Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA NN. Y USIA 19 TAHUN DENGAN


DISMENOREA DI PMB APPI AMELIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Fisiologis Holistik Remaja dan
Pra nikah (7001)

Oleh:

ANJALI SHAKILA

NIM: P07124522010

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan
komprehensif ini. Penulisan laporan komprehensif ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan Holistik
pada remaja dan pranikah di Program Studi Pendidikan Profesi Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Laporan komprehensif ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Joko Susilo, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2. DR.Yuni Kusmiyati, S.ST, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
3. Hesty Widyasih, S.ST., M.Keb. selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan,
4. Chatrine Aprilia H, S.Tr.Keb, Bdn selaku pembimbing akademik
5. Yulia Sriati Rismintari.,S.ST., Bdn., S. PD., M. Sc, selaku pembimbing klinik

6. Serta semua rekan-rekan yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.


Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
bahwa penulisan laporan komprehensif ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak.

Yogyakarta, Agustus 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LAPORAN KOMPREHENSIF
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Manfaat
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI
A. Kajian Kasus
B. Teori
BAB III PEMBAHASAN
A. Data subjektif.............................................................................................11
B. Data Objektif..............................................................................................11
C. Analisis......................................................................................................12
D. Penatalaksanaan.........................................................................................12
BAB IV (PENUTUP)
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAPORAN KOMPREHENSIF

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja (adolescence) adalah masa pertumbuhan dan


perkembangan yang ditandai dengan terjadinya perubahan secara fisik, psikis
dan kognitif. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, psikologi dan
sosial1
Remaja rentan terhadap gangguan kesehatan reproduksi. Kesehatan
reproduksi remaja dipengaruhi beberapa faktor yang berpotensi menimbulkan
gangguan, termasuk gangguan menstruasi. Kesehatan reproduksi remaja tidak
hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang
reproduksi mereka. Pemahaman tentang menstruasi sangat diperlukan untuk
dapat mendorong remaja yang mereka alami dan ketidaknyamaan yang
dihubungkan dengan yang disebut dismenorea1
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2017
didapatkan kejadian dismenore sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang
mengalami dismenore dengan 10-16% mengalami dismenore berat. Angka
kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata hampir lebih dari 50%
wanita mangalaminya.2
Di Indonesia kejadian dismenorea primer 54,89% dan yang mengalami
dismenorea sekunder 9,36% sehingga mengakibatkan timbulnya keterbatasan
aktivitas yang dikeluhkan oleh remaja perempuan yang mengalami nya.
(KEMENKES RI)
Yogyakarta didapatkan prevalensi dismenore 81% pada remaja dengan
rentang usia 12-13 tahun. Prevalensi dismenore lebih tinggi pada dismenore
primer dengan persentase 90% pada dismenore primer dan 15% pada
dismenore sekunder.

1
Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan
terpusat di abdomen bawah1. Dismenorea dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea primer
adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada panggul atau alat
kandungan dan organ lainnya,sedangkan dismenorea sekunder adalah nyeri
haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologi di organ genitalia 2
Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun sering dirasa
mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar
gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja,
ada pula yang tidak kuasa beraktifitas saking nyerinya.3
Remaja yang mengalami dismenore pada saat menstruasi mempunyai
lebih banyak hari libur dan prestasinya kurang begitu baik di sekolah
dibandingkan remaja yang tidak terkena dismenore. Dampak yang terjadi jika
dismenore tidak ditangani maka patologi (kelainan atau gangguan) yang
mendasari dapat memicu kenaikan angka kematian, termasuk kemandulan.
Selain itu konflik emosional,ketegangan dan kegelisahan dapat memainkan
peranan serta menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan asing3. Remaja
putri yang mengalami gangguan nyeri menstruasi sangat mengganggu dalam
proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan remaja putri sulit
berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang dirasakan ketika nyeri haid.
Oleh karena itu pada usia remaja dismenore harus ditangani agar tidak terjadi
dampak yang lebih buruk4.
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini.
Disinilah peran penting bidan sebagai garda terdepan pemberi asuhan kepada
remaja melalui pendekatan asuhan kebidanan fisiologi holistik
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu  melaksanakan asuhan kebidanan secara holistik pada remaja dan
pranikah
2. Tujuan Khusus

2
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data secara subjektif dan
objektif pada Nn. Y dengan dismenorea
b. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa, masalah, dan kebutuhan
berdasarkan data subjektif dan objektitif pada Nn. Y dengan
dismenorea
c. Mahasiswa dapat melakukan analisa kebidanan meliputi diagnosa
potensial dan diagnosa potensial, berdasarkan hasil pengkajian data
pada Nn.Y dengan dismenorea
d. Mahasiswa dapat melakukan antisipasi kebutuhan dan tindakan segera
berdasarkan diagnosa potensial dan diagnosa potensial yang telah
ditetapkan pada kasus Nn. Y dengan dismenorea
e. Mahasiswa dapat melakukan penyusunan rencana asuhan kebidanan
berdasarkan analisa kebidanan, diagnosa kebidanan, diagnosa potensial,
dan masalah kebidanan yang telah ditetapkan pada kasus Nn. Y dengan
dismenorea
f. Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan berdasarkan rencana
asuhan yang telah disusun
g. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi berdasarkan penatalaksanaan
yang telah dilakukan 
h. Mahasiswa dapat melakukan dokumentasi kasus Nn. Y dengan
dismenorea
C. Ruang Lingkup
Asuhan kebidanan pada remaja dan pranikah
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada kasus dismenorea pada remaja
2. Manfaat praktis
a. Bagi Mahasiswa Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

3
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan asuhan
yang akan diberikan pada kasus dismenorea pada remaja
b. Bagi PMB Appi Ammelia
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan
konseling, informasi dan edukasi (KIE) tentang dismenorea
c. Bagi Remaja di wilayah kerja PMB Appi Ammelia
Diharapkan menambah pengetahuan tentang dismenorea sehingga
remaja dapat mengetahui faktor penyebab dan penanganan dismenorea

4
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Kasus

Nn. Y usia 19 tahun datang ke PMB Appi Amelia dengan keluhan nyeri
perut akibat menstruasi. Nn. Y mendapatkan menstruasi pertama saat usia 13
tahun, siklus menstruasi 28-29 hari, lamanya 7 hari, ganti pembalut 3-4 kali
dalam sehari. Dalam sehari, Nn. Y makan sebanyak 2 kali pagi dan malam,
sebanyak setengah piring dengan porsi nasi dan lauk seimbang. Nn.Y
mengaku bahwa tidak menyukai makan sayur, tidak suka ngemil, dan suka
begadang karena mengerjakan tugas. Nn. Y mengatakan kurang minum air
putih. Nn.Y mengatakan tidak ada riwayat kesehatan sekarang dan lalu. Dari
data objektif didapatkan bahwa kesadaran composmentis, TD : 92/74 mmHg,
nadi 85 x/menit, suhu tubuh : 36,6ºC. BB : 48 kg dan TB :160 cm. Saat
abdomen ditekan terdapat nyeri tekan, wajah terlihat pucat karena menahan
sakit. Genetalia luar : Pengeluaran : Darah merah agak bergumpal.

Dari data yang telah diperoleh, bidan memberikan obat Nonsteroidal Anti-
Inflammatory yaitu asam mefenamat. Untuk mengurangi rasa nyeri, Nn. .Y
disarankan untuk mengompres panas/dingin pada perut yang sakit. Selain
diberikan obat, Nn. Y juga diberikan KIE mengenai pola makan untuk
menambah tenaga dan mempebaiki pola makan agar mencegah gangguan
haid.. KIE mengenai olahraga teratur juga diberikan untuk mengurangi
kejadian dismenoreae.

B. Teori

1. Pengertian Remaja
Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa
anak ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja
berarti tumbuh menjadi dewasa. Definisi remaja (adolescence) menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai

5
19 tahun1. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang
waktu) remaja tada tiga tahap, yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun),
masa remaja tengah (13-15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun).
Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young
people) yang mencakup usia 10-24 tahun2

2. Defenisi Dismenorea
Menurut Sarwono (2011), Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya
dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid
dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat3.
Menurut Proverawati & Misaroh (2009), Dismenorea adalah nyeri
menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada
menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. Istilah
Dismenorea (dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys
(gangguan atau nyeri hebat/ abnormalitas), meno (bulan) dan rrhoea yang
artinya flow (aliran)4.
Jadi Dismenorea adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri
menstruasi. Dari beberapa pendapat mengenai Dismenorea, maka dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa Dismenorea atau nyeri haid adalah rasa
nyeri yang timbul menjelang dan selama menstruasi yang dapat
menggangggu aktivitas sehari-hari, ditandai dengan gejala kram pada
abdomen bagian bawah.

3. Klasifikasi
Menurut Misaroh tahun 2009 Dismenore dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
a. Dismenore primer (spasmodik)
Dismenore primer biasanya dimulai pada saat seseorang wanita
berumur 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada
usia 15-25 tahun. Frekuensinya menurun sesuai dengan pertambahan
usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan5

6
b. Dismenore sekunder Dismenore sekunder biasanya baru muncul
kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti
infeksi rahim, kista/polip, tumor di sekitar kandungan, kelainan
kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan di
sekitarnya5. Nyeri dapat dirasakan sebelum, selama dan sesudah haid.
Penyebab terjadinya dismenorea sekunder bisa diakibatkan oleh
salpingitis kronis, yaitu infeksi yang lama pada saluran penghubung
rahim (uterus) dengan kandung telur (ovarium). Kondisi ini paling
sering ditemukan pada wanita berusia 30-45 tahun. Cara
penanganannya perlu dilakukan konsultasi dokter serta pengobatan
dengan antibiotik dan anti radang.

4. Etiologi

Menurut Sarwono tahun 2011 etiologi dismenorea primer meliputi


beberapa faktor resiko, seperti4:
a. Menarche usia dini (<12 tahun)
b. Nullipara
c. Aliran menstruasi yang berat
d. Merokok
e. Riwayat keluarga dismenorea
f. Obesitas.
Etiologi untuk dismenore sekunder meliputi berikut:
1) umum meliputi:
a) endometritis
b) PID
c) Adenomeosis
d) polips pada rahim
e) submucosal fibroids
f) AKDR.
2) Khusus:

7
a) allen masters syndrome
b) penyakit rahim bawaan
c) penyempitan pada ruas tulang belakang bagian leher
d) asherman sindrom
e) uterus retroversi
f) kelainan baawaan pada panggul
g) kista ovarium.

5. Patofisiologi
Menurut stretching tahun 2019 Prostaglandin merupakan zat kimia
yang diproduksi tubuh wanita yang menyebabkan banyak gejala yang
berkaitan dengan ketidaknyamanan menstruasi. Jaringan yang melapisi
rahim yang membuat zat kimia ini. Prostaglandin merangsang otot uterus
untuk berkontraksi. Kadar prostaglandin tinggi sering kali disebabkan oleh
penyakit seperti cedera atau osteoartritis.
Dismenore primer diakibatkan oleh prostaglandin yang merupakan
stimulus miometrium poten dan vasokontriktor pada endometrium. Kadar
prostaglandin yang tinggi dapat meningkatkan derajat nyeri pada saat
menstruasi, tingginya kandungan prostaglandin yang mencapai tiga kali
diawali dari proses proliferal sampai dengan proses luteal. Sehingga
adanya peningkatan prostaglandin dapat meningkatkan tonus miometrium
dan kontraksi uterus, menghasilkan hormon pituitari posterior (vasopresin)
terlibat didalam proses peluruhan pada saat menstruasi. Selain itu faktor
psikis dan pola tidur dapat berpengaruh dengan timbulnya dismenore6

6. Tanda dan gejala


Menurut Beddu (2015) Gejala dismenore primer antara lain6:
a. Kram perut berat pada awal menstruasi dan berlangsung hingga 3
hari.
b. Diare
c. Sering buang air kecil
d. Berkeringat

8
e. Rasa nyeri panggul yang menjalar ke bagian atas paha dan
punggung
f. Perut kembung
g. Nyeri punggung
h. Mual dan muntah

7. Penatalaksanaan

a. Farmakologi
Menurut proverswati dan misaroh tahun 2009 penatalaksanaan
dismenorea yaitu :
Farmakoterapi adalah pengobatan yang paling dapat diandalkan
dan efektif untuk menghilangkan dismenorea. Pilihan terapi lini
pertama bagi wanita dengan dismenorea primer adalah NSAID
sedangkan dismenorea sekunder, strategi pengobatan harus
didasarkan pada penyakit yang mendasari, meskipun beberapa
strategi pengobatan yang digunakan untuk dismenorea primer juga
mungkin memiliki beberapa manfaat terhadap patologi organik4.
1) Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs
Obat-obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi dan
pelepasan prostaglandin. NSAID yang telah disetujui oleh FDA
untuk pengobatan dismenorea, seperti diklofenak, ibuprofen,
ketoprofen, meclofenamate, asam mefenamat, naproxen.
Sedangkan NSAID dan analgesik lainnya yang telah digunakan
adalah aspirin, acetaminofen, COX-2 inhibitor, narkotika,
montelukast.
2) Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral adalah terapi pilihan kedua untuk sebagian
besar pasien. Kontrasepsi oral mencegah nyeri haid melalui
mekanisme yang berbeda dari NSAID. Dengan mencegah
ovulasi, kontrasepsi oral dapat menekan proliferasi progesteron

9
dari endometrium sekretori, mengakibatkan penurunan volume
cairan dan sintesis prostaglandin. Secara umum, diperlukan
waktu hingga tiga siklus haid agar dismenorea terasa berkurang.
Meskipun tidak disetujui oleh FDA untuk mengobati dismenorea,
kontrasepsi oral berikut juga dapat digunakan: Kontrasepsi oral
kombinasi (misalnya, etinil estradiol dengan progestin atau
drospirenone)
a) Levonorgestrel intrauterine device
b) Depot medroxyprogesterone acetate
b. Non farmakologi
Langkah-langkah pencegahan untuk manajemen rawat jalan
dismenorea meliputi berikut ini4:
1) Modifikasi gaya hidup/ hidup sehat
2) Berhenti merokok
3) Kompres hangat atau dingin pada daerah yang nyeeri
4) Dan olahraga

8. Kewenangan bidan terhadap kasus


Tugas dan wewenang bidan yang terdapat dalam UU Kebidanan No 4
Tahun 2019 pasal 46 ayat 1 menyatakan bahwa dalam
menyelengarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan
pelayanan salah satunya adalah pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana9.

Sedangkan dalam pasal 51 menyatakan bahwa dalam menjalankan


tugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana, bidan berwenang melakukan komunikasi,
informasi, edukasi, konseling dan memberikan pelayanan kontrasepsi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan9.

10
9. Pathway Dismenorea

Sumber :Hismam & Yuniyanti 2016)

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Data Subjektif
Berdasarkan data subjektif pada kasus Nn.Y Usia 19 tahun , datang ke
PMB Appi Amelia secara mandiri dengan keluhan perut mulas dan sakit sejak
tadi pagi karena sedang menstruasi menurut Sarwono (2011) Dismenorea
adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen
bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan
sampai berat dan berlangsung 1-3 hari. Sekitar 2-4 hari sebelum menstruasi
dimulai1. Dilihat dari identitas, Nn.Y berusia 19 tahun dan masih sekolah. Hal
ini dapat memicu peningkatan stresor sengingga merupakan salah satu faktor
terjadinya dismenoreaea9. Nn.Y mengaku bahwa dia tidak menyukai makan
sayur, tidak suka ngemil, dan suka begadang karena mengerjakan tugas.
Selain itu, Nn. Y mengatakan sehari makan sebanyak 2 kali, dan terkadang
hanya 1 kali. Hasil penelitian yang dilakukan Nataria tahun 2011 Terdapat
faktor yang mempengaruhi dismenore primer yaitu status gizi. Status gizi
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu gizi normal dan gizi kurang
kemudian gizi lebih. Remaja dengan status gizi yang kurang selain akan
mendapatkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal inilah yang berdampak
pada gangguan dismenore, akan baik bila asupan nutrisinya baik pula
(Nataria, 2011)9.. Hasil penelitian yang dilakukan Nur Masruroh dan Nur
Aini Fitri menyimpulkan bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka
semakin rendah kejadian dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja
putri dapat mencegah dan mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan
sumber Fe (zat Besi)8.

B. Data Objektif
Berdasarkan data objektif yang melalui hasil pemeriksaan fisik keadaan
umum didapatkan bahwa kesadaran composmentis, TD : 92/74 mmHg, nadi

12
85 x/menit, suhu tubuh : 36,6ºC. BB : 44 kg dan TB :160 cm, pasien memiliki
IMT yaitu 18,75 termasuk normal. Saat abdomen ditekan terdapat nyeri tekan
menurut penelitian Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada
awal menstruasi namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Derajat
dismenore merupakan keadaan seseorang ketika mengalami nyeri haid yang
ditandai nyeri perut bawah ketika, selama, dan sesudah menstruasi karena
adanya kontraksi pada otot uterus11, wajah terlihat pucat karena menahan
sakit. Genetalia luar : Pengeluaran : Darah merah agak bergumpal.

C. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang telah diperoleh pada kasus ini
dapat ditegakkan bahwa Nn.Y mengalami dismenoreae ringan. Nn.Y
merasakan nyeri perut bagian bawah dan merasa cepat. Kebutuhan yang
diperlukan Nn.Y adalah konseling manajemen nyeri, konseling mengenai
dismenorea dan pemberian obat antiinflamasi.

D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan pada Nn.Y yaitu memberitahu hasil
penriksaan dan kondisi yang dialami pasien yaitu dismenorea dengan
memberitahu kondisi yang dialami pasien tidak memiliki kekhawaitran yang
brrlebihan. Sebagaimana terncantum dalam UU kesehatan no 36 tahun 2009
pasal 56 ayat 1 yaitu setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian
atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah
menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara
lengkap
Nn.Y dianjurkan untuk melakukan relaksasi atau melakukan kompres
hangat pada bagian yang nyeri. Relaksasi nafas dalam membantu mengurangi
nyeri dan distraksi mengalihkan perhatian dan kompres hangat akan
meningkatkan sirkulasi dan menurunkan kontraksi uterus sehingga iskemia
tidak terjadi dan menurut penelitian pemberian kompres hangat dapat
melebarkan pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran local yang

13
mengakibatkan relaksasi dan penurunan nyeri12. Menurut penelitian
Martiningrum tahun 2015  perubahan sikap dan perilaku keluarga terhadap
perawatan dismenore dibuktikan dengan keluarga melakukan kompres hangat
dan senam dismenore untuk mengatasi nyeri. Intervensi efektif mengurangi
dismenore ditandai dengan penurunan skala nyeri dari 4 menjadi 213.

Menganjurkan untuk mengurangi mengonsumsi makanan tinggi gula,


cemilan, kopi dan teh karena dapat meningkatkan resiko dismenorea di usia
remaja.
Menganjurkan Nn.Y untuk makan seimbang dengan banyak
mengkonsumsi makanan tinggi protein, baik hewani maupun nabati seperti
daging merah, ikan, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan
menganjurkan untuk mengurangi makanan instan atau bahkan menghentikan
makan makanan instan serta mengkonsumsi makanan/minuman yang
mengandung vitamin C dan zat besi seperti buah jeruk, buah naga.
mengkonsumsi makanan seimbang dan menghindari makanan instan akan
mencegah terjadinya gangguan haid berulang dan mengatasi anemia pada
remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Nataria tahun 2011 Terdapat faktor
yang mempengaruhi dismenore primer yaitu status gizi. Status gizi dapat
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu gizi normal dan gizi kurang kemudian
gizi lebih. Remaja dengan status gizi yang kurang selain akan mendapatkan
terganggunya fungsi reproduksi. Hal inilah yang berdampak pada gangguan
dismenore, akan baik bila asupan nutrisinya baik pula (Nataria, 2011) 9.. Hasil
penelitian yang dilakukan Nur Masruroh dan Nur Aini Fitri menyimpulkan
bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka semakin rendah kejadian
dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja putri dapat mencegah dan
mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan sumber Fe (zat Besi)8.
Menganjurkan untuk olahraga rutin minimal 3 kali seminggu. olahraga
rutin dapat membuat tubuh bugar sehingga system tubuh bekerja dengan baik
sehingga dapat mengurangi keluhan yang dirasakan dan mencegah gangguan
haid. Menurut penelitan Lestari tahun 2013 Olahraga dapat mempengaruhi

14
hormon pituitari untuk mengeluarkan suatu zat opiat endogen yang bernama
beta endorfin yaitu hormon yang bekerja sebagai analgesik nyeri non
spesifik, yang dapat menurunkan derajat nyeri dismenorea pada siklus
menstruasi.
Memberikan terapi asam mefenamat 500mg 2x1. asam mefenamat
adalah analgetik golongan obat untuk meredakan nyeri. Farmakoterapi adalah
pengobatan yang paling dapat diandalkan dan efektif untuk menghilangkan
dismenorea. Pilihan terapi lini pertama bagi wanita dengan dismenorea
primer adalah NSAID sedangkan dismenorea sekunder, strategi pengobatan
harus didasarkan pada penyakit yang mendasari, meskipun beberapa strategi
pengobatan yang digunakan untuk dismenorea primer juga mungkin memiliki
beberapa manfaat terhadap patologi organik dan jika terjadi berulang ulang
pasien di motivasi di rujuk ke RS Poli Obsgin.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus dismenorea pada remaja. Asuhan kebidanan yang
diberikan pada Nn.Y di PMB Appi Ammelia berjalan sesuai teori. Selain itu
dari penatalaksanaan kasus ini kami dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Nn Y dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Nn Y dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan yaitu dismenorea
3. Asuhan kebidanan pada Nn Y dapat menentukan masalah potensial
yaitu dismenorea
4. Asuhan kebidanan Nn Y dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan melakukan KIE mengenai penanganan dan pencegahan
dismenorea
5. Asuhan kebidanan Nn Y dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus dismenorea yaitu dengan KIE manajemen nyeri
dismenorea
6. Asuhan kebidanan Nn Y dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus dismenorea dengan KIE kepada Nn. Y untuk
mengkompres hangat, mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga.

7. Asuhan kebidanan Nn.Y dengan melakukan evaluasi berdasarkan


penatalaksanaan yang telah dilakukan 
8. Asuhan kebidanan Nn. Y dengan melakukan pendokumentasian kasus
dismenorea

16
B. Saran
1. Bagi Bidan di PMB Appi Amelia
Bidan telah melakukan asuhan kebidanan pada remaja dengan
dismenoreaea sesuai SOP dan wewenang bidan. Bidan diharapkan dapat
mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Bagi Mahasiswa Kebidanan
Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan tatalaksana kasus
remaja dengan dismenorea dalam memberikan asuhan kebidanan.
3. Bagi Remaja di Wilayah PMB Appi Ammelia

Diharapkan remaja dapat menjaga asupan gizi yang masuk menjaga pola
hidup sehat, memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahat yang cukup.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono.S.W. 2011.Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


2. World Health Organization. Factsheets Dysmenhorea. Published online
http://www.emro.who.int/emhj-volume-18-/issue-4/article-07.html
3. Manuaba IBG. Konsep Obstretri & Gynekologi Sosial Indonesia. EGC;
2010.
4. Sarwono.S.W. 2011.Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
5. Proverawati,A., dan Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama
Penuh Makna.Yogyakarta: Nuha Medika
6. Beddu, S., Mukarramah, S., Lestahulu, V. 2015. Hubungan Status Gizi
dan Usia Menarche dengan Dismenore Primer pada Remaja Putri. The
Southeast Asian Journal of Midwifery, 1 (1) ; 16-21.
7. Teknik, E.&Y,Stretching.(2019). Efektivitas teknik yoga dan abdominal
stretching exercise terhadap intensitas nyeri haid (dismenore) pada
mahasiswi di fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah
magelang. 6-8.
8. Kusmiran E. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Salemba
Medika; 2016
9. Masruroh N, Fitri NA. Hubungan Kejadian Dismenore dengan Asupan Fe
(zat Besi) pada Remaja Putri. J Dunia Gizi. 2019;2(1):23.
doi:10.33085/jdg.v2i1.4344
10. Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 4 )
11. Nataria. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Dismenore pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Pembangunan Nasional “Viteran”. Jakarta.
12. Abdul, K. 2016. Kejadian Dismenore berdasarkan Karakteristik Orang dan
Waktu serta Dampaknya Pada Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta
Barat tahun 2015. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
13. Murtiningrum, Y., Rahmawati, A., & Maryani, T. 2015. Pengaruh
Pemberian Kompres Hangat terhadap Penurunan Intensitas Dismenorea
pada Siswi Kelas VIII”. Diakses tanggal 29 agustus 2022.
http://ejournal.poltekkesjogja.ac.id/index.php/kia/article/view/540/368
14. Gerzson, S. C., Bare. B., Parson, M. A. 2014. Terapi Non Farmakologi
Kompres Hangat dan Senam Dismenore Untuk Mengatasi Masalah
Dismenore Remaja. Salemba Medika: Jakarta
15. Lestari, N. M. S. D. 2013. Pengaruh Dismenorea Pada Remaja. Fakultas
Olahraga dan Kesehatan
LAMPIRAN LAPORAN KOMPREHENSIF

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143 Telp (0274) 374331

ASUHAN KEBIDANAN PADA NN.Y USIA 19 TAHUN DENGAN


DISMENOREA DI PMB APPI AMELIA

Hari, Tanggal : senin, 29 agustus 2022


Jam :

S (SUBJEKTIF)
1. Identitas
Pasien
Nama Nn. Y
Tanggal lahir 1 juli 2001
Umur 19 tahun
Agama Islam
Pendidikan SMK
Pekerjaan Siswa
Alamat Bobolah RT 3
2. Data Subjektif
a. Keluhan Utama :
Nn.Y mengatakan nyeri pada perut bagian bawah.
b. Riwayat Menstruasi
Usia Menarch 13 tahun, Lama 7 hari, siklus 28-29 hari, teratur,
tidak ada keputihan, mengalami dismenore. Ganti pembalut
3-4x/hari.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang dan lalu
Nn.Y tidak sedang menderita batuk atau pilek, pusing, demam
tinggi, diare dan penyakit seperti asma, TBC, DBD, Malaria,
Typus, jantung, hepatitis B dan HIV.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Nn.Y mengatakan saat ini keluarga tidak ada yang menderita
batuk atau pilek, pusing, demam tinggi, diare, dan riwayat penyakit
hipertensi, asma, jantung, DBD, Malaria, Typus, jantung, hepatitis
B dan HIV.
e. Pola Personal Hygiene
Nn. Y mengatakan mandi 2 kali sehari. Keramas 2 hari sekali.
Menggosok gigi 2 kali/hari. Nn. H mengatakan membersihkan
daerah genetalia dari arah depan kearah belakang.
f. Pola pemenuhan Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi 2-3 x/hari 6-7x/hari
Porsi Sedang, dengan Gelas sedang
proporsi nasi kurang
lebih 1 centong dan
lauk
Macam Nasi, lauk (tempe, tahu, Air putih, kopi, teh.
telur, ayam), tidak suka
mengkonsumsi sayur
Cemilan Jarang ngemil

g. Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi 2-3 hari sekali 5-6x/hari
Tekstur Keras Cair
Warna Kecoklatan Kuning jernih
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

h. Pola Aktivitas dan Istirahat


- Nn.Y mengatakan tidak pernah bepergian ke luar kota dan
tidak pernah kontak dengan orang yang habis bepergian. Nn.Y
mengatakan aktivias sehari-hari yaitu Sekolah dari jam 08.00
sampai selesai.
- Nn. Y mengatakan tidur siang jarang tidur siang karena
mengerjakan tuagas dan sekolah. Tidur malam terkadang hanya
3-5 jam.
O (OBJEKTIF)
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-Tanda Vital :
- Tekanan darah : 92/74 mmHg
- Nadi : 85x/menit
- Respirasi : 18x/menit
- Suhu : 36,6oC
d. Pemeriksaan Antropometri
- BB : 48 kg
- TB : 160 cm
- IMT : 18,75
e. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : rambut hitam, lurus, dan bersih
- Muka : sedikit pucat
- Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
- Hidung : bersih tidak ada sumbatan
- Mulut : bersih, gusi pucat, lidah bersih, gigi tidak berlubang.
- Telinga : simetris, tidak ada serumen
- Leher : tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe.
- Abdomen : tidak ada massa/benjolan, tidak kembung, terdapat
nyeri tekan
- Ekstermitas: tidak ada oedema dan tidak ada varices.
- Genetalia eksternal : terdapat pengeluaran darah sedikit
menggumpal
A (ANALISIS)
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa : Nn.Y usia 19 tahun dengan dismenoreaea
Masalah : Pasien merasakan nyeri diperut bagian bawah
Kebutuhan : KIE manajemen nyeri, KIE pola makan,
pemberian obat antiinflamasi
Diagnosa potensial : Tidak ada

P (PENATALAKSANAAN)
1. Memberitahu hasil pemeriksaam dan keadaan umum Nn. Y pasien dan
keluarga mengerti hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan tentang kondisi yang dialami pasien dan sebab terjadinya
dismenorea. Dengan memberitahu kondisi yang dialami pasien tidak lagi
memiliki kekhawatiran yang berlebihan
3. Menganjurkan melakukan relaksasi atau melakukan kompres hangat pada
bagian yang nyeri. Relaksasi nafas dalam membantu mengurangi nyeri
dan distraksi mengalihkan perhatian dan kompres hangat akan
meningkatkan sirkulasi dan menurunkan kontraksi uterus sehingga
iskemia tidak terjadi.
4. Menganjurkan untuk mengurangi mengonsumsi makanan tinggi gula,
cemilan, kopi dan teh karena dapat meningkatkan resiko dismenorea di
usia remaja.
5. Menganjurkan untuk makan seimbang dengan banyak mengkonsumsi
makanan tinggi protein, baik hewani maupun nabati seperti daging merah,
ikan, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan menganjurkan untuk
mengurangi makanan instan atau bahkan menghentikan makan makanan
instan serta mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung vitamin
C dan zat besi seperti buah jeruk, buah naga. mengkonsumsi makanan
seimbang dan menghindari makanan instan akan mencegah terjadinya
gangguan haid berulang dan mengatasi anemia pada remaja.
6. Menganjurkan untuk olahraga rutin minimal 3 kali seminggu. olahraga
rutin dapat membuat tubuh bugar sehingga system tubuh bekerja dengan
baik sehingga dapat mengurangi keluhan yang dirasakan dan mencegah
gangguan haid
7. Memberikan terapi asam mefenamat 500mg 2x1. asam mefenamat adalah
analgetik golongan obat untuk meredakan nyeri
8. Meminta pasien untuk kembali jika keluhan yang dirasakann tidak
berkurang.
Catatan perkembangan :

Pada tanggal 3 september 2022 melalui via whatsapp Nn.Y mengatakan bahwa
nyeri menstruasi yang dirasakan nya berkurang setelah mengompres dengan air
hangat pada bagian perut. Kemudian Nn.Y mengatakan sudah menkonsumsi obat
asam mefenamat 2x1. Nn.Y juga mengatakan sudah mengatur pola makan nya,
Nn.Y mengonsumsi makanan tinggi protein dan sudah mencoba selalu makan
dengan sayur dan Nn.Y sudah mengurangi mengonsumsi minuman seperti teh dan
kopi dan menggantinya dengan air putih. Nn.Y mengatakan sudah tidak begadang
jam tidur malam pukul 21.00 wib. Asuhan yang diberikan bidan belum dilakukan
Nn.Y adalah olahraga minimal 3 kali seminggu , Nn.Y akan melakukan nya mulai
besok hari minggu. Apabila menstruasi berikutnya Nn.Y masih mengalami
dismenorea dan bertambah maka akan dianjurkan untuk USG mengetahui apakah
ada penyakit lain dan Nn.Y menyetujui anjuran bidan.

Anda mungkin juga menyukai