J DENGAN
CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG SADEWA RSUD JOMBANG
Disusun oleh :
Nursiyah 7423004
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui Oleh:
Kepala Ruangan
MK Widodo.S.Kep.
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
(Suwitra, 2014).
dan Loscalz, 2013). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal
tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Nuari dan Widayati,
2017)
1. Anatomi Ginjal
area retroperianeal bagian atas pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan
kacang merah, jumlahnya ada 2 buah yang terletak pada bagian kiri dan
kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan. Pada orang dewasa berat
ginjal ±200 gram. Pada umunya ginjal laki-laki lebih panjang daripada
ginjal wanita.
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kulit
renalis).
Gambar 2.1 Bagian-bagian ginjal
glomerolus dan simpai bowman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan
masuk kedalam simpai bowman. Dari sini maka zat-zat tersebut akan
terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus kolingentes). Diantara
dari simpai bowman. Di dalam pembuluh halus ini terngkut urine yang
merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malpighi setelah
renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing-masing
papila renis dari piramid. Kaliks minor ini menampung urine yang terus
keluar dari papila. Dari kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke
Tiap- tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen
terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis visceral
renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disebut dengan
menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis
disebut ansa henle atau loop of henle, karena mebuat lengkungan tajam
f) Vaskularisasi Ginjal
2. Fisiologi Ginjal
juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian
dan urea dapat melewati filter dan menjadi bagian dari endapan. Hasil
lainnya.
distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada
tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui
Zat amonia, obat- obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan
lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka
c) Augmentasi
saluran ginjal. jika kantong kemih telah terisi urin, dinding kantong
kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin berkemih. Urin akan
adalah air, garam, urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu
yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. (Nuari dan Widayati,
2017)
1.1.3 Etiologi
1) Glomerulonefritis
3) Polikistik ginjal
4) Renal nephrosclerosis
5) Neprolithisis
7) Aminoglikosida
Menurut IRR (Indonesian Renal Registry) pada tahun 2017 ini
36% dan nefropati diabetic atau diabetic kidney deases menempati urutan
kedua.
hal yaitu, atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis
etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit dibuat atas dasar LFG
berikut:
(140 − umur)𝑥𝑏𝑒𝑟at
LFG(ml/mnt/1,73m2
72xkreatinin plasma (mg/dl)
1.1.5 Komplikasi
sebagai berikut:
a) Anemia
b) Perikarditis
c) Hipertensi
d) Hiperkalemia
e) Dislipidemia
1.1.6 Patofisiologi
1) Penurunan GFR
ginjal).
yang saling timbal balik, jika salah satunya meningkat yang lain akan
parathormon.
tinggi .
2) Kardiovaskuler
3) Respiratori sistem
dan efusi pleura, crackles, sputum yang kental, uremic pleuritis dan
4) Gastrointestinal
5) Integumen
6) Neurologis
nyeri, gatal pada lengan dan kaki. Selain itu, juga adanya kram pada
otot dan refleks kedutan, daya memori menurun, apatis, rasa kantuk
7) Endokrin
metabolisme karbohidrat.
8) Hepatopoiteic
9) Muskuloskeletal
Nyeri pada sendi tulang, demineralisasi tulang, fraktur
1.1. 8 Penatalaksanaan
1) Konservatif
2) Dialisis
a) Peritoneal dialysis
Peritonial Dialysis).
b) Hemodialisis
3) Operasi
a) Pengambilan batu
b) Transplantasi ginjal
(Muttaqin, 2011)
1. Urin
(anuria)
mereabsorpsi natrium.
2. Darah
tahap akhir.
b. Ht: menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7 – 8
gr/dl.
ekstravaskuler, masa.
1. Pengkajian
2. Identitas diri
kondisi medis.
3. Keluhan Utama
3. Hipertensi
1. Nutrisi
4. Neurosensori
5. Pernapasan
8. Pemeriksaan fisik
3. Kepala
5. Dada
dalam
6. Jantung
7. Abdomen
pembesaran hepar
d) Perkusi : apakah terdengar suara pekak karena terjadinya
asites
8. Ekstermitas
9. Sistem Integumen
kulit).
(D.0129)
diidentifikasi.
Keperawatan
Aisara, Azmi, & Syaiful. (2018). Gambaran Klinis Penyakit Ginjal Kronik
yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1).
Amin Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda Nic, Nic, Noc. Medi Action.
Liyanage, T., Toyama, T., Hockham, C., Ninomiya, T., Perkovic, V.,
Woodward, M., Fukagawa, M., Matsushita, K., Praditpornsilpa, K.,
Hooi,
L. S., Iseki, K., Lin, M. Y., Stirnadel-Farrant, H. A., Jha, V., & Jun,
M. (2022). Prevalence of chronic kidney disease in Asia: A
systematic review and analysis. BMJ Global Health, 7(1).
https://doi.org/10.1136/bmjgh-2021-007525
Muttaqin, A., & Sari, K. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Perkemihan (1 ed.). Salemba Medika.