BLOK 8
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
1. Terapi nutrisi yang diberikan kepada pasien untuk mencegah
infertilitas.
Jawab:
a. Suplementasi Vitamin
1. Konsumsi vitamin A berlebihan pada laki-laki dapat menyebabkan
kelainan kongenital termasuk kraniofasial, jantung, timus, dan susunan
saraf pusat.
2. Asam lemak seperti EPA dan DHA (minyak ikan) dianjurkan pada
pasien infertilitas karena akan menekan aktifasi nuclear faktor kappa B
3. Beberapa antioksidan yang diketahui dapat meningkatkan kualitas
dari sperma, diantaranya:
Vit.C dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas semen
Ubiquinone Q10 dapat meningkatkan kualitas spermao Selenium
dan glutation dapat meningkatkan motilitas sperma
4. Asam folat, zink, dan vitamin B12
Kombinasi asam folat dan zink dapat meningkatkan konsentrasi
dan morfologi sperma
Kobalamin (Vit B12) penting dalam spermatogenesis
Sumber :
Kemal, A., Afdal, Polim, A., et all. 2013. Konsensus Penanganan Infertilitas.
Jakarta ; HIFERI
Jawab:
Anamnesis
Pada awal pertemuan, penting sekali untuk memperoleh data apakah
pasangan suami istri atau salah satunya memiliki kebiasaan merokok atau
minum, minuman beralkohol. Perlu juga diketahui apakah pasutri atau
salah satunya menjalani terapi khusus seperti antihipertensi, kartikosteroid,
dan sitostatika. Siklus haid merupakan variabel yang sangat penting. Dapat
dikatakan siklus haid normal jika berada dalam kisaran antara 21 - 35 hari.
Sebagian besar perempuan dengan siklus haid yang normal akan
menunjukkan siklus haid yang beror,ulasi. Untuk mendapatkan rerata
siklus haid perlu diperoleh informasi haid dalam kurun 3 - 4 bulan
terakhir. Perlu juga diperoleh informasi apakah terdapat keluhan nyeri haid
setiap bulannya dan perlu dikaitkan dengan adanya penurunan aktivitas
fisik saat haid akibat nyeri atau terdapat penggunaan obat penghilang nyeri
saat haid terjadi. Perlu dilakukan anamnesis terkait dengan frekuensi
sanggama yang dilakukan selama ini. Akibat sulitnya menentukan saat
or,,ulasi secara tepat, maka dianjurkan bagi pasutri untuk melakukan
sanggama secara teratur dengan frekuensi 2 - 3 kali per minggu. Upaya
untuk mendeteksi adanya olulasi seperti pengukuran suhu basal badan dan
penilaian kadar luteinizing bormone (LH) di dalam urin seringkali sulit
untuk dilakukan dan sulit untuk diyakini ketepatannya, sehingga hal ini
sebaiknya dihindari saja.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada pasutri dengan masalah
infertilitas adalah pengukuran tinggi badan, penilaian berat badan, dan
pengukuran lingkar pinggang. Penentuan indeks massa tubuh perlu
dilakukan dengan menggunakan formula berat badan (kg) dibagi dengan
tinggi badan (m2). Perempuan dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih
dari 25kg/m2 termasuk ke dalam kelompok kriteria berat badan lebih. Hal
ini memiliki kaitan erat dengan sindrom metabolik. IMT yang kurang dari
19kglm2 seringkali dikaitkan dengan penampilan pasien yang terlalu kurus
dan perlu dipikirkan adanya penyakit kronis seperti infeksi tuberkulosis
(TBC), kanker, atau masalah kesehatan jiwa seperti anoreksia nervosa atau
bulimia nervosa. Adanya pertumbuhan rambut abnormal seperti kumis,
jenggot, jambang, bulu dada yang lebat, bulu kaki yang lebat dan
sebagainya (hirsutisme) atau pertumbuhan jerawat yang banyak dan tidak
normal pada perempuan, seringkali terkait dengan kondisi
hiperandrogenisme, baik klinis maupun biokimiawi.
Sumber :
Anwar, M., Baziad, A., Prabowo, P. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga.
Jakarta; Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saftarina, F., Putri, I. N.W. 2016. Pengaruh Sindrom Polikistik Ovarium
terhadap Peningkatan Faktor Risiko Infertilitas. Majority. Vol. 5(2).
Viewed on 7 Oktober 2020. From http://juke.kedokteran.unila.ac.id
Jawab:
. Prognosis dari infertilitas ini sendiri bergantung pada waktu serta era,
apabila lama infertil ≥ 3 tahun maka prognosis nya pun akan semakin
memburuk. Hal ini dikarenakan meningkatnya skor infertilitas dan angka
kehamilan yang semakin rendah.
Sumber:
4. Kelainan Seksual
Jawab:
Pada Pria
Azoospermia obstruktif
Hipogonadism
Anejakulasi
Kriptorkismus
Disfungsi Ereksi
Pada Wanita
Endometriosis
Sumber :
Jawab:
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada pasutri dengan masalah
infertilitas adalah pengukuran tinggi badan, penilaian berat badan, dan
pengukuran lingkar pinggang. Penentuan indeks massa tubuh perlu
dilakukan dengan menggunakan formula berat badan (kg) dibagi dengan
tinggi badan (m2). Perempuan dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih
dari 25kg/m2 termasuk ke dalam kelompok kriteria berat badan lebih. Hal
ini memiliki kaitan erat dengan sindrom metabolik. IMT yang kurang dari
19kglm2 seringkali dikaitkan dengan penampilan pasien yang terlalu kurus
dan perlu dipikirkan adanya penyakit kronis seperti infeksi tuberkulosis
(TBC), kanker, atau masalah kesehatan jiwa seperti anoreksia nervosa atau
bulimia nervosa. Adanya pertumbuhan rambut abnormal seperti kumis,
jenggot, jambang, bulu dada yang lebat, bulu kaki yang lebat dan
sebagainya (hirsutisme) atau pertumbuhan jerawat yang banyak dan tidak
normal pada perempuan, seringkali terkait dengan kondisi
hiperandrogenisme, baik klinis maupun biokimiawi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pada wanita
5. Pemeriksaan Ovulasi
Untuk pemeriksaan cadangan ovarium, parameter yang dapat digunakan
adalah AMH dan folikel antral basal (FAB). Berikut nilai AMH dan
FAB yang dapat digunakan:
1.Hiper-responder (FAB > 20 folikel / AMH > 4.6 ng/ml
2.Normo-responder (FAB > 6-8 folikel / AMH 1.2 -4.6 ng/ml)
3.Poor-responder (FAB < 6-8 folikel / AMH < 1.2 ng/ml)
6. Pemeriksaan Chlamydia trachomatis
Sebelum dilakukan pemeriksaan uterus, pemeriksaan untuk Chlamydia
trachomatis sebaiknya dilakukan dengan teknik yang sensitive. Jika tes
Chlamydia trachomatis positif, perempuan dan pasangan seksualnya
sebaiknya dirujuk untuk mendapatkan pengobatan
7. Penilaian Kelainan Uterus
Metode yang dapat digunakan dalam penilaian uterus
2. Analisis Semen