2. Mahasiswa dapat menjelaskan manajemen dan tata laksana dari ACLS dan
ATLS.
Jawab: ATLS (Advance traumat life support) atau bantuan hidup tngkat lanjut
merupakan bagian dari ilmu medis yang membahas tentanh masalah .
trauma yang bersifat gawat darurat. Jenis-jenis trauma dapat terjadi
berdasarkan letak regionya. Survei prtama yang dilakukan ketika
terjadinya trauma yaitu yang pertama airway (jalan napas), pernapasan
(breathing),dan circulation (indradiputra,2016). Salah satu contoh
tatalaksana ATLS yaitu pada penanganan cedera kepala harus
cepat,tepat dan cermat serta sesuai dengan prosedur yang ada, selain
itu prinsip umum penatalaksanaan cedera kepala juga mnjadi acuan
penting mencegah kematian dan kecacatan, misalnya dengan
tatalaksana airway, breathing,circulation,disability,exposure. Pada
ATLS dikenal penilaian awal yang terdiri atas pesiapan awal, triage,
primary survey, resusitasi, tambahan pada primary survey dan
resusitasi, pertimbangan rujukan, secondary survey, tamabhan pada
secondary survey,re-evluasi, dan terapi devinitif (mudatzir ,2018).
ACLS ( advance cardiovascular life support ) merupakan bantuan
hidup jantung lanjut yang dapat diberikan pada pasien yang henti
jantung. Henti jantung adalah hilabgnya fungsi jantung pada
seseorang secara tiba-tiba yang mungkin atau tidak mungkin di
diagnosa penyakit jantung. Tatalaksana atau tindakan yng daapat
diberikan pada kasus henti jantung untuk dapat bertahan hidup adalah
aktifkan chain of survival atau rantai kelangsungan hidup yaitu
tindakan saat pertama terjadi henti jantung menurut American Heart
Association (sakinah,2019).
Jawab: salah satu alat yang digunakan untuk terapi kasus muskuloskeletal yaitu
traksi. Traksi merupakan tahanan yang dipakai dengan berat atau alat
lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot
artinya untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam
usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan,
sedangkan mekanisme traksi adalah adanya dorongan ke arah yang
berlawanan yang diperlukan untuk keefektifan traksi tersebut, salah
satu traksi tersebut adalah traksi skeletal. Traksi skeletal dapat dicapai
melalui pin yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi dapat
bersifat menarik ekstermitas yang terkena fraktur, sehingga
memungkinkan gerakan pasien dapat bergerak pada batas-batas
tertentu. Salah satu dampak dari pemasangan traksi skeletal tersebut
adalah dekubitus, kejadian dekubitus tersebut merupakan
masalahyang sering terdapat pada area tulang yangmenonjol seperti
tumit (calcaneal), yangdisebabkan oleh tindakan medis
konservatifartinya tindakan sementara sebelum tindakandefinitif atau
operatif (Fatonah,2018).
5. Mahasiswa dapat mengetahui prognosis kasus musculoskeletal bagian
superfisial.
kepala
maksilo-fasial
Vertebra servikal dan leher
Thorax
Abdomen
Perineum/rektum/vagina
Musculo-skeletal
Neurologis
(rini,2019).
DAFTAR PUSTAKA
Fatonah, A., Sriyono, Yasmara, D. 2018. Pencegahan Kejadian Dekubitus
Dengan Penggunaan Heel Ring Pasien Yang Terpasang Traksi Skeletal.
Vol 7(1). Diakses pda tanggal 8 agustus 2019. Diakses dari https://e-
journal.unair.ac.id/CMSNJ/article/view/12885.
Rini, I.S. dkk. 2018. Pertlongan Pertama Gawat Darurat. Malang. UB Press.
NAMA:NOVITA WIRATASIA
KELOMPOK : 7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019