menunjukkan bahwa teknik relaksasi ini dapat
dijadikan sebagai salah satu alternative tindakan keperawatan mandiri bagi klien yang
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur sehingga kebutuhan istirahat
tidur klien dapat terpenuhi10.
Berdasarkan fenomena dan beberapa literatur diatas maka perlu dilakukan
pengamatan pemberian terapi relaksasi benson terhadap kualitas tidur lansia , dengan
tujuan untuk mengetahui gambaran studi literatur tentang terapi relaksasi benson terhadap
kualitas tidur lansia.

LANDASAN TEORI

Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh tuhan Yang Maha
Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa
hidup manusia yang terakhir. Dimana ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial secara bertahap1.
Menurut WHO dan Undang - Undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia
permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi proses yang berangsur-
angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif,merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir
dengan kematian11. Memasuki usia tua banyak mengalami kemunduran misalnya
kemunduran fisik yang di tandai dengan kulit menjadi keriput karena berkurangnya
bantalan lemak, rambut memutih, pendengaran berkurang, penglihatan memburuk, gigi
mulai ompong, aktivitas menjadi lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang
lain juga mengalami kemunduran.
Proses penuaan akan cenderung mengalami banyak permasalahan dari berbagai
perubahan fisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring berlalunya waktu. Selain itu
proses penuaan akan meningkatkan kemungkinan terserang penyakit bahkan kematian.
Sebanyak 67% dari 1.508 lansia diindonesia usia 66 tahun keatas melaporkan mengalami
insomnia dan sebanyak 7,3% lansia mengeluhkan gangguan memulai dan
mempertahankan tidur5. Beberapa faktor yang menyebabkan lansia insomnia adalah
karena faktor pensiunan, kematian pasangan atau teman dekat, peningkatan obat-obatan,
dan penyakit yang dialaminya6.
Untuk mengatasi gangguan pola tidur pada lansia maka diperlukan perbaikan
kualitas tidur yang baik.Kualitas tidur merupakan keadaan tidur yang dijalani seorang
individu untuk menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur
mencangkup aspek kuantitas dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur, serta aspek
subjektif dari tidur. Kualitas tidur merupakan kemampuan setiap orang untuk
mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur Rapid Eye Movement
(REM) dan Non Rapid Eye Movement (NREM) yang normal18.
Kurang tidur dapat menyebabkan seseorang merasa mengantuk yang berlebihan
pada siang hari dan kurang berenergi serta menyebabkan gangguan konsentrasi. Kualitas
tidur yang buruk dapat menyebabkan seseorang terganggunya kualitas kinerjanya dan
dapat beresiko untuk mengalami gangguan kejiwaan. Ketika seseorang mengalami
gangguan tidur maka ada ketergantungan pada otak sehingga dengan mengaktifkan saraf
perasimpatis dengan teknik relaksasi maka secara otomatis ketergantungan berkurang
sehingga seseorang akan mudah untuk masuk kekondisi tidur. Oleh karena itu salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan tidur adalah dengan
menggunakan relaksasi Benson. Benson memperkenalkan teknik relaksasi yang dapat
menghilangkan nyeri, insomnia, dan kecemasan5. Terapi relaksasi ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas tidur lansia.
Relaksasi merupakan salah satu bagian dari terapi nonfarmakologis yang
dikelompokkan kedalam mind-body and spiritual terapies. Dengan demikian relaksasi
adalah suatu teknik nonfarmokologis didalam terapi perilaku dengan tujuan untuk
menenangkan pikiran dan fisik seseorang seingga terhindar dari tekanan mental, fisik,
ataupun emosi yang sedang dialami oleh seseorang15. Tujuan dari relaksasi ini adalah
untuk melatih pasien agar dapat mengondisikan dirinya untuk mencapai satu keadaan
rileks.
Pengertian Relaksasi Benson sendiri adalah penggabungan antara relaksasi dan
suatu keyakinan filosofis atau agama yang dianut oleh seseorang. Fokus dari relaksasi ini
pada ungkapan tertentu yang diucapkan berulang-ulang dengan menggunakan ritme yang
teratur disertai sikap yang pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama-nama
Tuhan atau kata yang memiliki makna menenangkan bagi pasien itu sendiri15
Teknik Relaksasi Benson merupakan teknik latihan nafas dan mengkombinasikan
pada relaksasi keyakinan yang dianut. Dengan latihan nafas yang teratur dan dilakukan
dengan benar, tubuh akan menjadi lebih Perasaan rileks ini akan diteruskan ke
hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF
merangsang kelenjar pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioid Melano Cortin
(POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar pituitary
juga menghasilkan endhorpin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati
menjadi rileks. Meningkatnya enkephalin dan endorphin kebutuhan tidur akan terpenuhi
dan lansia akan lebih rileks dan merasa nyaman. Pemberian teknik relaksasi benson ini
dilakukan minimal 3 minggu dalam 1 minggu 2 kali, Bila dilakukan secara teratur dan benar
dapat membantu lansia dalam mengatasi gangguan tidur. Sehingga tercapai kondisi waktu
tidur normal lansia selama 8 jam sehari17.

Metode Penulisan
Metode penulisan dengan menggunakan studi literature, yaitu metode pengumpulan
data yang digunakan adalah studi pustaka dengan mengumpulkan data sekunder
berdasarkan beberapa artikel jurnal, buku serta karya tulis ilmiyah yang dipubliskan
maupun yang tidak dipubliskan. Sedangkan metode yang akan digunakan untuk pengkajian
ini adalah studi literatur yaitu dari data yang diperoleh akan dianalisis , dan disimpulkan
sehingga mendapatkan kesimpuln mngenai studi literature.

Pencarian data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan beberapa tema tentang


pengaruh relaksasi benson terhadap kualitas tidur lansia dengan tahun terbit 2010 sampai
2019 kata kunci yang digunakan dalam pencarian adalah relaksasi benson, kualitas tidur,
dan lansia.

HASIL

Hasil penelitian dilakukan oleh Indah Maulinda, Erlisa Candrawati dan Ragil Catur
Adi. Tahun 2017 diketahui adanya perubahan tidur pada lansia setelah dilakukan terapi
relaksasi benson.. Jumlah responden sebanyak 23 orang, dan sampel sebanyak 20
responden, 10 responden kelompok kontrol dan 10 responden kelompok perlakuan.
Dari Peneliti menyebutkan bahwa lansia sulit untuk mengawali tidur dan sering
terbangun pada malam hari. Dari keunggulan terapi ini peneliti menjelaskan bahwa
relaksasi ini dapat menghilangkan kelelahan, mengatasi kecemasan, meredakan stress,
membantu tidur nyenyak, dan tidak menimbulkan efek samping, untuk terapi ini sebaiknya
dilakukan selama 2 minggu dalam 1 minggu dilakukan sebanyak 3 kali dengan lama waktu
30 menit18.
Kekurangan dari jurnal ini adalah tidak dijelaskan secara detail tentang prosedur
terapi relaksasi benson. Sedangkan kelebihan dari jurnal menjelaskan secara detail apa
yang menyebabkan lansia sulit untuk tidur.
Berdasarkan penelitian yang masih satu tema dengan relaksasi benson yang
dilakukan oleh Kardewi dkk pada tahun 2016 menunjukkan adanya pengaruh terapi
relaksasi benson terhadap kualitas tidur lansia. Dengan 100 responden pengambilan
sample secara purposive sampling dan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
sejumlah 31 responden.
Penelitian ini dilakukan selama dua kali dalam seminggu selama dua minggu dari
hasil penelitian yang dilakukan uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi. Menyatakan bahwa ada pengaruh terapi
relaksasi benson terhadap kualitas tidur lansia. Dimana sebelum dilakukan relaksasi
benson terdapat 31 responden dengan 17 responden kategori sedang (54,8%) dan
responden dengan kategori berat sebanyak 14 orang (45,2%) mengalami tidur kurang dari
batas normal yaitu kurang dari 8 jam sehari, tidur dangkal dan mudah terbangun. Dan
setelah dilakukan terapi relaksasi benson bahwa terdapat penurunan gangguan tidur pada
lansia, dimana relaksasi ini jika dilakukan secara teratur akan menghilangkan ketegangan
saat mengalami stress dan bebas dari ancamaan. Perasaan rileks ini bisa membuat lansia
lebih nyaman serta dapat tidur 8 jam dalam sehari terpenuhi17engaruh teknik relaksasi
benson terhadap kualitas tidur lansia. Sebanyak 7 responden (70%) dikategorikan baik, 3
responden (30%) dikategorikan cukup dan 0 responden (0%) dikategorikan buruk.
Sedangkan data pada kelompok kontrol yang tidak dilakukan terapi relaksasi benson
menunjukkan 0 orang dikategorikab baik, 3 (30%) dikategorikan cukup dan 7 orang (70%)
dikategorikan buruk karena dipengaruhi oleh responden yang tidak mampu tidur dalam
waktu 8 jam.
Peneliti menjelaskan dalam penelitiannya bahwa lansia sulit untuk tidur kembali
saat terbangun tengah malam dan tidak mengalami perasaan yang tidak segar saat
bangun tidur karena kurangnya jam tidur normal lansia. Terapi relaksasi benson ini adalah
latihan nafas yang teratur jika dilakukan dengan benar tubuh akan menjadi lebih rilleks
serta dapat menghilangkan ketegangan saat mengalami stress dan gangguan tidur.
Perasaan rileks ini akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin
Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar pituitary untuk
meningkatkan produksi Proopioid Melano Cortin (POMC) sehingga produksi enkephalin
oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar pituitary juga menghasilkan endhorpin sebagai
neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks. Meningkatnya
enkephalin dan endorphin kebutuhan tidur akan terpenuhi dan lansia akan lebih rileks dan
merasa nyaman. Pemberian teknik relaksasi benson ini dilakukan minimal 3 minggu dalam
1 minggu 2 kali, Bila dilakukan secara teratur dan benar dapat membantu lansia dalam
mengatasi gangguan tidur. Sehingga tercapai kondisi waktu tidur normal lansia selama 8
jam sehari17.
. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Handoko Fatkhur dkk pada tahun 2019.
Menunjukkan adanya pengaruh relaksasi benson terhadap kualitas tidur lansia.
Jumlah sampel sebanyak 50 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok intervensi (diberikan Terapi Relaksasi Benson) sebanyak 25 responden dan
kelompok kontrol sebanyak 25 responden. Terapi Relaksasi Benson diberikan sebayak 1
kali 1 hari dengan lama waktu 20 menit selama 30 hari.
Dari hasil penelitian yang dilakukan uji statistik menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan relakasasi. Penelitian ini membuktikan
bahwa adanya pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kualitas tidur lansia sehingga
berimplikasi dapat meningkatkan kualitas tidur dan tidak menunjukkan tanda-tanda
kekurangan tidur serta tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Hal ini dikarenakan terapi
relaksasi benson efektif dan aman dalam meningkatkan kualitas tidur lansia9.

PEMBAHASAN
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-
tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi
tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang
terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu1.
Proses penuaan akan cenderung mengalami banyak permasalahan dari berbagai
perubahan fisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring berlalunya waktu. Selain itu
proses penuaan akan meningkatkan kemungkinan terserang penyakit bahkan kematian.
Pada akhirnya penuaan mengakibatkan penurunan kondisi anatomis dan sel akibat
terjadinya penumpukan metabolik yang terjadi di dalam sel1.
Kualitas tidur merupakan keadaan tidur yang dijalani seorang individu untuk
menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur mencangkup aspek
kuantitas dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur, serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas
tidur merupakan kemampuan setiap orang untuk mempertahankan keadaan tidur dan untuk
mendapatkan tahap tidur Rapid Eye Movement (REM) dan Non Rapid Eye Movement
(NREM) yang normal18.
Kurang tidur dapat menyebabkan seseorang merasa mengantuk yang berlebihan
pada siang hari dan kurang berenergi serta menyebabkan gangguan konsentrasi. Kualitas
tidur yang buruk dapat menyebabkan seseorang terganggunya kualitas kinerjanya dan
dapat beresiko untuk mengalami gangguan kejiwaan. Ketika seseorang mengalami
gangguan tidur maka ada ketergantungan pada otak sehingga dengan mengaktifkan saraf
perasimpatis dengan teknik relaksasi maka secara otomatis ketergantungan berkurang
sehingga seseorang akan mudah untuk masuk kekondisi tidur. Oleh karena itu salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan tidur adalah dengan
menggunakan relaksasi Benson. Benson memperkenalkan teknik relaksasi yang dapat
menghilangkan nyeri, insomnia, dan kecemasan5.
Terapi relaksasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tidur lansia, yang pada
umumnya menggunakan metode pengobatan farmakologis dialihkan non farmakologis.
Pemakaian obat-obatan inipun bila tidak disertai dengan perbaikan pola makan, pola tidur
serta penyelesaian penyebab psikologis, karena obat-obatan sifatnya hanya mengobati
sementara dengan demikian diperlukan terapi non farmakologis yang efektif dan aman
untuk meningkatkan kualitas tidur lansia salah satunya Teknik Relaksasi Benson19.
Terapi relaksasi benson ini merupakan teknik latihan napas untuk memusatkan
perhatian pada suatu kata fokus dengan menyebutkan berulang-ulang kalimat ritual dan
menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu. Dengan latihan napas yang teratur dan
dilakukan dengan benar, tubuh akan menjadi rileks. Dan merenggangkan ketegangan saat
mengalami stress dan bebas dari ancaman20,21.
Pada ketiga jurnal penelitian yang telah disebutkan sebelumnya. Memiliki rentang
waktu yang berbeda tetapi menunjukkan hasil yang sama yaitu pengaruh terapi relaksasi
benson terhadap kualitas tidur lansia. Seperti yang dijelaskan oleh peneliti indah maulinda
bahwa relaksasi ini dapat menghilangkan kelelahan, mengatasi kecemasan, meredakan
stress, membantu tidur nyenyak, dan tidak menimbulkan efek samping..
Menurut pendapat lain dari Kardewi (2016) menjelaskan dalam penelitiannya
bahwa lansia sulit untuk tidur kembali saat terbangun tengah malam dan tidak mengalami
perasaan yang tidak segar saat bangun tidur karena kurangnya jam tidur normal lansia.
Terapi relaksasi benson ini adalah latihan nafas yang teratur jika dilakukan dengan benar
tubuh akan menjadi lebih rilleks serta dapat menghilangkan ketegangan saat mengalami
stress dan gangguan tidur.
Penelitian yang dilakukan oleh Handono fatkhur dkk (2019) dalam penelitiannya
lansia yang sering mengalami gangguan tidur adalah yang sering memikirkan penyakit
kronik yang dideritanya, sehingga setiap malam selalu sulit untuk mengawali tidur. Dengan
dilakukan Relaksasi Benson ini adanya pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kualitas
tidur lansia sehingga berimplikasi dapat meningkatkan kualitas tidur lansia dan tidak
menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur serta tidak mengalami masalah dalam tidurnya.
Hal ini dikarenakan terapi relaksasi benson efektif dan aman dalam meningkatkan kualitas
tidur lansia
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahawa terapi
relaksasi benson efektif untuk mengatasi gangguan tidu pada lansia, karena relaksasi
benson ini gabungan teknik nafas dalam yang memusatkan faktor keyakinan dan
menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu, berimplikasi terhadap mengatasi
kecemasan dan menambah keimanan serta mendapatkan pengalaman-pengalaman yang
baru17 18 9.

SIMPULAN DAN SARAN


A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil studi literature, dapat disimpulkan bahwa terapi
relaksasi benson ini mempunyai pengaruh terhadap mengatasi gangguan tidur
pada lansia. Dari berbagai hasil peneltian yang didapatkan relaksasi benson
jika dilakukan secara teratur dan benar dapat membantu menciptakan
ketenangan bagi lansia sehingga tercapai kondisi waktu tidur normal dan
dapat merenggangkan ketegangan saat mengalami stress dan bebas dari
ancaman. Terapi ini dilakukan selama 2 minggu dalam 1 minggu dilakukan
sebanyak 3 kali dengan lama waktu 30 menit.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat maupun lansia yang utama agar
tetap melanjutkan terapi relaksasi benson sebagai tindakan
nonfarmakologis.
2. Bagi Kalangan Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat menerapkan teknik non
farmakologis untuk membantu lansia dalam mengatasi gangguan tidur.
3. Bagi Penulis Studi Literature Selanjutnya
Diharapkan penulis studi literature selanjutnya dapat lebih
mengembangkan dan memperbanyak studi literature yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

1. lilik ma’rifatul azizah. keperawatan lanjut usia. jogjakarta: graha ilmu; 2011. 176 p.
2. Hidayat a. azi. alimul, Uliyah M. pengantar kebutuhan dasar manusia. 2nd ed. utami tri,
editor. Salemba Medika; 2015.
3. Statistik badan pusat. statistik penduduk lanjut usia provinsi jawa tengah [Internet]. 2010.
Available from: http://www.bps.go.id
5. Nurdiantini, I., Prastiwi, S., & Nurmaningsari T, Fatonah S, Rihiantoro T, Irawan H, Ari S.
Nursing News Volume 1, Nomor 2, 2016. J Nurs News. 2012;XI(1):31–7.
6. Wahyuno SR. Aplikasi Mendeley untuk Mengelola Daftar Referensi dan Membuat Daftar
Pustaka. 2018;
7. lusito. insomnia. fakultas kedoteran unnisula;
8. asep achmad hidayat. khazanah terapi komplomenter alternatif. 1st ed. mathori A elwa,
Irwan K, editors. bandung: nuansa cendekia; 2019.
9. Rahman HF, Handayani R, Sholehah B. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap
Kualitas Tidur Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso. J SainHealth.
2019;3(1):15–20.
10. chasanah nur. hubungan kualitas hidup pada lansia [Internet]. surakarta; 2017. Available
from: Eprint.ums.ac.id/55437/II/nskah publikasi
11. dinkes. No Titlebuku saku dinkes jawa tengah [Internet]. 2012. Available from:
http.www.dinkesjatengprovinsi.go.id.Dinkes.21maret2012
12. Tamher S, Norkasiadi. kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan.
2009;
13. Gofir A, Dkk. panduan tatalaksana gangguan tidur. 2nd ed. Islamiyah wardah rahmatul,
editor. jakarta: cv.sagung seto; 2018.
14. W B. proporsi dan karakteristik pengukuran kualitas tidur. 2019;8 no 3.
15. benson herbert. relaksasi benson. Klipper M, editor. bandung: kaifa; 2000. 230 p.
16. Solehati T, Kosasih cecep eli. konsep dan aplikasi dalam keperawatan maternitas. Anna,
editor. PT Refika Aditama; 2015.
17. Kardewi, Wibowo D. relaksasi benson dalam mengatasi gangguan tidur pada pasien
lanjut usia di panti sosial tresna werdha tahun 2016. kesehatan. 2016;5, nomor 1.
18. Maulinda I, Candrawati E, W ragil catul adi. pengaruh terapi relaksasi benson terhadap
kualitas tidur lansia di posyandu permadi tlogomas kota malang. kesehatan. 2017;2,
nomor 3.
19. i nengah sumirta. faktor yang menyebabkan gangguan tidur lansia. 2015;

Anda mungkin juga menyukai