DI SUSUN OLEH
KARNAENI
NIM : 15901KH2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan hidayah-Nyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemeriksaan Fisik Pada Remaja Putri
Dengan Berat Badan Kurang di Puskesmas Kec.Mampang Prapatan Tanggal 12 Oktober Tahun 2022”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari, bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang kita harapkan. Oleh karena itu,
dengan senang hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga jerih payah
2
DAFTAR ISI
COVER 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari
tahap yang disebut masa pubertas. Pada masa ini remaja akan mengalami
penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis
sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah
4
lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasiensecara umum dan sistem
organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda Vital atau pemeriksaan suhu,
perut akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin yang terjadi pada waktu
menjelang atau selama menstruasi. Biasanya nyeri terasa sehari sebelum masa
menstruasi dan berlangsung selama dua hari atau sampai berakhirnya masa
menstruasi (Nita, 2008). Nyeri yang paling berat biasanya hanya berlangsung
2009).
Dysmenorrhea adalah nyeri yang terjadi pada saat menstruasi atau umum
dikenal nyeri haid, lebih dari separuh wanita yang mentruasi mengalami nyeri
5
tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas
berasal dari otot rahim, otot rahim ini dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat
menstruasi kontraksi otot rahim sangat kuat. Kontraksi yang terjadi adalah
akibat suatu zat yang namanya prostaglandin. Zat tersebut mempunyai fungsi
(Proverawati, 2009).
mudah dilakukan, minimal efek samping, tidak memerlukan biaya dan bersifat
atau exercise, tidur cukup, diet rendah garam, Modifikasi gaya hidup untuk
terapi bedah, dan terapi horizon (French, 2009). Strategi baru untuk mengatasi
2007).
6
B. Perumusan Masalah
hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang
bagi klien.
2. Dysmenorrhea adalah nyeri yang terjadi pada saat menstruasi atau umum
dikenal nyeri haid, lebih dari separuh wanita yang mentruasi mengalami
nyeri selama 1-2 hari setiap periode. Sifat nyeri biasanya terbatas perut
bawah, tetapi dapat merambat ke daerah pinggang dan paha. Nyeri dapat
miometrium dipacu oleh zat dalam darah menstruasi mirip lemak alamiah
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
penatalaksanaannya
koping remaja.
7
2. Manfaat Keilmuan
menstruasi.
alternatif.
3. Manfaat Masyarakat
cara mengatasinya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian remaja
Masa remaja disebut juga sebagai masa peralihan atau masa penghubung antara
masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja memiliki peranan yang sangat
individu-individu calon penduduk usia produktif yang pada saatnya kelak akan
menjadi pelaku pembangunan sehingga harus disiapkan agar menjadi sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas. perubahan kompleks akan terjadi pada periode ini
sehingga membutuhkan pengenalan yang baik terutama dari remaja itu sendiri.
proses pekembangan remaja sangat rawan dan penuh risiko sehingga dibutuhkan
Kondisi remaja saat ini tidak terlepas dari banyak tangtangan untuk menggapai
remaja terutama yang terkait dengan Kesehatan reproduksi yang akan berdampak
keluarga. Pubertas atau kematangan seksual yang semakin dini (aspek internal) dan
Periode atau masa remaja identik dengan proses kematangan fisik (Jasmani) dan
9
dengan menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-
laki. Remaja mengalami perubahan fisik akibat munculnya ciri-ciri seks sekunder
yang begitu menonjol baik pada perempuan maupun laki-laki pertumbuhan dan
perkembangan fisik remaja dapat optimal dengan pemenuhan gizi yang cukup.
remaja harus mendapat perhatian yang cukup dari orang tuanya agar tidak
Ciri-ciri seks sekunder pada remaja perempuan diantaranya pinggul dan pantat
membesar, kulit lebih halu, serta tinggi dan berat badan bertambah. Selain itu,
perkembangan payudara sudah dimulai biasanya paling muda usia 8-10 tahun.
Kelenjar keringat aktif ditandai keringat bertambah banyak, rambut pada ketiak dan
alat kelamin juga mulai tumbuh, sedangkan ciri-ciri seks sekunder pada remaja laki-
laki umumnya dikenali dari perubahan pada suara menjadi berat, tumbuh jakun,
serta tinggi dan berat badan bertambah, rambut pada ketiak, alat kelamin, dada dan
wajah mulai tumbuh. Selain itu, kelenjar keringat aktif ditandai dengan keringat
yang bertambah banyak. Pada alat reproduksi, penis dan buah zakar membesar
B. Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki
pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien
tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap
10
tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. (Dewi Sartika, 2013)
1. Pengertian Dismenore
Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam bahasa
Inggeris, dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau menstruasi yang
buku (E. Sinaga et al., 2017) . Nyeri menstruasi terjadi terutama di perut bagian
11
bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga betis. Nyeri ini juga bisa disertai
dengan kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi otot rahim yang
sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim. Kontraksi otot
menimbulkan kram atau rasa sakit atau nyeri. Ketegangan otot ini tidak hanya terjadi
pada bagian perut, tetapi juga pada otot-otot penunjang yang terdapat di bagian
punggung bawah, pinggang, panggul, paha hingga betis (E. Sinaga et al., 2017).
Proses ini sebenarnya merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya
mulai dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32-48 jam.
bukan karena penyakit, hal ini disebut dengan dismenorea primer. Dismenorea
primer pada perempuan yang lebih dewasa akan makin berkurang rasa sakit dan
nyerinya. Dismenorea primer juga makin berkurang pada perempuan yang sudah
Pada wanita yang lebih tua, dismenorea dapat disebabkan oleh penyakit tertentu,
dengan dismenorea primer, rasa sakit dan nyeri yang dirasakan pada dismenorea
sekunder biasanya berlangsung lebih lama dari pada dismenorea primer. Nyeri
makin lama akan makin terasa nyeri selama menstruasi berlangsung, dan biasanya
12
dismenorea primer, rasa sakit akan makin berkurang seiring dengan makin
2. Jenis Dismenore
primer dan dismenore sekunder. Menururt Unsal (2010) dalam Oktavianto et al.,
(2018) yaitu :
a. Dismenore primer, terjadi pada wanita yang memiliki anatomi panggul yang
3. Klasifikasi Dismenore
ringan, sedang, atau berat berdasarkan intensitas relatif nyeri. Nyeri tersebut dapat
aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.
13
c. Dismenore berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah
minimal, dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain
sebagainya
4. Penyebab Dismenore
a. Dismenore primer
rahim yang tidak diperlukan lagi. Dismenorea primer disebabkan oleh zat
kimia alami yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut
kuat, sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada
hari pertama menstruasi kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua
dan selanjutnya lapisan dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar
prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan nyeri haid pun akan berkurang
1) Faktor endokrin
15
Jika kadar prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaran darah maka
selain dismenore dapat juga dijumpai efek lainnya seperti nausea (mual),
darah yang memicu pelebaran pembuluh darah kapiler kulit, dapat berupa
2) Faktor organik
rahim yang tidak lengkap), obstruksi kanalis servikal (sumbatan saluran jalan
lahir), mioma submukula bertangkai (tumor jinak yang terdiri dari jaringan
Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika tidak
mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, maka akan timbul
seksual, takut hamil, konflik dan masalah jenis kelamin, dan imaturitas
4) Faktor konstitusi
Faktor konstitusi yaitu seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat
b. Dismenore Sekunder
16
hanya dengan
17
mengobati atau menangani penyakit atau kelainan yang menyebabkannya (E. Sinaga et
al., 2017).
yang memiliki fibroid tidak merasakan gangguan atau rasa sakit yang
nyata. Gejala fibroid bisa muncul atau tidak bergantung pada lokasi,
ukuran dan jumlah fibroid. Fibroid yang terdapat pada dinding rahim
dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang parah. Fibroid yang
yang berat, durasi atau periode menstruasi lebih dari satu minggu, sakit
atau pegal pada panggul, dan sering berkemih (E. Sinaga et al., 2017).
rongga panggul (pelvis), seperti indung telur (ovarium), dan lapisan yang
dalam rongga rahim. Tetapi karena terletak di luar rahim, darah tersebut
lama-kelamaan jaringan parut atau bekas iritasi pun terbentuk. Rasa sakit
luar biasa saat menstruasi yang menjadi gejala utama penyakit ini dapat
tumbuh di dalam dinding otot rahim. Biasanya terjadi di akhir masa usia
subur dan pada wanita yang telah melahirkan (E. Sinaga et al., 2017).
Nyeri haid pada umumnya dirasakan sebagian wanita pada awal masa
menstruasi. Pada beberapa wanita, rasa sakit di bagian bawah perut ini tidak
begitu terasa hingga mereka tetap dapat beraktivitas seperti biasa, Namun
sebagian lain merasakan nyeri yang tidak tertahankan hingga tidak mampu
melakukan aktivitas apapun. Sepanjang waktu, terjadi kontraksi halus pada otot
dinding rahim yang umumnya tidak terasa. Namun, di masa menstruasi kontraksi
ini menjadi makin kencang sebagai bagian dari peluruhan dinding rahim saat
19
a. Dismenorea Primer
cyccles) dan biasanya muncul dalam setahun setelah haid pertama. Pada
dismenore primer klasik, nyeri dimulai bersamaan dengan onset haid atau
hanya sesaat sebelum haid dan bertahan atau menetap selam 1-2 hari. Nyeri
2) Fatugue (lelah)
4) Diare
6) Sakit kepala
7) Terkadang dapat juga disertai vertigo atau sensai jatuh, perasaan cemas,
8) Gejala klinis dismenore primer termasuk onset segera setelah haid pertama
sebelum atau sesudah haid. Selain itu juga terjadi nyeri perut atau nyeri
seperti saat melahirkan dan hal ini sering ditemukan pada pemeriksaan
a. Dismenore sekunder
Nyeri dengan pola berbeda didapatkan pada dismenore sekunder yang terbatas
pada onset haid. Ini biasanya berhubungan dengan perut besar atau kembung,
20
secara progresif slama fase luteal dan akan memuncak sekitar onset haid.
Berikut adalah gejala klinis dimenore sekunder secara umum (Anurogo &
Wulandari, 2011).
1) Dismenore sekunder terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid
pertama
6. Dampak dismenore
sehari-hari yang akan berdampak negatif pada kualitas hidup nantinya. Beban
karena dismenore tidak hanya berdampak pada individu terikat, tetapi juga
a. Aktivitas belajar
hari dengan normal. Wanita yang mengalami dismenore dua kali lebih
terganggu
21
aktivitasnya dibandingkan dengan yang tidak mengalami nyeri haid saat
akibat tidak masuk sekolah maupun bekerja, namun disisi lain menurunnya
performa akademik.
c. Kerugian ekonomi
Dismenore juga menimbukan kerugian ekonomi pada wanita usia subur, serta
kualitas hidup.
d. Interfilitas
usus, kandung kemih, atau ureter. Tidak hanya dismenore sekunder, infertilitas
serta gangguan fungsi seksual dapat terjadi pada dismenore primer jika tidak
ditangani.
e. Depresi
22
7. Pengukuran Skala Nyeri Haid (Dismenore)
Penggunaan skala nyeri yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya akan
memberikan akurasi pada pengukuran nyeri pada anak hingga usia remaja. Skala
pengukuran nyeri yang digunakan untuk mengukur intensitas atau skala nyeri
pada dismenore kali ini yaitu : Numeric Rating Scale (NRS) Skala ini
Alat ukur ini dapat digunakan pada anak yang sudah mulai mengenal angka.
Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai
pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan
menggunakan skala 0-
10. Skala ini merupakan skala paling efektif yang digunakan saat mengkaji
skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm, Qittun (2008)
dalam M.Ridwan & Herlina (2015), Keterangan skala pengukuran rasa nyeri haid
1-3 : Terasa kram pada perut bagian bawah, masih dapat ditahan, masih
4-6 : Terasa kram perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kurang
belajar
23
7-9 : Terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke
pinggang, paha atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual, badan lemas,
10 : Terasa kram yang berat sekali pada perut bagian bawah, nyeri menyebar
ke pinggang, kaki, dan punggung, tidak mau makan, mual, muntah, sakit
kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa berdiri atau bangun dari tempat
Herlina, 2015).
a. Terapi farmakologis
analgesic sebagai penghilang rasa sakit. Menurut Bare & Smeltzer (2002)
dalam (Lestari, 2013) penanganan nyeri yang dialami oleh individu dapat
24
b. Terapi non-farmakologis
Menurut Bare & Smeltzer (2002) dalam (Lestari, 2013), penanganan
pada punggung dan bahu. Massase dapat membuat pasien lebih nyaman
2) Distraksi
3) Relaksasi
Riyanto, 2017).
latihan peregangan otot terutama pada perut yang dilakukan selama 10-
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. KASUS
Hari : Rabu
1. Data Subjektif
1) Identitas pasien
Nama : Nn ‘’S’’
Umur : 18tahun
Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Prapatan mengeluh perut terasa sakit dari perut bagian bawah, pusing, sejak
2) Riwayat menstruasi
27
c) Lamanya : Nn. S mengatakan lama menstruasinya 6-7 hari.
g) Sifat darah : Nn. A mengatakan sifat darahnya encer, warna merah dan agak
menggumpal.
4) Riwayat penyakit
Nn. S mengatakan saat ini mengalami sakit perut bagian bawah, pusing, mual
dan ingin muntah sejak tadi malam. Sifat nyeri, pusing, mual dan ingin muntah
Nutrisi Sebelum menstruasi : Makan sehari 3 kali, porsi sedang dengan jenis menu
nasi, lauk, sayur, buah dan minum 6-7 gelas air putih per hari, kadangkadang minum
susu 1 gelas.
Selama menstruasi : Sejak nyeri haid Nn. S tidak nafsu makan, hanya minum dan
ngemil saja.
7) Istirahat
Sebelum menstruasi : Tidur siang sekitar 1 jam dan tidur malam sekitar 8 jam.
Selama menstruasi : Tidur tidak nyenyak yang diakibatkan nyeri perut yang
dialaminya.
28
8) Personal hygiene
Sebelum menstruasi : Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, keramas 3 kali per
minggu menggunakan shampo, menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi,
ganti pakaian 2 kali per hari, dan ganti celana dalam 2-3 kali.
Selama menstruasi : Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, keramas 3 kali per
minggu menggunakan shampo, menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi,
9) Aktifitas
Data psikologis :
a. Pasien Nn. S mengatakan merasa tidak nyaman dengan nyeri yang dialaminya
saat ini yang mengganggu aktifitasnya serta berharap rasa nyerinya bisa segera
hilang.
b. Keluarga Keluarga Nn. S merasa cemas dan berharap semoga sakit Nn.S bisa
1. Status generalis
Kesadaran : Composmentis.
R : 18 x/menit
N : 82 x/menit,
S : 36,70 C.
TB : 159 cm
29
BB : 48 kg
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala
b. Leher
c. Dada
1) Mammae
a) Membesar :Normal
c) Simetris : Simetris
2) Axilla
30
d. Abdomen
3) Nyeri tekan : Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba tegang.
e. Anogenital
f. Ekstremitas
3. Pemeriksaan penunjang
3.Assesment :
4.PLANNING :
1. Memberitahu pasien bahwa pasien dalam keadaan baik dan mengalami dismenorea
primer.
31
dengan keadaannya.
2. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan yaitu pasien mengalami
nyeri menstruasi yang disebut dismenorea primer. Akan tetapi hal ini normal karena
nyeri menstruasi primer timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Penyebabnya tidak jelas tetapi yang pasti selalu
berhubungan dengan pelepasan sel-sel telur (ovulasi) dan kelenjar indung telur
Pasien mengerti dan senang bahwa nyeri yang dirasakannya merupakan hal
yang normal. Pasien meminta saran untuk terapi obat maupun cara yang
primer yang berlebihan yaitu faktor psikis dan fisik seperti stres,shock,kelelahan dan
kecemasan.
berlebihan.
mengandung kafein, meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging ikan dan yang
mengandung vitamin B6
5. Menjelaskan penanganan pada nyeri menstruasi selain dengan terapi obat yaitu
32
otot, daya tahan tubuh, dan fleksibilitas otot dapat meningkatkan kebugaran,
6. Memberikan terapi obat peroral guna untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi.
Memberikan terapi peroral asammefemanat 500mg 3x1 dan vitamin C2x1 selama
7. Mendiskusikan kunjungan ulang 2 hari lagi atau jika ada keluhan dan nyeri semakin
hebat.
8. Melakukan pendokumentasian
33
BAB IV
PEMBAHASAN
menurut SOAP pada Nn.A dengan gangguan reproduksi dismenorea primer secara
terperinci mulai dari langkah pertama yaitu pengkajian data sampai dengan
antara manajemen teori dan praktek langsung di lapangan juga alternative dari
permasalahan yang ada. Data subjektif pada pasien dengan dismenorea primer di
dapatkan dari hasil wawancara langsung yaitu pasien mengatakan nyeri perut pada
merupakan langkah awal dari proses asuhan kebidanan yang penulis lakukan untuk
mengumpulkan data subjektif. Data objektif pada pasien dengan kasus dismenorea
primer adalah hasil pemeriksaan fisik, pada saat pemeriksaan abdomen terlihat
analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi masalah
kebidanan serta kebutuhan sebagai langkah ketiga, keempat dan ketujuh langkah
varney. Data subjektif dan objektif yang penulis temukan saat melakukan
34
yaitu kecemasan akan rasa nyeri menstruasi yang dirasakan pasien sehingga
dibutuhkan informasi pasien tentang rasa nyeri yang dirasa dan memberikan
motivasi mental, berdoa kepada Allah SWT, berdzikir dan yakin akan kesembuhan
dismenore primer dapat terjadi kista Pada langkah perencanaan asuhan yang
up.
35
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
gangguan reproduksi dengan dismenorea primer didapatkan data subjektif dan data objektif.
Data subjektif di peroleh dari wawancara dengan pasien dimana pasien mengeluh bahwa
nyeri pada perut bagian bawahnya sehingga mengganggu aktifitas pasien. Setelah diberikan
asuhan dan di berikan terapi obat peroral pasien mengatakan nyeri pada perut bagian
bawahnya berkurang dan pasien dapat beraktifitas seperti biasanya. Dalam analisa data di
dapatkan diagnosa kebidanan pada Nn.A umur 18tahun dengan gangguan reproduksi
dismenorea primer. Masalah yang timbul adalah pasien cemas dengan rasa nyeri yang
dirasakannya. Pada Kasus Nn.A dengan gangguan reproduksi dismenorea primer dengan
tetap mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan makanan bergizi lainnya. Pasien
di beri terapi peroral dan konseling tentang pencegahan dan penanganan nyeri menstruasi
ketika datang serta menganjurkan untuk kunjungan ulang dua hari setelah pasien
memeriksakan dirinya. Dalam perencanaan ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek. Dalam evaluasi pada Nn.A dengan gangguan reproduksi dismenorea primer
didapatkan hasil yaitu bahwa pasien sudah tidak merasakan nyeri menstruasi pada perut
2. Saran
Agar lebih meningkatkan professional kerja dan mutu pelayanan dalam memberikan
36
pelayanan kepada pasien khususnya pada pasien dismenorea primer.
2. Bagi Penulis
37
DAFTAR PUSTAKA
Larasati, TA., dan Alatas, F. 2016. Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore
Primer pada Remaja. Majority. 5 (3) ; 80
Lestari, N.M.S.D. 2013. Pengaruh Dismenore pada Remaja. Dalam Seminar Nasional
FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013. Singaraja.
Manuaba, I.B.G. 2009. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri Ginekologi dan
KB. Jakarta: EGC.
Mardhiyah, U., Rosidi, A., Purwanti, I.A. 2015. Pola Dysmenorrhea Primer pada Remaja
di Man 1 Semarang.
Maula, A. 2017. Hubungan Asupan Kalsium, Magnesium dan Zat Besi dengan
Kejadian Dismenore Primer pada Siswi di SMK Muhammadiyah Bumiayu.
Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Novia, I., dan Puspitasari, N. 2008. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian
Dismenore Primer. The Indonesian Journal of Public Health, 4 (2) ; 96-
104
38