Anda di halaman 1dari 8

LEARNING OBJECTIVE SKENARIO 1: TRAUMA

“Akibat Reruntuhan Saat Gempa”

1. Mahasiswa dapat mengetahui epidemiologi trauma pada musculoskeletal


Jawab : keluhan otot rangka yang biasa disebut musculosceletal
disorders/ MDS, di sebebkan oleh beberapa fator diantaranya
faktor individu dan faktor akibat pajanan lingkungan di tempat
kerja. keduanya memiliki pengaruh yang besar terhadap kejadian
MSD seperti terlihat pada penelitian Trinkoff yang menyebutkan
terdapat hubungan positif antara umur dan jenis kelamin dengan
keluhan otot, selain itu gaya hidup (merokok, konsumsi alkohol
dan olahraga) mempengaruhi terjadinya MSD
(Sutianingsih,2019).
Penyakit tidak menular adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia. Salah satu penyakit tidak menular adalah penyakit
muskuloskeletal atau penyakit yang menyerang tulang dan
jaringan otot. Fraktur adalah kondisi terputusnya kontinuitas
jaringan tulang yang disebabkan oleh adanya trauma langsung
maupun tidak langsung. Osteoporosis adalah adanya perubahan
mikro arsiitektur tulang yag dapat menyebabkan penurunan
kekuatan da meniingkatkn kerapuhan tulang sehingga tulang
mudah patah. Berdasarakan usianya fraktur dapat diderita oleh
usia-usia tertentu salah satunya pada usia lansia yang pertam yaitu
Fraktur panggul merupakan fraktur yang paling banyak terjadi pada
lansia dan paling sering menyebabkan kecacatan. Menurut Word
Health Organization (WHO) pada tahun 2000 proporsi fraktur
panggul dari seluruh kasus fraktur osteoporosis di dunia pada lansia
diatas 50 tahun adalah 31%. Fraktur tertutup banyak ditemukan
pada lansia karena pada umumnya fraktur terjadi disebabkan oleh
massa tulang yang rendah sehingga tulang menjadi rapuh dan
rentan mengalami fraktur walaupun hanya mengalami trauma
ringan (Natasia,2014). Fraktur pada anak-anak sering terjadi pada
ekstremitas atas, salah satu dari fraktur ekstremitas atas pada anak-
anak yang banyak ditemukan yaitu fraktur suprakondiler humerus.
Fraktur suprakondiler humerus merupakan fraktur yang terjadi
pada distal humerus proksimal dari troklea dan capitulum humeri
dengan garis fraktur yang biasanya berjalan melalui fossa coronoid
dan fossa olecranon. Usia 1-14 tahun mempunyai risiko tinggi
terjadinya fraktur suprakondiler humerus. Kasus terbanyak
ditemukan pada usia 5-8 tahun. Hal ini dikarenakan proses
pertumbuhan dan pematangan tulang yang masih berlanjut sampai
usia remaja 12-16 tahun (Habiburrahman,2018)

2. Mahasiswa dapat menjelaskan manajemen dan tata laksana dari ACLS dan
ATLS.
Jawab: ATLS (Advance traumat life support) atau bantuan hidup tngkat lanjut
merupakan bagian dari ilmu medis yang membahas tentanh masalah .
trauma yang bersifat gawat darurat. Jenis-jenis trauma dapat terjadi
berdasarkan letak regionya. Survei prtama yang dilakukan ketika
terjadinya trauma yaitu yang pertama airway (jalan napas), pernapasan
(breathing),dan circulation (indradiputra,2016). Salah satu contoh
tatalaksana ATLS yaitu pada penanganan cedera kepala harus
cepat,tepat dan cermat serta sesuai dengan prosedur yang ada, selain
itu prinsip umum penatalaksanaan cedera kepala juga mnjadi acuan
penting mencegah kematian dan kecacatan, misalnya dengan
tatalaksana airway, breathing,circulation,disability,exposure. Pada
ATLS dikenal penilaian awal yang terdiri atas pesiapan awal, triage,
primary survey, resusitasi, tambahan pada primary survey dan
resusitasi, pertimbangan rujukan, secondary survey, tamabhan pada
secondary survey,re-evluasi, dan terapi devinitif (mudatzir ,2018).
ACLS ( advance cardiovascular life support ) merupakan bantuan
hidup jantung lanjut yang dapat diberikan pada pasien yang henti
jantung. Henti jantung adalah hilabgnya fungsi jantung pada
seseorang secara tiba-tiba yang mungkin atau tidak mungkin di
diagnosa penyakit jantung. Tatalaksana atau tindakan yng daapat
diberikan pada kasus henti jantung untuk dapat bertahan hidup adalah
aktifkan chain of survival atau rantai kelangsungan hidup yaitu
tindakan saat pertama terjadi henti jantung menurut American Heart
Association (sakinah,2019).

3. Mahasiswa dapat mengetahui proses immobilisasi dan proses penyembuhan


luka serta lamanya penyembuhan luka.
Jawab : immobilisasi merupakan ketidakmampuan bergerak secara aktif akibat
berbagai penyakit atau gangguan pada alat/organ tubuh. Penyembuhan
luka merupakan proses fisiololgis kualitas dari kehidupan jaringan
yang berhubungan dengan regenerasi jaringan. Kemampuan sel dan
jaringan melakukan regenerasi atau kembali ke struktur normal
mempengaruhi penyembuhan luka. Fase penyembuhan luka terdiri
dari tiga fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi.
Fase inflamasi merupakan reaksi tubuh terhadap luka yang dimulai
setelah beberapa menit dan berlangsung selama sekitar tiga hari
setelah cedera (Potter, 2005). Dalam fase ini pengamatan secara
makroskopis dilakukan untuk menilai aspek edema dan cairan pus
pada luka. Setelah hiperemi fase selanjutnya yaitu fase proliferasi,
fase ini terjadi dalam waktu 3-24 hari. Aktivitas utama fase proliferasi
adalah mengisi luka dengan jaringan penyambung atau jaringan
granulasi baru dan menutup bagian atas luka dengan epitelisasi.
Dalam fase ini fibroblas mempunyai peranan mensintesis kolagen
yang akan menutup luka. Untuk menjalankan peranannya dengan baik
fibroblas memerlukan vitamin B dan C, oksigen, dan asam amino.
Hasil penelitian pada hari observasi ke-3 dan ke-4 granulasi sudah
terjadi pada kelompok perlakuan kompres madu dan kompres gula
kristal, sedangkan kelompok kontrol belum (santosa,2018).

4. Mahasiswa dapat mengetahui terapi konservatif pada trauma pada sistem


musculoskeletal.

Jawab: salah satu alat yang digunakan untuk terapi kasus muskuloskeletal yaitu
traksi. Traksi merupakan tahanan yang dipakai dengan berat atau alat
lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot
artinya untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam
usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan,
sedangkan mekanisme traksi adalah adanya dorongan ke arah yang
berlawanan yang diperlukan untuk keefektifan traksi tersebut, salah
satu traksi tersebut adalah traksi skeletal. Traksi skeletal dapat dicapai
melalui pin yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi dapat
bersifat menarik ekstermitas yang terkena fraktur, sehingga
memungkinkan gerakan pasien dapat bergerak pada batas-batas
tertentu. Salah satu dampak dari pemasangan traksi skeletal tersebut
adalah dekubitus, kejadian dekubitus tersebut merupakan
masalahyang sering terdapat pada area tulang yangmenonjol seperti
tumit (calcaneal), yangdisebabkan oleh tindakan medis
konservatifartinya tindakan sementara sebelum tindakandefinitif atau
operatif (Fatonah,2018).
5. Mahasiswa dapat mengetahui prognosis kasus musculoskeletal bagian
superfisial.

Jawab : Trauma atau penyakit pada muskuloskeletal dalam kondisi tertentu


memerlukan penanganan secepatnya, bila tidak dilakukan maka dapat
berakibat kerusakan atau gangguan fungsi (impairment). Oleh sebab itu,
pasien yang menderita penyakit muskuloskeletal harus melakukan
pemeriksaan fisik yang teliti kalau perlu melakukan atau meminta
pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan X-ray, laboratorium dan
sebagainya.

6. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme merujuk pasien dan pengantaran


menggunakan transportasi
Jawab: Alur rujukan terbagi atas dua jenis yaitu alur rujukan yang melewati
laut dan rujukan yang hanya di darat. Proses rujukan dimulai dari
pasien yang berobat ke puskesmas pembantu atau polindes. Beberapa
jenis alat transportasi yang digunakan dalam proses rujukan ini adalah
kapal puskesmas keliling laut, ambulans, kapal Fery dan pesawat
terbang (Luti,2014).

7. Mahasiswa dapat mengetahui primary survey dan secondary survey beserta


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjangnya.

Jawab: Primary Survey yang meliputi ABCDE (Airway, Breathing,


Circulation, Disability, dan Exposure/Environmental) adalah bagian
awal dari penanganan suatu kegawatdaruratan. Airway atau jalan
napas adalah saluran napas yang merupakan transpotasi kehidupan
memberikan oksigen dari udara ke paru-paru dan mengangkut sisa
hasil CO2 dari paru-paru keudara. Jalan napas normal yaitu jalan
napas yang tidak ada sumbatan, terdengan suara napas yang jelas,
jernih, dan bersih tidak terdapat suara napas taambahan (gurgling,
snoring, stridor), aliran udara dapat dirasakan dengan normal.
Menjaga jalan napas secara manual tanpa menggunakan alat antara
lain yaitu head tilt-chin lift manuver adalah salah satu menuver terbaik
untuk mengatasi obstruksi yang dapat disebabkan oleh lidah karena
dapat membuka jalan napas secara maksimal, kedua jaw thrust
manuver untuk membuka jalan napas pada pasien yang tidak sadar
akibat trauma pada kepala, leher, atau spinal. Pernafasan (breathing)
yaitu dengan cara lihat dengar dan rasakan udara yan keluar dari
hidung atau mulut apakanh ada pertukan hawa panas yang
adekuat,frekuensi nafas, kualitas nafas, keteraturan nafas ata tidak.
Perdarahan (circulation) Lihat adanya perdarahan eksterna/interna
Hentikan perdarahan eksterna dengan Rest, Ice, Compress, Elevation
(istirahatkan lokasi luka, kompres es, tekan/bebat, tinggikan)
Perhatikan tanda-tanda syok/ gangguan sirkulasi : capillary refill time,
nadi, sianosis, pulsus arteri distal. Susunan Saraf Pusat (disability) cek
kesadaran Adakah cedera kepala?, Adakah cedera leher?, perhatikan
cedera pada tulang belakang. Kontrol Lingkungan (Exposure/
environmental )Buka baju penderita lihat kemungkinan cedera yang
timbul tetapi cegah hipotermi/kedinginan (rini,2019).

Secondary survey Secondary Survey dilakukan setelah Primary


survey selesai,resusitasi dilakukan dan ABC-nya dipastikan membaik
Head to toe examination,termasuk reevaluasi pemeriksaan tanda vital.
Pemeriksaan neurologi lengkap,termasuk mencatat skor GCS bila
belum dilakukan pada survey primer.

Pemeriksaan Fisik Pada Secondary Survey dilakukan berurutan mulai


dari :

 kepala
 maksilo-fasial
 Vertebra servikal dan leher
 Thorax
 Abdomen
 Perineum/rektum/vagina
 Musculo-skeletal
 Neurologis
(rini,2019).
DAFTAR PUSTAKA
Fatonah, A., Sriyono, Yasmara, D. 2018. Pencegahan Kejadian Dekubitus
Dengan Penggunaan Heel Ring Pasien Yang Terpasang Traksi Skeletal.
Vol 7(1). Diakses pda tanggal 8 agustus 2019. Diakses dari https://e-
journal.unair.ac.id/CMSNJ/article/view/12885.

Habiburrahman, M.F., Leonas, R., Marwoto,J. 2018. KARAKTERISTI PASIEN


FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERUS PADA ANAK DI RSUP DR.
MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE 2014-2017 .Vol 1(1).
Diakses pada tanggal 8 agustus 2019. Diakses dari https://google.schooler.ac.id.

Luti,I., Sahanbari, M., Lazuardi, L. 2014. KEBIJAKAN PEMERINTA DAERAH


DALAM MENINGKATKAN SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DAERAH
KEPULAUAN DI KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU.
Jurnal kebijakan indonesia. Vol 1(1). Diakaes pada tanggal 8 agustus 2019.
Diakses dari https://google.schooler.ac.id.

Mudatzir,S., Sangkala, M.S., Setyawati,A. 2018. RELATED FACTORS OF


RESPONSE TIME IN HANDLING HEAD INJURY IN EMERGENCYUNIT
OF PROF.DR.H.M.ANWAR MAKKATUTU BANTAENG GENERAL
HOSPITAL. Vol 2(1). Diakaes pada tanggal 8 agustu 2019. Diakses dari
https://google.schooler.ac.id.

Rini, I.S. dkk. 2018. Pertlongan Pertama Gawat Darurat. Malang. UB Press.

Santosa, W.R.B., Riyono. 2018. Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Madu


dan Kompres Gula Kristal terhadap Penyembuhan Luka pada Tikus Putih.
Jurnal ilmiah kesehatan. Vol 7(1). Diakses pada tanggal 8 agustus 2019. Diakses dari
https://google.schooler.ac.id.

Sakinah., Fadil, M., Firdawati. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Tingkat Pengetahuan Dokter Jaga IGD tentang Penatalaksanaan Kasus
Henti Jantung di Rumah Sakit Tipe C se-Sumatera Barat . Jurnal kesehatan
andalas. Vol 8(1). Diakaes pada tanggal 8 agustu 2019. Diakses dari
https://google.schooler.ac.id.

Sutyaningsi,H., Rokayah,Y. 2019. ANALISIS FAKTOR INDIVIDU YANG


BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL
(Musculosceletaldisorders/MSD) BIDAN DALAM PERTOLONGAN
PERSALINAN DI PUSKEMAS WILAYAH KERJA I DINKES KABUPATEN
LEBAK. Vol 6(1). Diakaes pada tanggal 8 agustu 2019. Diakses dari
https://google.schooler.ac.id.
LEARNING OBJECTIVE SKENARIO 1
Akibat Reruntuhan Saat Gempa

NAMA:NOVITA WIRATASIA

STAMBUK : N 101 18 114

KELOMPOK : 7

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019

Anda mungkin juga menyukai