Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PERENCANAAN


KEHAMILAN PADA NY.C USIA 38 TAHUN DENGAN
INFERTIL SEKUNDER DI PMB SARASWATI PENGASIH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan Holistic (BD 7002)


Pada Prakonsepsi

Oleh:

DYNA AMANI FADILLAH


P07124520057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Komprehensif

Asuhan Kebidanan Perencanaan Kehamilan pada Ny.C Usia 38 Tahun


Dengan Infertil Sekunder di PMB Saraswati Pengasih

Oleh :
Dyna Amani Fadillah
P07124520057

Menyetujui,

Pembimbing Klinik
E. Afina. GF. S.Tr.Keb
SIPB. 503/4762/V/2019 (……………………………..)

Pembimbing Akademik
Hesty Widyasih, SST, M. Kes
NIP 197910072005012004 (……………………………..)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, SST, M. Kes


NIP 197910072005012004

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan komprehensif yang berjudul
Asuhan Kebidanan Perencanaan Kehamilan pada Ny.C Usia 38 Tahun dengan
Infertil Sekunder. Penulisan laporan komprehensif ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan Holistik
pada remaja dan pranikah di Program Studi Pendidikan Profesi Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Laporan komprehensif ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:

1. Dr. Yuni Kusmiyati, SST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan


Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2. Hesty Widyasih, SST., M.Keb. selaku Ketua Prodi Profesi Bidan dan
dosen pembimbing akademik pada Praktik Asuhan Kebidanan Holistik
Pada Remaja dan Pranikah.
3. E. Afina. GF. S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan di PMB Saraswati
Pengasih yang sudah memberi masukan dalam pembuatan laporan ini
4. Teman-teman kebidanan dan segenap pihak yang telah memberikan
motivasi dan dukungan kepada penulis.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan komprehensif ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, Februari 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................... 2
C. Ruang lingkup.................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................. 3
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI
A. Kajian masalah kasus......................................................................... 4
B. Kajian teori......................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian.......................................................................................... 14
B. Analisis.............................................................................................. 14
C. Penatalaksanaan................................................................................. 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 16
B. Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17
LAMPIRAN.................................................................................................. 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan dan dapat
disebabkan oleh faktor perempuan, laki-laki, maupun keduanya. Infertilitas
dapat juga tidak diketahui penyebabnya yang dikenal dengan istilah
infertilitas idiopatik. Masalah infertilitas dapat memberikan dampak besar
bagi pasangan suami-istri yang mengalaminya, selain menyebabkan masalah
medis, infertilitas juga dapat menyebabkan masalah ekonomi maupun
psikologis. Secara garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas akan
menjalani proses panjang dari evaluasi dan pengobatan, dimana proses ini
dapat menjadi beban fisik dan psikologis bagi pasangan infertilitas.
Bertambahnya umur sangat berpengaruh terhadap fertilitas seorang
perempuan, namun pada laki-laki, bertambahnya umur belum memberikan
pengaruh yang jelas terhadap kesuburan. Penelitian di Perancis melaporkan
65% perempuan berumur 25 tahun akan mengalami kehamilan pada 6 bulan
dan secara akumulasi 85% kehamilan akan didapatkan pada akhir tahun
pertama. Ini berarti jika terdapat 100 pasangan yang mencoba untuk hamil, 40
pasangan tidak akan hamil setelah enam bulan, dan 15 pasangan tetap tidak
hamil setelah setahun. Untuk pasangan dengan umur 35 tahun atau lebih
peluang kehamilan menjadi 60% pada tahun pertama dan 85% pada tahun
kedua. Kurang lebih 15 persen tetap belum mendapatkan kehamilan setelah
tahun ke-3 perkawinan. (4)
Di Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar 400 ribu pasangan suami
istrimengalamiinfertil,karena jumlah pasien yang datang ke Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan atau pun di Rumah Sakit yang ada di Daerah
IstimewaYogyakartarata-rata setiap bulan berjumlah 6 orang dalam 1 tahun
terakhir.

B. Tujuan

1
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan prakonsepsi
dengan infertil sekunder dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan
manajemen kebidanan dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada Ny.C 38 tahun


dengan perencanaan kehamilan dengan infertil sekunder.
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa/masalah kebidanan berdasarkan
data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny.C 38 tahun dengan
perencanaan kehamilan dengan infertil sekunder.
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi pada
kasus Ny.C 38 tahun dengan perencanaan kehamilan dengan infertil
sekunder.
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Ny.C 38 tahun
dengan perencanaan kehamilan dengan infertil sekunder.
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada
kasus Ny.C 38 tahun dengan perencanaan kehamilan dengan infertil
sekunder.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani kasus pada
Ny.C 38 tahun dengan perencanaan kehamilan dengan infertil sekunder.
g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi untuk menangani kasus pada kasus
Ny.C 38 tahun dengan perencanaan kehamilan dengan infertil sekunder.
h. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada kasus Ny.C 38
tahun dengan perencanaan kehamilan dengan infertil sekunder.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan
kebidanan yang berfokus pada masalah prakonsepsi dengan infertil sekunder.

2
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman secara
langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang didapat selama
pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan asuhan
kebidanan dengan perencanaan kehamilan.
2. Manfaat Praktis
Laporan studi kasus ini dapat menjadi tambahan bahan pustaka agar menjadi
sumber bacaan sehingga dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi
mahasiswa terhadap tata laksana kasus prakonsepsi khusunya dengan infertil
sekunder.
3. Manfaat bagi Lahan Praktik
Dapat meningkatkan pelayanan asuhan prakonsepsi sesuai SOP yang sudah
ada.

3
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Pengertian
1. Infertilitas
Infertilitas ( pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual
tanpa alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.(1)
Adapun jenis-jenis infertil yaitu :
b. Infertilitas Primer
Infertilitas primer berarti pasangan suami istri belum mampu dan
belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dalam bentuk apapun.(2)
c. Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah
memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki
anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali
per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalamn bentuk
apapun.(2)
B. Etiologi Infertilitas(3)
1 Faktor perempuan
a. Gangguan ovulasi
Seperti SOPK, gangguan pada siklus haid, insufiensi ovarium primer
Infertilitas yang disebabkan oleh gangguan ovulasi dapat
diklasifikasikan berdasarkan siklus haid, yaitu amenore primer atau
sekunder. Namun tidak semua pasien infertilitas dengan gangguan
ovulasi memiliki gejala klinis amenorea, beberapa diantaranya
menunjukkan gejala oligomenorea.(4)
b. Gangguan tuba dan pelvis

4
Kerusakan tuba dapat disebabkan oleh infeksi (Chlamidia,
Gonorrhoea, TBC) maupun endometriosis. Hipotesis yang
menjelaskan endometriosis dapat menyebabkan infertilitas atau
penurunan fekunditas masih belum jelas, namun ada beberapa
mekanisme pada endometriosis seperti terjadinya perlekatan dan
distrorsi anatomi panggul yang dapat mengakibatkan penurunan
tingkat kesuburan. Perlekatan pelvis pada endometriosis dapat
mengganggu pelepasan oosit dari ovarium serta menghambat
penangkapan maupun transportasi oosit.(4)
c. Gangguan uterus
Gangguan uterus termasuk mioma submukosum, polip endometrium,
leiomyomas, sindrom asherman.(4)
2. Faktor laki laki
Infertilitas dapat juga disebabkan oleh faktor laki-laki, dan setidaknya
sebesar 30-40% dari infertilitas disebabkan oleh faktor laki-laki,
sehingga pemeriksaan pada laki-laki penting dilakukan sebagai bagian
dari pemeriksaan infertilitas.(4)
Fertilitas laki-laki dapat menurun akibat dari:
a. Kelainan urogenital kongenital atau didapat
b. Infeksi saluran urogenital
c. Suhu skrotum yang meningkat (contohnya akibat dari varikokel)
d. Kelainan endokrin
e. Kelainan genetik
f. Faktor imunologi
3. Faktor Kombinasi pria dan wanita
4. Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan (unexplained infertility), yang
tidak dapat ditemukan penyebab terjadinya infertilitas.
Faktor Resiko Infertilitas
a. Alkohol
Alkohol dikatakan dapat berdampak pada fungsi sel Leydig dengan
mengurangi sintesis testosteron dan menyebabkan kerusakan pada

5
membran basalis. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat
menyebabkan gangguan pada fungsi hipotalamus dan hipofisis,
sehingga menyebabkan penurunan kulaitas sprema dan dapat
meningkatkan risiko pertumbuhan janin. (4)
Menurut penelitian Najakhatus Sa’adah, Windhu Purnomo
mengemukakan bahwa perilaku mengonsumsi alkohol berisiko infertile
sebanyak 22,7%.(5)
b. Merokok
Rokok mengandung zat berbahaya bagi oosit (menyebabkan kerusakan
oksidatif terhadap mitokondria), sperma (menyebabkan tingginya
kerusakan morfologi) , dan embrio (menyebabkan keguguran).
Kebiasaan merokok pada laki-laki dapat mempengaruhi kualitas semen,
sedangkan Kebiasaan merokok pada perempuan dapat menurunkan
tingkat fertilitas.(4)
Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung beberapa
komponen yang berpotensi menimbulkan radikal bebas ke dalam tubuh,
diantaranya karbon monoksida, karbon dioksida, oksida dan nitrogen
dan senyawa hidrokarbon. Komponen partikel dalam asap rokok
diantaranya nikotin, tar dan kadmiun. Kelebihan produksi radikal bebas
atau oksigen yang reaktif (ROS, reactive oxygen species) dapat merusak
sperma, dan ROS merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden yang merokok,
sebagian besar (78,8 persen) responden pertama kali merokok pada usia
antara 12-30 tahun dan sebagian besar (63,6 persen) responden
mengonsumsi rokok sejumlah 6–10 batang per hari 54,6 persen.
Responden dengan jangka waktu mengonsumsi rokok≥5 tahun sebelum
mereka menikah.(5)
c. Berat badan
Perempuan yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 29,
cenderung memerlukan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan
kehamilan, tindakan menurunkan berat badan pada perempuan yang

6
memiliki IMT>29 dan mengalami anovulasi akan meningkatkan
peluang untuk hamil. Laki-laki yang memiliki IMT>29 akan mengalami
gangguan fertilitas. Upaya meningkatkan berat badan pada perempuan
yang memiliki IMT<19 serta mengalami gangguan haid akan
meningkatkan kesempatan terjadinya pembuahan. (4)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat wanita di RSUD Binjai
dari 80 responden ada hubungan yang signifikansi antara IMT dengan
terjadinya infertilitas sekunder dengan nilai p=0,008< 0,05 yang artinya
ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan terjadinya Infertilitas
sekunder pada perawat wanita di ruangan rawat inap RSUD Djoelham
Binjai.(6)
d. Olahraga
Olahraga ringan-sedang dapat meningkatkan fertilitas karena akan
meningkatkan aliran darah dan status anti oksidan. namun jangan
olahraga berlebihan, karena bisa menyebabkan sulit hamil disebabkan
karena terganggunya siklus haid akibat penurunan produksi
gonadotropin serta peningkatan produksi endorphin dan kortisol.(4)
e. Makanan
Makanan dapat berpengaruh terhadap kesuburan. Gizi seimbang akan
menentukan kesehatan organ reproduksi. Membatasi makanan yang
kaya kalori namun rendah gizi, seperti makanan yang berlemak dan
mengandung gula. Makanan yang mengandung asam folat perlu
dikonsumsi saat perencanaan kehamilan. Obesitas dapat mengganggu
siklus reproduksi yang berakibat kepada kesuburan. Nutrisi yang baik
juga berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang
sehat. Nutrisi yg baik berperan dalam mencegah anemia saat kehamilan,
perdarahan, pencegahan infeksi, dan pencegahan komplikasi kehamilan
seperti kelainan bawaan dan lain-lain.(7)
f. Umur
Umur mempengaruhi kesuburan dimana pada usia tertentu tingkat
kesuburan pria dan wanita akan mulai menurun secara perlahan-lahan.

7
Kesuburan pasangan mulai menurun secara perlahan-lahan, dimana
keadaan ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal organ
reproduksi.(8)
g. Frekuensi senggama
Fertilisai atau terjadinya pertemuan antara spermatozoa dan ovum, akan
terjadi bila koitus berlangsung pada saat ovulasi. Dalam keadaan
normal sel spermatozoa masih hidup selama 1-3 hari dalam organ
reproduksi wanita, sehingga fertilisasi masih mungkin jilka ovulasi
terjadi sekitar 1-3 hari sesudah koitus berlangsung. Sedangkan ovum
seorang wanita umurnya lebih pendek lagi yaitu lx24 jam, sehingga bila
kiotus dilakukan pada waktu tersebut kemungkinan besar bisa terjadi
pembuahan. Hal ini berarti walaupun suami istri mengadakan hubungan
seksua tapi tidak bertepatan dengan masa subur istri yang hanya terjadi
satu kali dalam sebulan, maka tidak akan terjadi pembuahan, dengan
arti kata tidak akan terjadi kehamilan pada istri(8)
C. Patofisiologi
Infertilitas membawa implikasi psikologis, terutama pada perempuan.
Sumber tekanan sosiopsikologis pada perempuan berkaitan erat dengan
kodrat deterministiknya untuk mengandung dan melahirkan anak.
Sementara pada laki-laki adalah perasaan sedih, kecewa, kecemasan dan
kekhawatiran menghadapi masa tua. Masyarakat patriarkis Jawa laki-laki
diidentitaskan sebagai mahkluk yang lebih kuat daripada perempuan.
Anak merupakan sumber kejantanan, kekuatan dan kapasitas seksual laki-
laki. Persepsi hasi konstruksi sosial atas identitas gendernya membuat laki-
laki merasa rendah ketika tidak mempunyai anak, sehingga kesalahan
dilimpahkan pada pihak perempuan.
Kasus perceraian akibat infertilitas di Banjarsari menunjukan bahwa telah
terjadi ketidakadilan gender dimana pihak laki-laki lebih menyalahkan
pihak perempuan sehingga menceraikannya. Dengan demikian jelas bahwa
pengaruh system patriarki jawa masih mempengaruhi pandangan laki-laki
terhadap perempuan.(9)

8
D. Tanda-tanda
Tanda gejala yang dapat dikategorikan sebagai gejala infertilitas antara
lain(3):
1 Gejala yang timbul tidak kunjung hamil.
2 Reaksi emosional (baik pada istri, suami maupun keduanya) kerena
tidak memiliki anak.
3 Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak
psikisnya pada suami, istri maupun keduanya bisa sangat berat.
4 Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah pernikahan
(termasuk perceraian), depresi dan kecemasan.
E. Penatalaksanaan
1 Pemeriksaan screening
Premarital Screening terdiri atas beberapa kelompok tes untuk pasangan
yang akan menikah. Tes-tes ini dirancang untuk mengidentifikasi adakah
masalah kesehatan saat ini atau yang akan muncul di kemudian hari saat
pasangan mengandung/memiliki anak. Sehingga rangkaian kegiatan
pencegahan kematian ibu harus dicegah sejak sebelum kehamilan (awal
menikah) maka deteksi dini penyakit penyerta sebaiknya dilakukan
menjelang pernikahan dan mengetahui kesuburan pasangan skrining partial
adalah anamnesa, pemeriksaan PP test, HIV rapid test, Sifilis rapid test dan
TT calon pengantin. pemeriksaan fisik dan psikis.(10)
2 Tatalaksana pada gangguan ovulasi(3)
Penanganan gangguan ovulasi, yaitu:
a. Tindakan mengembalikan berat badan menjadi normal akan
membantu mengembalikan ovulasi dan kesuburan.
b. Pengobatan gangguan ovulasi dapat dilakukan dengan cara
pemberian obat pemicu ovulasi golongan anti estrogen (klomifen
sitrat), tindakan drilling ovarium, atau penyuntikan gonadotropin.
Pengobatan lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan
insulin sensitizer seperti metformin.
3 Tataksana pada ganguan tuba (3)

9
Kolaborasi dengan dokter mengenai Tindakan bedah mikro atau
laparoskopi pada kasus infertilitas tuba derajat ringan dapat
dipertimbangkan sebagai pilihan penanganan.
4 Tatalaksana pada gangguan sperma
a. Ekstraksi Sperma dari Testis (TESE). TESE menggantikan biopsi
testis diagnostik yang tidak dilakukan lagi. TESE dapat menjadi
bagian terapi intracytoplasmic sperm injection (ICSI) pada pasien
dengan non-obstruktif azoospermia (NOA)
b. Pada kasus kelainan endokrin Terapi medisinalis terbukti efektif,
seperti hiperprolaktinemia, hipotiroidisme, atau hiperplasia adrenal
kongenital
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari atau menurunkan
faktor risiko terjadinya infertilitas, diantaranya adalah(4);
1. Mengobati infeksi yang terjadi pada organ reproduksi. Diketahui
bahwa infeksi yang terjadi pada prostat maupun saluran sperma, dapat
menyebabkan infertilitas pada laki-laki.
2. Mengobati penyebab infertilitas pada perempuan
3. Menghindari bahan-bahan yang menyebabkan penurunan kualitas dan
jumlah dari sperma dan sel telur seperti rokok dan alkohol
4. Berperilaku hidup sehat
F. Kewenangan Bidan pada Infertilitas
Dalam Kepmenkes 320 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi Bidan,
Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan salah satunya(11) :
Masa Sebelum Hamil:
a. Perencanaan kehamilan
b. Deteksi dini komplikasi, gangguan/masalah pada masa sebelum
hamil
c. Persiapan kehamilan artifisial
1. Melakukan asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas pada bayi
baru lahir (neonatus), bayi, balita dan anak prasekolah, remaja, masa

10
sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca
keguguran, masa nifas, masa antara, masa klimakterium, pelayanan
Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan
yang fisiologis.
2. Melakukan identifikasi kasus yang bermasalah pada bayi baru lahir
(neonatus), bayi, balita dan anak prasekolah, remaja, masa sebelum
hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca keguguran, masa
nifas, masa antara, masa klimakterium, pelayanan Keluarga
Berencana, kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan.
3. Melakukan skrining terhadap masalah dan gangguan pada bayi baru
lahir (neonatus), bayi, balita dan anak prasekolah, remaja, - 23 - masa
sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca
keguguran, masa nifas, masa antara, masa klimakterium, pelayanan
Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan.
4. Melakukan edukasi dan konseling berbasis budaya dan etiko legal
terkait hasil skrining pada bayi baru lahir (neonatus), bayi, balita dan
anak prasekolah, remaja, masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa
persalinan, masa pasca keguguran, masa nifas, masa antara, masa
klimakterium, pelayanan Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi
dan seksualitas perempuan.
5. Melakukan kolaborasi dengan profesi terkait masalah yang dihadapi
pada bayi baru lahir (neonatus), bayi, balita dan anak prasekolah,
remaja, masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa
pasca keguguran, masa nifas, masa antara, masa klimakterium,
pelayanan Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi dan seksualitas
perempuan.
6. Melakukan prosedur tatalaksana awal kasus kegawatdaruratan pada
bayi baru lahir (neonatus), bayi, anak balita dan anak prasekolah,
masa kehamilan, masa persalinan, pasca keguguran, masa nifas,
pelayanan keluarga berencana.

11
7. Melakukan rujukan pada kasus kegawatdaruratan bayi baru lahir
(neonatus), bayi, anak balita dan anak prasekolah, masa kehamilan,
masa persalinan, pasca keguguran, masa nifas, pelayanan keluarga
berencana sesuai prosedur.
8. Melakukan dukungan terhadap perempuan dan keluarganya dalam
setiap memberikan pelayanan kebidanan masa bayi baru lahir
(neonatus), bayi, balita dan anak pra sekolah, remaja, masa sebelum
hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca keguguran, masa
nifas, masa antara, masa klimakterium, pelayanan Keluarga
Berencana, kesehatan reproduksi dan seksualitas perempuan.
9. Melakukan keterampilan dasar praktik klinis kebidanan dalam
memberikan pelayanan pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita,
remaja, masa sebelum hamil, masa hamil, masa bersalin, masa nifas,
masa antara masa klimakterium, pasca - 24 - keguguran, pelayanan
keluarga berencana, kesehatan reproduksi perempuan dan seksualitas.
10. Melakukan penilaian teknologi kesehatan dan menggunakan alat
sesuai kebutuhan pelayanan kebidanan dan ketentuan yang berlaku.

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Dari data identitas diketahui Ny.C berusia 38 tahun, Ny.C dan pasanganya
merupakan pasangan usia subur. Kasus yang ditemukan adalah belum
dikaruniaI anak ke2 dari pernikahan yang sekarang setelah anak pertama
berumur 11 tahun. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, dimana Tn.A
berusia 35 tahun dan Ny.C berusia 38 tahun dengan perencanaan kehamilan.
Ny.C memiliki 1 orang anak laik-laki berusia 11 tahun. Ny.C pernah menjadi
askeptor KB Hormonal. Ny.C sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi
selama 5 tahun karna ingin memiliki anak ke-2.
Pengakajian dari anamnesa ditemukan bahawa Ny.C belum mengetahui
tentang perhitungan masa subur, frekuensi hubungan seksual dengan suami
dilakukan antara 2-3kali perminggu dan tidak pasti, dan Ny.C sering merasa
sedih akan keadaannya.
B. Analisis
Dari hasil pengkajian yang dilakukan analisi terhadap permasalahan yang ada
yakni:
1. Tn.A dan Ny.C merupakan pasangan infertil. Infertil adalah kegagalan dari
pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan
hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun.1Tn B dan Ny.C
telah menikah selama 12 tahun dan baru dikaruniai 1 orang anak. Ny.C
termasuk dalam infertilitas sekunder, dimana Infertil sekunder berarti
pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat
ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode
kontrasepsi jenis apapun.6
2. Diketahui IMT dari Ny. C ialah termasuk status gizi dengan obesitas,
Seseorang yang mengalami obesitas, biasanya cenderung mengkonsumsi
makanan dengan kalori, gula, dan lemak yang tinggi. Ketika tubuh

13
mengkonsumsi terlalu banyak lemak maka akan muncul hormon leptin.
Semakin tinggi kadar leptin menjadikan leptin resisten sehingga akan
mengalami gangguan leftin dan dapat mempengaruhi ketidakseimbangan
kadar hormone seksual seperti luteinizing hormone dan estradiol yang
merupakan hormone kesuburan wanita. Obesitas sendiri berkaitan dengan
tiga perubahan yang mengganggu ovulasi normal dan penurunan berat
badan akan memperbaiki tiga keadaan tersebut : penurunan aromatisasi
perifer dari androgen menjadi estrogen, penurunan kadar globulin pengikat
hormon seks (sex hormon), hormone binding globulin (SHBG),
menghasilkan peningkatan kadar estradiol dan testosterone bebas sehingga
dapat mempengaruhi kesuburan.
Begitupun menurut penelitian Renny Adelia Tarigan,dkk menyatakan
p=0,008<0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara IMT
dengan terjadinya Infertilitas sekunder pada perawat wanita di ruangan
rawat inap RSUD Djoelham Binjai. (6)
3. Tingkat psikologis dari Ny.C dari hasil anamnesa menunjukkan kesedihan
ibu akan keadaannya. Biasanya perempuan yang gagal hamil akan
mengalami kenaikan tekanan darah dan denyut nadi, karena stress dapat
menyebabkan penyempitan aliran darah ke organ-organ panggul Hal
tersebut dapat mempengaruhi sulitnya mendapatkan keturunan. (4)
C. Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan kasus dilakukan asuhan konseling
a. Memberikan KIE kepada Ny.C tentang masa subur atau ovulasi, dimana
saat berhubungan pada masa subur sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan konsepsi. Dalam perhitungan masa subur dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu dengan perhitungan siklus haid. Masa subur
akan muda diketahui apabila siklus haid teratur setiap bulanya. Siklus
haid normal adalah 28 hari. Menggunakan pengukuran suhu tubuh juga
bisa digunakan untuk mengetahui masa subur apabila ada kenaikan suhu
tubuh terjadi ini berarti mulai terbentuknya hormon progesteron yang

14
bertugas menyiapkan jaringan rahim untuk menerima sel telur yang telah
dibuahi.(12)
b. Memberikan KIE kepada Ny.C tentang gizi dalam perencanaan kehamilan
juga sangat penting, mengingat kehamilan yang baik dan sehat perlu
dipersiapkan sejak sebelum konsepsi. Dikarenakan status gizi ibu yaitu
obesitas. Sehingga baiknya ibu mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat seperti nasi, juga lemak dan memperbanyak
makanan tinggi protein, vitamin lainnya serta meminum pil asam folat.
Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan DNA dan RNA. Asam
folat yang diberikan sebelum kehamilan dikaitkan dengan penurunan
terjadinya kelainan kongenital NTD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian asam folat pada masa prakonsepsi (sebelum dan sesaat setelah
terjadinya konsepsi) dapat menurunkan risiko terjadinya NTD sebesar
70%. Konsumsi 200 mcg setiap hari diestimasi dapat menurunkan 35-
41% insiden NTD, 400 mcg sehari dapat menurunkan 47-53%.
Suplementasi 1mg sehari direkomendasikan untuk keluarga yang pernah
mendapatkan bayi NTD atau kelainan kongenital.(12)
c. Memberkan KIE kepada Ny.C untuk menjaga keadaan emosional,
Berdasarkan kesimpulan penelitian Siti Nurkhasanah, banyaknya
responden yang memiliki respon mal adaptif dapat disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya dari faktor perkembangan yang dapat
menyebabkan sedih karna belum memiliki keturunan, iri kepada keluarga
atau teman yang lain yang sudah terlebih dahulu memiliki anak, bahkan
marah ketika sering disinggunng masalah tentang keturunan sehingga
menjadi cemas yang dapat ditimbulkan dari ketidakpercayaan diri karena
belum juga mempunyai anak. Sedangkan dari faktor sosiokulturalnya
respon psikologis mal adaptif ini dapat menyebakan isolasi, manipulasi,
impulse dan narkisisme. Cara mendeteksi adanya respon psikologis mal
adaptif sesorang yaitu bersifat sensitif terhadap kritik dan tidak mampu
berkompetensi. Selain itu yang terakhir dari faktor biologisnya respon
psikologis mal adaptif ini menyebabkan menurunnya kualitas hubungan

15
seksual, misalnya timbul rasa malas dalam berhubungan seksual, selalu
ingin cepat mengakhiri ketika berhubungan seksual dan lain-lainnya.
Keadaan emosional sangat berpengaruh pada tingkat kesuburan karna
stress merupakan tanggapan atau reaksi tubuh terhadap tuntutan atau
beban yang bersifat tidak spesifik.(13)
d. Menganjurkan Ny.C untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter
spesialis kandungan untuk melakukan terapi lanjutan.
e. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan kepada Ny.C

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny.C berdasarkan data hasil
anamnesa dan pemeriksaaan fisik.
2. Diagnosa pada Ny.C WUS dengan perencanaan kehamilan pada Infertil
sekunder.
3. Perencanaan tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikan KIE
tentang masa subur, jadwal berhubungan seksual, anjuran untuk
mengkonsumsi asam folat 400mcg minimal 1 bulan sebelum kehamilan,
anjuran untuk tidak stress dan lebih rileks dalam menghadapi kehamilan
yang belum datang, dan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan
selanjutnya.
4. Penatalaksanaan tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikan KIE
tentang masa subur, jadwal berhubungan seksual, anjuran untuk
mengkonsumsi asam folat 400mcg minimal 1 bulan sebelum kehamilan,
anjuran untuk tidak stress dan lebih rileks dalam menghadapi kehamilan
yang belum datang, dan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan
selanjutnya.
5. Melakukan evaluasi asuhan pada Ny.C
6. Dokumentasi asuhan kebidanan SOAP pada PUS dengan Infertil Sekunder

16
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan remaja dapat menambah pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan keluarga agar dapat memberikan asuhan kebidanan keluarga
yang lebih menyeluruh.
2. Bagi tenaga kesehatan
Dapat dilakukan konseling terhadap perencanaan kehamilan atau
kolaborasi dengan doktek dan klinik psikologi untuk konseling pasangan
suami istri.
3. Bagi Keluarga
Diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam mendukung
perencanaan kehamilan yang akan dilakukan oleh pasangan suami istri

17
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka; 2014.
2. Prijatni Ida RS. Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonensia; 2016.
3. Djuwantono T dkk. Step By Step Penanganan Kelainan Endokrinologi
Reproduksi Dan Fertilisasi Dalam Praktik Sehari-Hari. Bandung: Rumah
Sakit Hasan Sadikin Bandung; 2012.
4. POGI H. Konsensus Penanganan Infertilitas. Jakarta: erhimpunan
Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI); 2013.
5. Sa’adah N. WP. Karakteristik dan Perilaku Berisiko Pasangan Infertil di
Klinik Fertilitas dan Bayi Tabung Tiara Cita Rumah Sakit Putri Surabaya.
Biometrika dan Kependuduka. 2016;5(1).
6. Tarigan RASR. Pengaruh IMT (Indeks Masa Tubuh) Terhadap Terjadinya
Infertilitas Sekunder Pada Perawat Wanita Di RSUD Tahun 2017. J
Midwifery. 2019;7(2).
7. Herizasyam J. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan Faktor- Faktor
Yang Mempengaruhinya. Ilmu Dan Teknol Kesehat. 2016;3(2).
8. Khaidir M. Penilaian Tingkat Fertilitas Dan Penatalaksanaannya Pada Pria.
Jakarta: EGC; 2016.
9. Ikhsan M. dkk. Infertilitas Pada Pasangan Suami Istri Di Kota Makassar. J
Kesehat. 2019;2(3).
10. Puspitaningrum D. Korelasi Ibu Hamil Resiko Tinggi Dengan Kesiapan
Program Premarital Skrining Di Puskesmas Kota Semarang. Kebidanan.
2018;7(2).
11. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 320 Tahun
2020 Tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2020.
12. Sitompul, E M. Panduan Pintar Menghitung Masa Subur. Jakarta : Kunci
Aksara. 2015
13. Nurkhasanah, Siti. Hubungan Infertil Dengan Respon Psikologis Istri Yang
Mengalami Infertil Di Kota Padang Tahun 2015. Jurnal Kesehatan STIKes
Prima Nusantara Bukittinggi. 2016;7(1)

1
Lampiran Kajian Kasus

Hari/Tanggal : Senin,01 Januari 2021


Tempat Pengkajian : PMB Saraswati
Nama Pengkaji : Dyna Amani Fadillh
1. Pengkajian data Subyektif
Biodata
Nama :Ny.C Tn.A
Umur :38 tahun 35 tahun
Suku : Jawa Jawa
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMK SMK
Pekerjaan : IRT Wirausaha
Data Subyektif
a. Alasan Kunjungan : Ingin melakukan konsultasi perihal persiapan
kehamilan
b. Riwayat Kesehatan :
Klien mengatakan dirinya dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan
c. Riwayat menstruasi: Menarche : 13 tahun
d. Riwayat KB : suntik 3 bulan (2010-2016)
e. Pola pemenuhan sehari-hari
Nutrisi :
Makan nasi, sayur, lauk 3 kali sehari.
Minum air putih 6-8 gelas perhari
Eliminasi :
BAB 1 kali per hari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan
BAK 6 sampai kali per hari, warna kuning jernih.
Aktivitas :  
Sehari-hari klien dirumah melakukan aktifitas ibu rumah tangga.
Istirahat :
Tidur malam 7 jam, Tidur siang 1 jam

1
Personal Hygiene :
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali.
f. Data Psikologi dan Spiritual
Klien mengatakan sering sedih karena suami menginginkan anak
perempuan. Dan juga dari pihak keluarga suami menginginkan cucu
perempuan.
2. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM
TD : 111/84 mmHg
Nadi : 82 x/ menit
Pernafasan : 22 x/ menit
Suhu : 36,8 C
TB : 159 cm
BB : 78 kg
Lila : 29,5 cm
78
IMT : = 30,95 (Obesitas)
1,592
Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Warna rambut : Hitam
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Keadaan rambut : Baik, tidak rontok
Muka : bentuk butat, tidak pucat
b. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
c. Hidung
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada

2
Polip : Tidak ada

d. Telinga
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
Fungsi pendengaran : Baik
e. Bibir : sedikit pucat
Stomatitis : Tidak
f. Gigi
Caries : Tidak
Gigi Palsu : Tidak
g. Lidah
Warna : Merah muda
h. Leher
Pembengkakan kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembengkakan Kelenjar Getah Bening : Tidak ada
i. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, dan tidak ada massa
j. Ekstremitas
Ekstremitas Atas Bentuk : Simetris, tidak bengkak
Kuku : Bersih, tidak pucat
Ekstremitas Bawah Bentuk : Simetris, tidak bengkak
Varises : Tidak ada

Pemeriksaan Penunjang : tidak ada

3. Analisis
a. Diagnosa Kebidanan.
Ny.C WUS Usia 38 tahun dengan perencanaan kehamilan pada infertilitas
sekunder.
b. Kebutuhan Tindakan berdasarkan kondisi pasien
 Rujukan ke dokter
 KIE Perencanaan Kehamilan

3
 KIE atur pola diet makanan
 KIE atur emosional

4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Ny.C sudah mengerti tentang kondisinya
b. Memberitahu kepada Ny.C tentang perencanaan kehamilan yang dapat
dilakukan oleh ibu dengan berbagai cara antara dengan perhitungan siklus
haid dan pengukuran suhu tubuh .
Ny.C mengerti tentnag berbagai cara untuk menentukan masa subur.
c. Memberikan KIE kepada Ny.C mengenai jadwal hubungan seksual
dengan suami yaitu 2-3 hari secara rutin, ataupun dapat pula 3 hari
sebelum masa subur dan 3 hari setelah masa subur apabila siklus haid ibu
teratur.
Ny.C mengerti dengan informasi yang diberikan.
d. Memberikan KIE kepada Ny.C tentang gizi untuk perencanaan kehamilan
salah satunya dengan memberikan asam folat untuk dikonsumsi oleh
Ny.C, memberitahu juga kepada Ny.C bahwa asam folat bisa didapat dari
sayuran berdaun hijau tua, biji-bijian maupun daging.
Ny.C mengerti dan akan mengkonsumsi asam folat yang diberikan dan
akan mulai memakan makanan yang kaya akan asam folat.
e. Memberikan KIE kepada Ny.C agar menjaga kesehatan mental dan tidak
stress karna stress dapat mempengaruhi kesuburan serta menganjurkan
ibu untuk lebih rileks dan santai menghadapi kehamilan yang belum
kunjung datang.
Ny.C mengerti dan akan coba lebih rileks.
f. Memberitahu jika dalam 3-6 bulan kemudian belum membuahkan hasil,
menganjurkan ibu untuk periksa ke dokter agar ditangani lebih mendalam.
Ibu mengerti dan akan melakukannya
g. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan kepada Ny.C
Asuhan yang diberikan kepada Ny.C sudah di dokumentasikan.

4
5

Anda mungkin juga menyukai