Anda di halaman 1dari 6

Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Putra Adi Irawan, S.ST., M.Si


Email: Putraadiirawan45@gmail.com

Ginjal merupakan organ kemih yang Glomelurus merupakan kuantum kapiler berbentuk
terletak di rongga retroperitoneal atas dan bola tempat filtrasi sebagian air dan zat terlarut dari
berbentuk seperti kacang yang terdiri dari darah. Cairan yang terfiltrasi memiliki komposisi
dua bagian utama yaitu korteks di bagian yang identik dengan plasma (Guyton, 2006:
luar dan medulla di bagian dalam (Guyton, O’Callaghan, 2009: Sherwood, 2012).
2006: Purnomo, 2011). Korteks berwarna Fungsi bagian-bagian nefron adalah sebagai
gelap dan terletak lebih superfisialis dari berikut:
medulla. Korteks mengandung semua 1. Komponen vascular
kapiler glomerulus dan sebagian segmen a. Arteriol aferen merupakan pembuluh darah
tubulus pendek (Corwin,2009: Sherwood, arteri yang membawa darah ke
2012). Berikut ini adalah gambar ginjal dan glomerulus.
nefron: b. Glomerulus adalah suatu kuantum kapiler
yang menyaring plasma bebas protein ke
dalam komponen tubulus.
c. Arteriol eferen merupakan pembuluh darah
arteri yang membawa kembali darah dari
glomerulus.
d. Kapiler peritubulus terlibat dalam
pertukaran dengan cairan di lumen
tubulus.
2. Komponen tubular
a. Kapsul bowman bertugas
mengumpulkan filtrat glomerulus.
b. Tubulus proksimal merupakan
Gambar 1. Ginjal dan nefron tempat terjadinya reasorbsi dan
(Sumber: Noer, 2010) sekresi tidak terkontrol dari bahan-
bahan tertentu.
Ginjal memiliki fungsi diantaranya: c. Ansa Henle membentuk gadien
1. Pengaturan keseimbangan air dan osmotik di medula ginjal yang
elektrolit. penting kemampuan ginjal untuk
2. Pengaturan konsentrasi osmolalitas menghasilkan urin dengan
cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit. konsentrasi beragam.
3. Pengaturan keseimbangan asam- d. Tubulus distal dan duktus
basa, ekskresi sisa metabolisme dan koligentes tempat proses reasorbsi
bahan kimia asing. terkontrol beragam Na+ dan H2O
4. Pengatur tekanan arteri, sekresi dan sekresi K+ dan H+. Urin yang
hormon, dan glukoneogenesis terbentuk di teruskan ke pelvis.
(Guyton, 2006: Sherwood, 2012). 3. Komponen kombinasi vascular yaitu
Nefron merupakan unit terkecil dari ginjal yang aparatus jugstaglomerulus berfungsi
terdiri atas glomerulus dan tubulus terkait yang menghasilakan berbagai bahan yang
menuju pada duktus koletivus. Bagian dominan dapat digunakan dalam control fungsi
komponen vaskular nefron adalah glomerulus. ginjal (Sherwood, 2012).

Pemeriksaa Fungsi Ginjal - Teknologi Laboratorium Medis D3, Poltekkes Kemenkes Bengkulu-2020 1
Proses filtrasi plasma menembus dalam mengevaluasi ganguan fungsi ginjal yaitu
barier filtrasi glomerulus dikendalikan oleh sebagai berikut:
hukum Starling dimana tekanan 1) Kreatinin
hidrostatik kapiler glomerulus merupakan Kreatinin merupakan salah satu prediktor
faktor utama yang memungkinkan yang umum digunakan dalam diagnosis
terjadinya ultrafiltrasi plasma dari lumen kesehatan ginjal. Kreatinin secara eksklusif
kapiler ke dalam ruang kemih. Tekanan diekskresi melalui ginjal, terutama melalui
osmotik plasma dalam lumen kapiler proses filtrasi glomerulus dan sedikit sekali
glomerulus dan tekanan hidrostatik dalam melalui sekresi tubulus (Noer, 2010). Kreatinin
kapsul Bowman menahan dan melawan serum sering juga digunakan untuk menilai
ultrafiltrasi glomerulus. Cairan yang fungsi filtrasi glomerulus. Produksi kreatinin
difiltrasi mengalir dari kapsul Bowman ke berhubungan dengan massa otot, bila massa
dalam tubulus proksimal yang terletak di otot berkurang maka kreatinin serum akan ikut
dalam korteks dan membentuk gulungan- rendah (McGregor, 2006: Sherwood, 2012,
gulungan rapat (Kher, 1992: Woo, 1999: Irawan, 2015).
Noer, 2010: Sherwood, 2012: Irawan, Kreatinin merupakan hasil peruraian
2015). kreatinin otot dan fosfo-kreatinin yang
Glomerulus memperoleh suplai darah diekskresikan melalui ginjal. Produksi kreatinin
dari arteriol aferen dan dialirkan keluar konstan selama masa otot konstan. Penurunan
melalui arteriol eferen. (Kher, 1992: Woo, fungsi ginjal berbanding lurus denganpenurunan
1999: Noer, 2010: Sherwood, 2012). Sisa ekskresi kreatinin. Kreatinin dihasilkan selama
senyawa kimia disaring dan dihilangkan kontraksi otot skeletal melalui pemecahan
dari tubuh (bersama dengan air kreatinin fosfat. Kreatinin diekskresi oleh ginjal
berlebihan) sebagai air seni oleh ginjal. dan konsentrasinya dalam darah sebagai
Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus indikator fungsi ginjal (Cirillo, 2010). Pada
(Proses filtrasi terjadi di glomerulus, kondisi fungsi ginjal normal, kreatinin dalam
selanjutnya diteruskan ke dalam tubulus darah ada dalam jumlah konstan. Sehingga nilai
untuk proses reasorbsi (O’Callaghan, kreatinin cenderung meningkat pada penurunan
2009: Sherwood, 2012: Spiritia, 2014). fungsi ginjal (Kemenkes RI, 2011).
Setiap hari ginjal mengsekresikan 1,5- Nilai normal kreatinin menurut Kementerian
2,5 Liter urin pada orang dewasa. Kurang Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
lebih 99% garam yang telah difiltrasi oleh (2011) adalah 0,6-1,3 mg/dL.Kadar kreatinin
glomerulus diabsorbsi kembali serum turun pada pasien yang masa ototnya
(direabsorbsi) oleh tubulus. Tubulus renal berkurang, akibat malnutrisi atau panyakit otot
juga mereabsorbsi zat-zat terlarut seperti lanjut. Obat-obat tertentu seperti cimetidine,
misalnya glukosa dan asam amino. trimethoprim, dan probenecid, dapat
Terdapat sejumlah kecil zat limbah meningkatkan kreatinin serum melalui proses
metabolisme protein terlarut yang harus kompetitif dalam transport kreatinin tubular
dikeluarkan melalui ginjal setiap harinya, ginjal (Noer, 2010).
yaitu gugusan nitrogen, terutama urea 2) Urea
(Noer, 2010: Sherwood 2012). Konsentrasi urea meningkat dalam plasma
Hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit pada gangguan fungsi ginjal, ketika urea yang
ginjal kronik diantaranya: penyakit vaskular dikeluarkan jauh lebih kecil dari nilai normalnya.
hipertensif, gangguan jaringan ikat, peradangan, Peningkatan urea merupakan salah satu
gangguan kongenital, penyakit metabolik, nefropati karakteristik kimiawi pertama yang teridentifikasi
toksik dan nefropati obstruktif (Price dan Wilson, dalam plasma pasien dengan gagal ginjal akut
2006). Beberapa parameter yang dapat digunakan (Sherwood, 2012). Metabolisme urea terjadi
Pemeriksaa Fungsi Ginjal - Teknologi Laboratorium Medis D3, Poltekkes Kemenkes Bengkulu-2020 2
dengan rangkaian pelepasan gugusan amino kecil kreatinin disekresi dalam tubulus (Noer,
bila asam amino ini didaur ulang menjadi 2010: Lesley, et al. 2012: Prodia, 2017).
sebagian protein atau dirombak dan dikeluarkan Kerusakan ginjal ringan (LFG = 60-89
dari tubuh. Amino-transferase yang ada di mL/menit/1,73m2) sering disebut sebagai
berbagai jaringan mengkatalisis pertukaran insufisiensi ginjal kronis dan dapat dideteksi
gugusan amino antara senyawa-senyawa yang melalui hasil abnormal dari tes darah atau urine.
ikut serta dalam reaksi-reaksi sintetsis. Tahap ini dianggap ringan dan pasien masih
Deaminasi oksidatif memisahkan gugusan tidak menunjukkan gejala apapun.
amino dari molekul aslinya dan gugusan amino Perludilakukan monitoriung rutin untuk LFG,
yang dilepaskan itu diubah menjadi ammonia. tekanan darah dan proteinuria. Bila terdeteksi,
Amonia merupakan produk ekskresi perkembangan penyakit dapat dihentikan
metabolisme protein yang utama (Baron, 2002: dengan perubahan diet dan gaya hidup serta
Sherwood, 2012). pengobatan yang teratur (Taal, 2009: Fagarty
Kadar urea normal pada seseorang dengan and Taal, 2012: Sridianti, 2014).
status gizi dan hidrasi yang baik dianggap Kerusakan ginjal sedang (LFG 30-59
mencerminkan kesehatan ginjal. Tetapi, ada mL/menit/1,73m2) dikenal sebagai insufisiensi
beberapa faktor ekstra renal yang ginjal kronis moderat. Tidak semua pasien
mempengaruhi kadarnya dalam serum dalam kondisi ini menunjukkan gejala, beberapa
diantaranya asupan protein, dehidrasi, infeksi bisa jadi mengalami anemia, kelelahan,
sitemik (Kher, 1992: Noer 2010). bengkak akibat kelebihan cairan yang tersisa
Konsentrasi urea sewaktu yang difiltrasi dalam tubuh, nyeri punggung dan perubahan
oleh glomerulus, identik dengan konsentrasinya nafsu makan. Pada kondisi ini diperlukan
yang masuk ke dalam kapiler peritubulus. pemantauan selama 6 bulan sekali atau
Konsentrasi urea menjadi tiga kali lipat dalam tergantung kebutuhan untuk diagnosis medis
44 ml cairan sisa di akhir tubulus proksimal. diantaranya pemeriksaan derajat anemia dan
Kondisi tersebut menyebabkan urea berdifusi kelainan mineral tulang (Taal, 2009: Fagarty
secara pasif dari lumen tubulus ke plasma and Taal, 2012: Sridianti, 2014).
kapiler peritubulus. Dinding tubulus proksimal Penentuan LFG saat ini semakin mudah
agak permeabel terhadap molekul urea, dengan ditemukanya persamaan yang dapat
sehingga hanya 50% urea yang terfiltrasi dan digunakan dalam mengukur nilai LFG. Salah
direabsorbsi secara pasif oleh ginjal (Purnomo, satu diantaranya adalah dengan persamaan
2011: Sherwood, 2012: Irawan, 2015). Chronic Kidney Disease Epidemiology (CKD-
3) Laju Filtrasi Glomerulus EPI) Equation (Levey, et.al., 2009: Stevent,
Laju Filtrasi Glomerulus menujukan fungsi et,al., 2010: Lesley, et.al., 2012: Irawan, 2015).
filtrasi ginjal. Pengukuran LFG merupakan suatu Persamaan tersebut cukup efektif dan efisien
pemeriksaan yang cukup rumit. Selain itu LFG bagi peneliti maupun praktisi dalam memimalisir
berdasarkan perhitungan dikenal sebagai eGFR waktu da biaya. Hanya dengan menetukan
atau estimated GFR (McGregor, 2007). kadar kreatinin serum dan usia pasien, LFG
Laju filtrasi glomerulus menggambarkan dapat ditentukan.
banyak nefron yang berfungsi, baik fungsi 4) Cystatin-C
ekskresi maupun fungsi sekresi. Nilai LFG yang Pemeriksaan cystatin-C digunakan sebagi
menurun, menandakan semakin sedikit pula alternatif lain untuk menentukan nilaiLaju
nefron yang berfungsi (Lesley, et al. 2012). Nilai Filtrasi Glomerulus (LFG). Konsentrasi
LFG dapat dipredikisi dengan menggunakan cystatin-C yang meningkat, memberikan
kreatinin serum, meskipun kreatinin bebas indikasi penurunan fungsi filtrasi ginjal.
filtrasi dalam glomerulus dan terdapat sejumlah Pemeriksaan cystatin-C membutuhkan sampel
darah yang diambil dari pembuluh darah vena
Pemeriksaa Fungsi Ginjal - Teknologi Laboratorium Medis D3, Poltekkes Kemenkes Bengkulu-2020 3
(Lesley, et.al., 2012: Prodia, 2017). Kelemahan 3) Clarkson MR, Brenner BM. (2005). Pocket
parameter ini adalah biaya pemeriksaan yang companion to brenner and rector’s the kidney,
cenderung tidak murah bagi kalangan 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.
masyarakat tertentu. Selain kadar kreatinin 4) Fogarty, D., and Taal, M. (2012). A stepped
serum, penentuan nilai LFG berdasarkan kadar care approach to the manUsiament of chronic
cystatin-C juga dapat dilakukan menggunakan kidney desease. Branner and rector’s 9 th
persamaan Chronic Kidney Disease edition. Elsavier saunders p: 2205-2239.
Epidemiology (CKD-EPI) Equation (Levey, 5) Guyton, Arthur C. (2006). Fisiologi Kedokteran.
et.al., 2012). Jakarta: EGC.
5) Albumin Kuantitatif 6) Irawan, P.A. (2015). Efek Paparan Timbal (Pb)
Albumin merupakan protein plasma dalam terhadap Fungsi Ginjal pada Petugas
darah dengan konsentrasi normal 0,3 g/L Lapangan Dinas Perhubungan Kota
(Baron, 2002). Albumin bertanggung jawab Purwokerto. Tesis. Fakultas Biologi-Unsoed.
pada proses tekanan koloid osmotik plasma Purwokerto
sebesar 80 %. Ginjal yang berfungsi dengan 7) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
baik akan mereabsorbsi albumin sehingga 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik.
hampir tidak ada dalam urin. Pemeriksaan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
albumin urin kuantitatif mengukur kadar albumin Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
dalam sampel urin sewaktu ataupun urin yang 8) Kher KK. (1992). Evaluation of renal function.
dikumpulkan dalam waktu tertentu sebagai In: Kher KK, Makker SP, editors. Clinical
penanda kerusakan ginjal. Pemeriksaan Pediatric Nephrology. New York: McGaw-Hill,
albumin urin kuantitatif membutuhkan sampel Inc. pp.3-22.
urin sewaktu, urin yang ditampung dalam waktu 9) Lesley A. Inker, Christopher H. Schmid.,
tertentu atau 24 jam. Jika menggunakan urin Hocine Tighiouart, John H. Eckfeldt, Harold I.
sewaktu, diperlukan pemeriksaan kreatinin Feldman, Tom Greene, John W. KusekJane
untuk koreksi. Manfaat pemeriksaan adalah Manzi, Frederick Van Lente, Yaping Lucy
untuk deteksi dini penyakit ginjal pada Zhang, Josef Coresh, and Andrew S. (2012).
penyandang diabetes ataupun seseorang Estimating Glomerular Filtration Rate from
dengan faktor risiko lain seperti hipertensi Serum Creatinine and Cystatin C. The New
(tekanan darah tinggi) (Baron, 2002: Prodia, England Journal of Medicine,367:20-9.
2017). Massachusetts Medical Society. All rights
Deteksi dini fungsi ginjal menggunakkan reserved.
parameter mikro albumin urin merupakan salah 10) Levey, AS., Lesley, AS., Christopher, HS.,
satu rekomendasi dalam diagnosis penyakit Yaping, LZ., Alejandro, FC., and Harold, IF.
ginjal. Parameter ini dianggab cukup baik dalam (2009). A New Equation to Estimate
diagnosis awal penyakit ginjal. Biaya yang Gromerular Filtratio Rate. Annals of Internal
cenderung mahal menyebabkan sebagian Medicine; 150: 604-612.
kalangan lebih memilih parameter lain yang 11) Mac-Gregor MS, Boag DE, Innes A. (2006).
lebih terjangkau. Chronic kidney disease: evolving strategies for
detection and manUsiament of impaired renal
Referensi function. Q J Med; 99:365-75
1) Baron, DN. (2002). Kapita Selekta Patologi 12) Mac-Gregor, MS. (2007). How common is early
Klinik Edisi 4, Judul asli “A Short Text Book of chronic kidney disease? A backgound paper
Chemical Pathology”. Jakarta: EGC. prepared for the UK Consencus Conference on
2) Cirillo, M. (2010). Evaluation of glomerular Early Chronic Kidney Diseases. Nephrology
filtration rate and of albuminuria/proteinuria. Dialysis transplantation; 22(9).
Jnephrol 23(2): 125-132.
Pemeriksaa Fungsi Ginjal - Teknologi Laboratorium Medis D3, Poltekkes Kemenkes Bengkulu-2020 4
13) Noer, MS. (2010). Evaluasi fungsi ginjal secara
laboratorik (Laboratoric evaluation on renal
function). Lab-SMF Ilmu Kesehatan Anak FK
Unair, RSU Dr. Soetomo Surabaya. April 12,
2017. Buletin-Old.pediatrik.com.
14) O’Callaghan, C. 2009. At a Glance sistem
Ginjal Ed.2. Penerbit Buku Kedokteran-EGC.
Jakarta
15) Price SA,. dan Wilson, LM. (2006).
Patofisiologi. Ed 6. Jakarta: EGC.
16) Prodia. (2017). Pemeriksaan Laboratorium-
Kimia. April 13, 2017: http://www.prodia.co.id/
17) Purnomo, BB. (2011). Dasar-Dasar Urologi
Edisi III. Sagung Seto. Jakarta.
18) Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari sel
ke sistem Ed.6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran-EGC.
19) Sridianti. (2014). Lima Tahapan Fungsi Ginjal.
Mei 15, 2015. http://spiritia.or.id/
20) Spiritia. 2013. Tes Fungsi Ginjal. Artikel, April
12, 2015. http://spiritia.or.id/
21) Stevent, LA., Cristopher, H.S.,Tom, G., Yaping,
LZ., Gerald, JB., and Marc F. (2010).
Comparative performance of CKD
Epidemiology Colaboration (CKD-EPI) and the
Modification of Diet in Renal Disease (MDRD)
Study Equations for estimating GFR level
above 60mL/min/1.73 m2. American Journal of
Kidney Disease; 56: 486-495.
22) Taal M. (2009). Slowing the progression of
Chronic kidney desease. Current diagnosis and
treantment nephrology hypertention. Mc-Graw-
Hill Comp. Inc. Artikel. p: 201-210.
23) Woo, KT.(1999). Structure and function. In:
Clinical Nephrology. Singapore: World
Scientific;1-12.

Pemeriksaa Fungsi Ginjal - Teknologi Laboratorium Medis D3, Poltekkes Kemenkes Bengkulu-2020 5
Pemeriksaa Fungsi Ginjal - Teknologi Laboratorium Medis D3, Poltekkes Kemenkes Bengkulu-2020 6

Anda mungkin juga menyukai