Oleh:
GUSTI ARTHA NAINGOLAN
NIM : P07524719005
PEMBIMBING INSTITUSI
Tri Marini, SST, M.Keb
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM : P07524719006
Menyetujui,
No Nama Pembimbing Tanda Tangan
1 Herlina Tanjung. S.Tr.Keb
(Pembimbing Institusi)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Peendahuluan
dalam Asuhan Kebidanan pada Remaja ini dengan baik. Dalam kesempatan ini
penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
dosen pembimbing, yang telah membimbing selama ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Profesi bidan.
Peneliti
Chyntia Haryana
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan ………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………… Ii
Daftar Isi …………………………………. iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi Dismenore
Berikut adalah beberapa pendapat mengenai dismenore :
1
Menurut Sarwono (2011), dismenore adalah nyeri saat haid, biasanya dengan
rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi
mulai dari yang ringan sampai berat. Nyeri haid yang dimaksud adalah nyeri haid
berat sampai menyebabkan perempuan tersebut datang berobat ke dokter atau
mengobati dirinya sendiri dengan obat anti nyeri. Dismenore adalah nyeri kram dan
sering diikuti dengan nyeri punggung bawah, mual dan muntah, sakit kepala dan
diare (Yustina, 2007).
Menurut Karim (2013), dismenore merujuk pada keseluruhan gejala-gejala
nyeri yang timbul ketika menstruasi, yang dapat dibedakan menjadi dismenore primer
dan sekunder. Dismenore didefinisikan oleh Stenchever (2002) dan Chudnoff (2005)
sebagai sensasi nyeri yang seperti kram pada abdomen bawah sering bersamaan
dengan gejala lain seperti keringat, takikardia, sakit kepala, mual, muntah, diare dan
tremor (Yustina, 2007).
2
Klein dan Litt melaporkan prevalensi dismenore mencapai 59.7% . Dari pasien
yang mengalami keluhan, 12% mendeskripsikan nyeri yang severe, 37% mengalami
nyeri moderate dan 49% mengalami nyeri mild. Dismenore menyebabkan 14%
remaja putri ketinggalan pelajaran sekolah. Selain itu, dikatakan bahwa dismenore
lebih sering terjadi pada remaja ras kulit hitam dibanding ras kulit putih.
C. Klasifikasi Dismenore
Karim (2013) menyebutkan bahwa dismenore dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu primer dan sekunder :
1. Dismenore Primer
Dismenore primer disebut juga primary dysmenorrhea, merupakan suatu rasa
nyeri siklik menstrual tanpa kelainan patologis pada panggul, dismenore primer biasa
sering terjadi beberapa tahun pertama setelah menarche, memiliki karakteristik nyeri
yang khas.
Menurut Sarwono (2011), dismenore primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan
keadaan patologi pada panggul. Dismenore primer berhubungan dengan siklus
ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi miometrium sehingga terjadi iskemia akibat
adanya prostaglandin yang diproduksi oleh endometrium pada fase sekresi.
Perempuan dengan dismenore primer didapatkan kadar prostaglandin lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan tanpa dismenore. Peningkatan ini terjadi lebih
kurang 48 jam pertama saat haid. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya
intensitas keluhan nyeri haid. Keluhan mual, muntah, nyeri kepala, atau diare sering
menyertai dismenore karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi sistemik (Ade,
2011).
Menurut French (2005), dismenore primer merupakan nyeri menstruasi yang
sering ditemui pada wanita dengan anatomi panggul yang normal, pada umumnya
dialami pada masa remaja. Karakteristik nyeri ini khas yaitu nyeri pelvik seperti kram
yang dimulai sesaat sebelum atau pada onset dari menstruasi dan biasanya berakhir
satu sampai tiga hari setelah hari pertama haid (Ade, 2011).
3
2. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder disebut juga secondary dysmenorrhea, merupakan
dismenore yang sering terjadi akibat komplikasi dari endometriosis, leiomioma,
PUD, adenomiosis, polip endometrial dan obstruksi anatomis. Oleh sebab itu,
dismenore sekunder sering dikaitkan dengan keluhan ginekologis seperti dispareuni,
disuria, perdarahan abnormal dan infertilitas (Anonim, 2011).
Menurut Sarwono (2011), dismenore sekunder adalah nyeri haid yang
berhubungan dengan berbagai keadaan patologis di organ genitalia, misalnya
endometriosis, adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul,
perlekatan panggul atau irritable bowel syndrome (Anonim, 2011).
4
palpasi serta massa adneksa yang teraba. Fibroid uterus gejalanya berupa perubahan
aliran menstruasi, nyeri kram dan polip teraba. Prolaps uteri gejalanya berupa nyeri
punggung serta dispareuni.
5
BAB II
TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN
6
B. Masalah Kebidanan Yang Muncul (Manuaba, 2009)
1. Koping individu tidak efektif
2. Perilaku destruktif
3. Depresi
4. Nutrisi kurang/lebih
5. Resiko terjadi cedera
6. Resiko terjadi penyimpangan seksual
7. Kurang perawatan diri
8. Distress spritual
9. Resiko penyalahgunaan obat
10. Potensial peningkatan kebugaran fisik
11. Potensial peningkatan aktualitasi diri.
12. Konflik keluarga
13. Gangguan citra tubuh
7
D. Implementasi (Mansjoer A, 2008)
1. Mendiskusikan faktor penyebab
2. Mendiskusikan tugas perkembangan keluarga
3. Mendiskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani
4. Mendiskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja
8
DAFTAR PUSTAKA
Baziad Ali dan Jacoeb T.Z. 2003. Anovulasi:Patofisiologi Dan Penangananya. Edisi
2,FKUI:Jakarta