Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Proses penuaan merupakan suatu kondisi yang dialami pada setiap

individu yang berusia 60 tahun ke atas, usia yang bertambah akan mengalami

perubahan terhadap sudut fisiologis, mental, sudut pandang faktor, dan sudut

pandang ekonomi (Muhaningsyah et al., 2021). Usia lanjut merupakan proses

yang tidak bisa di hindari oleh manusia, gejala kemunduran fisik dapat di tandai

dengan adanya mudah lelah, stamina menurun, bongkok, kulit kriput, rambut

beruban, pengapuran pada tulang rawan dan adanya penurunan kemampuan tubuh

untuk melakukan adaptasi dengan stress lingkungan serta kegagalan dalam

mempertahankan keseimbangan, kebanyakan lansia mengalami gangguan pola

tidur atau insomnia. Insomnia terjadi ketika keadaan individu mengalami

kecemasan atau beresiko mengalami suatu perubahan dalam pola istirahatnya

yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau gaya hidup yang di inginkan

(Hayat,2021).

Berdasarkan World Health Organization (WHO) di Amerika Serikat

populasi lansia sekitar 67%, dan dikawasan Asia Tenggara diprediksi mengalami

peningkatan dan menduduki peringkat ke-9 penduduk lansia terbanyak di

dunia,pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar 28 juta jiwa atau 11,34

persen dari jumlah penduduk (Kemenkes Republik Indonesia 2020), sedangkan

pada tahun berikutnya mengalami peningkatan sebesar 29,3 juta penduduk lansia

di Indonesia angka ini setara dengan 10,82% dari total penduduk Indonesia di
Indonesia insomnia menyerang sekitar 50% orang berusia 65 tahun ke atas dan

survey yang dilakukan oleh National Sleep Foundation 67% dari 1.508 lansia

yang berusia 65 tahun ke atas melaporkan mengalami insomnia (Hayat et al.,

2021).

Permasalahan kesehatan yang dialami pada lansia salah satunya adalah

gangguan tidur / insomnia, gangguan tidur yang dialami oleh lansia dikaitkan

dengan ketidakpuasan pola tidur Kurangnya tidur disebabkan karena sulitnya

memulai tidur dan sering terbangun kemudian sulit untuk tidur kembali. Insomnia

akan berdampak pada gangguan fungsi mental yang dapat mempengaruhi

konsetrasi, gangguan aktivitas, stress, depresi dan kecemasan. Perubahan pola

tidur telah terbukti secara signifikan selain itu gaya hidup atau pola hidup seperti

mengkonsumsi minuman keras, minum kopi, waktu bekerja, Insomnia merupakan

kelainan dalam tidur berupa kesulitan untuk tidur, gejala tersebut biasanya akan

mengganggu aktivitas fisik (Rachman, 2018).

Ada beberapa dampak serius gangguan tidur pada lansia misalnya

mengantuk berlebihan di siang hari. Gangguan atensi, dan memori, mood depresi,

sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan adanya

penurunan kualitas hidup, angka kematian, angka sakit jantung dan kanker lebih

tinggi (Sakitri & Astuti, 2019).

Ada beberapa cara atau penanganan yang bisa mengatasi Insomnia yaitu

dengan pengobatan farmakologis dan non farmakologis, Pengobatan

secarafarmakologis yaitu dengan mengkonsumsi obat Benzodiadepin, sedangkan

non farmakologis yang dapat dilakukan adalah olahraga, tidak minum alkohol,
tidak merokok serta mengidari stres, terapi air, terapi batu giok, terapi bekam,

terapi herbal, meditasi dan terapi relaksasi otot progresif, Relaksasi otot progresif

merupakan suatu bentuk teknik yang melibatkan pergerakan anggota badan dan

dapat dilakukan dimana saja (Ariesti et al., 2020b). Terapi relaksasi otot progresif

ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan otot untuk menurunkan tingkat

rangsangan seseorang dan membawa sesuatu keadaan yang lebih tenang, baik

secara psikologis maupun fisiologis, terapi non farmakologi khususnya behavioral

theraphies efektif untuk insomnia kronis yang dialami pada lansia yang terdiri dari

beberapa metode yaitu sleep restriction stimulus control, sleep hygine dan

cognitive behavioral theraphy (Hayat et al., 2021). Indikasi dilakukanya teknik

relaksasi otot progresif adalah pada seseorang yang mengalami insomnia, sering

stress dan seseorang yang mengalami depresi (Achmad Fauzi et al., 2020).

Penelitian yang dilakukan oleh Hayat et al., (2021) menunjukkan ada

pengaruh terapi relaksasi otot progresif pada lansia dengan insomnia bahwa

terdapat perbedaan tingkat insomnia setelah dilakukan terapi nonfarmakologi

dengan menggunakan teknik relaksasi otot progresif.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu “bagaimana melakukan asuhan

keperawatan pada lansia?

C. Tujuan Penelitian

Melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia.

Tujuan khusus

1. Mendeskripsikan pengkajian keperawatan kepada lansia penderita

insomnia.

2. Mendeskripsikan diagnosis yang muncul pada lansia penderita insomnia.

3. Menyusun rencana keperawatan pada lansia lansia penderita insomnia

dengan penerapan relaksasi otot progresif.

4. Mendeskripsikan tindakan keperawatan pada lansia penderita insomnia

dengan penerapan relaksasi otot progresif.

5. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada lansia penderita insomnia

yang di berikan teknik relaksasi otot progresif.


D. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan yang luas bagi penulis tentang peneraan

teknik relaksasi otot progresif.

2. Bagi institusi

Dapat digunakan sebagai referensi bagi mata kuliah keperawatan keluarga

khususnya komunitas serta di jadikan referensi bagi pembaca.

3. Bagi petugas kesehatan

Menambah informasi yang berguna bagi petugas kesehatan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada lansiapenderita insomnia.

Anda mungkin juga menyukai