Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KOMPREHENSIF DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN


PADA NY R USIA 26 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 40 MINGGU
DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI PUSKESMAS TURI SLEMAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Asuhan Kebidanan
Holistik pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir

LATIFATUN NISWAH
NIM P07124519025

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

“Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin


Pada Ny R Usia 26 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 40 Minggu Dengan
Persalinan Normal di Puskesmas Turi Sleman”

Disusun Oleh
LATIFATUN NISWAH
P07124519025

SUSUNAN PEMBIMBING

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Yani Widyastuti, M.Keb Sri Suryanti, Amd.Keb


NIP. 1976010320011222001 NIP. 197706052006042022

Yogyakarta, ___________
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, S.ST., M.Keb


NIP. 197910072005012004

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan ini. Laporan ini
dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir pada Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Laporan ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :

1. Bapak Joko Susilo, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan praktik,
2. Ibu DR. Yuni Kusmiyati, SST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dalam
melakukan praktik,
3. Ibu Hesty Widyasih, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Bidanyang telah mendukung dalam seluruh proses praktik
4. Ibu Nur Djanah M. Keb selaku pembimbing akademik yang telah membimbing
dan memberikan saran kepada penulis
5. Ibu Sri Suryanti, Amd. Keb selaku pembimbing klinik yang telah membimbing
dan memberikan saran kepada penulis
6. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan semangat dan
dukungan baik material dan moral dalam penulisan laporan ini,
7. Sahabat yang telah memberikan dukungan, motivasi dan masukan dalam
menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu sangat diharapkan
masukan dari pembaca baik berupa kritik maupun saran. Semoga laporan ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
C. Ruang lingkup .............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI .............................................................. 3
A. Kajian Masalah Kasus .................................................................................. 3
B. Kajian Teori ................................................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 19
A. Pengkajian .................................................................................................. 19
B. Analisis....................................................................................................... 19
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................... 20
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
B. Saran........................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini
merupakan momok terbesar bagi seorang bidan dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan. MDGs2015 telah menetapkan target untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102per 100.000 kelahiran hidup serta
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup
(Kemenkes, 2016).
Tingginya komplikasi obstetri seperti perdarahan pasca persalinan,
eklampsia, sepsisdan komplikasi keguguran menyebabkan tingginya kasus
kesakitan dan kematian ibu dinegara berkembang. Persalinan yang terjadi di
Indonesia masih di tingkat pelayanan primerdimana tingkat keterampilan dan
pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanantersebut masih belum
memadai.
Deteksi dini dan pencegahan komplikasi dapat menurunkan angka
kematian dan kesakitan ibu serta bayi baru lahir. Jika semua tenaga
penolongpersalinan dilatih agar mampu mencegah atau deteksi dini
komplikasi yang mungkin terjadi;menerapkan asuhan persalinan secara tepat
guna dan waktu, baik sebelum atau saatmasalah terjadi; dan segera
melakukan rujukan; maka para ibu dan bayi baru lahir akanterhindar dari
ancaman kesakitan dan kematian (Kemenkes, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memperoleh gambaran hasil pengelolaan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin.

1
2

2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada kasus ibu bersalin.
b. Mampu mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan
data subjektif dan data objektif.
c. Mampu menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi.
d. Mampu menentukan kebutuhan segera.
e. Mampu merencanakan tindakan asuhan secara menyeluruh.
f. Mampu melaksanakan tindakan.
g. Mampu melakukan evaluasi serta pendokumentasian kasus yang
ditemukan.
C. Ruang lingkup
Laporam komprehensif ini dilakukan untuk mengatahui asuhan
kebidanan yang tepat untuk ibu bersalin. Oleh karena itu laporan
komprehensif ini termasuk dalam ruang lingkup kebidanan karena termasuk
pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu khususnya pada saat ibu bersalin.

D. Manfaat
Dengan laporan komprehensif ini diharapkan sebagai acuan penulis
dalam melakukan tindakan dikemudian hari mengenai asuhan persalinan
dengan baik sesuai dengan asuhan yang telah distandartkan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus


No register : 4.05.177
Nama Pengkaji : Latifatun Niswah
Tempat Pengkajian : Puskesmas Turi, Sleman
WaktuPengkajian : 30-10-2019/20.00 WIB
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien dan Keluarga
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. A
Usia : 26 tahun Usia : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : gURU Pekerjaan : Swasta
Suku/Budaya : Jawa/ Indonesia Suku/Budaya : Jawa/Indonesia
Alamat : Cepit, Sukorejo

2. Keluhan : Nn. R mengatakan kenceng teratur sejak 30 Oktober 2019 jam


17.30 WIB dan mengeluarkan lendir darah sejak 28 Oktober 2019 jam
05.00 WIB. Gerak janin aktif
3. Riwayat Obstetri
G1P0A0
Kehami Tgl UK Jenis Ditolong BBL JK
lan ke lahir Persalinan oleh
1 Hamil
ini

HPHT : 23-01-2019
HPL : 30-10-2019
Status TT4 (November 2019)

3
4

4. Riwayat Kesehatan : Tidak memiliki riwayat penyakit


5. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Diet
1) Nutrisi
a) Pola makan : 3x/hari porsi normal
b) Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, lauk, sayuran dan buah
c) Makanan yang dipantang : tidak ada
d) Alergi terhadap makanan : tidak ada
Terakhir makan tadi 30-10-2019 jam 18.00 WIB
2) Hidrasi
1) Jenis cairan yang diminum sehari : air putih, juz, dll
2) Jumlah cairan yang diminum sehari : ± 7-9 gelas/hari
b. Ekskresi
1) BAK : normal, frekuensi 8-9 kali/hari, cair, jernih, BAK
terakhir jam 18.10 WIB
2) BAB : normal, frekuensi 1 kali/hari, lunak, bau khas feses,
terakhir tadi pagi jam 05.00 WIB
c. Istirahat dan Tidur
Malam : ±7 Jam/hari Siang : ± 1 Jam/hari (istirahat kerja)
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari Gosok Gigi : 2x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari
e. Aktivitas Fisik
Ny. R mengatakan sudah tidak melakukan kegiatan fisik sejak kemarin
f. Riwayat Psikososial
Ibu senang kehamilan ini, suami dan keluarga mendukung proses
persalinan.
5

PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
b. Tanda Vital
Tekanan darah : 130/71 mmHg
Nadi : 88 kali per menit
Pernafasan : 22 kali per menit
Suhu : 36,5○C
c. TB : 146 cm
d. BB : 51
LLA : 23,6 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : normal, sklera putih, konjungtiva merah muda
b. Telinga : normal, simetris
c. Mulut : normal, bersih, simetris
d. Leher : normal, tidak ada pembengkakan
e. Payudara : membesar, puting menonjol, bersih, ASI (-)
f. Perut : Membesar, TFU : 32 cm, preskep, puka, kepala
sudah masuk panggul, DJJ : 140 x/menit
g. Genetalia : normal, bersih
h. Ekstremitas : tidak ada odema, gerak aktif
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12,6 g/dl, protein urin : negatif, HbsAg : negatif.
4. Pemeriksaan Genetalia
Jam 19.00 WIB
Vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tebal lunak, preskep,
pembukaan 1cm, selaput ketuban positif, hodge 2, STLD (+), AK –()
6

Analisa (A)

Diagnosa : Ny. R usia 26 tahun G1P0A0 UK 40 minggu dalam


persalinan kala I fase laten.

Penatalaksanaan (P)

No. Tindakan
1. Memberitahu ibu bahwa kondisi nya normal dan sudah pembukaan 1. Ibu
mengerti.
2. Memberi KIE pada ibu untuk makan dan minum sebagai persiapan
mengejan. Ibu mengerti.
3. Memberi KIE pada ibu untuk tidur miring kiri. Ibu mengerti.
4. Mengajari ibu teknik relaksasi dengan tarik napas dalam saat terjadi
kontraksi. Ibu mengerti.
5. Memotivasi ibu untuk semangat karena bayinya akan segera lahir. Ibu
mengerti.
6. Melakukan Observasi KU, Vital Sign, DJJ, His, dan kemajuan persalinan.
Ibu dalam batas normal
7. Menyiapkan partus set, pakaian bayi dan ibu

LEMBAR OBSERVASI
Tanggal/ Jam DJJ His Ket
30-10-2019 19.00 140 3 x 40” TD : 130/81,
kali/menit dalam 10’ N : 88 kali/menit, R : 20
kali/menit,
S : 36,5 °C
Vulva uretra tenang, dinding
vagina licin, porsio tebal
lunak, preskep, pembukaan
1cm, selaput ketuban positif,
hodge 2, STLD (+), AK (-)
7

19.30 145 3 x 45”


kali/menit dalam 10’
20.00 146 4 x 50” TD : 130/82,
kali/menit dalam 10’ N : 88 kali/menit, R : 20
kali/menit,
S : 36,6 °C
Vulva uretra tenang, dinding
vagina licin, porsio tidak
teraba, pembukaan lengkap,
selaput ketuban negatif,
preskep,UUK Jam 12, molase
0, hodge III, STLD (+), AK
Jernih

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ S O A P
Jam
30-10- Ibu KU : Baik Ny. R usia -Menggunakan APD
2019 mengatakan DJJ : 146 26 tahun -Memimpin
20.00 ingin kali/menit dalam persalinan saat ada
WIB mengejan His : 4 x 50” dalam persalinan kontraksi, dan
10’ Kala II meminta ibu
VT : Vulva uretra mengejan pelan-
tenang, dinding pelan
vagina licin, porsio -Melahirkan bayi
tidak teraba, E: Bayi langsung
preskep, menangis, kulit
pembukaan 10 cm, kemerahan, tonus
selaput ketuban otot baik. Bayi lahir
negatif, preskep, jam 20.25 WIB
UUK jam 12,
molase 0, hodge 4,
STLD + AK jernih
30-10- Ibu TFU setinggi pusat Ny. R usia -Memberi selamat
2019 mengatakan Tidak teraba janin 26 tahun pada ibu
8

20.25 merasa lega kedua dalam -Memberitahu ibu


WIB atas persalinan akan disuntik
kelahiran Kala III oksitosin
anaknya -Menyuntikan
oksitosin 10 IU
secara IM
-Jepit potong tali
pusat
-Melakukan IMD
-Melakukan PTT
saat ada kontraksi
-Melahirkan plasenta
E : plasenta lahir
lengkap jam 10.10
WIB
-Melakukan masase
uterus 15 detik.
-Mengecek
kelengkapan
plasenta
30-09- Ibu KU : Baik, Ny. R usia -Memberitahu ibu
2019 mengatakan Kesadaran : CM 26 tahun kondisi ibu dan bayi
20.25 perutnya TFU 1 jari bawah dalam normal
WIB mules pusat, kontraksi persalinan -Melakukan anastesi
uterus keras, uterus Kala IV perineum dengan
globuler dan lidocain 1%
Terdapat luka terdapat -melakukan hecting
perineum hingga luka perineum
otot perineum perineum -Membersihkan dan
Kandung kemih derajat 2 merapikan ibu
kosong -Melakukan
TD : 130/80, menejemen bayi
N : 88 kali/menit, baru lahir
R : 20 kali/menit, -Memberitahu ibu
S : 36,5 °C untuk istirahat
-Dekontaminasi alat
30-10- Ibu KU : Baik Ny. R usia -Memberitahu ibu
2019 mengatakan Kes : CM 26 tahun bahwa kondisinya
22.00 bahagia atas TD : 120/80, nifas hari normal
kelahiran N : 84 kali/menit, ke 0 dalam -Mengajadi ibu
anaknya R : 19 kali/menit, kondisi teknik menyusui
dan ASInya S : 36,7 °C normal yang benar
sudah TFU 2 jari bawah -Memberi KIE
keluar pusat, kontraksi tentang ASI
sedikit uterus keras, Eksklusif
sekali Kandung kemih -Memberi KIE
9

kosong, ASI + tentang perawatan


sedikit, BAK - bayi baru lahir di
rumah
-Memberi KIE pada
ibu dan keluarga
tentang PHBS
khususnya
menghindari asap
rokok dan cuci
tangan khususnya
saat akan memegang
bayi
-Memberi KIE pada
ibu tentang nutrisi
ibu nifas,
-Memberi KIE pada
ibu untuk istirahat
-Memberi KIE tanda
bahaya ibu nifas
-Mengelola terapi
ibu
-Melakukan rawat
gabung
-Observasi KU, Vital
Sign, PPV, Konut,
dan input+output.
10

B. Kajian Teori
1. PengertianPersalinan
Menurut Sulaiman persalinan adalah serangkaian kejadian yag berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Definisi persalinan dibagi menjadi 3 yaitu
a. Persalinan spontan yaitu bila persalinan berlangsung dari kekuatan
ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan yaitu bila persalinan dibantu dengan tenaga dari
luar (forceps, vakum ekstrasi dan SC)
c. Persalinan anjuran yaitu bila persalinan dibantu dengan pemberian
oxytosin, prostaglandin
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian
kejadianpengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaputjanin dari tubuh ibu melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuanatau tanpa bantuan
(kekuatan ibu sendiri).Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai
berikut :
a. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan
serangkaian perubahanyang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001).
b. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan
bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan
memuncak pada saat pengeluaran bayisampai dengan pengeluaran
plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan iniakan
berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup daridalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).
d. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi padakehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakangkepala yang berlangsung dalam
11

18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun padajanin


(Prawirohardjo, 2002).
2. Macam-macam Persalinan
a. Persalinan Spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibutersebut.
b. Persalinan Buatan, Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi forceps, ataudilakukan operasi Sectio Caesaria.
c. Persalinan Anjuran, Persalinan yang tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelahpemecahan ketuban,
pemberian pitocin atau prostaglandin.
3. Faktor- faktor yang berperan dalam proses persalinan
a. Penurunan kadar progrsterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot- otot rahim sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogendi
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone
menurun sehingga timbul his.
b. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontrsksi otot- otot rahim.
c. Keregangan otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul
kontrasksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan
rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot- otot
dan otot- otot rahim makin rentan.
d. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar superarenal janin rupa- rupanya juga
memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan
sering lebih dari biasa.
12

Untuk memudahkan pengertian tentang jalannya persalinan, maka


persalinan dapat dibagi menjadi 3 kala.
a. Kala I yaitu dimulai dari his persalinan yang pertama sampai
pembukaan servix menjadi lengkap
b. Kala II yaitu dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi
Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
Untuk menerangkan persalinan akan dibahas
a. Tenaga yang mendorong
His yaitu kontraksi- kontraksi otot- otot rahim pada persalinan
pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai.
Biasanya his ini bersifat nyeri, nyeri ini disebabkan oleh anoxia dari
sel- sel otot- otot waktu kontrasksi, tekanan pada ganglia dalam
cervix dan segmen bawah rahim oleh serabut- serabut otot- otot
berkontraksi, regangan dari cervix karena kontraksi atau regangan
dari cervix karena kontraksi atau regangan dan tarikan pada
peritonium waktu kontraksi. Kotraksi rahim bersifat berkala dan
yang harus diperhatikan adalah lamanya kontraksi (berlangsung 20
detik – 45 detik) selama 10 menit. His dibagi menjadi 3 : yaitu his
permulaan yaitu his yeng menimbulkan pembukaan cervix, his
pengeluaran yaitu his yang mendorong anak keluar (disertai
keinginan mengejan), dan yang ketiga adalah his melepaskan
plasenta
b. Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga
yang mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh
kontraksi otot- otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa mengajan waktu kita
buang air besar tapi jauh lebih kuat.
Saat kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflex yang
mengakibatkan kontraksi otot- otot perutnya dan menekan diafragma
13

ke bawah. Tenaga mengejan paling efektif sewaktu pembukaan


sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
c. Perubahan- perubahan pada Uterus dan jalan lahir dalam Persalinan
Saat kehamilan, uterus jelas terdiri dari 2 bagian yaitu segman
atas rahim yang dibentuk oleh corpus uteri dan segmen bawah rahim
yang terdiri dari isthmus uteri. Dalam persalinan segmen atas rahim
berperan aktif karena berkontraksi dan dinding bertambah tebal
dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim
memegang peran pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan
kerena diregangkan. Jadi dapat disimpulkan segmen atas
berkontraksi menjadi tebal dan mendorong anak keluar sedangkan
segmen bawa dan cervix mengadakan relaksasi dan dilatasi dan
menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.
4. Tanda dan Gejala Persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :
a. Timbulnya kontraksi uterus, Biasa juga disebut dengan his
persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifatsebagai
berikut :
1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
2) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
5) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi
dapat menyebabkan pendataran,penipisan dan pembukaan
serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix
14

Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya


pengeluaran lendir dandarah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)Dengan
pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar
disertaidengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan
karena lepasnya selaputjanin pada bagian bawah segmen bawah
rahim hingga beberapa capillair darahterputus.
d. Premature Rupture of Membrane, Adalah keluarnya cairan banyak
dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal initerjadi akibat
ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah
kalaupembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi
kadang-kadang ketuban pecah padapembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan.Walaupun
demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah
airketuban keluar.
5. Kala I persalinan
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servixhingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam danterbagi menjadi dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaanservix secara bertahap, pembukaan servix kurang dari 4
cm, biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal,
dan deselerasi. Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggapadekuat/memadai jika terjadi 3 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit danberlangsung selama 40 detik
atau lebih). Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan
15

kecepatan 1 cm atau lebihperjam hingga permbukaan lengkap (10


cm). Terjadi penurunan bagian terendah janin.
16

6. Kala II persalinan
Persalinan kala ii dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks
dan berakhir denganlahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada
primi dan 1 jam pada multi. Tanda-tanda bahwa kala ii persalinan sudah
dekat adalah ibu ingin meneran, perineum menonjol, vulva vagina dan
sphincter anus membuka, jumlah pengeluaran air ketuban meningkat, his
lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali, pembukaan lengkap (10 cm ).
Pada primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata
0.5 jam.
7. Mekanisme Persalinan Normal
Turunnya kepala dibagi dalam beberapa fase sebagai berikut.
a. Masuknya kepala janin dalam PAP. Masuknya kepala ke dalam PAP
terutama pada primigravida terjadi pada bulanterakhir kehamilan
tetapi pada multipara biasanya terjadi pada permulaanpersalinan.
b. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis
melintangmenyesuaikan dengan letak punggung (Contoh: apabila
dalam palpasididapatkan punggung kiri maka sutura sagitalis akan
teraba melintang kekiri/posisi jam 3 atau sebaliknya apabila punggung
kanan maka sutura sagitalismelintang ke kanan/posisi jam 9) dan pada
saat itu kepala dalam posisi fleksiringan.
c. Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka
masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang
terkecil dari PAP
d. Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir yaitu tepat
di antarasymphysis dan promontorium, maka dikatakan dalam posisi
”synclitismus” padaposisi synclitismus os parietale depan dan
belakang sama tingginya.
e. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke
belakangmendekati promontorium, maka yang kita hadapi adalah
posisi ”asynclitismus”.
17

f. Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati


symphisis dan osparietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.
g. Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
promontoriumsehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang
h. Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus
posterior ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi
yang disebut denganengagement.

Majunya Kepala janin


a. Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke
dalam ronggapanggul dan biasanya baru mulai pada kala II
b. Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala dalam
rongga panggulterjadi bersamaan.
c. Majunya kepala bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu:
fleksi,putaran paksi dalam, dan ekstensi
d. Majunya kepala disebabkan karena:
1) Tekanan cairan intrauterine
2) Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong
3) Kekuatan mengejan
4) Melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk Rahim

Fleksi
Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus (9,5 cm)
menggantikansuboccipito frontalis (11 cm). Fleksi disebabkan karena
janin didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanandari pinggir PAP,
cervix, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat adanya dorongan di
atas kepala janin menjadi fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi
lebih besar daripada moment yang menimbulkandefleksi. Sampai di dasar
18

panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal. Kepalaturun


menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke
bawahdepan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan
intra uterin yangdisebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala
mengadakan rotasi yangdisebut sebagai putaran paksi dalam.

Putaran paksi dalam


Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupasehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke
depan ke bawahsymphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian
terendah adalah daerah ubun-ubun kecildan bagian ini akan memutar ke
depan ke bawah symphisis. Putaran paksi dalam mutlak diperlukan untuk
kelahiran kepala, karena putaranpaksi merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentukjalan lahir khususnya bentuk
bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam terjadi
bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadisebelum kepala sampai
di Hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah kepalasampai di dasar
panggul. Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam:
a. Pada letak fleksi, bagian kepala merupakan bagian terendah dari
kepala
b. Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling sedikit
terdapatsebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara
muskulus levator ani kiri dan kanan
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
anteroposterior

Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar
panggul,terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan
karena sumbujalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di
atas, sehinggakepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati
19

pintu bawah panggul.Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan,


sehingga di dasar panggul UUKberada di bawah simfisis, dengan
suboksiput sebagai hipomoklion kepalamengadakan gerakan defleksi
untuk dapat dilahirkan.Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan
kepala janin makin tampak.Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus
membuka dinding rektum.Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan,
maka berturut-turut tampakbregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu
dengan gerakan ekstensi.Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan
rotasi, yang disebut putaranpaksi luar.

Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar
panggul,terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan
karena sumbujalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di
atas, sehinggakepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati
pintu bawah panggul. Jika tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan
pada perineum danmenembusnya. Kepala bekerja dengan 2 kekuatan yaitu
satu mendesak ke bawah dan satunyalagi menolak ke atas karena adanya
tahanan dasar panggul. Setelah subocciput tertahan di pinggir bawah
symphysis, maka yang dapat majuadalah bagian yang berhadapan dengan
subocciput

Putaran paksi luar


Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi
dalam terjadi,untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung
janin.Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.Di dalam rongga panggul
bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggulyang dilaluinya
hingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan bahuakan berada
dalam posisi depan belakang.Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih
dulu baru kemudian bahu belakang,kemudian bayi lahir seluruhnya.
20
21

8. Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnyaplasenta dan selaput ketuban. Berlangsung tidak lebih dari
30 menit. Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta.
Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin
untukkontraksi uterus dan mengurangi perdarahan. Tanda-tanda pelepasan
plasenta :
a. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
b. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena
plasentasudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
c. Tali pusat memanjang
d. Semburan darah tiba tiba

Pemantauan Kala III


a. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua. Jika
ada makatunggu sampai bayi kedua lahir
b. Menilai apakah bayi beru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak rawat
bayi segera

9. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung. Masa 1 jam
setelah plasenta lahir. Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta, 30 menitpada jam kedua setelah persalinan, jika
kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantaulebih sering. Observasi intensif
karena perdarahan yang terjadi pada masa ini. Observasi yang dilakukan :
a. Tingkat kesadaran penderita.
b. Pemeriksaan tanda vital.
c. Kontraksi uterus.
b. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400-500cc.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
1. Menurut Standart pelayanan Kebidanan Ikatan Bidan Indonesia
a. proses persalinan dimulai dengan mengizinkan ibu untuk memilih 1
orang dalam proses mendampingi persalinan. Dalam hal ini ibu
memilih suami.
b. Mencuci tangan dengan sabun/ handsrub setiap kali sebelum dan
susudah berhubungan dengan pasien. Menggunakan sarung tangan
bersih kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah
dan cairan tubuh.
c. Melakukan anamnesa setelah pasien datang juga dilaksanakan.
d. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap
e. Melakukan pemeriksaan dalam sesuai kebutuhan telah dilakukan
f. Mencatat semua pemeriksaan pada fase persalinan pada kartu ibu dan
catatan kemajuan persalinan.
g. Memantau dan mencatat DJJ serta HIs setiap 30 menit
B. Analisis
Dari pengkajian data subjektif maupun objektif, dapat disimpulkan bahwa
kondisi ibu dalam persalinan normal. Sehingga ibu membutuhkan asuhan
persalinan normal.
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan dalam penanganan kasus ibu bersalin ini
sudah sesuai dengan teori yang ada. Selain itu petugas kesehatan juga
menerapkan prinsip sayang ibu dan bayi dengan melakukan beberapa
tindakan seperti IMD, anastesi lokal sebelum hecting perineum, melakukan
rawat gabung, dan pemberian KIE yang dibutuhkan oleh ibu dan bayi.

19
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pada kasus ini diperoleh gambaran hasil asuhan kebidanan pada ibu
dengan melakukan pengkajian, mengidentifikasi diagnosis, melaksanakan
perencanaan dan melakukan evaluasi serta pendokumentasion kasus yang
ditemukan. Selain itu tindakan yang telah dilakukan oleh bidan sudah sesuai
dengan teori dan wewenang bidan.
Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan pada masa persalinan
ini ibu mampu melahirkan secara sehat dan berkualitas, mencegah
kegawatdaruratan yang mungkin terjadi pada masa bersalin dan nifas,
mengurangi angka mortalitas dan morbiditas ibu anak, menjamin tercapainya
kualitas hidup dan pemenuhan hak reproduksi serta mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang
bermutu, dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
B. Saran
Diaharapkan penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada persalinan
dikemudian hari dengan asuhan yang sesuai dan bisa dipertanggungjawabkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kurniarum, Ari. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan RI. (2007). Asuhan Persalinan Normal.

Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

Saifudin dkk (2001), buku acuan Nasional pelayanan kesehatan

Janet M (2002), Kebidanan Oxford dari bidan untuk bidan, Jakarta EGC

Reeder, (2002), Keperawatan Maternitas Vol 1, Jakarta, EGC

21

Anda mungkin juga menyukai