PENDAHULUAN
Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring,
sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan.
Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari
komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk
(electric charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation
( positive ) lebih mudah tersaring dari pada anionBahan-bahan kecil yang
dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi
bagian dari endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat
glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi
tidak mengandung protein (Guyton.1996).
2. Penyerapan ( Absorsorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar
dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari
tubulus renal tiak sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal
bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus
yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi
sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal
tersusun dan mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang
memfasilitasi pergherakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur :
jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan
( substance ) dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane
plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel,
melewati basolateral membrane plasma (Sherwood, 2001).
C. Mekanisme Miksturisi
Mekanisme proses Miksi ( Mikturisi ) Miksi ( proses berkemih ) ialah proses
di mana kandung kencing akan mengosongkan dirinya waktu sudah penuh dgn
urine. Mikturisi ialah proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang
dapat dikendalikan (dirangsang/dihambat) oleh sistim persarafan dimana
gerakannya dilakukan oleh kontraksi otot perut yg menambah tekanan intra
abdominalis, dan organ organ lain yang menekan kandung kencing sehigga
membantu mengosongkan urine ( Virgiawan, 2008 ).
Kejernihan : Normal urine terang dan transparan. Urine dapat menjadi keruh
karena ada mukus atau pus ( Anonim, 2008 ).
pH : Normal pH urine sedikit asam (4,5 - 7,5). Urine yang telah melewati
temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas
bakteri. Vegetarian urinennya sedikit alkali ( Anonim, 2008 ).
BAB II
PROSEDUR PEMERIKSAAN
A. Persiapan Alat
1. Air masak/minum 1200 cc pada tempatnya untuk setiap percobaan
2. Garam dapur
3. Spuit
4. Gelas ukur dan bejana 100 cc, 200 cc, 500 cc
5. Urinometer
6. Tissue dan lap kerja
7. Wadah urine
B. Prosedural Kerja
Tata kerja :
Dua orang mahasiswa yang berada dalam satu kelompok masing-masing
menjadi orang percobaan untuk salah satu dari ke dua prosedur akan
dijelaskan di bawah ini. Orang-orang percobaan sarapan 2 ½ jam sebelum
praktikum dimulai. Dan setelah itu tidak makan apa-apa lagi selama
latihan/penelitian sedang dikerjakan. 1 ½ (satu setengah) jam sebelum
raktikum “perhatikan waktunya”, orang-orang percobaan mengeluarkan air
kencingnya selengkap-lengkapnya dan abaikan air kencing ini.
1 (satu) jam kemudian praktikum dimulai, orang percobaan kencing lagi dan
kumpulkan air kencingnya. Kemudian tentukan volume serta berat jenisnya.
Setelah itu prosedur dibagi dalam 2 bagian dengan masing-masing orang
percobaan melakukan penelitian yang berlainan.
Percobaan A :
Segera setelah mengeluarkan urine yang kedua, orang percobaan A dalam
waktu yang sependek-pendeknya meminum 1.500 cc air bening yang telah
dimasak. Dalam waktu 1 jam tiap-tiap 15 menit urine dikencingkan dan
volume serta berat jenisnya ditetapkan. Jadi seluruhnya terdapat 4 kali
pengemihan.
Percobaan B :
Segera setelah mengeluarkan urine yang kedua, orang percobaan B dalam
waktu yang sependek-pendeknya meminum 1.200 cc air garam yang telah
dimasak. Dalam waktu 1 jam tiap-tiap 15 menit urine dikencingkan dan
volume serta berat jenisnya ditetapkan. Jadi seluruhnya terdapat 4 kali
pengemihan.
Perhatian :
Selama melakukan percobaan tidak diperbolehkan makan dan minum
terkecuali apa yang harus dilakukan di dalam penuntun. Saat-saat
pengeluaran air kencing hendaknya dicatat, agar dengan demikian
pembentukan urine dalam waktu satu menitnya dapat dihitung.
C. Hasil Percobaan
1. Nama : Tn. xxx
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal percobaan : 19 Juni 2010
Percobaan A : Dengan menggunakan air biasa (1500 cc) dan
sarapan 2 ½ jam sebelum pemeriksaan.
Jumlah Berat
No Jam Suhu Warna
urine Jenis
1. 09.15 180 cc 32 0C 1.000 Kuning
2. 09.30 200 cc 31 0C 1.000 Jernih
3. 09.45 120 cc 33 0C 1.000 Jernih
4. 10.00 110 cc 31 0C 1.000 Jernih
2. Nama : Tn. xxx
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal percobaan : 19 Juni 2010
Percobaan A : Dengan menggunakan air garam (1200 cc + garam
15 gr) dan tidak sarapan.
Jumlah
No Jam Suhu Berat Jenis Warna
urine
1. 09.15 50 cc 28 0C 1.010 Kuning
2. 09.30 180 cc 29 0C 1.010 Kuning
3. 09.45 30 cc 28 0C 1.010 Kuning
4. 10.00 10 cc 27 0C Tidak terukur Kuning