TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Ginjal
serta kiri punggung, ditutupi dengan lemak rendah yang tebal. di balik
peritoneum. Posisi ginjal bisa dikasar dari balik, diawali dari panjang
kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri sebab tekanan hati.
kulit (korteks), perindikasi ginjal (medula) & panggul ginjal (Nuari dan
Zat terlarut dalam darah Gelang di Bowman's Hoop. Dari sini zat-
halus tersebut.
Ujung ureter yang keluar dari ginjal berupa corong yang lebar
adalah pelvis ginjal. Panggul memiliki dua atau tiga cabang yang
kecil ini menampung urin yang keluar dari papila terus keluar. Urin
urinaria).
d. Struktur Mikroskopis
2. Fisiologi Ginjal
seperti renin, eritroprotein, dan bahan aktif vitamin D. Ada tiga proses
di ginjal sebelum buang air kecil (Nuari dan Widayati, 2017) adalah :
a. Penyaringan (filtrasi)
garam lainnya.
Zat yang masih diperlukan dalam urin utama primer dalam tubulus
distal. Zat diambil pada tubulus menggunakan dua cara. Asam gula
proksimal serta distal. Zat yang selalu dicari, mirip glukosa serta
c. Augmentasi
air, garam, urea serta residu zat lain, seperti: B pigmen empedu
1. Definisi
kontrol fosfat, serta obat dengan dosis yang sempurna buat jangka
2019).
2. Etiologi
dari penyakit lain, jadi itu adalah penyakit sekunder. Penyebab paling
umum adalah diabetes mellitus dan hipertensi. Selain itu, masih banyak
a. Glomerulonefritis
b. Polikistik ginjal
e. Aminoglikosida
f. Renal nephrosclerosis
g. Neprolithisis
pertama hingga 36% dan nefropati diabetik atau penyakit ginjal diabetik
Indonesia
Penyebab Jumlah
Hipertensi 10482
DM 4394
Penyakit Kardiovaskuler 1424
Penyakit Serebrovaskuler 365
Penyakit Saluran Pencernaan 374
Penyakit Saluran Kencing Lain 617
Tuberkolosis 184
Hepatitis B 366
Hepatitis C 679
Keganasan 123
Lain-Lain 1240
3. Patofisiologi
metabolisme fosfor serta kalsium, gatal, mual dan muntah. Bila GFR
4. WOC
Keletihan
n
Aromaterapi
Inhalasi
Korteks serebral
5. Manifestasi Klinik
(Prabowo dan Prana, 2014). Berikut adalah tanda dan gejala kegagalan
ginjal kronis:
b. Kardiovaskuler
c. Respiratori sistem
Edema paru, nyeri pleura, gesekan, dan efusi pleura sering terjadi,
ruptur, sputum paru, pleuritis uremik, dan uremik paru dan dispnea.
d. Gastrointestinal
secara normal.
e. Integumen
f. Neurologi
lengan dan kaki. Selain itu, kejang otot dan refleks seperti kedutan,
g. Kelenjar endokrin
dapat terjadi.
h. Produksi hepatosit
6. Penatalaksanaan
a. Konservatif
Dialysis).
kardiovaskular).
3) Operasi
a) Pengambilan batu
b) Transplantasi ginjal
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Urin
(anuria)
mioglobin, porfirin.
menyerap natrium.
2) Darah
g/dl.
massa ekstravaskular.
hiperbola.
1. Anamnesa
pria dan wanita dari segala usia, terutama mereka yang memiliki
penyakit serius seperti orang dewasa dan orang tua pada umumnya.
Cari tahu identitas orang yang bertanggung jawab, termasuk nama, usia,
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering terjadi yaitu buang air kecil terasa
merasa sedikit.
ginjal langsung.
dalam keluarga.
6. Pemeriksaan fisik
a. TTV
1) B1 (Breathing)
2) B2 (Darah)
3) B3 (Otak)
lebih pekat/gelap
5) B5 (Usus)
6) B6 (tulang)
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Laboratorium
c. Tes Elektrolit
jantung.
d. Uji pH
Pasien yang menerima diuresis akut tidak bisa melepaskan diri dari
8. Penatalaksanaan medis
a. Hemodialisis
b. Koreksi hiperkalemia
1) makanan cair
9. Diagnosa
pasien CKD menurut Moorhead dkk, 2013 & Bulechek dkk, 2013 :
mempengaruhi sirkulasi.
Kriteria Hasil :
1. Perasaan cepat kenyang
(5)
2. Nyeri abdomen (5)
3. Sariawan (5)
4. Rambut rontok (5)
5. Diare (5)
Ekspektasi :
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Kriteria Hasil :
1. Berat badan (5)
2. Indeks Massa Tubuh (5)
3. Frekuensi makan (5)
4. Nafsu makan (5)
5. Bising usus (5)
6. Tebal lipatan kulit trisep
(5)
7. Membran mukosa (5)
Ekspektasi :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
4 D.0009 L.02011 I.06195
Perfusi perfier tidak Perfusi perifer Manajemen sensasi perifer
efektif b/d penurunan Setelah dilakukan asuhan Observasi
konsentrasi keperawatan selama 3 x 24 jam 4.1 Identifikasi penyebab perubahan
hemoglobin. diharapkan perfusi perifer sensasi
dengan ekspektasi meningkat. 4.2 Identifikasi penggunaan alat
Kriteria Hasil : pengikat, prostesi, sepatu, dan
1. Denyut nadi perifer (5) pakaian
2. Penyembuhan luka (5) 4.3 Periksa perbedaan sensasi tajam atau
tumpul
3. Sensasi (5) 4.4 Periksa perbedaan sensasi panas atau
Ekspektasi :
dingin
1. Menurun
4.5 Periksa kemampuan
2. Cukup menurun
mengidentifikasi lokasi dan tekstur
3. Sedang
benda
4. Cukup meningkat
4.6 Monitor terjadinya paresthesia, jika
5. Meningkat
perlu
4.7 Monitor perubahan kulit
Kriteria Hasil :
4.8 Monitor adanya tromboflebitis vena
1. Warna kulit pucat (5) Terapeutik
2. Edema perifer (5) 4.9 Hindari pemakaian benda-benda
3. Nyeri Ekstermitas (5) yang berlebihan suhunya (terlalu
4. Parastesia (5) panas atau dingin)
5. Kelemahan otot (5) Edukasi
4.10 Anjurkan penggunaan thermometer
6. Kram otot (5)
untuk menguji suhu air
7. Bruit femoralis (5) 4.11 Anjurkan penggunaan sarung tangan
8. Nekrosis (5) termal saat memasak
Ekspektasi : 4.12 Anjurkan memakai sepatu lembut
1. Meningkat dan bertumit rendah
2. Cukup meningkat Kolaborasi
3. Sedang 4.13 Kolaborasi pemberian analgesi, jika
4. Cukup menurun perlu
5. Menurun 4.14 Kolaborasi pemberian
kortikosteroid, jika perlu
Kriteria Hasil :
1. Pengisian kapiler (5)
2. Akral (5)
3. Turgor kulit (5)
4. Tekanan darah sistolik (5)
5. Tekanan darah diastolik
(5)
6. Tekanan arteri rat-rata (5)
7. Indeks ankle-brachial (5)
Ekpektasi :
1. Menburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
5 D.0056 L.05047 I.05178
Intoleransi aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen energi
b/d keletihan anemia, Setelah dilakukan asuhan Observasi
retensi produk keperawatan selama 3 x 24 jam 5.1 Identifikasi gangguan fungsi tubuh
sampah dan prosedur diharapkan toleransi aktivitas yang mengakibatkan kelelahan
dialysis. dengan ekspektasi meningkat. 5.2 Monitor kelelahan fisik dan
Kriteria Hasil : emosional
1. Frekuensi nadi (5) 5.3 Monitor pola dan jam tidur
2. Saturasi oksigen (5) 5.4 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
3. Kemudahan dalam melakukan Terapeutik
aktivitas sehari-hari (5)
5.5 Sediakan lingkungan nyaman dan
4. Kecepatan berjalan (5) rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
5. Jarak berjalan (5) kunjungan)
6. Kekuatan tubuh bagian atas (5) 5.6 Lakukan latihan rentang gerak pasif
7. Kekuatan tubuh bagian bawah dan/aktif
(5) 5.7 Berikan aktivitas distraksi yang
8. Toleransi dalam menaiki tangga menenangkan
(5) 5.8 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
Ekspektasi : jika tidak dapat berpindah atau
1. Menurun berjalan
2. Cukup menurun Edukasi
3. Sedang 5.9 Anjurkan tirah baring
4. Cukup meningkat 5.10 Anjurkan melakukan aktivitas secara
5. Meningkat bertahap
5.11 Anjurkan menghubungi perawat jika
Kriteria Hasil : tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
1. Keluhan Lelah (5) 5.12 Ajarkan strategi koping untuk
2. Dyspnea saat aktivitas (5) mengurangi kelelahan
3. Dyspnea setelah aktivitas (5) Kolaborasi
4. Perasaan lemah (5) 5.13 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
5. Aritmia saat aktivitas (5) cara meningkatkan asupan makanan
6. Aritmia setelah aktivitas (5)
7. Sianosis (5)
Ekspektasi :
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Kriteria Hasil :
1. Warna kulit (5)
2. Tekanan darah (5)
3. Frekuensi napas (5)
4. EKG iskemia (5)
Ekspektasi :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
Kriteria Hasil :
1. PCO2 (5)
2. PO2 (5)
3. Takikardia (5)
4. pH Arteri (5)
5. Sianosis (5)
6. Pola napas (5)
7. Warna Kulit (5)
Ekspektasi :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
7 D.0008 L.02008 I.02075
Penurunan Curah Curah jantung Perawatan jantung
Jantung b/d Setelah dilakukan asuhan Observasi
ketidakseimbangan keperawatan selama 3 x 24 jam 7.1 Identifikasi tanda/gejalanprimer
cairan mempengaruhi diharapkan curah jantung penuruna curah jantung
sirkulasi, kerja dengan ekspektasi meningkat. 7.2 Identifikasi tanda/gejala sekunder
miokardial dan Kriteria Hasil : penurunan curah jantung
tahanan vaskuler 1. Kekuatan nadi perifer (5) 7.3 Monitor tekanan darah
sistemik, gangguan 2. Ejection fraction (5) 7.4 Monitor intake dan output cairan
frekuensi, irama, 7.5 Monitor berat badan setiap hari pada
konduksi jantung
3. Cardiac index (5) waktu yang sama
(ketidak seimbangan 4. Left ventricular stroke work 7.6 Monitor saturasi oksigen
elektrolit). index (5) 7.7 Monitor keluhan nyeri dada
5. Stroke volume index (5) 7.8 Monitor EKG 12 sadapan
Ekspektasi : 7.9 Monitor aritmia
1. Menurun 7.10 Monitor nilai laboratorium jantung
2. Cukup menurun 7.11 Monitor fungsi alat pacu jantung
3. Sedang 7.12 Periksa tekanan darah dan frekuensi
4. Cukup meningkat nadi sebelum dan sesudah aktivitas
5. Meningkat 7.13 Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum pemberian obat
Kriteria Hasil : Terapeutik
1. Palpitasi (5) 7.14 Posisikan pasien fowler atau semi
2. Bradikardia (5) fowler dengan kaki kebawah atau
3. Takikardia (5) posisi nyaman
7.15 Berikan diet jantung yang sesuai
4. Gambaran EKG aritmia (5) 7.16 Berikan terapi relaksasi untuk
5. Lelah (5) mengurangi stress, jika perlu
6. Edema (5) 7.17 Berikan dukungan emosional dan
7. Distensi vena jugularis (5) spiritual
8. Dyspnea (5) 7.18 Berikan oksigen untuk
9. Oliguria (5) mempertahankan saturasi oksigen
>94%
10. Pucat/sianosis (5)
Edukasi
11. Paroxysmal nocturnal 7.19 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
dyspnea (5) toleransi
12. Ortopnea (5) 7.20 Anjurkan aktivitas fisik secara
13. Batuk (5) bertahap
14. Suara jantung S3 (5) 7.21 Anjurkan berhenti merokok
15. Suara jantung S4 (5) Kolaborasi
16. Murmur jantung (5) 7.22 Kolaborasi pemberian anti aritmia,
jika perlu
17. Berat badan (5) 7.23 Rujuk ke program rehabilitasi
18. Hepatomegaly (5) jantung
19. Pulmonary vescular
resistance (5)
20. Systemic vascular resitance
(5)
Ekspektasi :
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Kriteria Hasil :
1. Tekanan darah (5)
2. Capillary rfill time (5)
3. Pulmonary artery wedge
pressure (5)
4. Central venous pressure (5)
Ekspektasi :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
penelitian tersendiri dari suatu objek tertentu yang perlu dikaji sebagai suatu
(Arikunto, 2013).
Menurut (Yin 2011), ada enam sumber pengumpulan data, yaitu dimana
a. Wawancara
E. Konsep Hemodialisa
1. Definisi Hemodialisis
2017).
obatan kimia yang memunculkan dampak samping serta tidak baik buat
tubuh
3. Tujuan
4. Prinsip Dialisis
telur dalam darah besar sebab eritrosit serta protein telur mempunyai
5. Metode Dialisis
Tata cara dialisis terdiri dari 3 tata cara meliputi( Nursalam, 2006)
a. Dialisis Peritoneum
tipe, ialah:
ataupun kronis).
cairan yang keluar dari sisa limbah beracun diserap. Proses ini
panjang.
6. Indikasi Hemodialisis
a. Jenis hiperkalemia
b. Asidosis
e. Cairan berlebih
f. Pakaian berat
b. Hipokalemia
c. Kegemukan
d. perlengketan peritoneum
e. Peritonitis lokal
j. Alzaimer
k. Demensia multipel
hati kronis)
m. Meter Sirosis
8. Proses Hemodialisa
darah, selama hemodialisis hanya sekitar 0,lima liter yang keluar berasal
apakah pasien relatif sehat buat menjalani hemodialisis. Selain itu, pasien
kembali dari filter. ketika semuanya telah siap, hemodialisis bisa dimulai.
tetapi hanya melalui pembuluh darah dan mesin dialisis. Perangkat isu
definisi tinggi itu sendiri adalah kombinasi dari personal komputer dan
aliran darah dan tekanan darah, dan memberikan info perihal ruangan,
barah dan api pada film. Perangkat HD juga mengatur sirkulasi cairan
9. Komplikasi
Tisher dan Wilcox (1997) dan Havens and Terra (2005) menyebutkan
b. Hipotensi 0
c. Aritmia
e. Hipoksemia
f. Berdarah
g. Gangguan Pencernaan
h. Gumpalan darah
Konfigurasi AVBL:
merah.
kompartemen dialyzer.
3) Dialyser sebagai pengganti ginjal buatan (artificial kidney)
ujung untuk darah internal dan eksternal dan kedua sisi untuk
4) Pengolahan air
yang sensitif (Diasol). Udara ini pun dapat berasal dari berbagai
sumber, air PAM terpisah dan air sumur, yang harus diolah
5) Solusi dialysis
harus dilarutkan dalam 9,5 liter air murni atau water treatment
sebelum digunakan dan sisanya dalam berbentuk mencair (siap
pakai).
6) Mesin hemodialysis
TTV, berat badan, warna kulit dan mata, suara nafas, edema
tanpa darah.
b. Persiapan mesin:
1) Listrik
2) Air yang diolah dengan :
a) Penyaringan
b) Pelunakan
c) Deionisasi
d) Osmosis balik
a) Sistem proposal
b) Asetat / bikarbonat
4) Sirkulasi darah:
b) Priming
a) Nyalakan mesin
dari udara
menit
korsleting
tangan
f) Memulai hemodialisa
Desain:
on Matchan.
komplikasi
kedap udara)
duration.
f) Hepanisasi
hemodialisis.
dialisat vena)
hemodialisis)
menjadi nol.
4) Dengan QB nol, ujung jalur arteri dan titik fistula dijepit dan
kemudian dipotong.
udara.
diputuskan.
didorong
F. Pengertian Fatigue
1. Pengertian
Kelelahan merupakan perasaan nir nyaman berupa rasa lelah, lemas &
a. Fatigue akut
infeksi virus atau bakteri yg parah. Selain itu, palpitasi & kurang
b. Fatigue kronik
paru kronis; & kurang darah. terdapat poly obat bebas yang pula
c. Fatigue fisiologis
atau mental) & kualitas tidur yang buruk Lantaran depresi, kopi,
3. Jenis Kelelahan
Kelelahan bisa dibagi sebagai tiga grup (Tarwaka, 2008) sesuai proses,
1) Kelelahan otot
2) Kelemahan awam
keliru satu atau semua organ tubuh serta terjadi secara datang-
datang.
atasan.
4. Faktor yang berpengaruh pada kelelahan
konflik
5. Penilaian kelelahan
Klasifikasi kelelahan:
a. Normal : 0-14
b. Ringan : 15-20
c. Sedang : 21-30
d. Parah : 31-40
1. Definisi
inilah yang dapat memicu respons nyata dari sistem saraf, endokrin,
zat herbal esensial buat tujuan terapeutik (Posadzki et al, 2012). Jenis-
e. Minyak lavender
f. Minyak geranium
g. Minyak mint
h. Minyak lemon
2. Mekanisme Aromaterapi
(Hongratanaworakit, 2004).
limbik, yang adalah bagian otak yg terlibat dalam memori dan emosi.
darah, aktivitas otak, dan aneka macam hormon pada semua tubuh
(Hongratanaworakit, 2004).
relaksasi serta donasi asal rasa sakit, kekuatan dan kram. Beberapa
diantaranya ialah :
terdapat zat aktif utama yang berperan pada efek anti cemas
(relaksasi)
banyak lagi.
lavender are linier asetat and linalool (C10H180) (McLain DE, 2009).
a. Inhalasi
aromanya saja bisa memberi Anda aroma yang nyata. Bau dapat
(Buckle, 2003).
Buckle (2003) :
Ambil 1-5 tetes minyak esensial, rendam pada tisu atau kapas
2) Uap
adalah: