Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DISMENOREA PADA REMAJA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Holistik pada
Remaja dan pranikah (BD. 7001)

Oleh:
ANJALI SHAKILA
NIM: P07124522010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan
pendahuluan ini. Penulisan laporan pendahuluan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan Holistik
pada remaja dan pranikah di Program Studi Pendidikan Profesi Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Laporan pendahuluan ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Joko Susilo, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2. DR.Yuni Kusmiyati, S.ST, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
3. Hesty Widyasih, S.ST., M.Keb. selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan,
4. Chatrine Aprilia H, S.Tr.Keb, Bdn selaku pembimbing akademik
5. Yulia Sriati Rismintari.,S.ST., Bdn., S. PD., M. Sc, selaku pembimbing klinik

6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa restu serta dukungan
moril dalam penyusunan skripsi ini,
7. Serta semua rekan-rekan yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
bahwa penulisan laporan pendahuluan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak.

Yogyakarta, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Remaja
B. Pengertian Dismenorea
C. Klasifikasi Dismenorea
D. Etiologi Dismenorea
E. Patofisiologi Dismenorea
F. Tanda dan Gejala Dismenorea
G. Penatalaksanaan Dismenorea
H. Kewenangan bidan terhadap kasus............................................................. 5
I. Pathway Dismenorea....................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengkajian Data Subyektif
B. Pengkajian Data Obyektif
C. Rencana Tindakan atau Penatalaksanaan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Remaja
Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak
ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja berarti
tumbuh menjadi dewasa. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi
kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun1.
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja
tada tiga tahap, yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah
(13-15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun). Definisi ini kemudian
disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia
10-24 tahun2

B. Pengertian Dismenorea
Menurut Sarwono (2011), Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya
dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat
terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat3.
Menurut Proverawati & Misaroh (2009), Dismenorea adalah nyeri
menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada
menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. Istilah Dismenorea
(dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan atau nyeri
hebat/ abnormalitas), meno (bulan) dan rrhoea yang artinya flow (aliran)4.
Jadi Dismenorea adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri
menstruasi. Dari beberapa pendapat mengenai Dismenorea, maka dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa Dismenorea atau nyeri haid adalah rasa nyeri
yang timbul menjelang dan selama menstruasi yang dapat menggangggu
aktivitas sehari-hari, ditandai dengan gejala kram pada abdomen bagian
bawah.

C. Klasifikasi Dismenorea

6
Menurut Misaroh tahun 2009 dismenorea dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
a. Dismenorea primer (spasmodik)
Dismenorea primer biasanya dimulai pada saat seseorang wanita berumur
2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15-25
tahun. Frekuensinya menurun sesuai dengan pertambahan usia dan
biasanya berhenti setelah melahirkan5
b. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista/polip,
tumor di sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat
mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya 5. Nyeri dapat dirasakan
sebelum, selama dan sesudah haid. Penyebab terjadinya dismenorea
sekunder bisa diakibatkan oleh salpingitis kronis, yaitu infeksi yang lama
pada saluran penghubung rahim (uterus) dengan kandung telur (ovarium).
Kondisi ini paling sering ditemukan pada wanita berusia 30-45 tahun. Cara
penanganannya perlu dilakukan konsultasi dokter serta pengobatan dengan
antibiotik dan anti radang5.

D. Etiologi Dismenorea

Menurut Sarwono tahun 2011 etiologi dismenorea primer meliputi beberapa


faktor resiko, seperti4:
1. Menarche usia dini (<12 tahun)
2. Nullipara
3. Aliran menstruasi yang berat
4. Merokok
5. Riwayat keluarga dismenorea
6. Obesitas.
Etiologi untuk dismenore sekunder meliputi berikut:
1. umum meliputi:

7
a. endometritis
b. PID
c. Adenomeosis
d. polips pada rahim
e. submucosal fibroids
f. AKDR.
2. Khusus:
a. allen masters syndrome
b. penyakit rahim bawaan
c. penyempitan pada ruas tulang belakang bagian leher
d. asherman sindrom
e. uterus retroversi
f. kelainan baawaan pada panggul
g. kista ovarium.

E. Patofisiologi Dismenorea
Menurut Stratching 2019 Prostaglandin merupakan zat kimia yang
diproduksi tubuh wanita yang menyebabkan banyak gejala yang berkaitan
dengan ketidaknyamanan menstruasi. Jaringan yang melapisi rahim yang
membuat zat kimia ini. Prostaglandin merangsang otot uterus untuk
berkontraksi. Kadar prostaglandin tinggi sering kali disebabkan oleh penyakit
seperti cedera atau osteoartritis
Dismenorea primer diakibatkan oleh prostaglandin yang merupakan
stimulus miometrium poten dan vasokontriktor pada endometrium. Kadar
prostaglandin yang tinggi dapat meningkatkan derajat nyeri pada saat
menstruasi, tingginya kandungan prostaglandin yang mencapai tiga kali
diawali dari proses proliferal sampai dengan proses luteal. Sehingga adanya
peningkatan prostaglandin dapat meningkatkan tonus miometrium dan
kontraksi uterus, menghasilkan hormon pituitari posterior (vasopresin) terlibat
didalam proses peluruhan pada saat menstruasi. Selain itu faktor psikis dan
pola tidur dapat berpengaruh dengan timbulnya dismenore6

8
Tanda dan gejala Dismenorea
Menurut Kusmiran tahun 2016 Gejala dismenorea primer antara lain7:
1. Kram perut berat pada awal menstruasi dan berlangsung hingga 3 hari.
2. Diare
3. Sering buang air kecil
4. Berkeringat
5. Rasa nyeri panggul yang menjalar ke bagian atas paha dan punggung
6. Perut kembung
7. Nyeri punggung
8. Mual dan muntah

F. Penatalaksanaan Dismenorea
Menurut proverawati dan misaroh tahun 2009 penatalaksanaan dismenorea
yaitu :

1. Farmakologi
Farmakoterapi adalah pengobatan yang paling dapat diandalkan dan efektif
untuk menghilangkan dismenorea. Pilihan terapi lini pertama bagi wanita
dengan dismenorea primer adalah NSAID sedangkan dismenorea sekunder,
strategi pengobatan harus didasarkan pada penyakit yang mendasari,
meskipun beberapa strategi pengobatan yang digunakan untuk dismenorea
primer juga mungkin memiliki beberapa manfaat terhadap patologi
organik4.
a. Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs
Obat-obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi dan pelepasan
prostaglandin. NSAID yang telah disetujui oleh FDA untuk pengobatan
dismenorea, seperti diklofenak, ibuprofen, ketoprofen, meclofenamate,
asam mefenamat, naproxen. Sedangkan NSAID dan analgesik lainnya
yang telah digunakan adalah aspirin, acetaminofen, COX-2 inhibitor,
narkotika, montelukast.
b. Kontrasepsi Oral

9
Kontrasepsi oral adalah terapi pilihan kedua untuk sebagian besar
pasien. Kontrasepsi oral mencegah nyeri haid melalui mekanisme yang
berbeda dari NSAID. Dengan mencegah ovulasi, kontrasepsi oral dapat
menekan proliferasi progesteron dari endometrium sekretori,
mengakibatkan penurunan volume cairan dan sintesis prostaglandin.
Secara umum, diperlukan waktu hingga tiga siklus haid agar dismenorea
terasa berkurang. Meskipun tidak disetujui oleh FDA untuk mengobati
dismenorea, kontrasepsi oral berikut juga dapat digunakan: Kontrasepsi
oral kombinasi (misalnya, etinil estradiol dengan progestin atau
drospirenone)
2. Non farmakologi
Langkah-langkah pencegahan untuk manajemen rawat jalan dismenorea
meliputi berikut ini4:
a. Modifikasi gaya hidup/ hidup sehat
b. Berhenti merokok
c. Kompres hangat atau dingin pada daerah yang nyeeri
d. Dan olahraga

G. Kewenangan bidan terhadap kasus


Tugas dan wewenang bidan yang terdapat dalam UU Kebidanan No 4 Tahun
2019 pasal 46 ayat 1 menyatakan bahwa dalam menyelengarakan Praktik
Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan salah satunya adalah
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana9

Sedangkan dalam pasal 51 menyatakan bahwa dalam menjalankan tugas


memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi,
konseling dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan9

10
A. Pathway Dismenorea

Sumber :Hismam & Yuniyanti (2016)

11
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Pengkajian Data Subjektif


1. Identitas: nama pasien, umur, agama, pendidikan, alamat, identitas wali.
2. Keluhan
Keluhan yang sering timbul pada penderita dismenorea adalah nyeri pada
bagian perut baik saat sedang haid ataupun beberapa hari sebelum
menstruasi berlangsung.
3. Riwayat yang perlu ditanyakan pada pasien dalam anamesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya dismenore meliputi Anamnesis riwayat penyakit harus lengkap
dan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Usia saat menarche, Frekuensi menstruasi, lamanya periode, perkiraan
aliran menstruasi, dan ada atau tidaknya perdarahan intermenstrual
gejala terkait. Dalam penelitian disebutkan bahwa usia menarce dapat
mempengerauhi dismenorea. Semakin muda usia menarce semakin
berisiko terkena dismenorea
b. Riwayat nutrisi yang masuk
c. Faktor eksternal yang mempengaruhi rasa sakit
d. Riwayat aktivitas seksual
B. Pengkajian Data Objektif
1. Keadaan umum pasien dengan dismenorea biasanya terlihat pucat, lemas.
Tingkat kesadaran compos mentis.
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Nadi akan menjadi cepat dan dangkal
3. Pemeriksaan fisik:
a. Wajah : pucat,
b. BB dan TB : Untuk menilai keadaan status pasien
c. Abdomen : nyeri tekan

12
d. Genetalia luar : Pengeluaran : Darah merah hingga kecoklatan.
4. Pemeriksaan penunjang
HB

C. Rencana Tindakan / Penatalaksanaan


1. Farmakologi
a. Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs
Obat-obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi dan
pelepasan prostaglandin. NSAID yang telah disetujui oleh FDA untuk
pengobatan dismenorea, seperti diklofenak, ibuprofen, ketoprofen,
meclofenamate, asam mefenamat, naproxen. Sedangkan NSAID dan
analgesik lainnya yang telah digunakan adalah aspirin, acetaminofen,
COX-2 inhibitor, narkotika, montelukast.
b. Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral adalah terapi pilihan kedua untuk sebagian besar
pasien. Kontrasepsi oral mencegah nyeri haid melalui mekanisme
yang berbeda dari NSAID. Dengan mencegah ovulasi, kontrasepsi
oral dapat menekan proliferasi progesteron dari endometrium
sekretori, mengakibatkan penurunan volume cairan dan sintesis
prostaglandin. Secara umum, diperlukan waktu hingga tiga siklus haid
agar dismenorea terasa berkurang. Meskipun tidak disetujui oleh FDA
untuk mengobati dismenorea, kontrasepsi oral berikut juga dapat
digunakan: Kontrasepsi oral kombinasi (misalnya, etinil estradiol
dengan progestin atau drospirenone)
2. Non farmakologi
Langkah-langkah pencegahan untuk manajemen rawat jalan dismenorea
meliputi berikut ini:
a. Modifikasi gaya hidup/ hidup sehat
b. Berhenti merokok
c. Kompres hangat atau dingin pada daerah yang nyeeri.
d. Dan olahraga

13
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Factsheets Dysmenhorea. Published online


http://www.emro.who.int/emhj-volume-18-/issue-4/article-07.html
2. Manuaba IBG. Konsep Obstretri & Gynekologi Sosial Indonesia. EGC;
2010.
3. Sarwono.S.W. 2011.Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
4. Proverawati,A., dan Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama
Penuh Makna.Yogyakarta: Nuha Medika
5. Beddu, S., Mukarramah, S., Lestahulu, V. 2015. Hubungan Status Gizi
dan Usia Menarche dengan Dismenore Primer pada Remaja Putri. The
Southeast Asian Journal of Midwifery, 1 (1) ; 16-21.
6. Teknik, E.&Y,Stretching.(2019). Efektivitas teknik yoga dan abdominal
stretching exercise terhadap intensitas nyeri haid (dismenore) pada
mahasiswi di fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah
magelang. 6-8.
7. Kusmiran E. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Salemba
Medika; 2016
8. Masruroh N, Fitri NA. Hubungan Kejadian Dismenore dengan Asupan Fe
(zat Besi) pada Remaja Putri. J Dunia Gizi. 2019;2(1):23.
doi:10.33085/jdg.v2i1.4344
9. Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 4 ).

Anda mungkin juga menyukai