Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn.

Y DENGAN DISMINORE
DI PMB NURWATI OKU TIMUR

Disusun Oleh:
Ayuni
Fitriyanti
Noni Evitasari
Sri Astuti
Sulis Yulianti

PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. Y DENGAN DISMINORE


DI PMB NURWATI OKU TIMUR

Oleh:
Ayuni
Fitriyanti
Noni Evitasari
Sri Astuti
Sulis Yulianti

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di

hadapan tim penguji.

Tanggal, ………….. 2022

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(Yuni Sulistiawati, S.ST.,M.Tr.Keb)

NIDN : 0219068701

ii
KATA PENGANTAR

Susunan terimakasih untuk kata pengantar :

1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju

2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan

Indonesia Maju.

3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.

4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik

Universitas Indonesia Maju.

5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik

Universitas Indonesia Maju.

6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas

Indonesia Maju.

7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi

Universitas Indonesia Maju.

8. Retno Sugesti, S.ST., M.Kes., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan

Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju

dll …..

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
C. Manfaat.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................4
A. Pengertian Disminore...........................................................................4
B. Jenis Disminore....................................................................................4
C. Penyebab Disminore.............................................................................5
D. Diagnosa Disminore.............................................................................6
E. Pencegahan Disminore.......................................................................6
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................16
BAB V PENUTUP..........................................................................................20
A. Simpulan...............................................................................................20
B. Saran.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian

wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari

mereka yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan sehingga

mengakibatkan rasa ketidaknyamanan. Gejala – gejalanya dapat berupa

payudara yang melunak, puting susu yang nyeri, kram, dan masih banyak

lagi. Salah satu yang paling sering sekali di keluhkan oleh wanita saat

menstruasi adalah dismenore. Dismenorea merupakan nyeri perut bagian

bawah yang terkadang rasa nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang,

punggung bagian bawah dan paha.

Dismenore biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche atau

pertama kali menstruasi. Dismenore ada yang ringan dan ada yang samar –

samar, ada pula yang berat bahkan beberapa wanita telah pingsan dan ada

yang harus ke dokter karena nyeri yang dialaminya mengganggu

aktivitasnya1. Ternyata hampir 30 % wanita yang mengeluhkan dismenore

adalah anak gadis dari ibu yang dulunya dismenore, serta sebanyak 7%

saudara wanita yang mengalami dismenore juga mengeluhkan hal yang sama,

meskipun ibu mereka dulunya tidak mengeluhkan dismenore1.

1
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata – rata lebih dari 50%

wanita di setiap Negara mengalami dismenore. Di Amerika angka

persentasinya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia

angkanya diperkirakan 55% wanita produktif yang terganggu oleh dismenore.

Karena penderita terbanyak adalah pada wanita usia produktif, akibatnya

dismenorea juga menyebabkan ketidakhadiran saat bekerja dan sekolah,

sebanyak 13-51% wanita telah absen sekali dan 5-14% berulang kali absen 2.

Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dismenore dialami oleh

30-50% wanita usia reproduksi dan 10-15% diantaranya kehilangan

kesempatan kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan

keluarga3.

Beberapa hal yang dilakukan beberapa wanita untuk mengatasi sakit saat

menstruasi adalah kompres dengan botol hangat, mandi air hangat minum

minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi, menggosok-gosokan

perut/pinggang yang sakit, sambil posisi menungging sehingga rahim

tergantung kebawah dan tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk

relaksasi1. Tetapi ada juga beberapa orang yang mengatasinya dengan tidur,

bahkan ada yang hanya dibiarkan saja.

B. Tujuan

Laporan ini bertujuan untuk melakukan asuhan kebidanan pada Nn. Y dengan

disminore di PMB Nurwati Oku Timur.

2
C. Manfaat

Menambah wawasan mengenai disminore, dan bagaimana cara mengatasi

disminore. Selain itu pula, Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan

mahasiswa membuat sebuah laporan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Disminore

Disminore berasal dari Bahasa Yunani (Greek) dys, yang berarti sulit, nyeri,

abnormal; meno, yang berarti bulan; dan rhea, yang berarti aliran atau arus.

Sehingga disminore didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit

(difficult menstrual flow) atau menstruasi yang nyeri (painful menstruation)4.

B. Jenis Disminore

1. Disminore Primer

Timbul sejak haid pertama kali (menarch) dan keluhan sakit akan

berkurang setelah menikah dan langsung hilang setelah hamil. Disminore

primer memiliki ciri khas sebagai berikut:

a. Waktu terjadinya 6-12 bulan setelah menarche (haid pertama)

b. Nyeri pelvis atau perut bawah dimula saat haid dan berakhir selama

8-72 jam.

c. Low back pain

d. Nyeri pada di bagian medial atau anterior

e. Headache (sakit kepala)

f. Diarrhea (diare)

g. Nausea (mual) atau vomiting (muntah)4

4
2. Disminore sekunder

Berhubungan dengan hormone prostaglandin. Prostaglandin berpengaruh

dalam meningkatkan kontraksi otot rahim. Disminore sekunder dapat

terjadi kapan saja setelah menarche, namun paling sering muncul di usia

20-an atau 30-an, setelah tahun-tahun normal siklus tanpa nyeri.

Disminore sekunder memiliki ciri khas sebagai berikut:

a. Terjadi pada usia 20-an atau 30-an, setelah siklus haid yang relative

tidak nyeri di masa lalu.

b. Infertilitas

c. Darah haid yang banyak atau perdarahan yang tidak teratur

d. Dyspareunia (sensasi nyeri saat berhubungan seks)

e. Vaginal discharge

f. Nyeri perut bawah atau pelvis diluar masa haid

g. Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi nosteroidal anti

inflammatory drugs (NSAIDs)4.

C. Penyebab Disminore

1. Disminore Primer

Penyebabnya tidak jelas, tetapi selalu berkaitan dengan sel-sel telur

(ovulasi) dari ovarium sehingga dianggap berhubungan dengan gangguan

keseimbangan hormone4.

5
2. Disminore Sekunder

Rasa sakit akibat disminore sekunder ini berkaitan dengan hormone

prostaglandin. Prostagladin banyak dihasilkan Rahim bila ada benda asing

di dalam Rahim seperti alat KB atau tumor4.

D. Dignosa Disminore

Diagnosa disminore adalah sebagai berikut4:

a. Ultrasonografi, untuk menentukan apakah terdapat kelainan dalam

anatomi rahim misalnya posisi, ukuran dan luaas ruangan rahim.

b. Histerosalphingographi, untuk mengetahui apakah terdapat kelainan

dalam rongga rahim seperti mioma submucosa atau ademyosis.

c. Hysteroscopy, untuk membuat gambar dalam rongga rahim seperti polip

atau tumor lain.

d. Laparscpy untuk melihat kemungkinan adanya endometriosis dan

penyakit lain dalam rongga panggul.

E. Pencegahan Disminore

Pencegahan disminore adalah sebagai berikut4:

a. Olahraga dan latihan peregangan otot-otot dan ligament sekitar rongga

panggul agar aliran darah di rongga panggul lancar.

b. Memperbaiki pola makan. Mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran

hijau, kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah, kacang tolo,

kedelai dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, susu kedelai). Berbagai

6
jenis ikan laut seperti tuna, makerel, salmon juga dapat mencegah

timbulnya disminore.

c. Aktifitas sehari-hari secara rutin. Aktifitas rutin dapat mengurangi

terjadinya disminore.

Pemberian kompres hangat merupakan salah satu tindakan mandiri. Efek

hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah

yang nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan penyaluran zat

asam dan makanan ke sel-sel di perbesar dan di pembuangan dari zat-

zat diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haidprimer yang

disebabkan suplai darah ke endometrium kurang. Pemberian kompres hangat

mempuyai prinsip pengantaran panas melalui konduksi yaitu

dengan menempelkan botol yang berisi air hangat pada perut sehingga akan

terjadi perpindahan panas dari botol tersebut kedalam perut sehingga

akan menurunkan nyeri pada wanita dengan disnomore primer. Kompres

air hangat ini sangat efektif dalam menurunkan nyeri menstruasi5.

Penggunaan aroma terapi minyak esensial bawang merah diketahui

memberikan efek rasa hangat dan meredakan nyeri dismenorea primer. Hal

ini disebabkan karena bawang merah mengandung senyawa kimia aktif

(senyawa sulfur) dimana senyawa tersebut berperan dalam pembentukan

aroma dan memberikan efek farmakologis yang positif6,

7
Selain penanganan secara non farmakologis diatas, penanganan nyeri

disminore bisa secara farmakologis yaitu obat anti-inflamasi non-steroid

(OAINS) dan kontrasepsi oral kombinasi adalah pengobatan utama

dismenore. OAINS mengurangi nyeri haid dengan menurunkan tekanan intra-

uterin dan menurunkan level prostaglandin F2 alpha pada cairan menstruasi.

OAINS memberikan perbaikan pada 80-85% pasien yang diteliti. OAINS

seperti ibuprofen, asam mefenamat, naproxen, ketoprofen, celecoxib, dan

diklofenak terbukti efektif menghambat enzim siklooksigenase yang

menyebabkan penurunan produksi prostaglandin sehingga mengurangi

ketidak nyamanan pada dismenore primer7.

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA

No. Registrasi : 45/III/2023

Tanggal Pengkajian : 13/01/2023

Waktu Pengkajian : 10:00 WIB

Tempat Pengkajian : Praktik Mandiri Bidan

Pengkaji : Mutiara Putri

A. Data Subjektif

Identitas Remaja

Nama : Nn.Y

Umur : 18 Tahun

Anak ke :1

Agama : Islam

Suku : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Belum bekerja

Alamat : Desa Bandar jaya, kec. BP. Peliung

Identitas Orang Tua

Nama Ibu : Ny.I Nama Suami : Tn. M

Umur : 40 Th Umur : 42 Th

9
Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Indonesia Suku : Indonesia

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

Alamat : Desa Bandar jaya, kec. BP. Peliung

1. Alasan datang

Nn.Y Ingin konsultasi dan memeriksakan diri mengenai menstruasi.

2. Keluhan utama

Nn Y. mengatakan nyeri saat haid

3. Riwayat obstetri

Menarche : 12 tahun Konsistensi : Cair

Siklus : 28 Hari Teratur : Ya

Lama : 6 hari Jumlah : 100 cc

Warna : Merah Kecoklatan Keluhan : Nyeri

4. Riwayat ginekologi

Tidak ada

5. Riwayat kesehatan

Meminum alcohol/obat-obatan : Tidak

Jamu yang sering digunakan : Tidak ada

Merokok, kopi : ya

6. Riwayat psikososial

Hubungan dengan keluarga : Baik

Hubungan dengan masyarakat : Baik

10
7. Pola kebiasaan sehari-hari

a) Pola istirahat

Istirahat : Cukup

Tidur : malam 7-8 jam, Siang 1-2 jam

b) Pola aktivitas

Melakukan aktivitas seperti biasa

c) Pola eliminasi

BAK : 4-5x sehari

BAB : 1x Sehari

d) Pola nutrisi

Makan : 3x sehari

Minum : 8 gelas/hari

e) Pola personal hygiene

Mandi : 2x Sehari

Gosok Gigi : 3x sehari

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Denyut nadi : 79 kali/menit

Frekuensi nafas : 20 kali/menit

11
Suhu tubuh : 360C

3. Pemeriksaan Antropometri

Berat badan : 45 kg

Tinggi badan : 150 cm

LILA : 23,5 cm

IMT : 20 kg/m2

4. Pemeriksaan Fisik

Wajah : bentuk Oval, tidak ada bekas luka, tidak oedema,

tidak ada cloasma.

Mata : Simetris, kelopak mata normal, konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada infeksi,

penglihatan baik.

Mulut : simetris, tidak ada Sariawan, bibir tidak pecah-

pecah, gigi bersih dan tidak terjadi caries, gusi

tidak bengkak, tidak ada pembengkakan kelenjar

tonsil, tidak ada infeksi pada tenggorokan.

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, parotis,

getah bening dan vena jugularis.

Dada : Simetris, tidak terdengar mengi saat bernafas,

denyut jantung teratur, tidak terdapat retraksi

dinding dada.

Abdomen : Tidak ada kelainan

Ekstremitas Atas : simetris, kuku tidak anemis, jari lengkap, tidak ada

kelainan, reflex patella baik.

12
Ekstremitas Bawah: simetris, kuku tidak anemis, jari lengkap, tidak

ada kelainan, reflex patella baik.

Anogenitalia : tidak dilakukan

5. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

C. Analisis Data

Nn. Y Usia 18 tahun haid hari kedua dengan desminore.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu klien bahwa pemeriksaan telah dilakukan dan dalam

keadaan baik,

2. Menjelaskan proses menstruasi kepada klien, bahwa menstruasi

merupakan suatu proses yang normal yang akan dialami setiap wanita

subur. Hal ini biasanya diikuti oleh ketidaknyamanan yang timbul

akibat perubahan kadar hormonal dalam tubuh.

3. Memberitahu klien tentang cara mengurangi rasa nyeri dan ketegangan

selarna proses menstruasi berlangsung, yaitu:

- Istirahat yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan tidur malam 7-8

jam serta perbanyak minum air putih.

- Menggunakan heating pad (bantal pemanas), kompres handuk atau

botol berisi ar panas diperut'dan punggung bawah, serta minum

minuman yang hangat Atau dengan mandi air hangat.

13
- Mengurangi rasa nyeri dengan aroma terapi dan pemijatan juga

dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan

melingkar dengan mengguankantelunjuk pada perut bagian akan

membantui mengurangi nyeri haid.

4. Memberitahu klien tentang kebutuhan nutrisi yang butuhkan dengan

cara merungkatkan pola makan, memakan makanan yang bergizi dan

seimbang, seperti nasi, sayur, lauk, buah jika perlu ditambah dengan

susu serta perbanyak konsumsi makanan tinggi protein selama

menstruasi,

5. Memberikan support mental dan dukungan pada klien, agar lebig

percaya din dan tidak Merasa takut dalam menghadapi masa

mentruasi.

6. Memberikan obat analgetik (asam mefenamad tablet diminum 3 kali

sehari per-oral, atau jika sakit saja).

7. Menganjurkan klien istirahat dan uudur yang cukup, serta olahraga

dengan teratur (dengan memperbanyak jalan kaki) Beberapa wanita

mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak banya mengurangi

stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakit

alami tubuh. Tidakada pembatasan akuvitas selama haid.

8. Mendokumentasikan semua tindakan yang sudah di lakukan pada buku

register, dan pada askeb,

14
EVALUASI tgl:12/01/2023 pukul: 10:30 WIB oleh bidan

1. Sudah dilakukan pemeriksaan dan Nn. Y mengertu dengan hasil

pemeriksaan bahwa keadaannya baik.

2. Nn. Y sudah mengerti tentang fisiologi menstruasi.

3. Nn. Y sudah mengerti dan tahu tentang cara mengurangi rasa nyeri

yang dialaminya dan bersedia melakukannya.

4. Nn. Y sudah mengerti dan paham tentang nutrisi yang dibutuhkan

selama menstruasi.

15
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pengkajian penulis memperoleh data dari data subyektif dan data obyektif.

Data subyektif di peroleh dari hasil wawancara dengan pasien, sedangkan data

obyektif dari hasil pemeriksaan pasien secara menyeluruh. Berdasarkan data

subjektif yang diperoleh dari Nn. Y pada tanggal 13 Januari 2023. Nn. Y

mengatakan datang ke PMB untuk memeriksakan diri mengenai menstruasi,

mengeluh nyeri saat haid. Hal tersebut sesuai dengan teori Setyowati (2018) yang

mengatakan ciri dari disminore yaitu nyeri pelvis atau perut bawah dimula saat

haid dan berakhir 8-72 jam.

Berdasarkan data objektif TTV Nn. Y dalam batas normal, BB 45 kg, TB 150 cm.

IMT 20 kg/m2, LILA 23,5 cm, pemeriksaan fisik terpantau normal, tidak

dilakukan pemeriksaan penunjang.

Penatalaksanaan yang diberikan yaitu memberitahu Nn. Y untuk mengurangi rasa

nyeri dan ketegangan selama proses menstruasi berlangsung yaitu: 1) Istirahat

yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan tidur malam 7-8 jam serta perbanyak

minum air putih. 2) Menggunakan heating pad (bantal pemanas), kompres handuk

atau botol berisi ar panas diperut'dan punggung bawah, serta minum minuman

yang hangat atau dengan mandi air hangat. 3) Mengurangi rasa nyeri dengan

aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan

yang ringan dan melingkar dengan mengguankantelunjuk pada perut bagian akan

16
membantui mengurangi nyeri haid. Memberitahu klien tentang kebutuhan nutrisi

yang butuhkan dengan cara merungkatkan pola makan, memakan makanan yang

bergizi dan seimbang, seperti nasi, sayur, lauk, buah jika perlu ditambah dengan

susu serta perbanyak konsumsi makanan tinggi protein selama menstruasi,

Memberikan obat analgetik (asam mefenamad tablet diminum 3 kali sehari per-

oral, atau jika sakit saja).

Menurut teori Setyowati (2018) pencegahan disminore adalah sebagai berikut:

a. Olahraga dan latihan peregangan otot-otot dan ligament sekitar rongga panggul

agar aliran darah di rongga panggul lancar. b. Memperbaiki pola makan.

Mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran hijau, kacang-kacangan (kacang

hijau, kacang merah, kacang tolo, kedelai dan hasil olahannya seperti tempe, tahu,

susu kedelai). Berbagai jenis ikan laut seperti tuna, makerel, salmon juga dapat

mencegah timbulnya disminore. c. Aktifitas sehari-hari secara rutin. Aktifitas

rutin dapat mengurangi terjadinya disminore.

Menurut Penelitian Syarifah dan Nurhavivah (2017) pemberian kompres hangat

merupakan salah satu tindakan mandiri. Efek hangat dari kompres dapat

menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah yang nantinya akan

meningkatkan aliran darah ke jaringan penyaluran zat asam dan makanan ke

sel-sel di perbesar dan di pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang dapat

mengurangi rasa nyeri haidprimer yang disebabkan suplai darah ke endometrium

kurang. Pemberian kompres hangat mempuyai prinsip pengantaran panas

melalui konduksi yaitu dengan menempelkan botol yang berisi air hangat

17
pada perut sehingga akan terjadi perpindahan panas dari botol tersebut kedalam

perut sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita dengan disnomore primer.

Kompres air hangat ini sangat efektif dalam menurunkan nyeri menstruasi.

Penggunaan aroma terapi minyak esensial bawang merah diketahui memberikan

efek rasa hangat dan meredakan nyeri dismenorea primer. Hal ini disebabkan

karena bawang merah mengandung senyawa kimia aktif (senyawa sulfur) dimana

senyawa tersebut berperan dalam pembentukan aroma dan memberikan efek

farmakologis yang positif (Safitri, N. A., Sari, D. N., Ningtyas, I. N., & Zulaezeh,

F. M. 2019),

Selain penanganan secara non farmakologis diatas, penanganan nyeri disminore

bisa secara farmakologis yaitu obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dan

kontrasepsi oral kombinasi adalah pengobatan utama dismenore. OAINS

mengurangi nyeri haid dengan menurunkan tekanan intra-uterin dan menurunkan

level prostaglandin F2 alpha pada cairan menstruasi. OAINS memberikan

perbaikan pada 80-85% pasien yang diteliti. OAINS seperti ibuprofen, asam

mefenamat, naproxen, ketoprofen, celecoxib, dan diklofenak terbukti efektif

menghambat enzim siklooksigenase yang menyebabkan penurunan produksi

prostaglandin sehingga mengurangi ketidak nyamanan pada dismenore primer

(Sari, dkk., 2018).

18
Dari data diatas dibandingkan dengan teori yang ada, penulis menarik kesimpulan

bahwa Nn. Y mengalami disminore. Dengan hal ini tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

19
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan dari asuhan kebidanan pada Nn. Y dengan disminore di PMB

Nurwati Oku Timur adalah pada saat pengkajian Nn. Y mengeluh nyeri pada

saat haid. Penegakan diagnosa telah dapat ditegakan sesuai masalah dan

kebutuhan pada Nn. Y dengan disminore. Perencanaan telah dibuat sesuai

dengan masalah dan kebutuhan pada Nn. Y dengan disminore. Perencanaan

telah dibuat sesuai dengan masalah dan kebutuhan pada Nn N dengan

disminore. Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Nn. Y dengan disminore

telah dilakukan sesuai kebutuhan Nn. Y dan sesuai dengan standar

operasional prosedur. Pengevaluasian asuhan kebidanan pada Nn. Y dengan

disminore telah dilakukan sesuai dengan hasil pelaksanaan yang telah

dilakukan. Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan apa yang dilakukan

pada saat melakukan asuhan kebidanan pada Nn. Y dengan disminore

menggunakan metode SOAP.

B. Saran

Diharapkan agar pembaca laporan ini bisa lebih memiliki kesadaran dalam

memeriksakan kesehatannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin

dan nyaman mendapatkan gambaran tentang kesehatannya dengan melakukan

pemeriksaan ketika merasa terdapat keluhan ke pelayanan kesehatan.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Mulyani, S. (2012). Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Disminorea


Kelas VIII di SMPN 1 Kedawaung Sragen. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada.
2. Yuniarti, T., Rejo, & Handayani, T. . (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Mahasiswa Semester 1 dengan Menstruasi dan Penanganan Dismenore di
Akper Mamba‟ul „ulum Surakarta
3. Purba, E. N. T., Rompas, S., & Karundeng, M. (2014). Hubungan
Pengetahuan Dengan Perilaku Penanganan dismenore di SMAN 7 Manado.
Retrieved February 10, 2015, from http://ejournal.unsrat.ac.id
4. Setyowati,H. 2018. Akupresur Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil
Penelitian. Magelang. UNIMMA PRESS.
5. Syarifah dan Nurhavivah. (2017). “Analisis Faktor yang Menyebabkan
Dismenorhe Primer Mahasiswi Stikes Pemkab Jombang”. Jurnal
Keperawatan. 10 (2) : 69-76.
6. Safitri, N. A., Sari, D. N., Ningtyas, I. N., & Zulaezeh, F. M. (2019).
Kompres Esensial Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Pereda Nyeri
Haid pada Mahasiswa Poltekkes Surabaya Prodi D3 Kebidanan Bangkalan.
Prosiding Seminar Kesehatan Nasional, 246-249
7. Sari, dkk., 2018. Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Inflamasinon-Steroid
(Oains) Pereda Dismenoredi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang. Majalah Kedokteran Sriwijaya, Th. 50 Nomor 3.

21
LAMPIRAN

Lampiran berupa video dan photo-photo selama pengambilan kasus.

22

Anda mungkin juga menyukai