DISUSUN OLEH
RAHMI BOTANG
NIM. 052022164
2023
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA FAKULTAS
KESEHATAN
Halaman Persetujuan
Laporan Praktik Klinik Praktik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause ini telah disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
(……..…………………………) (……………….………………)
Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Prodi Profesi Bidan
Halaman Pengesahan
Laporan Praktik Klinik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause ini telah disahkan sebagai
tugas laporan Praktik Asuhan remaja, pra nikah dan menopause mahasiswa Profesi bidan
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo
Palopo,……………..………….
(……..……………………) (……………………………)
B. ETIOLOGI
Etiologi infertilitas wanita antara lain sindrom ovarium polikistik, penuaan,
endometriosis, fibroid uterus, dan infeksi menular seksual yang menyebabkan penyakit
radang panggul. Gangguan ovulasi seperti oligo-ovulasi atau anovulasi dapat
menyebabkan infertilitas karena tidak adanya oosit yang dikeluarkan setiap bulan
sehingga tidak ada kemungkinan untuk terjadi fertilisasi dan kehamilan. Contoh kondisi
medis yang menyebabkan gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik, sindrom
Turner, dan adenoma pituitari.
C. KLASIFIKASI
Infertilitas dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Infertil Primer
Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memliki anak
setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2. Infertil sekunder Yaitu pasangan suami istri yang telah memiliki anak sebelumnya
tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan
seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
3. Menstruasi tidak teratur atau tidak ada menstruasi, yang berarti tidak ada ovulasi.
E. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi infertilitas wanita dapat melibatkan gangguan ovulasi, adhesi pelvis atau
tuba, endometriosis, atau penyebab uterus lainnya
1. Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi seperti oligo-ovulasi atau anovulasi dapat menyebabkan infertilitas
karena tidak adanya oosit yang dikeluarkan setiap bulan sehingga tidak ada
kemungkinan untuk terjadi fertilitasi dan kehamilan. Gangguan ovulasi
berdasarkan World Health Organization (WHO) dapat dibagi menjadi empat
subklasifikasi, yaitu anovulasi hipogonadotropik hipogonadal, anovulasi
normogonadotropik normoestrogenik, anovulasi hipergonadotropik hipoestrogenik,
dan anovulasi hiperprolaktinemik.
2. Adhesi Pelvis atau Tuba
Penyebab utama adhesi pelvis atau tuba yakni penyakit radang panggul (PID). PID
dihubungkan dengan infeksi Chlamydia trachomatis. Infeksi akut dan kronik pada
tuba falopii dapat menyebabkan hidrosalpinx atau kerusakan pada struktur falopii.
Hal ini mengakibatkan terjadinya obstruksi pada tuba, sehingga mengganggu aliran
cairan fisiologis pada tuba falopii.
3. Endometriosis
Endometriosis merupakan keadaan dimana jaringan endometrium berada di luar
uterus. Endometriosis pelvis merupakan salah satu penyebab infertilitas wanita. Pada
endometriosis stadium I dan II, infertilitas umumnya disebabkan oleh inflamasi yang
meningkatkan produksi prostaglandin, sitokin, makrofag, dan natural killer cells.
Pada stadium III dan IV, infertilitas umumnya disebabkan oleh adhesi atau massa
pelvis yang mengganggu motilitas tuba, pengeluaran oosit, dan motilitas sperma.
Endometriosis juga telah dihubungkan dengan gangguan folikulogenesis yang
mengganggu fertilisasi.
4. Penyebab Uterus Lainnya
Penyebab uterus lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya infertilitas yakni space-
occupying lesions seperti leiomyoma uterus yang muncul pada submukosa atau
intrakavitas dapat mengganggu proses implantasi embrio pada uterus. Kemungkinan
penyebab lain adalah penurunan reseptivitas dari endometrium. Selain itu, kelainan
uterus kongenital, paling sering pada septum uterus, juga telah dihubungkan dengan
infertilitas.
5. Kelainan Sperma
Sama halnya dengan pemeriksaan pada wanita, pemeriksaan pada pria juga diawali
dengan investigasi mengenai karakteristik hubungan seksual, lama infertilitas,
penyakit yang pernah dialami, kondisi medis sistemik saat ini, riwayat pembedahan
sebelumnya, obat yang digunakan dan riwayat alergi, riwayat penyakit menular
seksual, dan paparan zat yang toksik terhadap gonad. Analisis semen harus dilakukan
sejak awal dan tidak menunggu pemeriksaan faktor wanita selesai. Hal ini karena
faktor pria merupakan penyebab dari sekitar 30-40% infertilitas.6,9 Dalam
menginterpretasi hasil analisis semen diperlukan kehati-hatian. Bila hasil analisis
semen abnormal, dianjurkan untuk mengidentifikasi faktor yang mungkin dapat
dikoreksi seperti gaya hidup sebelum melakukan analisis ulang. Analisis ulang dapat
dilakukan sekitar 2 bulan kemudian. Dalam satu penelitian ditemukan bahwa
subfertilitas pria diprediksi terjadi apabila didapat konsentrasi sperma kurang dari
13,5 juta/mL, motilitas kurang dari 32%, dan morfologi normal kurang dari 9%.
F. DIAGNOSIS MEDIK
Investigasi infertilitas biasanya segera dilakukan ketika pasangan datang untuk konsultasi
pertama kali. Jika pasangan telah melakukan usaha untuk memperoleh kehamilan selama
kurang dari 1 tahun, maka pengajuan beberapa pertanyaan guna memastikan
permasalahan utama sangatlah bermanfaat, pertanyaan yang dapat diajukan antara lain
mengenai ketidakteraturan siklus menstruasi, riwayat adanya bedah pelvis, atau
orkidopeksi yang tidak bisa dihindari. Jika riwayat medis pasangan hasilnya normal,
maka pasien harus diberi penjelasan mengenai harapan peluang kehamilan kumulatif
selama satu periode waktu dan investigasi sebaiknya ditunda sampai pasangan telah
mencobanya selama periode satu tahun.
G. PENATALAKSANAAN
Menurut Permadi (2008) beberapa cara dalam menangani infertilis, yaitu:
1. Penanganan infertilitas pada wanita
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lender serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital.
b. Pemberian terapi obat
2. Penanganan infertilitas pada pria
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat.
b. Testosteron Enantat dan testosteron spionat untuk stimulasi kejantanan. 3. FSH
dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
c. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
d. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma.
e. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan penunjang, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
mengukur kadar luteinizing hormone (LH), progesteron, follicle stimulating
hormone (FSH), estradiol, dan hormon anti-Mullerian (AMH). Pemeriksaan penunjang
lain yang juga bermanfaat adalah histerosalpingografi, USG, laparoskopi, saline infusion
sonogram, atau histeroskopi.
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA PASANGAN
USIA SUBUR DENGAN INFERTILITAS DI PUSKESMAS BUNTA
TANGGAL
Tanggal Kunjungan :
Tanggal Pengkajian :
Nama Pengkaji : Rahmi Botang
NIM : 052022164
I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas / Biodata
Nama Istri : Ny. N Nama Suami : Tn. F
Umur : 28 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bunta 1 Alamat : Bunta 1
B. Anamnese (Data Subjektif)
1. Keluhan Utama : Ny.N datang ke BPM mengeluh belum memiliki
anak setelah 5 tahun menikah, padahal hubungan seksual dilakukan secara
teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : >35 hari
c. Teratur/tidak : tidak
d. Lamanya : 5 hari
e. Banyaknya : 2 kali ganti pembalut
f. Sifat darah : Cair kadang-kadang kental
g. Dismenorhoe : Ada
3. Riwayat Perkawinan : Sah
4. Riwayat Penyakit :
a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
- Penyakit Jantung : Tidak ada
- Penyakit Ginjal : Tidak ada
- Penyakit Asma/TBC : Tidak ada
- Penyakit Hepatitis : Tidak ada
- Penyakit Dm : Tidak ada
- Penyakit Hipertensi : Tidak ada
- Penyakit Epilepsi : Tidak ada
- Lain –lain : Tidak ada
b. Riwayat Penyakit Keluarga : TidakAda
c. Riwayat Operasi : TidakAda
5. Riwayat Ginekologi
a. Tumor Ginekologi : Tidak ada
b. Operasi ginekologi yang pernah dialami : Tidak ada
c. Penyakit Kelamin
- Gonorhea : Tidak ada
- Sipilis : Tidak ada
- Herpes : Tidak ada
- Keputihan : Ada
6. Pola Nutrisi
a. Makanan sehari-hari
- frekuensi : 3x/hari, sedang
- Jenis makanan : Nasi, lauk, sayur
- Nafsu makan : Tetap
- Minum : 5-6x/hari
7. Pola Eliminasi
a. BAK : 6 kali/hari
b. BAB : 1 kali/hari
c. Konsistensi : Padat
d. Pola Aktivitas
- Pola istirahtan dan tidur
Siang : 2 jam
Malam : 8 jam
Seksualitas : 3x seminggu
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9. Personal hygiene
a. Kebiasaan mandi : 2 kali/hari
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Status Emosional
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda Vital
- TekananDarah : 110/70 mmHg
- Pernapasan (P) : 20 x/m
- Nadi (N) : 80 x/m
- Suhu (S) : 36,5 oC
- BB : 78 kg
- TB : 158 cm
2. Kepala
a. Rambut : Bersih, tidak berketombe, warna hitam
b. Wajah : Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi
c. Mata
- Oedema : Tidak oedema
- Conjungtiva : Tidak anemis
- Sklera mata : Tidak ikterik
d. Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada
pembengkakan
e. Telinga : Tidak ada serumen dan sekret
f. Mulut : Bersih, tidak ada caries, tidak ada tonsil
g. Leher : tidak ada pembengkakan
- Luka bekas operasi : Tidak ada
- Kelenjar thyroid : Tidak ada
- Pembuluh limfe : Tidak ada
h. Dada dan Aksila
- Mammae
Pembesaran : Tidak ada
Tumor : Tidak ada
Putting susu : Menonjol
- Aksila
Benjolan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
i. Abdomen
- Pembesaran : Tidak ada
- Benjolan/Tumor : Tidak ada
- Nyeri Tekan : Tidak ada
- Luka Bekas Operasi : Tidak ada
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Hb : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Protein : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Glukosa urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Lain-lain :-
V. PERENCANAAN
Tanggal :
1. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Beritahu tentang makanan apa saja yang dapat meningkatkan kesuburan
3. Anjurkan untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat
4. Beritahu tekhnik berhubungan yang benar yang sesuai masa subur
5. Lakukan rujukan
VI. PELAKSANAAN
Tanggal :
1. Memberitahu tentang hasil pemeriksaan
2. Memberitahu Ny.N tentang makanan apa saja yang dapat meningkatkan
kesuburan yaitu makanan yang banyak mengandung protein seperti daging serta
mengandung vitamin E contohnya kecambah.
3. Menganjurkan Ny.N untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat
seperti lari pagi selama 15 menit
4. Memberitahu tekhnik berhubungan yang benar yang sesuai masa subur yaitu saat
behubungan bokong istri harus diganjal bantal agar sperma yang masuk bisa
sampai ke mulut rahim. Atau dengan posisi Doggy Style (dari arah belakang).
Setelah itu jangan langsung tidur/berdiri, namun tetap berada pada posisi sujud
sekitar 20-30 menit.
5. Melakukan rujukan
VII. EVALUASI
Tanggal :
1. Ny.N sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ny.N sudah mengetahui makanan apa saja yang dapat meningkatkan kesuburan
3. Ny.N bersedia untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat dengan
rajin berolahraga seperti lari pagi sekitar 15 menit
4. Ny.N sudah mengetahui tekhnik berhubungan yang benar
5. Sudah dilakukan.
Palopo,………….
MENGETAHUI
(……………………..) (………………………..)