Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut WHO definisi remaja adalah penduduk dalam rentang usia

10-19 tahun, Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak

menuju masa dewasa dan akan melewati beberapa tahapan perkembangan

penting dalam hidup. Selain kematangan fisik dan seksual, remaja juga

mengalami tahapan menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun

identitas, akuisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa dewasa serta

kemampuan bernegosiasi (WHO,2018).

Sedangkan menurut Depkes definisi remaja adalah adalah penduduk

dalam rentang usia 10-18 tahun yang mengacu pada peraturan menteri

kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014. Remaja menurut depkes adalah periode

pertumbuhan dan perkembangan fisik, pikologis mupun intelektual.

(Depkes, 2017).

Masa remaja itu diasosiasikan dengan masa transisi dari anak-anak

menuju dewasa yaitu di usia 10-24 tahun dan belum menikah. Remaja

adalah berbagai perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang

komplek ketika tahap untuk menjadi dewasa dan sudah sewajarnya

mencapai kesempurnaan selayaknya organ-organ reproduksi mencapai

kematangan. Khusus pada anak perempuan perubahan fisik yang terjadi

yaitu perubahan primer yaitu perubahan yang terjadi seperti pertumbuhan

1
puting susu dan masa payudara, pertumbuhan rambut pubis, aksila, pinggul,

pelvis melebar dan perubahan sekunder yaitu perubahan hormonal yang

mana terjadinya menarche / awal Haid (Hartini 2017).

Haid pertama adalah masa pengeluaran cairan darah dari uterus,

yang diakibatkan oleh peluruhan yang terjadi di endometrium. Haid pertama

merupakan tanda perkembangan seksual remaja putri, pada periode tersebut

beberapa wanita terkadang mengalami kram uterus, nyeri punggung dan

dismenorea. Menorhagia adalah sebutan menstruasi yang terjadi sangat

nyeri dan biasanya sampai menganggu aktivitas normal sehari-hari

(Larasati, 2016).

Berdasarkan pada penelitian dari WHO di Amerika Serikat

diperkirakan hampir 90% perempuan mengalami dismenorea dan 10-15%

diantaranya mengalami dismenorea berat, yang menyebabkan mereka tidak

mampu melakukan kegiatan apapun, sedangkan di Indonesia angka kejadian

dismenorea terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea

sekunder dan total yang mengalami dismenorea angka kejadian dismenorea

ringan, 21,28% mengalami dismenorea sedang dan 9,36% mengalami

dismenorea berat (Fitri, 2018).

Dismenorea juga dapat mengganggu aktivitas belajar bagi remaja di

sekolah dan mahasiswa karena mempengaruhi konsentrasi belajar dan

motivasi belajar. Sekitar 70% sampai 90% kasus dismenorea terjadi saat

usia remaja dan berdasarkan survei tahun 2009 menemukan sebanyak 72%

perempuan Indonesia mengalami masalah kewanitaan, dan 62% di

2
antaranya adalah nyeri haid (Nuvitasari, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian jurnal yang pernah dilakukan pada

siswi pada bulan januari 2015 di Madrasah Aliah Negeri (MAN) Cimahi,

bahwa dari 10 siswi ternyata hasilnya 10 siswi (100%) mengatakan selalu

mengalami dismenorea. Dengan menggunakan skala intensitas nyeri 10-

poin dengan keterangan kata diantaranya mengatakan nyeri berat (skala

nyeri 7). 3 siswi (30%) diantaranya mengatakan nyeri sedang (skala nyeri

6). 3 siswi (30%) mengatakan nyeri sedang (skala 5) dan 2 siswi (30%)

diantaranya mengatakan (skala nyeri 4) nyeri sedang (Fitri, 2018).

Dismenorea dapat diatasi secara farmakologis maupun non

farmakologis. Penanganan dismenorea secara farmakologis sering kali

kurang diminati oleh remaja, karena ke khawatiran mereka terhadap efek

samping dari obat dan sebaliknya, Penanganan secara non farmakologis

sering kali diminati karena caranya yang mudah dan tidak memerlukan

banyak alat dalam mempraktekkannya. Diantaranya yaitu kompres hangat,

pijat, yoga, hipnoterapi dan relaksasi otot progresif. Dan dari beberapa

alternatif. Penanganan secara non farmakologis tersebut, salah satu

penanganan yang paling praktis dilakukan adalah relaksasi

otot progresif, karena tidak memerlukan alat, dan dapat dilakukan

di segala kondisi (Ritmaya, 2017).

Relaksasi otot progresif adalah relaksasi yang menimbulkan sensasi

otot, gerakan mengencangkan dan melemaskan otot – otot pada satu waktu

untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan

3
dan melemaskan secara progresif kelompok otot ini dilakukan secara

berturut-turut (Akbar, 2014). Relaksasi otot progesif bekerja menurunkan

nyeri dengan mekanisme pelepaskan opiat endogen oleh otot yang

berkontraksi. Opiate endogen yaitu endorphin dan enkefalin yang

merupakan zat kimiawi yang berstruktur serupa dengan opoid (juga disebut

opiat atau narkotik). Endorphin dan enkefalin akan menghambat transmisi

stimuli nyeri (Smeltzer & Bare, 2013).

Teknik relaksasi otot progresif efektif dalam meredakan nyeri

punggung, nyeri perut dan dismenore. Beberapa orang yang menderita

nyeri dismenore mendapatkan manfaat dari metode-metode relaksasi otot

progresif untuk membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot

yang menyebabkan nyeri kronis dan meningkatnya nyeri tersebut (Ritmaya,

2017).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo Rini (2019) di

dapatkan bahwa adanya efektifitas relaxaxi progresif terhadap penurunan

intensitas nyeri dismenore pada remaja putri, dari 35 responden yang

diberikan durasi relaxsasi progresif selama 10 menit, sebelum dan sesudah

dilakukan diberikan tindakan diperiksa apakah ada yang mengalami

peningkatan skala nyeri, ternyata dari data 35 responden yang sudah

diberikan tindakan tidak ada satupun yang mengalami peningkatan skala

nyeri.

Berdasarkan uraian fakta diatas yang penulis tertarik untuk

melakukan literatur review gambaran relaksasi otot progresif pada remaja

yang mengalami nyeri dismenore

4
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti

tertarik melakukan studi literatur tentang “gambaran relaksasi otot progresif

pada remaja yang mengalami nyeri dismenore ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Memaparkan informasi dengan edvience based di area keperawatan

terkait dengan tentang gambaran relaksasi otot progresif pada remaja

yang mengalami nyeri dismenore.

1.3.2. Mampu mengidentifikasi jurnal yang terkait dengan masalah tentang

gambaran relaksasi otot progresif pada remaja yang mengalami nyeri

dismenore

1.3.3. Mampu menelaah jurnal yang terkait dengan masalah tentang gambaran

relaksasi otot progresif pada remaja yang mengalami nyeri dismenore

1.4. Manfaat

1.4.1. Mamfaat Teoritis

Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi mengenai

gambaran relaksasi otot progresif pada remaja yang mengalami nyeri

dismenore.

1.4.2. Mamfaat Praktis

1.4.2.1. Bagi Institusi Pendidikan

Informasi dari penulisan ini diharapkan dapat berguna untuk instansi

5
pendidikan sebagai laporan akhir evidence based mahasiswa S1

Keperawatan pada dewasa dengan masalah nyeri dismenore serta

diharapkan tulisan ini menjadi sumber referensi institusi sebagai

Informasi.

1.4.2.2. Bagi Mahasiswa

Penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan

sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai gambaran relaksasi otot progresif pada remaja yang mengalami

nyeri dismenore.

6
BAB II

PROTOKOL REVIEW

2.1 Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi

literatur review. Literatur review adalah uraian tentang teori, temuan atau

bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan

landasan kegiatan dalam penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran

yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti yang bertujuan untuk

melihat gambaran kejadian dismenore pada remaja putri dan dampak

relaksasi otot progresif terhadap kejadian dismenore.

2.2 Kata Kunci PEO


Disminore adalah masalah yang sering kita jumpai. Di perlukan

intervensi keperawatan untuk mengontrol kejadian dismenore. Untuk

mengetahui evidence Based tentang gambaran kejadian dismenore pada

remaja putri dan dampak relaksasi otot progresif terhadap kejadian

dismenore maka dilakukan pencarian literatur dengan formulasi PEO

sebagai berikut:

Kata kunci intervensi Kejadian Dismenore :

- Population : Remaja putri usia 10-19 tahun

- Exposure : Relaksasi otot progresif

- Outcome : Gambaran nyeri dismenore pada remaja

7
2.3 Metode Pencarian

Kata kunci intervensi : Kejadian Dismenore, relaksasi otot progresif,

Remaja putri

- Population : Remaja putri

- Exposure : Relaksasi otot progresif

- Outcome : Gambaran nyeri dismenore pada remaja

PEO Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Population 1. Remaja Putri 1. Remaja Putra


2. Remaja yang mengalami 2. Remaja yang tidak sedang
dismenore mengalami dismenore
3. Bersedia menjadi responden 3. Tidak Bersedia menjadi
4. Penelitian lengkap responden
5. Artikel Berbahasa Indonesia 4. Artikel yang tidak
6. Penelitian dibatasi hanya Berbahasa Indonesia
menggunakan jenis 5. Penelitian Tidak lengkap
penelitian descriptive, case 6. Jenis peneltian
control, longutudinal, cohort Crosssectional, True
dan kuasi experiment Experiemental
7. Tahun publikasi penelitian 7. Tahun publikasi penelitian
10 tahun terakhir (2010- < 10 tahun terakhir (<2010)
2020)
Exposure Relaksasi otot progresif

Outcome Gambaran nyeri dismenore pada remaja

8
2.4 Alur Penelitian

Sumber pencarian (Googgle


Scholar, Research Gate,
Scientific Information
Database (SID), Heanoti)

Jumlah setelah Duplikasi


dihilangkan (n = 14)

Screening sesuai judul sesuai Artikel yang tidak sesuai


dengan PEO (n = 14) dengan PEO (n = 5)

Screening sesuai abstrak Artikel yang tidak sesuai


dengan PEO (n = 9) dengan PEO (n = 1 )

Fulltext sesuai dengan PEO Fulltext yang tidak sesuai


dan kriteria inklusi (n = 8) dengan PEO dan kriteria
inklusi (n = 0)

Artikel penelitian kualitatif Artikel penelitian kuantitatif


yang dimasukan untuk yang dimasukan untuk
dianalisis (n = 2) dianalisis (n = 6)

9
BAB III

HASIL

3.1. Hasil Penelitian

3.1.1. Tabel Screening Awal

Jumlah
No Judul Artikel Penulis Keterangan
Cited By

1 Perbedaan Efektivitas Achmad Yani, Tidak Sesuai Kata Kunci

Relaksasi Otot 2017 Ada Pencarian Artikel

Progresif dan Lengkap

Hipnoterapi Terhadap

Disminore Primer Pada

Remaja
2 Pengaruh Pemberian Fitri Yani, Tidak Sesuai Kata Kunci

Teknik Relaksasi Otot 2018 Ada Pencarian Artikel

Progresif Terhadap Lengkap

Penurunan Nyeri Haid

Pada Remaja Di

Pondok Pesantren

Batang Kabung Kota

Padang Tahun 2018


3 Pengaruh teknik Eka Tidak Sesuai Kata Kunci

relaksasi progresif Rahmawati, Ada Pencarian Artikel

terhadap tingkat nyeri 2016 Lengkap

haid (dismenorhea)

pada mahasiswi di

10
universitas ‘aisyiyah

yogyakarta
4 Pengaruh teknik Ritamaya, Tidak Sesuai Kata Kunci
2017
relaksasi otot progresif Ada Pencarian Artikel

terhadap penurunan Lengkap

nyeri haid (dismenore)

pada remaja putri di

sma ruhul bayan cisauk

tangerang

5 Pengaruh Teknik 1. Lesta Tidak Sesuai Kata Kunci

Relaksasi Otot Livolina Ada Pencarian Artikel

Progresif Terhadap Simamora. Lengkap

Nyeri Menstruasi Pada 2. Friska

Remaja Di Asrama Sinaga.

Putri Stikes Santo 3. Claudia

Borromeus Olivia.

(2014)
6 Relaksasi Otot Prihanto, Tidak Tidak sesuai,

Progresif Untuk 2029 Ada intervensi sesuai

Menurunkan Nyeri namun tidak

dilakukan untuk

menurunkan nyeri

dismenore

11
7 Pengaruh relaksasi otot Puspa Kirana Tidak Tidak sesuai,
progresif terhadap Dew, 2018 Ada intervensi sesuai
penurunan nyeri namun tidak
punggung bagian dilakukan untuk
bawah ibu hamil menurunkan nyeri
trimester III dismenore
8 Pengaruh Relaksasi Rahmawati, Tidak Tidak sesuai,

Otot Progresif 2016 Ada intervensi sesuai

Terhadap Premenstrual namun tidak

Syndrome (PMS) Pada dilakukan untuk

Remaja Putri Pondok menurunkan nyeri

Pesantren Fathul Huda dismenore

Kebondalem

Purwokerto
9 Efektivitas Relaksasi 1. Chandra Tidak Sesuai Kata Kunci

Otot Progresif Sulistyorini , Ada Pencarian Artikel

Terhadap Penurunan 2.Siti Lengkap

Intensitas Nyeri Mukaromah.

Dismenore Pada 3. Femi Tari

Remaja Putri Pongsibidang.

(2019)
10 Terapi Relaksasi Otot Kustriyanti, Tidak Sesuai Kata Kunci

progresif Untuk (2018) Ada Pencarian Artikel

Dysmenorrhea Lengkap
11 Penerapan Teknik 1. Dewi Tidak Sesuai Kata Kunci
Kartika Sari,
Relaksasi Otot Ada Pencarian Artikel
2. Dyah
Progresif Untuk Rahmawatie, Lengkap
(2017)
Menurunkan

Dismenore Pada Nn. Y

12
Di Rt 01 Rw Viii

Kelurahan Pucangsawit

Surakarta
12 Pengaruh Penambahan Anisak Tidak Tidak sesuai,

Kinesio Taping Pada Zuhrotul Ada intervensi sesuai

Latihan Relaksasi Otot Masruroh, namun tidak

Perut Terhadap 2015 dilakukan untuk

Penurunan Nyeri Haid menurunkan nyeri

Pada Remaja dismenore


13 Efektivitas Relaksasi Rachmi Tidak Tidak sesuai,

Progresif Untuk Anggraini, Ada intervensi sesuai

Mengurangi Stres Pada 2018 namun tidak

Penderita Purpura dilakukan untuk

Henoch Sconlein (Phs) menurunkan nyeri

Kronis dismenore
14 Terapi Relaksasi otot Ernawati, Tidak Sesuai Kata Kunci

progresif Terhadap 2010 Ada Pencarian Artikel

Nyeri Dismenore Pada Lengkap

Mahasiswi Universitas

Muhammadiyah

Semarang

3.1.2. Tabel Analisis Unsur Artikel

Instrument Hasil utama,


Desain Subjek
No Judul Artikel Tahun Penulis Pengumpulan Kesimpulan/
Penelitian Penelitian
Data Rekomendasi
1 Perbedaan 2017 Achmad Quasy Remaja Pain Scale dan

13
Efektivitas Yani Experiment Putri Lembar
Relaksasi Otot Observasi
Progresif dan
Hipnoterapi
Terhadap
Disminore Primer
Pada Remaja
2 Pengaruh 2018 Fitri Yani Quasy Remaja Pain Scale dan
Pemberian Teknik Experiment Di Lembar
Relaksasi Otot Pondok Observasi
Progresif Pesantren
Terhadap Batang
Penurunan Nyeri Kabung
Haid Pada Kota
Remaja Di Padang
Pondok Pesantren
Batang Kabung
Kota Padang
Tahun 2018
3 Pengaruh teknik 2016 Eka Quasy mahasiswi di Pain Scale dan
relaksasi progresif Rahmawati Experiment universitas Lembar
terhadap tingkat ‘aisyiyah Observasi
nyeri haid yogyakarta
(dismenorhea)
pada mahasiswi di
universitas
‘aisyiyah
yogyakarta
4 Pengaruh teknik 2017 Ritamaya Quasy remaja Pain Scale dan
relaksasi otot Experiment putri di Lembar
progresif terhadap sma ruhul Observasi
penurunan nyeri bayan
haid (dismenore) cisauk
pada remaja putri Tangerang
di sma ruhul
bayan cisauk
Tangerang

5 Pengaruh Teknik 2014 1. Lesta Quasy Remaja Di Pain Scale dan


Relaksasi Otot Livolina Experiment Asrama Lembar
Progresif Simamor Putri Stikes Observasi
Terhadap Nyeri 2. Friska Santo
Menstruasi Pada Sinaga Borromeus
Remaja Di 3. Claudia

14
Asrama Putri Olivia.
Stikes Santo
Borromeus
6 Efektivitas 2019 1. Chandra Quasy Pada Pain Scale dan
Relaksasi Otot Sulistyo Experiment Remaja Lembar
Progresif rini Putri Observasi
Terhadap 2. Siti
Penurunan Mukaro
Intensitas Nyeri mah.
Dismenore Pada 3. Femi
Remaja Putri Tari
Pongsibi
dang.

7 Terapi Relaksasi 2018 Kustriyanti Quasy Mahasiswi Pain Scale dan


Otot progresif Experiment STIKES Lembar
Untuk Karya Observasi
Dysmenorrhea Husada
8 Penerapan Teknik 2017 1. Dewi Quasy Nn. Y Di Pain Scale dan
Relaksasi Otot Kartika Experiment Rt 01 Rw Lembar
Progresif Untuk Sari Viii Observasi
Menurunkan 2. Dyah Kelurahan
Dismenore Pada Rahma Pucangsaw
Nn. Y Di Rt 01 watie it Surakarta
Rw Viii
Kelurahan
Pucangsawit
Surakarta
9 Terapi Relaksasi 2010 Ernawati Quasy Mahasiswi Pain Scale dan sebelum
otot progresif Experiment Universitas Lembar dilakukan
Terhadap Nyeri Muhamma Observasi terapi relaksasi
Dismenore Pada diyah otot progrsif
Mahasiswi Semarang responden
Universitas yang
Muhammadiyah mengalami
Semarang nyeri sedang
sebanyak 31
orang (62,0%)
dan sesudah
dilakukan
teknik
relaksasi otot
progrsif
sebagian besar
kategori nyeri
ringan

15
sebanyak 35
orang (70,0%).
dengan uji
Wilcoxon
diketahui nilai
significant
difference p =
0,000,

16

Anda mungkin juga menyukai